Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Diana Puspita
Abstrak :
[ABSTRAK
Paradigma sektor kehutanan masih memandang kayu sebagai hasil utama mengakibatkan tingginya angka deforestasi di Indonesia. Padahal banyak hasil hutan lainnya yang dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu manfaat hutan yang belum terestimasi nilainya yaitu jasa lingkungan terutama wisata. Dan fungsi hutan yang mempunyai manfaat wisata salah satunya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Salah satu bagian dari TNGHS yaitu Resort PTNW Gunung Salak I yang mempunyai daya tarik tersendiri yaitu sebagai field project Suaka Elang. Pada Resort PTNW Gunung Salak I terdapat 2 (dua) lokasi wisata yaitu bumi perkemahan Loji dan Wana Wisata Sukamantri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai ekonomi wisata dari lokasi tersebut. Metode penelitian ini menggunakan metode TCM dan CVM untuk mengetahui nilai ekonomi dari kawasan wisata. Dan nilai surplus konsumen untuk metode TCM Resort PTNW Gunung Salak I sebesar Rp. 909.000 per individu/tahun atau Rp. 6.635.700.000/tahun, sedangkan untuk nilai WTP kondisi saat ini sebesar Rp. 8.500 dan untuk kondisi masa akan datang sebesar Rp. 9.700.
ABSTRACT
The paradigm of forestry sector still sees wood as the primary outcome resulted in high rates of deforestation in Indonesia. Whereas many other forest products that can be utilized and have high economic value. One of the benefits from forests that have not estimated is environmental services value, especially forest tourism. And one part of forests that have tourism benefits is Mount Halimun Salak National Park. One part of the national park that has a special attraction as a field project of Raptor sanctuary is PTNW Mount Salak I Resort. In PTNW Mount Salak I Resort there are 2 (two) tourist sites, which are Bumi Perkemahan Loji and Wana Wisata Sukamantri. This study aimed to obtain economic value from the site. This research using TCM and CVM method to determine the economic value from tourist area. The value of consumer surplus for TCM method PTNW Mount Salak I Resort is Rp. 909 000 per individual/year or Rp. 6.635.700.000/year, while for WTP value for current state of Rp. 8.500 and for the future condition of Rp. 9.700., The paradigm of forestry sector still sees wood as the primary outcome resulted in high rates of deforestation in Indonesia. Whereas many other forest products that can be utilized and have high economic value. One of the benefits from forests that have not estimated is environmental services value, especially forest tourism. And one part of forests that have tourism benefits is Mount Halimun Salak National Park. One part of the national park that has a special attraction as a field project of Raptor sanctuary is PTNW Mount Salak I Resort. In PTNW Mount Salak I Resort there are 2 (two) tourist sites, which are Bumi Perkemahan Loji and Wana Wisata Sukamantri. This study aimed to obtain economic value from the site. This research using TCM and CVM method to determine the economic value from tourist area. The value of consumer surplus for TCM method PTNW Mount Salak I Resort is Rp. 909 000 per individual/year or Rp. 6.635.700.000/year, while for WTP value for current state of Rp. 8.500 and for the future condition of Rp. 9.700.]
2015
T43167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Portim
Abstrak :
Pengembangan sektor pariwisata membawa banyak manfaat dan keuntungan bagi masyarakat dan pemerintah. Inti dari produk pariwisata adalah destinasi wisata. Tujuan penelitian ini dilakukan sebagai upaya memberikan informasi mengenai nilai manfaat ekonomi sumberdaya obyek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Metode penelitian ini menggunakan metode TCM dan CVM untuk mengetahui nilai obyek wisata sumberdaya alam. Nilai ekonomi wisata Pantai Pasir Putih Parbaba yang diperoleh melalui pendekatan surplus konsumen pada metode biaya perjalanan adalah Rp. 26.372.911.488,-/tahun. Sedangkan untuk nilai ekonomi dengan pendekatan willingness to pay menggunakan metode valuasi kontingensi diperoleh sebesar Rp. 101.170.536,-/tahun. Perlu perbaikan serta peningkatan sarana dan prasarana Pantai Pasir Putih Parbaba, seperti mushola atau ruang berdoa, fasilitas musik atau alunan musik dari pengeras suara (loudspeaker), perbaikan akses dan kondisi jalan, serta melakukan pelatihan dan pendampingan terhadap masyarakat setempat agar menjaga keramahtamahan terhadap wisatawan. Menaikkan harga tiket menjadi maksimal Rp.20.000,- dimana pada tingkat harga tersebut, penerimaan retribusi akan mencapai titik optimum.
The development of tourism sector brings many benefits and advantages for the people and the government. The core of tourism products is a tourist destination. The purpose of this research is to provide information regarding economic benefit value of resources tourist attraction Pantai Pasir Putih Parbaba Pangururan District of Samosir. Research Methods initials using the method of TCM and CVM for review the value of tourism objects of natural resources. The economic value of tourism Pantai Pasir Putih Parbaba acquired through the consumer surplus approach Travel Cost Method IDR 26.372.911.488 / year. However, the economic value with the willingness to pay approach using contingency valuation method is IDR 101.170.536 / year. Need to improve and increasing facilities and infrastructure at the Pantai Pasir Putih Parbaba, such as mosque or prayer halls, facilities music from the loudspeakers, improvement of access and the road, training and assistance to local communities in order to keep the hospitality towards tourists. Increasing the ticket price in the level IDR.20.000, - which is at that level the retribution will reach the optimum level.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Kusumasari
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Salah satu program Jakarta Smart City yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah sistem e-participation yang bernama Qlue, yaitu sebuah layanan pengaduan masyarakat secara elektronik. Namun sampai saat ini jumlah pengguna Qlue masih rendah, yaitu berkisar 8 dari jumlah penduduk DKI Jakarta. Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu dimensi yang bisa dianalisis adalah dimensi politik yaitu dengan menggunakan teori partisipasi politik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah faktor-faktor kesukarelaan warga civic voluntarism dan incentives untuk berpartisipasi dalam politik mempengaruhi penerimaan warga terhadap e-participation. Model penelitian dibangun menggunakan teori Civic Voluntarism Model CVM dan General Incentives Model GIM , digabungkan dengan Theory of Reasoned Action TRA . Data diolah menggunakan metode PLS-SEM. Hasil penelitian adalah unsur resources dan political engagement dari CVM, incentives dari GIM, dan subjective norms dari TRA atau social networks dari CVM berpengaruh terhadap niat menggunakan e-participation. Penelitian juga menemukan bahwa resources secara signifikan dibentuk oleh faktor money dan skill/knowledge, political engagement secara signifikan dibentuk oleh political interest, political efficacy, dan political awareness, sementara incentives dibentuk secara signifikan oleh collective incentives dan selective process incentives.
ABSTRACT<>br> Qlue is an e participation system, in the form of an electronic public complaints service, owned by the Provincial Government of DKI Jakarta. The low number of Qlue users, makes it necessary to conduct research to find out what factors influence the citizen in using Qlue as a form of e participation in DKI Jakarta. This study aims to analyze the factors of citizen acceptance of e participation from the political dimension by using the theory of political participation, namely Civic Voluntarism Model CVM and General Incentives Model GIM , combined with Theory of Reasoned Action TRA . The data is processed using PLS SEM method. The analysis result of 173 respondents demonstrate that resources, political engagement, social network, and incentives have an effect on the intention of using e participation. The study also found that resources are significantly influenced by money and skill knowledge, political engagement significantly influenced by political interest, political efficacy and political awareness, while incentives are significantly influenced by collective incentives and selective process incentives.
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deftrianov
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi determinan dan kesediaan membayar willingness to pay penghuni rumah susun Penjaringan Jakarta Utara melalui Metode Penilaian Kontijensi CVM terhadap kondisi hipotetis peningkatan luas hunian dan lingkungan kondisi yang ditawarkan dengan menggunakan metode kuesioner indepth interview terhadap 205 responden dari total 1.514 penghuni rumah susun Penjaringan. Dari hasil olah data primer dan sekunder, faktor-faktor yang mempengaruhi WTP dapat dijelaskan dalam model berikut: Kesediaan membayar WTP penghuni rusun Penjaringan Jakarta dipengaruhi diantaranya oleh status pekerjaan, tingkat pendapatan, kesediaan membayar dan kondisi bangunan eksisting, serta tingkat pengetahuan akan program serupa. Adapun berdasarkan nilai WTP terungkap, dengan kondisi hipotetis yang ditawarkan para penghuni rusun Penjaringan secara rata-rata bersedia untuk membayar sebesar Rp. 200.300,8,-.
ABSTRACT
This Thesis examines the factors that affect determinants and willingness to pay of the residents of Penjaringan Flat in North Jakarta through Contingency Valuation Method CVM towards the hypothesis condition of environment and residential area increase. The condition offered uses in depth interview method with 205 respondents of the total 1,514 residents of Penjaringan Flat. Based on primary and secondary data processing, factors that affect WTP can be described by the following model Willingness to Pay WTP of the Penjaringan Flat resident is affected among others by job status, income level, existing willingness to pay and building condition, as well as knowledge level of similar programs. Moreover, based on the WTP value, it can be concluded that with the hypothesis condition, the Penjaringan Flat residents on average are willing to pay the amount of Rp200.300,8
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T49643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Naufal Adnan
Abstrak :
Fokus dari riset ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membayar (WTP) layanan streaming musik dan untuk menganalisa besarnya nilai WTP. Dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM), rata – rata kesediaan membayar adalah Rp, 49.000 per bulan. Sedangkan, dengan menggunakan analisa logit, diketahui bahwa harga, kesediaan aplikasi di telepon genggam, kualitas audio dan tidak adanya gangguan dari iklan adalah faktor yang signigikan mempengaruhi WTP. ......This study aims to identify factors that influencing willingness to pay (WTP) for music streaming service’s tariffs and to analyze the rates of consumer’s WTP in IUP FEB UI. Through Contingent Valuation Method (CVM), the average price is IDR 49,000 per month. Meanwhile, by using logit analysis, it is known that price, the presence of applications on mobile phones , the audio quality and the absence of interference such as advertisement are the significant factors influencing the WTP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Ridwan
Abstrak :
Kekeringan yang terjadi pada Kecamatan Kembangbahu setiap tahun memberikan dampak kelangkaan air bersih karena Masyarakat Kembangbahu mengandalkan air hujan untuk memenuhi permintan air. Untuk mengatasi hal ini, mereka membangun beberapa telaga atau embung dalam upaya mengumpulkan air hujan selama musim kering terjadi, namun baik cara pengambilan air dan juga air tersebut tidak memenuhi syarat- syarat kesehatan. Oleh karena itu, Masyarakat Kembangbahu sangat membutuhkan suatu kemudahan sistem pelayanan air bersih. Tujuan studi ini untuk menentukan besar kemauan membayar dan surplus konsumen untuk kemudahan layanan air bersih. Sample dikumpulkan menggunakan metode acak sederhana sebanyak 49 responden dengan melakukan interview dan kuesioner. Analisis menggunakan CVM menunjukkan bahwa harga penawaran bid, dan pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap kemauan membayar dengantaraf α=0,05, sedangkan tingkat pendidikan, jarak ke sumber air, umur, dan besarnya konsumsi air tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil analisis regresi logit menunjukkan bahwa kemauan membayar satu jirigen air (35 liter) adalah sebesar Rp.9.123), dan surplus konsumen untuk layanan kemudahan memperoleh air bersih sebesar Rp 7.123. Surplus konsumen total untuk masyarakat dengan populasi 2.617 kepala keluarga adalah sebesar Rp.7.241.292. Dengan diketahuinya variabel yang mempengaruhi kemauan membayar, dan surplus konsumen, diharapkan pengambil keputusan dapat meningkatkan pelayanan kemudahan memperoleh air bersih dengan mempertimbangkan membangun instalasi sistem pelayanan air bersih yang terjangkau masyarakat.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2009
352 JSEPU 5 (3) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan Widiyanto
Abstrak :
Salah satu infrastruktur bidang pekerjaan umum yang penting untuk diukur outcomenya adalah jaringanirigasi. Daerah irigasi Anai di Sumatra Barat merupakan daerah irigasi terluas sehingga outcome yang dapat dihasilkan juga besar. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menentukan variabel dan indikator outcome infrastruktur irigasi dengan menggunakan teknik Delphi. Teknik Delphi dilakukan melalui Focus Goup Discussion (FGD) hingga menghasilkan 5 variabel dan 11 indikator. Hasil enelitian menunjukan variabel yang paling penting dalam pengukuran outcome dari pembangunan infrastruktur jaringan irigasi adalah variabel Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Air Petani dan Tingkat Luasan Layanan Irigasi.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, 2012
352 JSEPU 5 (3) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cucun Roslina
Abstrak :
Sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil alih kegiatan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang menjadi swakelola, dasar penganggaran dana kompensasi yang dianggarkan setiap bulannya tidak lagi menggunakan prosentase dari biaya pengolahan sampah yang dibayarkan kepada pihak swasta. Untuk itu diperlukan suatu rumusan sebagai dasar penganggaran dana kompensasi yang baru. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya mencari dasar penganggaran dana kompensasi yang lebih menggambarkan nilai kerugian yang dirasakan oleh masyarakat. Metode survei dilakukan untuk mengetahui kesediaan masyarakat terhadap besaran dana kompensasi yang ingin mereka terima (willingness to accept) sebagai akibat kerusakan lingkungan. Hasil survei menunjukkan bahwa dana kompensasi yang mereka terima saat ini masih dibawah kerugian akibat kerusakan lingkungan, mengingat perbaikan untuk kerusakan lingkungan belum tangani secara komprehensif dan dampaknya masih harus mereka terima dalam jangka panjang. Selama belum ada perbaikan lingkungan yang signifikan, hasil analisis willingness to accept pada penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penganggaran bagi dana kompensasi. ......Since the Provincial Government of Jakarta takes over waste management activities in Bantargebang Integrated Waste Disposal Site (TPST) and makes it self-managed, the budgeting for monthly compensation funds is no longer based on the percentage of waste management fee paid to the private operator. It is therefore required a formula as the new basis for compensation funds budgeting. This study aims to seek a compensation funds budgeting basis that better reflects the loss value experienced by the community. A survey method is conducted to find out the people's willingness to accept the amount of funds they wish to receive to compensate the environmental damage. The survey results indicate that the compensation they receive is still under the value of loss from environmental damage, given the environmental damage that has not been fixed comprehensively and the long-term impact they will have to face. As long as there is no significant environmental improvement, the willingness to accept analysed in this study can be used as the basis for compensation funds budgeting.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Triana
Abstrak :
Langit malam dengan kegelapan alami dan penuh bintang merupakan sebuah sumber daya alam milik bersama, dan sebagai barang public merupakan tanggung jawab kita Bersama untuk menjaga nya. Polusi cahaya mengurangi kemampuan kita untuk melihat keatas, kepada langit malam yang penuh keindahan dan menghalangi kita untuk melihat berbagai objek langit seperti bintang dan milkyway, selain itu polusi cahaya memiliki konsekuensi terhadap alam, Kesehatan, energi, dan inspirasi. Agar pemerintah dapat melakukan intervensi secara lebih efektif, analisis ekonomi polusi cahaya berkaitan dengan cost dan benefit perlu dilakukan. Skripsi ini menggunakan metode CVM untuk menempatkan nilai ekonomi pada peningkatan kualitas langit malam melalui penurunan polusi cahaya. Responden diberikan pertanyaan mengenai kesediaan mereka membayar untuk kualitas langit malam yang lebih baik. Modus WTP dakam survey ini adalah Rp0, hal ini disebabkan oleh awareness dan pengetahuan terhadap langit malam dan polusi cahaya masih kurang. Faktor yang paling signifikan mempengaruhi WTP adalah perasaan terganggu oleh keberadaan polusi cahaya dan skyglow, persepsi tentang dampak polusi cahaya terhadap kesehatan, dan persepsi polusi cahaya terhadap lingkungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Estimasi mean dari pengolahan data interval regression menunjukan responden secara rata-rata bersedia membayar sebesar Rp 32774 untuk meningkatkan kualitas langit malam dengan mengurangi polusi cahaya di kawasan Jabodetabek atau rumah mereka. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kunci pembuka bagi penelitian selanjutnya mengenai polusi cahaya di Indonesia. ...... The night sky with natural darkness and full of stars is a natural resource that belongs to everyone, and as a public good it is our collective responsibility to protect it. Light pollution reduces our ability to look up, to the beautiful night sky and prevents us from seeing various celestial objects such as stars and milkyways, besides light pollution has consequences for nature, health, energy and inspiration. In order for the government to intervene more effectively, an economic analysis of light pollution related to costs and benefits needs to be done. This thesis uses the CVM method to place an economic value on improving the quality of the night sky through reducing light pollution. Respondents were asked questions about their willingness to pay for a better quality of the night sky. WTP mode in this survey is Rp0, this is due to lack of awareness and knowledge of the night sky and light pollution. The most significant factors affecting WTP were feelings of being disturbed by the presence of light pollution and skyglow, perceptions of the impact of light pollution on health, and perceptions of light pollution on the environment. This study concludes that the mean estimation of interval regression data processing shows that respondents are on average willing to pay Rp. 32774 to improve the quality of the night sky by reducing light pollution in the Greater Jakarta area or their homes. This research is expected to be an opening key for further research on light pollution in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duhita Wahyu Maulida
Abstrak :

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang sudah menjadi bagian dari budaya. Meningkatnya permintaan obat tradisional khususnya Jamu di Indonesia akibat pandemi COVID-19 memberikan peluang bagi bisnis obat tradisional dan jamu. Peningkatan permintaan menyebabkan munculnya UKM baru produk tradisional dan kesehatan, pada saat yang sama, transaksi pembelian online juga meningkat, mendorong UKM untuk beralih ke e-commerce. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segmentasi dan nilai setiap segmen pelanggan menggunakan CLV dan mengembangkan strategi untuk setiap segmentasi pelanggan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan. Metode K-Means Clustering digunakan untuk mengelompokkan pelanggan menjadi beberapa cluster dan nilai CLV digunakan untuk menentukan nilai setiap segmen pelanggan dengan variabel Recency, Frequency, dan Monetary (RFM). Penyebaran klaster dengan menggunakan Customer Value Matrix (CVM) juga dilakukan untuk memastikan karakteristik klaster. Data sekunder diperoleh dari transaksi penjualan. Analisis penjualan produk dilakukan dengan menggunakan metode Association Rule yang menghasilkan salah satu strategi dalam Customer Development. Hasil penelitian menghasilkan 5 cluster untuk pelanggan dengan 13 strategi untuk keseluruhan cluster. Strategi cross-selling adalah strategi yang direkomendasikan.


Jamu is a traditional Indonesian medicine that has become part of the culture. The increasing demand for traditional medicines, especially Jamu in Indonesia due to the COVID-19 pandemic, provides opportunities for the traditional and herbal medicinal business. The increase in demand leads to the emergence of new traditional and health product SMEs, at the same time, online purchase transactions have also increased, encouraging SMEs to switch to e-commerce. This study aims to determine the segmentation and value of each customer segment using CLV and develop strategies for each customer segmentation in order to increase customer loyalty. The K-Means Clustering method is used to segment customers into several clusters and the CLV value is used to determine the value of each customer segment with Recency, Frequency, and Monetary (RFM) variables. Cluster deployment using the Customer Value Matrix (CVM) was also carried out to ensure cluster characteristics. Secondary data obtained from sales transactions. Analysis of product sales is carried out using the Association Rule method which produces one of the strategies in Customer Development. The research resulted in 5 clusters for customers with 13 strategies for the whole cluster. The cross-selling strategy is the recommended strategy.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>