Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Downie, Jack
London: Gerald Duckworth & Co. Ltd, 1958
338.604 8 DOW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Kusumo
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia mernpakan salah satu industri yang merniliki tingkat persaingan yang sangat ketat dengan banyak pelaku industri. Dalam perkembangannya, Indonesia pemah memiliki sampai 240 buah bank yang beroperasi. Lalu dengan adanya krisis ekonomi, jumlah bank
terus menyusut hingga menjadi 145 bank pada bulan Desember 2001. Dan diperkirakan jumlah bank di Indonesia akan terns menyusut, dan hanya bank yang menerapkan strategi bersaing tepat yang dapat bertahan dalam persaingan tersebut.
Salah satu pelaku dalam industri perbankan di Indonesia adalah BankAB Cabang Jakarta. Dalam menjalankan usahanya, Bank AB Cabang Jakarta melaksanakan strategi diferensiasi fokus. Bank
ini membidik segmen nasabah khusus, yaitu korporasi Jepang di Indonesia dan organisasi/ perorangan yang memiliki hubungan dengan korporasi Jepang di Indonesia. Pemilihan segmen nasabah yang khusus ini dilakukan oleh Bank AB Cabang Jakarta setelah mempertimbangkan sumber daya dan kompetensi inti yang dirnilikinya.
Bank ini mernpakan cabang dari Bank AB yang berpusat di Tokyo, dan mernpakan satu-satunya bank Jepang yang memiliki status sebagai Bank Asing di Indonesia. Selain Bank AB Cabang
Jakarta, masih terdapat empat bank lain yang berafiliasi dengan bank di Jepang. Akan tetapi,
keempat bank Jepang tersebut mernpakan bank campuran Indomsia - Jepang, dan tidak memiliki
status sebagai Bank Asing.
Selain itu Bank AB Cabang Jakarta merupakan salah satu bank Jepang yang memiliki sejarah yang
panjang di fudonesia. Keberadaan Ban..lc AB Cabang Jakarta di fudonesia telah dimulai sejak
Indonesia masih berada di bawah kependudukan Kerajaan Belanda. Sedangkan sebagian besar
bank epang lainnya baru didirikan di fudonesia setelah diperkenalkannya PAKTO 88. Hal ini juga
yang menyebabkan sebagian besar bank Jepang di Indonesia belum dapat memperluas jaringan
domestiknya. Sedangkan Bank AB Cabang Jakarta pada saat ini telah berhasil mengembangkan
jaringan domestiknya dengan dua sub-cabang dan satu service point.
Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada
Karya Akhir ini adalah menganalisa strategi bersaing yang dilaksanakan oleh Bank AB Cabang
Jakarta. Lalu berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang dimiliki, Karya Akhir
ini juga mengusulkan strategi bersaing altematif yang dapat menjadikan Bank AB Cabang Jakarta
sebagai strategic business unit bagi Bank AB.
Dari hasil penelitian Karya Akhir ini menggambarkan dalam kondisi persaingan antar bank yang
ketat, penerapan strategi diferensiasi fokus yang ditunjang oleh kompetensi inti yang unik telah
menyelamatkan Bank AB Cabang Jakarta dari krisis ekonomi di Indonesia, bahkan menempatkan
bank ini sebagai pemimpin pada segmen pasar yang dibidiknya. Dengan memperhatikan
keunggulan kompetitif yang dimiliki maka sebaiknya Bank AB Cabang Jakarta meneruskan
strategi diferensiasi fokus yang dilaksanakannya.
Akan tetapi posisi puncak yang telah dicapai bukanlah suatu yang abadi. Untuk dapat mempertahankan posisi dan kinelja yang baik, maka Bank AB Cabang Jakarta harus melakukan inovasi dalam menerapkan strategi bersaingnya. Dari berbagai pilihan yang ada, strategi altematif
yang dapat dilakukan adalah dengan memperluas jaringan domestik, dengan tetap memusatkan
pelayanan pada segmen pasar yang sama yaitu korporasi J epang di Indonesia serta organisasi/
perorangan yang merniliki hubungan dengannya. Dan melihat potensi pasar yang dimiliki, dan
kondisi persaingan yang ada, Bank AB Cabang Jakarta dapat mernilih Batam sebagai daerah tujuan
pengembangan jaringan domestik.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnan Furinto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
D1781
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aslim Bartha
"Dunia Real Estate pada dekade delapan puluhan sampai dengan awal sembilan puluhan telah berkembang begitu pesatnya seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin baik sehingga beberapa pengusaha yang sebelumnya tidak bergerak dalam bidang bisnis Real Estate dan properti mulai mengarahkan investasinya pada bisnis Real Estate dan properti ini. Akibatnya persaingan semakin tajam sehingga Para pengambil keputusan dalam organisasi bisnis tersebut harus memutar otak mencari strategi-strategi untuk dapat unggul dalam persaingan.
PD Pembangunan Sarana Jaya yang sejak awal berdirinya bergerak dalam bisnis Real Estate tidak bisa menghindar dari persaingan tersebut sehingga perlu melakukan penyesuaianpenyesuaian agar mampu tumbuh dan berkembang dalam persaingan yang sangat ketat tersebut. Dengan semakin berkembangnya produk Real Estate, dirasakan elemen-elemen organisasi PD Pembangunan Sarana Jaya belum lengkap untuk menampung beberapa kegiatan Real Estate sehingga fungsi-fungsi yang seharusnya ada, dibutuhkan dalam suatu struktur organisasi yang diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi.
Dalam penelitian yang telah penulis laksanakan dengan menggunakan metode kajian pustaka dan penelitian lapangan dengan membagikan kuisioner kepada para kepada bidang, manajer proyek dan hasil penelitian diukur dan dianalisa dengan menggunakan sistem METODE BERPASANGAN (Analitical Hirarchi Proces), dapat ditemukan solusi atas permasalahan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi pada struktur organisasi PD Pembangunan Sarana Jaya mengandung duplikasi yang mengakibatkan inefisiensi. Disamping hal tersebut diatas disarankan PD Pembangunan Sarana Jaya meletakan atau memisahkan antara unsur pelaksana dan pengendali, sehingga diharapkan adanya percepatan dan akurasi semakin baik dalam pelaksanaan kegiatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T1121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati Gani
"ABSTRAK
Pengukuran kineija yang bersifat partial seperti tolok ukur keuangan dianggap tidak lagi
Memadai untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi kelangsungan hidup perusahaan apalagí
meningkatkan daya saingnya dalam era revolusi informasi dan globalisasi. Bagaimana
merancang bentuk dan isi sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dan seimbang untuk
melengkapi pengukuran kinerja partial yang telah ada merupakan alasan mengapa topik ¡ni
ditelaah dan diteliti. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan mengevaluasi berbagai tolok
ukur yang telah diterapkan serta menciptakan tambahan tolok ukur kinerja dalam rangka
merancang suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dan seimbang, yang dikenal
dengan Balanced Scorecard. Untuk itu penulis melengkapi penelaahan dan studi literaturnya
dengan melakukan studi kasus pada sebuah perusahaan manufaktur makanan bayi.
Hasil penelaahan menunjukkan bahwa PT. G telah memiliki berbagal catatan tentang
operasional perusahaan. Namun selama ini catatan-catatan tersebut belum dianggap sebagai
tolok ukur kinerja dan belum diintegrasikan sehingga belum pernah dianalisis dan
dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Eksekutíf dan
manajemen perusahaan selama ini hanya memfokuskan perhatian mereka pada tolok ukur
keuangan yang bersifat jangka pendek. Padahal untuk dapat mempertahankan keunggulan
daya saing dan sukses dalam jangka panjang, perusahaan juga perlu memperhatikan berbagai
tolok ukur operasional yang mencerminkan perspektif pelanggan, perspektif inovasi dan
perbaikan seria perspektif internal bisnis.
Para eksekutif dan manajemen PT. G dapat memanfaatkan berbagai tolok ukur dalam
Balanced Scorecard sebagai benchmark untuk mengevaluasi beraneka ragam aktivitas
perusahaan agar dapat dideteksi aktivitas mana yang menyebabkan merosotnya kinerja
perusahaan. Di samping itu, Balanced Scorecard dapat membantu mereka memahami adanya
hubungan timbal balik dan saling terkait antar berbagai faktor tersebut. Dengan adanya
Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen diharapkan dapat memotivasi perbaikan
berkesinambungan terhadap bidang-bidang kritikal seperti peianggan, pengembangan pasar,
produk, aktivitas, proses, energi/biaya dan sumber daya.
Pengenalan dan perancangan Balanced Scorecard sebagai suatu sistem yang seimbang,
terpadu dan representatif untuk dapat mengikuti perkembangan kompetisi dunia bisnis akan
lebih baik bila dilakukan lebih dini sejak awal dibentuknya perusahaan. Pendapat ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa melalui Balanced Scorecard dapat dideteksi aktivitas
yang menyebabkan merosotnya kineija dan aktivitas yang merupakan core comperencies
perusahaan. Dengan mengetahui aktivitas-aktivitas tersebut, perusahaan dapat menentukan
langkah-langkah yang harus diambil baik berupa langkah pengendalian, perbaikan maupun
pengembangan.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abror
"Pengusaha kecil merupakan salah sate asset yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia, usaha kecil terdapat pada berbagai sektor, nnulai dal./ sektor pertanian sainpai dengan sektor jasa. U.saha keel! yang ada di Indonesia ;nenyehar diseluruh wilapah tanah air, salah satunya di daerah Sutnatera Barat yang dikenal sebagai daerah penghasil entrepreneur-entrepreneur.
Salah sate sektor yang diminati oleh pengusaha keel! di Sumatera Barat teridama di Padang adalah usaha kerajinan seperti sulamanlbodir.Sejalan dengan setnakin berkembangnya pasar dan makin bebasnya perdagangan mendorang usaha-usaha terse but harus bisa bersaing dengan produk yang datang dari luar maupun persaingan di dalam industri sendiri, serta harus hisa memanfaatkan peluang dalam tnemasarkan produknya keluar Indonesia.
Pengusaha slllaman harus semakin hati-hati dalam memasarkan produknya agar !clap hisa bertahan, oleh karena itu dibutuhkan strategi yang lepat agar bisa memenangkan persaingan. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat strategi apakah yang lebih disukai oleh pengusaha sulaman dalam menghadapi persaingan. Hal lain yang ingin dilihat adalah kemungkinan adanya perbedaan strategi yang diambil berdasarkan lama {usia}usaha, penjulan serta asset yang dimiliki.
Dari 100 responder yang diteliti ternyata strategi yang lebih disukai adalah strategi cost leadership, yang bersaing dengan biaya terendah. Hipotesis kedua tentang adanya perbedaan yang signii kan terhadap strategi yang disukai berdasarkan jumlah asset, penjualan dan usia/umur usaha ternyata jugs tidak terbukti. Pengusaha cendrung memilih strategi bersaingnya berdasarkan apa yang dilakukan oleh pesaing dan cendrung memilih bersaing melalui harga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrow, Kenneth J.
San Francisco: Holden-Day, 1971
330.01 ARR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiwahono Nugroho
"ABSTRAK
Menjadi kebijakan pemerintah untuk memberikan layanan dan jaminan kepada setiap warga negaranya. Termasuk dalam hal ini adalah memberikan perlindungan akan kesehatan dalam bentuk iayanan dan jaminan akan pencegahan dan pengobatan penyakit. Wujudnya adalah didirikannya ujung tombak layanan kesehatan yang diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dalam perkembangannya, sebagai sebuah organisasi nirlaba, Puskesmas sangat
bergantung pada kebijakan pemerintah dalam hal pengoperasian aktifitasnya. Subsidi,
anggaran yang terbatas adalah bahasa sehari-hari dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas
yang menyangkut sumber daya Puskesmas secara keseluruhan.
Adalah keinginan untuk membuat Puskesmas nampak berbeda, tidak menjadi sebuah pusat rujukan kesehatan yang dinilai kumuh oleh sebagian masyarakat yang sebenarnya ingin menggunakan jasanya tetapi menjadi enggan untuk mendekatinya karena keberadaan Puskesmas tersebut.
Adalah keinginan untuk mengubah citra secara keseluruhan, agar supaya Puskesmas menjadi sebuah organisasi atau lembaga kesehatan nirlaba yang layak dipandang dan dimanfaatkan oleh lapisan masyarakat. Olehnya evaluasi perlu dilakukan secara berkesinambungan. Juga pro aktif mencegah kemungkinan Gap yang timbul dari apa yang diharapkan oleh konsumen pasien dan apa yang menjadi persepsi Puskesmas mengenai harapan konsumen pasien. Update sumber daya secara keseluruhan adalah hal lain yang sangat perlu diperhatikan termasuk sumber daya manusia sehingga dapat menjadi satu keunggulan untuk bersaing dengan pemain baru ataupun lama dalam industri layanan kesehatan. Perubahan nama Puskesmas dengan nama baru seperti Rumah Griya atau Grha Medika juga patut menjadi pertimbangan dalam upaya mengubah citra Puskesmas.
Dampak negatif akibat rutinitas layanan harus diantisipasi sedini mungkin, sehingga bentuk pelayanan yang diharapkan konsumen pasien dapat terwujud, tentunya tanpa mengesampingkan bentuk perhatian kepada pelaksana pelayanan akan jaminan kesejahteraan yang berimbang dengan apa yang mereka abdikan dalam bentuk pelayanan kesehatan tersebut.
Dengan mengetahui segi kekuatan dan kelemahan Puskesmas baik internal maupun eksternal dapat ditetapkan peluang untuk bersaing dengan jasa kesehatan lain sekaligus meniadakan titik kelemahan yang dimiliki oleh Puskesmas. Dan ternyata masih banyak peluang yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Puskesmas.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Suhud Victor Hugo
"Perkembangan Industri Media Cetak memasuki babak barn dengan dicabutnya kebarusan memiliki Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) oleh Menteri Penerangan M Yunus Yosfiah pada pertengahan 1998. Hal itu membuat banyak pemain baru masuk dalam industri tersebut. Akibatnya kompetisi dalam industri menjadi meningkat.
Dari jumlab penerbitan pers yang cuma sekitar 289 buab sebelum reformasi, maka pada akhir 1998 sudah tercatat sekitar 871 penerbitan pers dengan aneka format di seluruh tanah air. Jumlah itu terus bertambah bingga puncaknya pada akhir 1999 yang mencapai 1687 penerbitan pers.
Untuk dapat bertahan di industri media cetak, terutama surat kabar barian , para pemain barus jeli melibat pasar yang akan dilayaninya. Surat kabar barus paham betul siapa saja pembacanya sebingga dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan pembacanya.
Tujuan penelitian ini adalab menganalisis kondisi yang dihadapi surat kabar barian Media Indonesia dan memberikan rekomendasi strategi bersaing yang dapat digunakan oleb surat kabar harian Media Indonesia.
Metode penelitian menggunakan studi literatur dan penelitian lapangan. Penelitiannlapangan dilakukan melalui wawancara serta dengan penyebaran kuisioner kepada 30 orang pembaca yang bennukim di daerah Cililitan, Jakarta. Pemilihan sample dilakukan berdasarkan metode nonprobablity sampling. Untuk melengkapi basil penelitian lapangan , ditambahkan basil riset yang pemah dilakukan oleb Media Indonesia pada tahun 1997. Penulis menyadari keterbatasan jumlah sampel dan area penyebaran menyebabkan basil survey tidak dapat ditarik kesifilpulan secara umum (general).
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam kerangka lima kekuatan bersaing yang terdiri pendatang baru, produk pengganti (substitusi), pembeli, pemasok, dan persaingan di dalam industri , untuk dapat merumuskan strategi bersaing Media Indonesia.
Berdasarkan penilaian pembaca (basil survei) terhadap kriteria rubrik-rubrik yang disajikan, kualitas penulisan setiap berita menunjukkan bahwa Kompas adalah paling unggul, disusul Media Indonesia dan Republika. Namun dalam hal tampilan/cetakan Media ternyata dapat mengungguli Kompas.
Dari hasil analisa terhadap pembeli/pembaca terlihat bahwa posisi tawar pembeli/pembaca tidak cukup besar untuk dapat menekan penerbit surat kabar, khususnya surat kabar yang telah memiliki nama. Hal itu merupakan keunggulan tersendiri bagi surat kabar besar dibandingkan surat kabar baru. Intensitas persaingan dalam industri surat kabar telah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari ketatnya masing-masing surat kabar menjaga area pemasarannya.
Sehingga tidak mudah untuk setiap surat kabar masuk ke daerah yang telah dikuasai pesaingnya. Bahkan untuk perluasan pasar ke daerah, surat kabar nasional akan menghadapi persaingan ketat dengan pesatnya pertumbuhan surat kabar lokal.
Ancaman dari produk pengganti televisi dan radio cukup tinggi terhadap industri surat kabar. Namun hal itu dapat dieliminir karena surat kabar memiliki keunikan yang dapat membedakannya dari produk pengganti tersebut, yaitu kelengkapan data dan kedalaman analisis.
Kehadiran pendatang barn tidak menjadi ancaman yang berarti karena surat kabar yang lama telah memiliki keunggulan dalam mutu berita, mutu cetak, penguasaan distribusi dan memiliki percetakan sendiri. Sehingga amat sulit bagi pemain baru untuk dapat mencuri pangsa pasar dari surat kabar yang terlebih dahulu telah ada dan kuat di pasaran.
Ancaman dari sisi supplier tidak akan mengganggu para surat kabar besar. Posisi tawar mereka terhadap supplier cukup tinggi karena pola pembelian dalam jumlah besar. Keadaan berbeda dihadapi para surat kabar kecil, dimana mereka lemah terhadap supplier.
Strategi yang sesuai untuk Media Indonesia adalah strategi differensiasi. Hal tersebut berdasarkan indikator bahwa Media Indonesia mampu menciptakan beberapa keunikan berupa tampilan/cetakan yang lebih unggul dan penyajian berita yang lebih berani daripada daripada Kompas. Untuk itu imej Media Indonesia sebagai surat kabar yang independen dan berani mengungkap fakta harus semakin dikembangkan. Caranya antara lain dengan menyajikan berita yang eksklusif dan berasal dari berbagai sumber. Sinergi dengan Metro TV dapat dikembangkan dalam kaitan membangun imej tersebut.
Beberapa saran yang diberikan kepada Media Indonesia diantaranya memperbaiki kualitas penyajian berita. Akurasi dan kelengkapan data yang selama ini masing dirasa kurang dari Media Indonesia dapat dibenahi melalui pemberian pelatihan bagi wartawan dan memperkuat fungsi litbang. Media Indonesia diharapkan juga melakukan penambahan berita kriminal seperti yang diinginkan pembaca. Penyajian foto berwama dalam berita-berita yang dianggap penting oleh pembaca harus menjadi perhatian. Sedangkan untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan loyalitas pembaca dapat dilakukan dengan cara memberikan diskon berlangganan dan penyelenggaraan undian. Untuk menerobos pasar baru di daerah perlu dilakukan keijasama dengan surat kabar daerah/lokal. Dalam 3 tahun ke depan, Media indonesia sebaiknya juga telah dapat menerapkan teknologi cetak jarak jauh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Victor Siaga
"Industri properti di Indonesia mulai mengalami kebangkitan kembali setelah mengalami keterpurukan yang cukup panih pada masa krisis ekonomi melanda Indonesia dan kawasan Asia. Pada saat ini, beberapa tahun setelah krisis berlangsung industri properti mulai bergerak naik kembali terutama disektor komersial dan sektor resedensial, hal ini tentu cukup menggembirakan bagi kondisi perkenomian di Indonesia, dikarenakan pertumbuhan pada sektor properti disuatu negara akan memacu pettumbuhan di sektor sektor lainnya.
PT. Duta Pertiwi, Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada industry properti di Indonesia. Perusahaan yang tergabung dalam grup Sinar Mas ini telah mempunyai reputasi yang tinggi dalam perkembangan sektor properti di Indonesia. Perusahaan lebih dikenal karena lebih banyak membangun dan yang mempelopori konsep lTC sebagai pusat perbelanjaan/perdagangan di Jakarta dan yang menerapkan sistem strata title untuk setiap unit properti yang dijualnya.
Proyek "XYZ" adalah salah satu proyek properti diantara proyek proyek sejenis yang akan dilakukan oleh perusahaan didalam menjalankan usahanya didalam industri properti. Proyek yang berlokasi di Jakarta Selatan ini merupakan suatu poyek yang meliputi bidang retail komersial berupa pusat perbelanjaan dan RuKo serta resedensial yang berupa apartemen.
Pada karya akhir ini dihitung kelayakan finansial proyek "XYZ" tersebut, sebagai masukan dan bahan perbandingan bagi perusahaan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan mengolah data, baik yang berupa data primer maupun data sekunder yang diperoleh melalui riset kepustakaan dan riset lapangan. Data-data yang diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui besamya cash flow (in and out), yang kemudian dihitung kelayakan. proyek dengan metode capital budgeting.
Analisis kelayakan finansial proyek "XYZ" ini dilakukan berdasarkan tiga scenario kondisi yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, yaitu Kondisi Optimis, kondisi Normal dan kondisi Pesimis. Penggunaan skenario tersebut dimaksudkan agar perusahaan lebih fleksibel dan siap dalam menghadapi kondisi terbaik maupun terburuk di masa yang akan datang.
Dari enam teknik perhitungan dengan metode capital budgeting pada pembahasan kali ini hanya digunakan 4 metode saja yaitu Payback Period, Discounted Payback Period, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan dengan keempat metode tersebut menunjukkan hasil yang positif, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proyek "XYZ" layak untuk dibangun/dilaksanakan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>