Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Verynka Maura Mugiyono
Abstrak :
Guru merupakan profesi yang menantang. Dengan tuntutan yang tinggi dan tantangan yang beragam, guru dapat menjadi profesi yang rentan terhadap stres. Hal ini menjadikan hardiness, yaitu trait memungkinkan individu untuk tetap hidup yang sehat dan baik sekalipun dihadapkan dengan tekanan, penting dimiliki oleh guru. Salah satu faktor internal yang dapat memengaruhi hardiness adalah fleksibilitas kognitif. Penelitian ini berusaha untuk menemukan hubungan antara fleksibilitas kognitif dan hardiness pada guru. Fleksibilitas kognitif akan diukur menggunakan Cognitive Flexibility Inventory (CFI) dan hardiness akan diukur menggunakan Multidimensional Hardiness Inventory for Young Adult (MHIYA). Sebanyak 71 guru berusia 20–45 tahun terlibat di dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika guru memiliki fleksibilitas kognitif yang tinggi, maka guru akan lebih tangguh ketika dihadapkan dengan situasi yang memicu stres. ...... Teaching is a challenging profession. With high demands and varied challenges, teaching can be a job that is vulnerable to stress. This makes hardiness, or the ability to live a healthy and good life even when under pressure, crucial for teachers to have. One internal factor that can influence hardness is cognitive flexibility. This research seeks to discover the relationship between cognitive flexibility and hardiness in teachers. Cognitive flexibility will be measured using the Cognitive Flexibility Inventory (CFI), and hardiness will be measured using the Multidimensional Hardiness Inventory for Young Adults (MHIYA). A total of 71 teachers aged 20–45 participated in this research. The research results show that when teachers have high cognitive flexibility, they will be more resilient when confronted with stressful conditions.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Khairunnisa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran cognitive flexibility dan pengalaman mengajar terhadap kesiapan pengajaran daring pada guru kelas rendah sekolah dasar yang mengajar membaca pada situasi pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan kuesioner online yang disebarkan pada berbagai media sosial untuk mengumpulkan data dan dianalisis menggunakan teknik multiple regression. Kesiapan pengajaran daring diukur menggunakan Readiness for Online Learning Questionnaire (ROLQ) yang dikembangkan oleh McVay (2000, 2001) dan cognitive flexibility diukur menggunakan Cognitive Flexibility Inventory (CFI) yang dikembangkan oleh Dennis dan Vander Wal (2009). Pengalaman mengajar pada penelitian ini dilihat dari masa kerja dan dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu pemula dan berpengalaman. Total partisipan penelitian berjumlah 155 guru sekolah dasar kelas 1 dan 2 yang mengajar membaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cognitive flexibility dan pengalaman mengajar secara simultan memiliki peran terhadap kesiapan pengajaran membaca secara daring dengan peran cognitive flexibility yang lebih dominan. Ketika dilakukan analisis parsial, cognitive flexibility berperan secara signifikan terhadap kesiapan pengajaran membaca secara daring, namun pengalaman mengajar menunjukkan hasil yang tidak signifikan. ......This study was conducted to examine the role of cognitive flexibility and teaching experience to teaching readiness in lower grade elementary school teachers who teach reading during online learning due to COVID-19 pandemic. Online questionnaires were administered on various social media to collect the data and the data were analyzed using multiple regression techniques. Readiness for online teaching was measured by using Readiness for Online Learning Questionnaire (ROLQ) which was developed by McVay (2000,2001) and cognitive flexibility was measured by using Cognitive flexibility Inventory (CFI) which was developed by Dennis and Vander Wal (2009). The research participants are 155 first and second grade elementary school teachers who teach reading in Indonesia. The results of this study indicate that cognitive flexibility and teaching experience simultaneously have a role in online literacy teaching readiness with a more dominant role on cognitive flexibility. When partial analysis is performed, the result shows that cognitive flexibility significantly has a role in online literacy teaching readiness and teaching experience shows insignificant results.
Depok: Fakutas Psikologi, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Said
Abstrak :
ABSTRAK
Dinamika industri saat ini mendorong organisasi untuk memiliki ketangkasan dalam menjawab tantangan yang ada. Pemimpin dalam organisasi berperan penting dalam menciptakan organisasi yang tangkas dan fleksibel. Ketangkasan belajar learning agility terutama result agility merupakan faktor penting yang harus dimiliki pemimpin. Result agility menggambarkan karakter pemimpin yang mampu memberikan hasil bagi organisasi pada situasi yang sulit, sehingga organisasi dapat bertahan dan mencapai competitive advantage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fleksibilitas kognitif terhadap result agility pimpinan unit bisnis organisasi XYZ. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara fleksibilitas kognitif dengan ketangkasan belajar. Result agility yang merupakan salah satu faktor ketangkasan belajar diduga mempunyai hubungan yang sama. Penelitian melibatkan 22 orang partisipan dengan posisi sebagai supervisor, kepala divisi, manajer dan direktur di unit bisnis PT. XYZ. Hasil analisis menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap result agility r=0,55; p< 0,01 . Program integrative coaching menjadi intervensi yang tepat untuk meningkatkan fleksibilitas kognitif para pimpinan yang sejalan dengan peningkatan result agility yang dimiliki.
ABSTRACT
Today rsquo s industrial dynamic promotes organization agility to encounter all the challenges. Leader in organization has the important role to create an agile and flexible organization. Result agility as one of the prime factor of learning agility which is critical factor that leader should have. It describe a leader who accomplish results for organization even in a difficult situation. The aim of this research is to seek the relationship between leader rsquo s cognitive flexibility and result agility in business unit PT. XYZ. Scholar found that cognitive flexibility has a positive significant relationship with learning agility. Result agility which is one of the learning agility factor is assumed has the same association with cognitive flexibility. This research is conduct with 22 participant who have a position as supervisor, head of division, manager and director in business unit PT. XYZ. The result which analyzed with Pearson correlation indicated that cognitive flexibility have a positive significant relationship with result agility r 0,55 p.
2017
T48568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cathleen Vania Karyadi
Abstrak :
Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan untuk mengalihkan set kognitif untuk beradaptasi terhadap stimulus lingkungan yang berubah. Penting bagi mahasiswa untuk memiliki fleksibilitas kognitif dalam menghadapi perkuliahan dan segala perubahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat seberapa besar peran extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognisi terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana (S1). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan alat ukur Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), dan IPIP-BFM-25 untuk mengukur variabel. Penelitian ini dilakukan pada 249 mahasiswa program sarjana di Indonesia (83 laki-laki dan 166 perempuan) berusia 18––25 tahun (M=21, SD=1,4). Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda adalah extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognitif secara simultan dan signifikan berkontribusi secara positif terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana, Extraversion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap fleksibilitas kognitif mahasiswa sedangkan kemampuan metakognitif memiliki peranan yang paling besar dalam memprediksi terjadinya fleksibilitas kognitif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan proporsi demografi partisipan supaya lebih seimbang. ......Cognitive flexibility is defined as the ability to adapt in changing environmental stimulus by switching cognitive sets. For college students, cognitive flexibility would be important to deal with academics in college studies as well as other changes. The purpose of this study is to see how significant are the roles of extraversion, openness to experience, and metacognitive skills towards the cognitive flexibility of undergraduate college students. The study used quantitative approach with Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), and IPIP-BFM-25 to measure the variables. The study was conducted to a group of 249 undergraduate college students in Indonesia (83 males and 166 females) between the ages of 18––25 years old (M=21, SD=1,4). The result of the multiple linear regression had showed that when extraversion, openness to experience, and metacognitive skills are simultaneously regressed, it significantly gives positive contributions towards cognitive flexibility of undergraduate students. However, extraversion by itself did not prove to contribute significantly towards cognitive flexibility of undergraduate college students and on the other hand, metacognitive skills the biggest role in predicting cognitive flexibility among all variables. For the future research, it is recommended to pay attention on the demographic proportion on the participants in order for the research participants to be more balance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Angeline Wijaya
Abstrak :
Fleksibilitas kognitif merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk tetap adaptif dalam situasi sulit. Salah satu kesulitan yang dialami oleh mahasiswa adalah dari faktor ekonomi, terutama pada mahasiswa KIP Kuliah. Fleksibilitas kognitif merupakan salah satu prediktor resiliensi akademik mahasiswa, sehingga mereka tetap bisa berprestasi meskipun mengalami hambatan-hambatan selama masa studinya. Instrumen dari fleksibilitas kognitif menggunakan alat ukur CFI (Dennis & Vander Wal, 2010) yang terdiri dari dimensi alternatif dan kontrol. Selanjutnya, resiliensi akademik diukur menggunakan alat ukur ARS (Cassidy, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh dimensi alternatif dan dimensi kontrol fleksibilitas kognitif terhadap resiliensi akademik mahasiswa KIP Kuliah. Penelitian dilakukan terhadap 166 mahasiswa aktif penerima KIP Kuliah berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif memiliki dapat memprediksi tingkat resiliensi akademik mahasiswa. Hasil studi juga menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif dimensi alternatif lebih berperan memprediksi resiliensi akademik dibandingkan dengan dimensi kontrol. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak Perguruan Tinggi untuk melatih fleksibilitas kognitif mahasiswa agar lebih mampu meningkatkan resiliensi akademik mereka. ......Cognitive flexibility is one of the essential abilities that must be possessed by students to remain adaptive in difficult situations. One of the difficulties experienced by students is due to economic factors, especially for KIP College students. Cognitive flexibility is a predictor of student academic resilience so that they can still achieve despite experiencing obstacles during their studies. The measurement for cognitive flexibility uses the CFI (Dennis & Vander Wal, 2010), which consists of alternative and control dimensions. Furthermore, academic resilience is measured using the ARS (Cassidy, 2016). This study aims to investigate the effect of alternative and control dimensions of cognitive flexibility on the academic resilience of KIP College students. The research was conducted on 166 active college students aged 18-24 years who received KIP. The results show that cognitive flexibility can predict the level of students’ academic resilience. The study results also show that the alternative dimension has a greater influence on academic resilience than the control dimension. The results of this study can be a suggestion for higher education institutions to train students' cognitive flexibility to be able to increase their academic resilience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ulfa, Author
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi leader autonomy support terhadap hubungan cognitive flexibility dan calling melalui mediasi job crafting. Penelitian ini mengambil data dengan menyebarkan survei online pada karyawan yang telah bekerja minimal satu tahun di Perusahaan X. Melalui teknik convenience sampling diperoleh karyawan sebanyak 140 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data moderation model (PROCESS model 14) dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leader autonomy support memoderasi hubungan tidak langsung antara cognitive flexibility terhadap calling melalui job crafting. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara cognitive flexibility, job crafting, leader autonomy support, dan calling dengan menggunakan perspektif career construction theory. Perusahaan diharapkan untuk lebih memahami faktor individu dan situasi dalam penemuan calling karyawan. Selain itu, dalam proses penemuan calling, atasan memiliki peran penting dalam memberikan dukungan pada job crafting yang dilakukan karyawan. ......This study aims to examine the moderating role of leader autonomy support in the indirect relationship between cognitive flexibility and calling through job crafting. Data were collected through an online survey from employees who have been working at a private company for a minimum of one year. Using a convenience sampling method, data were collected from a total of 140 respondents. Data were analyzed in SPSS using a moderated mediation model (Hayes, 2013). Results indicated that leader autonomy support moderated the indirect association between cognitive flexibility and calling via job crafting. This study illustrates the complex relationship between cognitive flexibility, job crafting, and leader autonomy support as the antecedents of calling by drawing on career construction theory. Companies are expected to put more effort into understanding the role of individual and situational factors in their employees’ journey toward finding a calling. Specifically, leaders’ support for employees’ job crafting should be strengthened to facilitate employees in discerning their work as a calling.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Missiliana Riasnugrahani
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan Perspektif Career Construction Theory (CCT), penelitian ini menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif, PsyCap, reka-karya, terkait dengan penemuan panggilan. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Pada studi satu, penelitian terhadap 304 karyawan ditemukan bahwa model adaptasi CCT dapat menjelaskan proses penemuan panggilan pada karyawan. Karyawan yang memiliki kapasitas adaptif yaitu fleksibilitas kognitif dan PsyCap yang tinggi, akan lebih proaktif untuk mengubah batasan-batasan pekerjaannya, sehingga merasakan pekerjaan sebagai panggilan dalam hidupnya. Selanjutnya dalam studi dua diukur pengaruh otonomi kerja terhadap respon beradaptasi individu, serta kualitas hubungan atasan dan bawahan dalam peningkatan kinerja karyawan. Penelitian terhadap 461 karyawan menunjukkan bahwa panggilan tidak hanya merupakan hasil penemuan pribadi tapi juga hasil interaksi dengan kondisi organisasi. Organisasi yang memberikan kebebasan untuk menjadwalkan pekerjaan dan menentukan prosedur pelaksanaannya akan mendorong karyawan untuk proaktif mengubah aktivitas pekerjaannya menjadi lebih sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sehingga dapat menemukan panggilan. Selain itu karyawan yang sudah menemukan panggilan akan dapat menampilkan kinerja yang baik, jika kualitas hubungan atasan-bawahan baik, yaitu adanya dukungan instrumental dan dukungan emosional yang tinggi, serta umpan balik yang konstruktif. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketiga tipe reka-karya saling berinteraksi. Penelitian lanjutan dapat mempertimbangkan faktor iklim organisasi dan faktor internal karyawan yang memengaruhi penemuan panggilan.
ABSTRACT
Based on career construction theory (CCT), this study aimed to describe mechanisms of discerning work as a calling, along with the organizational factors that influence it. We do so by measuring the individual adaptation process which includes adaptive readiness, adaptability resources, adapting responses and adaptation results. This process is represented respectively by cognitive flexibility, PsyCap, job crafting, and calling. The first study from 304 employees indicated that CCT can explain the process of finding a calling in employees. Calling is a beliefs that individuals gains as a result of continuous evaluation and adaptation processes at work. Employees who have cognitive flexibility, and high PsyCap, will be more proactive to change the limits of their work, and get a new meaning in their work. Moreover, the second study from 461 hospital employees, demonstrates that organizations can help employees to find calling in their jobs by giving them the freedom to schedule jobs and determine the procedures for their implementation. The organization also plays a role in encouraging employees with a calling to have a good performance, by establishing a high leader-member exchange. The leader can provide high instrumental and emotional support, as well as providing constructive feedback. The study also found interactions of job crafting's types, namely how they promoted each other.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
D2666
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Candrarini Budiarto
Abstrak :
Dalam kehidupan akademis sehari-hari, tidak jarang mahasiswa melakukan kesalahan yang pada situasi biasanya tidak akan terjadi. Sebagai contoh, mahasiswa lupa untuk melampirkan berkas tugas saat hendak mengumpulkan tugas. Kejadian semacam ini dapat terjadi karena adanya kegagalan kognitif. Kegagalan kognitif merupakan kesalahan yang terjadi pada tugas yang biasanya dapat dilakukan tanpa kendala. Penelitian ini ingin melihat peran kemampuan metakognitif dan fleksibilitas kognitif terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana di Indonesia. Partisipan penelitian ini sebanyak 249 mahasiswa program sarjana di Indonesia dengan usia dari rentang 18—25 tahun. Kegagalan kognitif diukur dengan alat ukur Cognitive Failures Questionnaire (CFQ) (Broadbent et al., 1982). Kemampuan metakognitif diukur dengan Metacoginitive Skills Scale (MSS) (Alt?ndag? dan Senemog?lu, 2013) dan fleksibilitas kognitif diukur dengan The Cognitive Flexibility Inventory (CFI) (Dennis & Vander Wal, 2010). Data penelitian dianalisis menggunakan teknik statistik multiple regression atau regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan metakognitif dan fleksibilitias kognitif secara simultan berperan signifikan terhadap kegagalan kognitif pada mahasiswa (F(2, 246) = 32.435, p < 0.001, R2 = .209). Kemampuan metakognitif (? = -0.385, p < 0.001) lebih berpengaruh terhadap kegagalan kognitif dibandingkan dengan fleksibilitas kognitif (? = 0.362, p < 0.001). ......In everyday academic life, it is not uncommon for students to make mistakes that normally would not occur. For example, students forget to attach file assignments when they want to submit the assignments. This kind of incident can occur due to cognitive failure. Cognitive failures are errors that occur in tasks that could normally be performed without constraint. This research wants to see the role of metacognitive skills and cognitive flexibility on cognitive failure in undergraduate students in Indonesia. The participants of this study were 249 undergraduate students in Indonesia with ages ranging from 18--25 years. Cognitive failure was measured using the Cognitive Failures Questionnaire (CFQ) (Broadbent et al., 1982). Metacognitive abilities were measured with the Metacognitive Skills Scale (MSS) (Alt?nda? & Senemo?lu, 2013) and cognitive flexibility were measured with The Cognitive Flexibility Inventory (CFI) (Dennis & Vander Wal, 2010). Research data were analyzed using multiple regression statistical techniques. The results showed that metacognitive skills and cognitive flexibility simultaneously and significantly contributed to cognitive failure in undergraduate students (F(2, 246) = 32.435, p <0.001, R2 = .209). Metacognitive skills (? = -0.385, p < 0.001) has a greater role in predicting cognitive failure than cognitive flexibility (? = 0.362, p < 0.001).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syahid Izharuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Selama bertahun-tahun, toleransi beragama di antara kelompok agama telah menjadi masalah sosiopolitik kritis di Indonesia dan di seluruh dunia. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menyelidiki mekanisme psikologis yang mungkin mendasari munculnya toleransi pada orang beragama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah peran kerendahan hati intelektual dan fleksibilitas kognitif dalam memprediksi hubungan antara religiusitas dan toleransi beragama tergantung pada tingkat agresivitas. Kami menggunakan analisis mediasi atas data religiusitas, kerendahan hati intelektual, fleksibilitas kognitif, dan agresivitas dari 226 mahasiswa Muslim Indonesia untuk menguji prediksi kami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerendahan hati intelektual dan fleksibilitas kognitif secara signifikan memediasi pengaruh religiusitas dalam meningkatkan toleransi beragama. Seperti yang diperkirakan, kerendahan hati intelektual adalah mediator yang lebih kuat pada orang-orang beragama yang memiliki tingkat agresivitas yang tinggi, sedangkan fleksibilitas kognitif adalah mediator yang lebih kuat pada orang-orang beragama dengan tingkat agresivitas yang rendah. Oleh karena itu, tingkat agresivitas orang beragama menentukan apakah kerendahan hati intelektual atau fleksibilitas kognitif akan menjadi faktor yang efektif dalam meningkatkan toleransi beragama. Temuan kami menunjukkan pentingnya mengembangkan kerendahan hati intelektual dan fleksibilitas kognitif untuk mempromosikan perilaku toleran di antara umat beragama.
ABSTRACT
Over the years, religious tolerance between religious groups has become a critical sociopolitical problem in Indonesia and throughout the world. To date, there has been no study that has investigated psychological mechanism which might underlie the emergence of tolerance in religious people. The purpose of this study is to investigate whether the roles of intellectual humility and cognitive flexibility in predicting the relationship between religiosity and religious tolerance are dependent on the levels of aggressiveness. We employed mediation analyses over data of religiosity, intellectual humility, cognitive flexibility, and aggressiveness from 226 Indonesian-Moslem students to test our predictions. The results showed that intellectual humility and cognitive flexibility significantly mediated the influence of religiosity in increasing religious tolerance. As predicted, intellectual humility is a stronger mediator in religious people who possess high level of aggressiveness, while cognitive flexibility is a stronger mediator in religious people with low level of aggressiveness. Hence, the level of aggressiveness of a religious person determines whether intellectual humility or cognitive flexibility would be an effective factor in increasing his/her religious tolerance. Our findings suggest the importance of developing intellectual humility and cognitive flexibility to promote tolerant behavior among religious people.
2019
T55223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library