Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Tohom L.
Abstrak :
Proyek pengadaan jalan telah menjadi prioritas pemerintah sejak beberapa dasawarsa. Tetapi pelaksanaan proyek jalan masih menghadapi kendala yaitu tidak/kurang terpenuhinya batasan biaya, mutu, dan waktu. Penyelesaian proyek yang melampaui rencana waktu maupun rendahnya kualitas jalan yang ditandai oleh antara lain tidak tercapainya umur rencana, merupakan keadaan yang cukup sering terjadi. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin berkurangnya kemampuan pemerintah seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. DaIam konteks manajemen proyek, sesungguhnya terdapat beberapa faktor kritis yang sangat berperan dalam pencapaian proyek yang sukses. Faktor-faktor ini disebut Critical Success Factor (CSF) . Penelitian ini bertujuan mencari apa raja yang dapat dikategorikan sebagai CSF pada pelaksanaan proyek jalan di Indonesia. Pengetahuan akan CSF akan bermanfaat (I) dalam keterbatasan sumber daya, manajemen proyek mengetahui harus memberikan priontas pada faktor apa, dan (2) dapat melakukan evaluasi dan peramalan kinerja proyek serta mengetahui tindakan koreksi yang harus diambil. Sebagai responden adalah Konsultan Pengawas yang merupakan salah satu stakeholder. Analisa dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memungkinkan semua jenis variabel baik terukur (tangible) maupun tak-terukur (intangible) dipakai dalam penelitian. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa CSF untuk pencapaian kriteria biaya sangat tergantung pada faktor-faktor internal Owner, pengaturan kontrak, dan faktor eksternal. Sementara kriteria mutu dan waktu sangat tergantung pada faktor pelaku, perencanaan, dan pengendalian. Dalam pencapaian proyek yang sukses, responden menilai bahwa bobot mutu adalah dua kali lebih penting dibandingkan bobot biaya dan waktu. Selanjutnya penelitian ini membuktikan bahwa pencapaian sukses suatu proyek adalah sangat tergantung dari banyak pihak sebagai pelaku proyek.
Considering the strategic function of roads on regional development and economic growth, for several decades the government has given priority to the road development projects. Nevertheless, the implementation of road projects is still facing some constraints in terms of cost, quality, and time. Time extension is often required to complete a project, not to mention the low road quality which is shown by the actual life span of the road that is often much shorter than design life time. This condition is degenerated by lack capacity of the government due to the prolonged crisis in the country. Within the context of project management, there are several critical factors which play significant role in successful projects. These factors are called Critical Success Factors (CSF). The research is aimed at finding which factors can be categorized as CSF in implementation of road projects in Indonesia. Understanding of CSF is beneficial on (a) in limited resources, project management knows what factors must be prioritized (b) project evaluation and forecast of performance can be made and understanding of what corrective action should be taken. Supervision Consultant, as one of the stakeholders, is taken as respondents for the research. An Analytical Hierarchy Process (AHP) method is adopted in analysis which enabling to use tangible as well as intangible variables. The analysis results concluded that CSF to reach cost criteria depends on internal factors of Owner, contractual arrangements, as well as external factors. Quality and time criteria depend highly on the factors of project participants, planning, and controlling. The respondents, Supervision Consultant, concluded that in obtaining a successful project a weight on quality has should be doubled as compared of cost and time. Furthermore, the research has revealed that a successful project heavily depends on various project participants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi
Abstrak :
Sistem Informasi pada saat ini sudah sangat di perlukan danmerupakan aset yang sangat penting pada suatu perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya dan dapat bertahan maupun memenangkan persaingan bisnisnya. Untuk menerapkan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan diperlukan perencanaan strategis yang baik bagi perusahaan guna meningkatkan produktifitas serta menghasilkan benefit yang cukup besar bagi perusahaan tersebut, sehingga implementasinya dapat mendukung terhadap pencapaian tujuan yang sesuai dengan visi dan misi suatu perusahaan. Karya tulis ini merupakan studi kasus pada PT. Mahkota Aman Sentosa (Golden Crown), yaitu perusahaan swasta yang bergerak di bisnis entertainment. PT. MAS sendiri selain menjual produknya juga berfungsi memberikan pelayanan terhadap para customers. PT. MAS sendiri juga di tuntut untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para tamunya. Oleh sebab itu di perlukan sistem informasi yang cukup handal guna tercapainya visi dan misi PT. MAS. Memang pada saat ini benefit perusahaan sudah dapat dikatakan lebih dari cukup, namun seiring dengan waktu serta kompetitor yang sudah cukup banyak yang bergerak di bidang yang sama seperti PT. MAS, maka PT. MAS harus mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang ada. Untuk itu studi yang dilakukan menitik beratkan kepada pemaksimalan sumber daya manusia (SDM) serta peng upgrade an sistem yang ada. Diharapkan perencanaan strategis ini dapat menjadi acuan dalam memformulasikan penggunaan teknologi informasi secara maksimal. Dalam kajian ini penyusunan Perencanaan Strategis Sistem Informasi terhadap proses bisnis di ujicobakan pada organisasi PT. Mahkota Aman Sentosa dengan menggunakan metodologi Ward & Peppard. Dari hasil kajian diperoleh gambaran tentang kondisi sistem informasi yang ada saat ini. Trend perkembangan sistem informasi yang potensial untuk dimanfaatkan yang di dasari oleh visi dan misi sistem informasi organisasi, strategi SI (sistem informasi) yang mencakup portfolio aplikasi SI serta strategi pengembangan SI. Pada proses perencanaan strategi SI tersebut, penentuan strategi SI dan identifikasi SI didasarkan pada konfigurasi kajian perumusan organisasi yang diuraikan dalam tujuan dan CSF (critical success factor) setiap divisi di dalam organisasi tersebut.
Nowadays, information technology (IT) system is urgently needed and very valuable for the company in order to run its business, maintain its endurance and win the competition. To implement a robust IT system within the company, a strategic plan should be properly conducted to improve the productivity and to gain significant benefits for the company itself. Therefore, the implementation of IT system is expected to align with the company?s vision and mission. This thesis is a case study for the company of PT. Mahkota Aman Sentosa (MAS), where its core business is entertainment. PT. MAS is required to serve its customers an excellent service. Thus, they realize the significance of the robust IT system to align with their vision and mission and to anticipate any threat from their competitors. This case study emphasizes on the human resource (HR) along with the upgrade of the existing IT system within the company. This strategic plan is essential to maximize the formulation of IT system. In this assessment, the set up of Strategic Planning of Information System on the business process will be implemented on PT. MAS using the methodology of Ward & Peppard. This assessment shows the current condition of Information System. The trend to develop the information system on each organization should be aligned with the mission and vision of organization?s business that covers its application portfolio information system. Therefore, during the set up of Strategic Planning of Information System, we need to determine IS identification and strategy based on the organization?s configuration and address it using CSF (critical success factor) for each division within that organization.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ihsan Prasetyoputra
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan pada industri perbankan saat ini tidak hanya antar bank, akan tetapi terhadap perusahaan teknologi informasi yang dapat menciptakan produk digital dengan lebih awal dan menyesuaikan kebutuhan pengguna. Untuk itu menghadapai tantangan tersebut industri perbankan dapat menerapkan pendekatan Agile. Pendekatan Agile sendiri memiliki tingkat kesuksesan yakni hanya sebesar 39% dan 61% lainnya tidak. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pendekatan Agile yang terbilang baru berkembang sehingga banyak yang belum begitu memahami pendekatan tersebut. Selain itu pada industri perbankan sendiri masih banyak yang menggunakan pendekatan tradisional dan berdasarkan data PricewaterhouseCoopers Indonesia sekitar 76% industri perbankan di tahun 2019 akan menggunakan pendekatan Agile. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor kesukesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan pengolahan data statistik Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian menghasilkan faktor kesuksesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Adapun faktor kesuksesan kritis secara berurutan dari terbesar ke terkecil yang dianggap dapat mempengaruhi kesuksesan tersebut yaitu komunikasi, praktik dengan pendekatan Agile, dukungan manajemen, team empowerment, pengetahuan & keahlian tim, budaya organisasi, karakteristik tim, dan integration & automation process. ABSTRACT
Competition in the banking industry today is not only between banks, but for information technology companies that can produce digital products earlier and adjust user needs. To face this challenge, the banking industry can implement the Agile approach. Agile's own approach has a success rate of only 39% and 61% not. This can be caused by several factors, one of which is the Agile approach which is relatively new so that many do not fully understand the approach. In addition, in the banking industry there are still many who use traditional approaches and based on PricewaterhouseCoopers Indonesia data, around 76% of the banking industry in 2019 will use the Agile approach. Based on this, the research was conducted with the aim of analyzing critical success factors in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The analysis was carried out by using Analytic Hierarchy Process (AHP) as a statistical data processing. The research produced a success factor in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The top 5 ranking factors sequentially from the biggest to the smallest which are considered critical can influence the success of the communication factors, practice with Agile approach, management support, team empowerment, team knowledge, organizational culture, team characteristics, and integration & automation process.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hidayat Zain
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini, manajemen pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai alat kompetitif yang tepat untuk sukses dalam ekonomi berbasis pengetahuan, sehingga banyak organisasi telah mengerahkan dan menerapkan KM untuk miningkatkan kinerja seperti perusahaan jasa konstruksi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pedoman dan gambaran bagi organisasi untuk mengevaluasi tingkat kematangan KM pada perusahaan jasa konstruksi swasta nasional di Indonesia dan cara untuk menaikkannya agar kinerja organisasi meningkat. Langkah pertama dalam mencapai tujuan KM adalah pengakuan status saat ini dari kemampuan KM itu sendiri pada perusahaan yang didapat melalui model kematangan knowledge management. Selanjutnya, bagaimana meningkatkannya agar kinerja perusahaan lebih baik dengan peninjauan keselarasan dengan identifikasi faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF). Tujuh kriteria organisasi atau fungsional digunakan sebagai elemen kunci menuju pendekatan KM yang efektif, yaitu kebijakan strategi, perencanaan dan proses SDM, pelatihan dan peningkatan kinerja manusia, metode prosedur & proses dokumentasi, solusi teknis (TI), pendekatan menangkap mengginakan pengetahuan tacid, dan budaya KM. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan tingkat kematangan KM berada pasa lever dua, yaitu tahap pengembangan. Kebijakan strategi adalah katagori yang paling utama untuk ditingkatkan.
ABSTRACT
At present, knowledge management (KM) is considered an appropriate competitive tool for success in a knowledge-based economy, so many organizations have deployed and implemented KM to improve performance such as construction service companies. The purpose of this paper is to provide guidelines and picture for organizations to evaluate the level of KM maturity of national private construction service companies in Indonesia and ways to improve them so that organizational performance improves. The first step in achieving the KM goal is the recognition of the current status of the KM capability itself in the company gained through the knowledge management maturity model. Next, how to improve it so that the companys performance is better by reviewing alignment with identifying critical success factors (CSF). Seven organizational or functional criteria are used as key elements towards an effective KM approach, namely policies strategies, HR planning and processes, training and improvement of human performance, procedure methods & documentation processes, technical solutions (IT), approaches to capture use tacid knowledge, and KM culture. Based on the results of the study, it was concluded that the level of KM maturity was in the second level, namely the development stage. Policies strategies are the main categories to be improved.
2019
T55204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Widya Septari
Abstrak :
ABSTRAK
Implementasi Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai pendekatan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam bidang konstruksi yang semakin kompetitif. Industri konstruksi perlu menyadari pentingnya KM sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi karena pengetahuan, keahlian dan pengalaman karyawan merupakan kunci keberhasilan organisasi. Hal ini didukung dengan adanya penambahan pembahasan mengenai KM pada bab 4 Manajemen Integrasi Proyek pada buku Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) edisi keenam tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tingkat kematangan KM, menentukan faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF) KM, serta strategi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi KM. Metodologi yang digunakan yaitu, analisa literatur untuk mendapatkan faktor-faktor pengetahuan sebagai indikator dalam mengidentifikasi tingkat kematangan KM dan CFS KM. Kemudian menyusun kuesioner untuk mengumpulkan data responden yang merupakan karyawan BUMN Jasa Konstruksi. Selanjutnya, data diolah lebih lanjut dengan analisa deskriptif, tingkat kepentingan dan analisa gap. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat kematangan KM berada di level 3, peringkat CSF berdasarkan kepentingan, serta strategi peningkatan aspek budaya KM untuk meningkatkan penerapan KM pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, agar kinerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien.
ABSTRACT
The implementation of Knowledge Management (KM) is considered as sustainable approach to overcome challenges in increasingly competitive construction field. The construction industry needs to recognize the importance of KM as a strategic asset to improve organizational performance. This is supported by discussion on KM in Chapter 4, Project Integration Management, in the 6th edition of the Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) book in 2017. This study was conducted to evaluate the KM maturity level and determine critical success factors (CSF) of KM needed to improve the implementation of KM, which aims to improve organizational performance in State-Owned Construction Company (SOCC) in Indonesia. The methodology used is literature analysis to get knowledge factors used as indicators in identifying the maturity level of KM and CFS KM. Then compile a questionnaire to collect data from SOCC employees as respondents. The data is processed further with descriptive analysis, the level of importance and gap analysis. The results of this study are, KM maturity level is at level 3, CSF ranking based on importance, and strategies to improve KM function in order to improve organizational performance in SOCC in Indonesia to be more effective and efficient.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Saputra Suryodinata
Abstrak :
Tesis ini menganalisis faktor-faktor kritikal yang menentukan keberhasilan implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dilihat dari persepsi praktisi ERP dan korelasi faktor-faktor tersebut dengan keberhasilan suatu implementasi ERP. Faktor-faktor yang dianggap kritikal dikumpulkan dari jurnal-jurnal ilmiah, lalu di bagikan kuesioner untuk mengetahui pendapat praktisi ERP. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan persepsi kepentingan faktor antara pihak perusahaan dengan pihak vendor ERP. Penelitian juga menghasilkan faktor-faktor dengan korelasi terbesar terhadap keberhasilan implementasi, yang berguna bagi praktisi ERP dalam menjalankan implements ERP......This study analyzes critical success factors of enterprise resource planning (ERP) implementation, base on ERP?s practitioners? perception and the factor?s influence on ERP implementation success. Potentials critical factors are collected from science journals. Using survey, the ERP practitioners express their opinion about the importance of the factor and the appearance of the factor in the ERP implementation. The research finds that there are differences between enterprise?s perception and ERP vendor?s perception. The research also recognizes factors that have the greatest influence on ERP success, which is useful for ERP practitioners implementing ERP implementation.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Verawaty
Abstrak :
Perkembangan ICT pada era globalisasi saat ini menjadikan perbedaan geografis tidak menjadi kendala dalam melakukan kolaborasi, hal ini menyebabkan saat ini berkembang bentuk proyek yang dilaksanakan dalam virtual team. Tantangan dalam memimpin dan mengelola virtual team beragam disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa, praktik bisnis, dan sikap, karena itu sangatlah penting pimpinan virtual team mengetahui perbedaan ini dan meningkatkan kesadaran terhadap perbedaan ini. Pengelolaan proyek pada virtual team dan terpisah secara global membutuhkan pengelolaan Global Project yang efektif sehingga jarak yang ada dan segala perbedaan yang disebabkan perbedaan jarak tersebut dapat dikelola dengan efektif sehingga tidak menjadi hambatan dalam mencapai keberhasilan proyek. Bergasarkan systematic review dan survey terhadap praktisi Global Project pada pengembangan software, penelitian ini menghasilkan 27 faktor kesuksesan yang memengaruhi tercapainya kesuksesan Global Project. Pada studi kasus pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui apakah 27 faktor kesuksesan tersebut dipenuhi dalam pelaksanaan Global Project yang telah dilakukan di LPPM ABC, dan dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa dari 27 faktor kesuksesan terdapat 10 faktor yang belum dapat dipenuhi oleh anggota tim proyek LPPM ABC pada studi kasus, yaitu (1)Roles and responsibility, (2)Team Selection, (3)Job skill and expertise, (4)Team Training, (5)Team Structure, (6)Clear goals and objectives, (7) Project Planning, (8)Project Management, (9) Global Communication strategy, (10) Corporate support. Faktor-Faktor ini diharapkan menjadi bagian yang akan difokuskan dalam pengelolaan Global Project di masa yang akan datang sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai harapan.
ICT growth in the globalization era has made the geographical differences not anymore an obstacle for collaborating between teams that distributed in difference location and country. It enables the projects are implemented in the form of a virtual team. The challenges of leading and managing a virtual team are diverse because of the differences in culture, language, business practices, and attitudes, so it is vital for virtual team leaders to know and increase the awareness of these differences. Management of globally dispersed virtual team requires effective global project management so the distance and all the differences caused by the distance can be managed effectively, so it will be no longer the obstacles for achieving the global project success. Based on systematic review and survey to practitioners of global software development project in Indonesia this research comes with 27 critical success factors that will affect the success of global project. This research took case study in ABCs Research Department and it analyzed whether those 27 success factors are implemented in this case study, and it concludes that out of 27 factors there are 10 factors that were not implemented by global project in this case study, they are (1) Roles and responsibility, (2) Team Selection, (3) Job skill and expertise, (4) Team Training, (5) Team Structure, (6) Clear goals and objectives, (7) Project Planning, (8) Project Management, (9) Global Communication strategy (10) Corporate support. Those 10 factors should be considered deeply in the global project management in ABCs Research Department in order to ensure the success of next global project in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza Abdullah
Abstrak :
PT Chevron Indonesia Company (CICo) mengalami perubahan organisasi yang sebelumnya termasuk dalam entitas PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menjadi PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) sebagai entitas terpisah. Proses perubahan organisasi juga dibarengi dengan proses migrasi aplikasi bisnis. Proses migrasi tersebut dilakukan dalam bentuk proyek-proyek tiap aplikasi bisnis. Tidak mungkin mencapai Kesuksesan 100% dalam pengerjaan proyek, tetapi dapat diteliti mengapa sebagian berhasil sebagian tidak. Setelah dilakukan gap analysis, didapat bahwa perlu mengidentifikasi critical success factor proyek pengembangan aplikasi bisnis, kemudian dilakukan pemeringkatan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas perbaikan. Peringkat tertinggi untuk Project Success Criteria (PSC) adalah outcome/benefit/manfaat, dan peringkat tertinggi untuk untuk Critical Success Factor (CSF) adalah dukungan manajemen puncak. Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan permasalahan organisasi dan hasil penelitian. ...... PT Chevron Indonesia Company (CICo) underwent an organizational change that was previously included in the PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) entity to become PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) as a separate entity. The process of organizational change is also accompanied by a process of migrating business applications. The migration process is carried out in the form of projects for each business application. It is impossible to achieve 100% success in working on the project, but it can be investigated why some succeed in part or not. After a gap analysis, it was found that it was necessary to identify the critical success factor of the business application development project, and then ranking using the Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the priority of improvement. The highest ranking for Project Success Criteria (PSC) is the outcome/benefit, and the highest ranking for Critical Success Factor (CSF) is top management support. Recommendations for improvement are based on organizational issues and research results.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Along with the tendencies of Indonesian construction companies in getting the Quality Management System (QMS) certification as an impact of the prerequisite needed in project tender mechanism and the awareness of internal companies QMS blueprint improvement in continual improvement concept, also emerge construction companies stakeholder critical question, that is if the companies which had already adopted and executed QMS like ISO 9001 will had a better competitiveness. This research proves theoretically and statistically about significant correlation between better competitiveness and Critical Success Factor (CSF) in QMS.
Jurnal Teknologi, Vol. 22 (3) September 2008 : 179-186, 2008
JUTE-22-3-Sep2008-179
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rafindra Afnan Haqi Pratama
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan pada PT Telkomsel dan berfokus pada penjualan produk games and apps. Hal yang ingin dicapai adalah bagaimana PT Telkomsel dapat mencapai kesuksesan yang besar pada penjualan produk games and apps. Sementara itu sektor e-sports dan games merupakan sektor yang berkembang pesat di indonesia seiring dengan berkembangnya juga penetrasi internet di Indonesia. Tujuan telkomsel adalah bisa menguasai keadaan pasar yang ada karena sangat potensial untuk kedepannya. Saat ini Telkomsel masih tertinggal dengan kompetitor lainnya baik dari penyedia layanan internet maupun dari sektor yang khusus menjual produk games. Oleh karena itu diperlukan analisis yang mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi kunci kesuksesan implementasi penjualan produk games di Telkomsel dengan menggunakan pemodelan yang cermat. Faktor-faktor diidentifikasi dari studi literatur dan wawancara ahli kemudian dilakukan validasi dengan CVI dan Modified Kappa. Dihasilkan 36 CSF yang tervalidasi dan 4 CSF tereliminasi. Dilakukan analisis dengan pemodelan Dematel ANP dan menghasilkan temuan bahwa sektor yang paling signifikan adalah strategi dan customer facing. Sementara itu terdapat faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor lainnya dan punya tingkat kepentingan yang tinggi sehingga harus diperhatikan dan diprioritaskan dalam pengambilan keputusan. Temuan ini bisa menjadi landasan untuk Telkomsel mengembangkan strategi dalam menjalankan bisnisnya di bidang games. ......This study was conducted at PT Telkomsel, focusing on the sales of games and apps. The aim is to understand how PT Telkomsel can achieve significant success in selling games and apps. The e-sports and gaming sector is rapidly growing in Indonesia, alongside the increasing internet penetration in the country. Telkomsel aims to dominate the current market due to its promising future prospects. Currently, Telkomsel lags behind its competitors, both in terms of internet service providers and in the specialized sector of game sales. Therefore, an in-depth analysis of the critical success factors (CSFs) for implementing game sales at Telkomsel using precise methods and modeling is necessary. The factors were identified through literature review and expert interviews, followed by validation using CVI and Modified Kappa. The study validated 36 CSFs and eliminated 4. Analysis using the Dematel ANP model revealed that the most significant sectors are strategy and customer facing. Additionally, certain factors significantly influence others and have high importance, necessitating attention and prioritization in decision-making. These findings can serve as a foundation for Telkomsel to develop strategies for its gaming business.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>