Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryon-Davis, Alan
London: BBC Books, 1991
616.12 MAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Muliasari
Abstrak :
Dislipidemia merupakan faktor risiko primer untuk penyakit jantung koroner (PJK). Penurunan lipid telah terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek obat X terhadap penurunan kadar kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL dan peningkatan kadar kolesterol HDL pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol. Bahan uji digunakan obat X (sintesa lovastatin). Induksi hiperkolesterolemia dilakukan secara eksogen dengan kuning telur, larutan sukrosa 65%, lemak hewan dan secara endogen dengan propiltiourasil 0,01%. Penetapan kadar secara spektrofotometri dengan metode enzimatik fotometrik (CHOD-PAP) dan enzimatik kolorimetrik menggunakan gliserol-3-fosfat-oksidase (GPO). Hasil menunjukkan bahwa pemberian obat X dengan dosis 1,8 mg/200 g bb/hari dan 3,6 mg/200 g bb/hari selama 8 minggu belum dapat menurunkan kadar kolesterol total secara bermakna tetapi dengan dosis 3,6 mg/200 g bb/hari dapat menurunkan kadar trigliserida dan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Dislipidemia is a primary risk factor for coronary heart disease. Reduction of lipid level have been proved to reduce the risk of the coronary heart disease. The purpose of this research was to found the effect of drug "X" reduced the cholesterol level, triglycerides, LDL cholesterol and increase of HDL cholesterol level in male albino rats which gave foods high cholesterol. The experiment materials were the drug X (lovastatin synthesis). A hypercholesterolemia had been done exogen induced with egg yolk, 65% sucrose solution, animal fat, and by endogen with 0,01% propylthiouracil. The measurement had been done by spectrophotometer with enzymatic photometric method (CHOD-PAP) and enzymatic colorimetric used the gliserol-3-phospat oxydace (GPO). The result indicated what a given dose 1,8 mg/200 body weight/day and 3,6 mg/200 body weight/day during 8 week could not reduce the total cholesterol level significantly but with at dose 3,6 mg/200 g body weight/day can decrease the triglycerides level, LDL cholesterol level and increase HDL cholesterol level.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2006
S32794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Anjani Adyani D.
Abstrak :
Kolesterol merupakan zat lunak dari hasil metabolisme tubuh yang terdapat di dalam darah, menyerupai lemak, serta dihasilkan dari asam empedu dan asupan makanan. Pektin merupakan salah satu senyawa aktif yang mampu menurunkan kadar kolesterol. Sumber pektin yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daun jambu biji (Psidium guajava L.). Tahapan dalam penelitian ini yaitu ekstraksi oleh asam asetat dengan bantuan gelombang mikro, pemurnian/isolasi ekstrak asam asetat dengan dua cara yaitu melalui kolom kromatografi terbuka dan pengendapan oleh etanol 96 %, identifikasi pektin dengan LC/MS dan uji iodin, dan uji in vitro oleh pektin. Waktu ekstraksi tertinggi adalah 15 menit dengan % berat filtrat ekstrak kasar sebesar 16,66 %. Yield hasil pemurnian/isolasi ekstrak asam asetat dari pengendapan oleh etanol 96 % sebesar 0,30 %. Sampel dari isolasi menggunakan metode pengendapan oleh etanol 96 % merupakan sampel pektin yang paling efisien dalam menurunkan kadar kolesterol. ......Cholesterol is a soft substance from the body's metabolism in blood, resembling a fat, as well as the resulting from bile acids and food intake. Pectin is one of active compounds that are able to lower the cholesterol levels. Source of pectin used in this research come from the leaves of guava (Psidium guajava L.). The stage in this research is extraction using Microwave Assisted Extraction (MAE) method with acetic acid solvent, purification/isolation of acetic acid's extract in two ways: open coloumn chromatography and sedimentation using etanol 96 %, identification/isolation of pectin with LC/MS and iodin test, and in vitro test of pectin. The highest extraction time is 15 minutes with percent of filtrates's crude extract is 16.66 %. Yield results of acetic acid's extract purification/isolation from sedimentation by ethanol 96 % is 0.30 %. Sample from isolation with method of sedimentation by ethanol 96 % is the most efficient pectin's sample in lowering cholesterol levels.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meka Saima Perdani
Abstrak :
Pembentukan produk oksidasi kolesterol pada proses pangan maupun kesehatan melibatkan reaksi kimia dan biokimia, reaksi oksidasi kolesterol ini dapat dikontrol melalui model kinetika pada tren oksidasi. Penggunaan model kinetika menjadi salah satu aspek penting dalam memprediksi kadar kolesterol hasil oksidasi. Reaksi oksidasi kolesterol melibatkan enzim sebagai katalisator, yaitu enzim kolesterol oksidase. Bakteri yang digunakan sebagai penghasil enzim kolesterol oksidase yaitu Streptomyces sp. Enzim kolesterol oksidase diproduksi dengan menggunakan metode fermentasi submerged. Untuk meningkatkan efektifitas enzim kolesterol oksidase dalam oksidasi kolesterol, maka dibutuhkan matriks pendukung. Enzim kolesterol oksidase diimobilisasi dengan material magnetit silikon dioksida. Material magnetit silikon dioksida disintesis melalui metode hidrotermal dengan proses pelapisan silika pada partikel magnetit. Reaksi oksidasi dilakukan dengan metode oksidasi secara langsung terhadap substrat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh enzim kolesterol oksidase dari Streptomyces sp., mengimobilisasi enzim terhadap material magnetit silikon dioksida, estimasi konstanta laju reaksi oksidasi kolesterol, serta membandingkannya dengan enzim bebas dan enzim terimobilisasi. Enzim yang telah diproduksi memiliki aktivitas sebesar 5,12 U/mL. Enzim yang telah diproduksi digunakan untuk imobilisasi dan reaksi oksidasi. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsentrasi enzim (5;10;20 mg/mL), konsentrasi substrat (1,64;3,23;6,46 mM) dan bentuk enzim (ekstrak kasar enzim kolesterol oksidase dan enzim kolesterol oksidase terimobilisasi). Hasil karakterisasi FTIR dari material magnetit menunjukkan gugus fungsi M-O di bilangan gelombang 559,88; 598,91 dan 680,1 cm-1 gugus Si-O di bilangan gelombang 1615,78 dan 1761,65 cm-1. Hasil uji oksidasi dengan menggunakan HPLC diperoleh konsentrasi substrat secara optimal dioksidasi oleh enzim terimobilisasi dengan konsentrasi 20 mg/mL serta konsentrasi kolesterol awal 1,94 mM dengan hasil akhir sebesar 0,49 mM, sedangkan enzim kolesterol oksidase bebas mengoksidasi kolesterol dengan hasil akhir sebesar 1,459 mM. ......The formation of products related to reactions and chemical reactions, these reactions can be carried out through the kinetics model on the oxidation trend. The use of kinetics is an important aspect in achieving oxidation cholesterol levels. A catalyst of cholesterol oxidation reaction is a cholesterol oxidase enzyme. The bacteria that used as a producer of cholesterol oxidase enzyme is Streptomyces sp. Cholesterol oxidase enzymes are produced using submerged fermentation methods. To increase the effectiveness of cholesterol enzymes in cholesterol oxidation, a support matrix is needed. The cholesterol oxidase enzyme is immobilized with magnetite silicon dioxide. Magnetite silicon dioxide material is synthesized by using hydrothermal method with silica coating process. The oxidation reaction is carried out by the oxidation method directly against the substrate. The aims of this study are to produce the enzymes from Streptomyces sp., immobilize enzymes to magnetite silicon dioxide, obtaining the rate of oxidation reactions, and comparing data between free enzyme and immobilized enzyme. The produced enzyme activity was 5,12 U/mL, this enzyme is used for immobilization and oxidation reaction. In this study, the independent variables are enzyme concentration (5;10;20 mg/mL), substrate concentration (1,94; 3,23;6,46) and enzyme forms (crude extract cholesterol oxidase enzyme and immobilized enzyme). The FTIR characterization of materials have shown that metal oxide functional groups appeared at wavenumber of 559,88; 598,91 dan 680,1 cm-1- and Si-O groups at wavenumber of 1615,78 dan 1761,65 cm-1. The oxidation test by HPLC showed that the substrate concentration optimizely oxidized by immobilized enzyme with the initial concentration 20 mg/mL and substrate concentration 1,94 mM with final oxidation concentration was 1,94 mM, meanwhile the free enyme with same concentration showed 1,459 mM at final concentration.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tia Efitasari
Abstrak :
Kondisi hiperglikemia pada pasien DM berhubungan dengan kelainan pada profil lipid. HBA1c sebagai salah satu kontrol glikemik diharapkan mampu menjadi prediktor profil lipid sebagai salah satu faktor risiko kelainan kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar HbA1c dengan profil lipid pada pasien prediabetes. Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 69 orang pasien prediabetes berdasarkan kadar HbA1c antara 5,7 - 6,4 yang melakukan pemeriksaan pada Laboratorium Patologi Klinik RSCM data sekunder . Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman rsquo;s. Hasil penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan kadar trigliserida p: 0,045; r: -0,242 dan kadar HbA1c dengan kadar kolesterol total p: 0,027; r: -0,266 . Kesimpulannya, terdapat korelasi lemah negatif antara kadar HbA1c dengan profil lipid trigliserida dan kolesterol total pada pasien prediabetes. Kondisi ini kemungkinan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang lebih berkontribusi terhadap kelainan profil lipid dibandingkan dengan kadar HBA1c dan belum munculnya efek dari resistensi insulin terhadap kelainan profil lipid.
Hyperglycemia in Diabetes mellitus patients associated with abnormalities in the lipid profile. HbA1c as one of glycemic control is expected to be a predictor of lipid profile as one of a risk factor for cardiovascular disorders. The aim of this research is to investigate the correlation between HbA1c levels with lipid profile in prediabetes individuals. The research used cross sectional design in 69 patients with prediabetes based on their HbA1c levels between 5.7 6.4 in RSCM Clinical Pathology Laboratory secondary data . Data analysis was performed using Spearman 39 s correlation test. The results of this study, showed a significant relationship between HbA1C with triglyceride levels p 0.045 r 0.242 and HbA1c levels with total cholesterol levels p 0.027 r 0.266 . In conclusion, there were a weak negative correlation between HbA1c level and lipid profile tryglyceride and total cholesterol in prediabetes individuals. This conditions might occur because of the other factors that further contributes to abnormalities in lipid profile compared with the HbA1c levels and yet the appearance of the effect of insulin resistance on lipid profile abnormalities.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Iman
Abstrak :
Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain mengakibatkan kematian, penyakit ini juga mempunyai daepak sosial dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan diperlukannya suatu usaha penanggulangan yang dapat memasyarakat. Lipoprotein plasma serta lipid yang dibawanya, merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya PJK. Latihan fisik yang teratur akan eempengaruhi metabolisme lipoprotein, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya PJK. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh latihan fisik yang teratur terhadap gambaran lipid plasma, dan juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap PJK. Selain itu juga diteliti adanya korelasi antara perubahan berat badan dan perubahan gambaran lipid. Penelitian dilakukan terhadap 36 siswa Kursus Lanjutan Perwira II Kesehatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Pada awal pendidikan dibagikan kuesioner, sedangkan pengambiian darah, pengukuran beret badan dan tekanan darah dilakukan pada awal dan akhir pendidikan. Terhadap darah dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol-HDL, trigliserida, glukosa, dan asam urat, sedangkan kadar kolesterol-LDL diperhitungkan dengan rumus Friedewald. Gambaran awal rata-rata lipid plasma para siswa tidak lebih baik dari keadaan populasi pada umumnya. Setelah latihan fisik teratur yang dilakukan 6 hari dalam seminggu selama 18 minggu, didapatkan penurunan nilai rata-rata kadar kolesterol total, kolesterol-LDL , trigliserida dan asam urat, meskipun secara statistik tidak bermakna. Sedangkan kadar glukosa menurun secara bermakna. Sebaliknya juga terjadi peningkatan bermakna kadar kolesterol-HDL, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan bermakna rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan rasio kolesterol-LDL/kolesterol-HDL. Mengingat rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan rasio kolesteroI-LDL/kolesterol-HDL merupakan prediktor yang berbanding lurus dengan risiko kejadian PJK, serta kadar kolesterol-HDL adalah prediktor yang berbanding terbalik dengan kejadian PJK, dapat diharapkan bahwa latihan ini telah dapat menurunkan risiko PJK. Pada penelitian ini juga tampak bahwa perubahan gambaran lipid plasma lebih merupakan akibat dari latihan fisik teratur ketimbang perubahan berat badan. Sedangkan perubahan kadar kolesterol total setelah latihan lebih merupakan perwujudan perubahan kadar kolesterol-LDL.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mochammad Arfin Fardiansyah
Abstrak :
Penyakit kardiovaskular masih menjadi salah satu masalah kesehatan global dan merupakan penyebab kematian tertinggi di berbagai belahan dunia. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Untuk mendeteksi kolestrol umumnya digunakan biosensor yang menggunakan enzim sehingga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sensor non-enzimatik untuk kolestrol yang berbasis nanokomposit β-siklodekstrin termodifikasi sitrat (BCD-CIT) dengan nanopartikel Fe3O4 melalui studi elektrokimia dan komputasi. Pada penelitian ini, nanokomposit BCD-CIT/Fe3O4 disintesis dengan menggunakan teknik ko-presipitasi dan hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumentasi SEM, XRD, dan FTIR, yang mengkonfirmasi bahwa partikel nanokomposit telah terbentuk dengan diameter 13,22 nm. Penentuan kadar kolesterol melalui studi elektrokimia dilakukan dengan menggunakan metode voltametri siklik (CV) dengan potensial -0,6 volt hingga +0,6 volt dan laju pindai (scan rate) 50 mV/s pada SPCE sebagai elektrodanya. Hasil pengukuran kadar kolesterol pada parameter optimum (jumlah nanokomposit 2 persen (w/w), waktu kontak 10 menit, PBS pH 7.4, dan konsentrasi MB 100 mM) diperoleh bahwa persamaan regresi untuk kurva kalibrasi untuk puncak arus anodik dan puncak arus katodik pada konsentrasi 0-125 μMdiperoleh dengan linieritas yang baik (R2>0.97). Selain itu, sensor menunjukkan sensitivitas yang tinggi, dilihat dari kemiringan slope yang dihasilkan. Dari studi komputasi dapat dikonfirmasi bahwa senyawa kolesterol membentuk kompleks inklusi dengan BCD-CIT dan BCD yang lebih stabil dibandingkan dengan senyawa metilen biru dan interferensi lainnya, dimana hasil simulasi penambatan molekul menunjukkan bahwa senyawa kolesterol secara berturut-turut memiliki ΔGbinding sebesar -6,4 kcal/mol dan -5,7 kcal/mol. Pada akhirnya, sensor non-enzimatik yang dikembangkan pada penelitian ini akan diujicobakan terhadap yogurt sebagai sampel untuk mengetahui kemampuan sensor ini pada sampel nyata. Cardiovascular disease (CVD) still remains as a major global health problems and currently ranks as the highest cause of death in various parts of the world, CVD is generally caused by narrowing of blood vessels due to cholesterol buildup. However, the cholesterol sensor that commonly used today are enzyme-based, which require specific treatments and expensive. This research aims to develop non-enzymatic sensors for cholesterol based on citrate modified b-cyclodextrin (BCD-CIT) and Fe3O4 nanocomposite using electrochemical and computational studies. In this study, BCD-CIT/Fe3O4 nanocomposite was successfully synthesized using co-precipitation technique, which the characterization results from SEM, XRD, and FTIR confirmed the formation of the nanoparticles with a diameter of 13.22 nm. Moreover, the determination of cholesterol levels through electrochemical studies was carried out using the cyclic voltammetry method (CV) with a potential of -0.6 volts to +0.6 volts and scan rate of 50 mV/s at SPCE as the electrodes. The measurement results at optimized parameters (2% (w/w) nanocomposite weight, contact time of 10 minutes, PBS pH 7.4, and MB concentration of 100 mM) in the cholesterol concentration ranged at 0-125 uM showed that the calibration curve of anodic and cathodic peak current were obtained with good linearity (R2>0.97). In addition, the sensor also exhibited high sensitivity, judged from the slope that resulted from the calibration curve. Furthermore, the computational study through molecular docking simulation confirmed that cholesterol formed the most stable complexes with both BCD and BCD-CIT compared to other compounds, including methylene blue and its interference, which ΔGbinding of the complexes was obtained at -6.4 kcal/mol and -5.7 kcal/mol, respectively. Finally, this non-enzymatic sensor which developed in this study will be tested further on yogurt to assess the capability and selectivity of BCD-CIT/Fe3O4 nanocomposite as the cholesterol sensor.
2020
T54749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Priyo Yunianto
Abstrak :
Curcumin, suatu polifenol yang berasal dari rhizoma kunyit yang digunakan sebagai obat herbal dan bumbu masak, memiliki banyak efek farmakologis yang menguntungkan, diantaranya sebagai antioksidan, antiinflamasi, antikarsinogenik dan hepatoprotektif. Selain itu juga merupakan suatu antiradikal bebas yang poten dan memiliki aktivitas menghambat peroksidasi lipid. Meskipun memiliki efek farmakologi yang menguntungkan, curcumin memiliki bioavailabilitas yang buruk apabila diberikan per oral, sehingga penggunaannya terbatas. Disamping itu, curcumin mengalami transformasi selama absorpsi melalui usus. Dalam penelitian ini, formulasi liposom curcumin dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan absorpsi dan untuk melindungi curcumin dari biotransformasi. Liposom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis, dimana setiap formula memiliki komposisi soluthin MD:kolesterol:curcumin yang berbeda (700:30:10 dan 525:30:10). Liposom diperiksa bentuk vesikel, distribusi ukuran partikel dan penjerapan obat dalam liposom. Hasil menunjukkan bahwa curcumin dari liposom formula I terinkorporasi dalam fase lipid dan memiliki penjerapan 84,55%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meka Saima Perdani
Abstrak :
Penelitian ini mencakup rangkaian oksidasi kolesterol berupa studi oksidasi kolesterol, oksidasi dengan menggunakan substrat hewani, oksidasi dengan enzim terimobilisasi material magnetit silikon dioksida (M-SiO2)/magnetit kitosan (M-Chit) dan oksidasi dengan protein rekombinan Rhodococcus erythropolis BL21(DE3) (RhoChoA). Enzim kolesterol oksidase yang diproduksi dengan metode submerged fermentation dari Streptomyces sp memiliki nilai aktivitas sebesar 5,12 U/mL dan aktivitas RhoChoA sebesar 17,9 U/mL. Studi kinetika dilakukan dengan menggunakan orde satu dengan reaksi irreversible. Optimasi produksi enzim dilakukan dengan memperhatikan faktor suhu dan jenis substrat. Untuk meningkatkan karakteristik enzim, imobilisasi dilakukan pada enzim kolesterol oksidase Streptomyces sp. Material magnetit disintesis dengan metode sol-gel dengan modifikasi menggunakan magnetit silikon dioksida dan magnetit kitosan yang diberi kode M-SiO2 dan M-Chit secara berurutan. Enzim hasil produksi diimobilisasi dengan menggunakan teknik cross-linking. Hasil karakterisasi FTIR dari material magnetit menunjukkan gugus fungsi M-O di bilangan gelombang 559,88; 598,91 dan 680,1 cm‑1 , gugus Si-O di bilangan gelombang 1615,78 dan 1761,65 cm-1. Uji oksidasi dilakukan dengan beberapa variabel bebas yaitu konsentrasi enzim (0,5; 1; 2 mg/mL), konsentrasi substrat (0,75; 1,25; 2,5 mg/mL), waktu oksidasi (5, 30, 60, 120, 180 menit), serta bentuk enzim (ekstrak kasar enzim kolesterol oksidase dan enzim kolesterol oksidase terimobilisasi). Hasil uji oksidasi dikuantifikasi dengan menggunakan HPLC untuk menganalisis konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim yang optimum dalam oksidasi yang dijadikan sebagai referensi dalam penentuan uji biosensor kolesterol. Oksidasi kolesterol dengan menggunakan substrat hewani dilakukan dengan ekstraksi dengan pelarut lemak. Kuantifikasi kadar kolesterol dalam sampel menunjukkan susbtrat dari lemak hewani memiliki konsentrasi kolesterol tertinggi dari kuning telur dengan konsentrasi 1,94 mg/mL, hati ayam (0,93 mg/mL), daging sapi (0,25 mg/mL) dan daging ayam (0,23 mg/mL). Enzim kolesterol oksidase dengan konsentrasi 2 mg/mL dapat mengoksidasi ekstrak kasar kolesterol dari kuning telur, hati ayam dan daging ayam hingga teroksidasi 20%, sedangkan ekstrak kasar kolesterol dari daging sapi teroksidasi sebesar 10%. Hasil uji oksidasi dengan menggunakan HPLC diperoleh konsentrasi substrat secara optimal dioksidasi oleh enzim terimobilisasi M-SiO2 dengan konsentrasi 20 mg/mL serta konsentrasi kolesterol 1,94 mM sebesar 90%, sedangkan enzim kolesterol oksidase bebas mengoksidasi kolesterol sebesar 80%. Uji oksidasi kolesterol menggunakan enzim kolesterol oksidase terimobilisasi magnetit kitosan (M-Chit) ditemukan konsentrasi substrat yang optimum adalah 2,5 mg/mL dan konsentrasi enzim yang paling efektif adalah 2 mg/mL. Reaksi oksidasi kolesterol dengan kondisi optimum dan menggunakan enzim terimobilisasi M-Chit dapat mengoksidasi kolesterol sampai 10%. Uji penggunaan kembali material M-Chit dalam proses imobilisasi dapat digunakan sebanyak 2 kali. ......This research includes a series of cholesterol oxidation in the form of cholesterol oxidation studies, oxidation using animal substrates, oxidation with immobilized enzymes of magnetite silicon dioxide (M-SiO2) / magnetite chitosan (M-Chit) and oxidation with recombinant protein Rhodococcus erythropolis BL21 (DE3) ( RhoChoA). Cholesterol oxidase enzyme produced by the submerged fermentation method from Streptomyces sp has an activity value of 5.12 U / mL and a RhoChoA activity of 17.9 U / mL. The kinetic study was carried out using first order with an irreversible reaction. Optimization of enzyme production is carried out by controlling the temperatur and type of substrate. To improve the characteristics of the enzyme, immobilization was carried out on the cholesterol oxidase enzyme Streptomyces sp. The magnetite material was synthesized by the sol-gel method with modification using magnetite silicon dioxide and magnetite chitosan which were coded M-SiO2 and M-Chit, respectively. The immobilized enzymes are produced using a cross-linking technique. The FTIR characterization results of the magnetite material showed the M-O functional group at wave number 559.88; 598.91 and 680.1 cm-1, the Si-O group at wave numbers 1615.78 and 1761.65 cm-1. The oxidation test was carried out with several independent variables, namely enzyme concentration (0.5; 1; 2 mg / mL), substrate concentration (0.75; 1.25; 2.5 mg / mL), oxidation time (5, 30, 60, 120, 180 minutes), as well as the form of the enzyme (crude extract of the cholesterol oxidase enzyme and the immobilized cholesterol oxidase enzyme). The results of the oxidation test were quantified using HPLC to analyze the optimum substrate concentration and enzyme concentration in oxidation which were used as references in determining the cholesterol biosensor test. Cholesterol oxidation using animal substrates was carried out by extraction with fat solvents. The quantification of cholesterol levels in the sample showed that the animal fat substrate had the highest cholesterol concentration from egg yolks with a concentration of 1.94 mg / mL, chicken liver (0.93 mg / mL), beef (0.25 mg / mL) and chicken meat. (0.23 mg / mL). Cholesterol oxidase enzyme with a concentration of 2 mg / mL can oxidize the crude extract of cholesterol from egg yolk, chicken liver and chicken meat up to 20%, while the crude extract of cholesterol from beef is oxidized only 10%. The results of the oxidation test using HPLC showed that the optimal substrate concentration was oxidized by the immobilized enzyme M-SiO2 with a concentration of 20 mg / mL and a cholesterol concentration of 1.94 mM of 90%, while the free cholesterol oxidase enzyme was 80% oxidized. Cholesterol oxidation test using immobilized cholesterol oxidase enzyme magnetite chitosan (M-Chit) found that the optimum substrate concentration was 2.5 mg / mL and the most effective enzyme concentration was 2 mg / mL. Cholesterol oxidation reaction under optimum conditions and using the immobilized enzyme M-Chit can oxidize cholesterol up to 10%. The M-Chit reuse test in the immobilization process can be used for 2 times.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>