Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambar Purwitasari
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas suatu variasi dari masalah program linier, yaitu masalah meminimumkan suatu fungsi yang berbentuk bottleneck dengan kendala linier. Permasalahan ini disebut program linier bottleneck dimana fungsi obyektifnya mempunyai bentuk Z = maks (cjIxjc>0). Masalah program linier bottleneck ini pada dasarnya merupakan generalisasi dari masalah transportasi bottleneck. Dalam hal ini disamping kita mencari waktu yang minimum dari sumber ke tujuan, ada kendala tak nyata lain yang turut dipertimbangkan yakni Jenis barang yang dikirim memiliki kondisi—kondisi seperti : Jenis yang tidak tahan lama atau pengiriman pada keadaan mendesak (perang atau bencana alam). Kedua masalah di atas akan diselesaikan dengan metode yang didasarkan pada metode simplek.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kartika
Abstrak :
Tingkat keselamatan lalu lintas di jalan tol Indonesia masih dalam kondisi tidak memuaskan. Segmen Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) antara KM 91 hingga KM 93 khusus dianggap sebagai lokasi kecelakaan lalu lintas tertinggi di jalan tol Indonesia. Penelitian ini menganalisis pengaruh climbing lane terhadap kinerja lalu lintas sebagai akibat dari desain geometris yang tidak tepat. Kondisi ini disebabkan karena desain yang tidak tepat dimana akhir lajur pendakian berakhir sebelum mencapai puncak pendakian tertinggi. Akibatnya, kendaraan berat yang berjalan dengan lambar di sisi kiri bergabung ke jalur dan menghasilkan kemacetan yang disebabkan oleh fenomena shockwave. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati dampak kinerja keselamatan dan lalu lintas dari climbing lane Jalan Tol Cipularang. Data kendaraan diperoleh dengan menghitung jumlah kendaraan yang melewati segmen yang ditinjau dan menemukan bahwa gelombang kejut antara segmen 1 hingga segmen 2 ketika jalur pendakian dimulai memiliki nilai positif 29,4 km / jam, sedangkan antara segmen 2 hingga segmen 3, nilai ! memiliki nilai negatif -0,54 km / jam. Hal inimenunjukkan bahwa bottleneck pada akhir segmen ke-3 memperlambat kecepatan kendaraan berada di belakangnya. Tiga pemodelan skenario menggunakan VISSIM dilakukan untuk memodelkan desain climbing lane yang optimal dengan skenario ketiga di mana perpanjangan jalur pendakian ditempatkan di jalur kanan dengan memberikan rasio V / C terendah 0,544 secara keseluruhan. ......in Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) segment where between KM 91 to KM 93 regards as the highest traffic accidents location on Indonesia toll roads. This study is analyzed the effect of climbing lane to the traffic performance as a result of improper geometric design. The inappropriate conditions are the auxiliary lane on the nearside of the road instead on farside of the road and the end of climbing lane/merge lane located before the crest instead of after the crest of vertical alignment. As a result, very slow heavy vehicles merged to the normal lane and resulting bottleneck caused by shockwave phenomenon. The aim of this study is to observe traffic and safety performance impact from Cipularang Toll Road climbing lane. Vehicle data is obtained by calculating the number of vehicles that pass through the segment being reviewed and found that shockwaves between segment 1 to segment 2 when climbing lane is started has a positive value of 29.4 km / hour, meanwhile between segment 2 to segment 3, the ! value has negative value of -0.54 km / hour. This indicates that the bottleneck at the end of the 3rd segment slows the speed of the vehicle following behind. Three scenario modelling using VISSIM was conducted to model the optimum climbing lane design with the third scenario where extended climbing lane placed on the right lane with provides the lowest V/C ratio of 0,544 overall
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nencylia Mahmintari
Abstrak :
Line balancing adalah suatu metode penugasan sejumlah elemen kerja ke dalam stasiun kerja pada satu lintasan produksi sehingga tiap stasiun kerja dapat menyelesaikan tugasnya pada waktu yang sama (Prabowo, 2009). Desain line balancing yang tepat akan meminimalisir permasalahan bottleneck pada proses pengemasan. Bottleneck adalah adanya penumpukan produk pada work station tertentu sehingga dapat menghambat proses produksi (Napitulu, Sembiring & Hidayah, 2016). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat desain line balancing agar mendapatkan desain yang efektif dan efisien setelah dilakukan peningkatan kecepatan mesin Meguro SP 220-HSD dengan menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan pada tiap elemen kerja sehingga didapatkan keseimbangan pada jalur pengemasan 3 produk Vitacimin yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker periode September - November 2020 di PT Takeda Indonesia. Metode pelaksanaan dilakukan dengan observasi data, merancang desain dan mengevaluasi desain yang telah dibuat. Evaluasi desain line balancing dilakukan pada kecepatan 150, 160 dan 170 rpm dengan melihat keseimbangan lini proses pengemasan dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi line balancing. Dari hasil evaluasi pada kecepatan 150 rpm, lini pengemasan Produk Vitacimin memiliki keseimbangan sedangkan pada kecepatan 160 dan 170 rpm, desain balancing yang dibuat masih memiliki permasalahan yaitu bottleneck pada beberapa work station. Bottleneck terjadi karena kecepatan rata-rata petugas pengemas (skill matrix) belum merata dan bahan conveyor belt yang digunakan pada lini proses memiliki sifat menempel pada kemasan primer produk. ......Line balancing is a method of assigning a number of work elements into a workstation on one production track so that each workstation can complete its task at the same time (Prabowo, 2009). The right line balancing design minimizes bottleneck problems in the packaging process. Bottleneck is the accumulation of products at certain work stations so as to impede the production process (Napitulu, Sembiring & Hidayah, 2016). The purpose of this writing is to create a line balancing design in order to obtain an effective and efficient design after an increase in the speed of Meguro SP 220-HSD machines by determining the number of workers needed on each element of work so that a balance is obtained on the packaging line of 3 Vitacimin products conducted during the Pharmacist Profession Working Practice period September - November 2020 at PT Takeda Indonesia. The implementation method is done by data observation, designing and evaluating the design that has been created. Evaluation of line balancing design is conducted at speeds of 150, 160 and 170 rpm by looking at the balance of the packaging process line and analyzing the factors that affect line balancing. From the evaluation results at a speed of 150 rpm, Vitacimin product packaging line has a balance while at the speed of 160 and 170 rpm, the balancing design made still has problems namely bottlenecks at some work stations. Bottleneck occurs because the average speed of the packing officer (skill matrix) has not been evenly distributed and the conveyor belt material used on the process line has the properties of sticking to the primary packaging of the product.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Meilayanti
Abstrak :
Penelitian ini menguji metode Deterministic Queuing dan metode Shock Wave untuk menganalisa kemacetan lalu lintas rutin akibat bottleneck pada ruas jalan dengan hambatan (non freeway) berdasarkan prinsip dinamika lalu lintas. Dinamika lalu lintas menggambarkan bahwa arus lalu lintas berubah secara konstan berdasarkan ruang dan waktu sebagai hasil interaksi antara pengemudi, kendaraan, dan jalan. Prinsip konservasi kendaraan akan digunakan dalam menganalisa mekanisme dinamik arus lalu lintas pada kondisi macet. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi mengenai penggunaan metode yang tepat dalam menganalisa kemacetan lalu lintas rutin akibat bottleneck pada jalan dengan hambatan, shock wave method ataukah deterministic queuing method. Selain itu juga untuk mengetahui apakah hasil analisa dengan Shock Wave Method over estimate dibandingkan dengan hasil analisa dengan Deterministic Queuing Method, seperti halnya pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya pada freeway. Lokasi bottleneck yang diambil adalah di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan dan di Jalan Laksamana Yos Sudarso, Jakarta Utara. Survey lapangan dilakukan pada lokasi sebelum memasuki ruas bottleneck dan pada ruas bottleneck itu sendiri. Data primer hasil survey adalah waktu tempuh kendaraan dan volume lalu lintas. Kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan data hasil olahan untuk digunakan dalam analisa kemacetan dengan kedua metode tersebut. Perbandingan hasil penggunaan kedua metode tersebut dapat dilihat secara grafis maupun analitis. Secara grafis dihasilkan time-space diagram, Queuing Diagram, dan physical discharging rate diagram. Dimana masing-masing merupakan hasil superimposisi dari beberapa grafik. Sedangkan perbandingan secara analitis didapatkan dari membandingkan beberapa hasil estimasi dengan menngunakan kedua metode tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jamaludin Bintara
Abstrak :
PT Indomitra Sedaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang indsutri komponen sepeda motor. Steering Handle merupakan salah satu jenis produk yang akan dibahas oleh peneliti. Permasalahan yang dihadapi PT. Indomitra Sedaya adalah tidak tercapainya target produksi dalam jangka periode waktu yang lama.Hal ini disebabkan oleh bottleneck dan waiting time yang tinggi. Untuk menyelesaikan permasalahan ini penulis menggunakan simulasi berbasis objek untuk mensimulasikan proses produksi secara keseluruhan untuk mendapatkan analisa terhadap target produksi yang tidak tercapai. Dalam upaya menunjang penelitian ini, peneliti menggunakan perangkat lunak Plant Simulation 9.0. Dalam Plan Simulation terdapat fitur bottleneck analyzer sebagai salah satu alat bantu alternatif untuk melihat perilaku sistem secara keseluruhan pada model. Dari hasil analisa model awal didapatkan 3 skenario untuk meningkatkan output produksi sehingga target produksi dapat tercapai. Dari hasil analisa 3 skenario tersebut selain target produksi terpenuhi didapatkan bahwa skenario ke-3 yaitu dengan penambahan mesin Welding Robot 1 dan stasiun kerja inspeksi dengan 2 shift kerja merupakan skenario dengan variable biaya tambahan paling minimum bahkan menghemat biaya sebesar Rp. 2.608.667,00.
PT Indomitra Sedaya is a company engaged in the field of industrial components motorcycle. Steering Handle is one type of product that will be discussed by the researcher. The problem which is faced by PT. Indomitra Sedaya is not achieving production targets within the long time period .It is caused due to high waiting time and bottleneck. To fix this issue, the authors used object-based simulation to simulate the production process as a whole to get an analysis of the target production is not reached. In an effort to support this study, researchers used the software Plant Simulation 9.0. In the Simulation Plan contained bottleneck analyzer features as one alternative tool to see the behavior of the overall system model. From the analysis of the initial model, its obtained 3 scenarios to enhance the output of production so that production targets can be achieved. From the three scenarios analysis, in addition to production targets are met it has found that the third scenario which are addition of machine Welding Robot 1 and inspection work station with 2 shifts is the scenario with minimum additional cost and save cost by Rp. 2,608,667.00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Fitriana Anggraeni
Abstrak :
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit XYZ yang mencapai indikator mutu dibawah target dalam proses pengadaan dan penerimaan obat dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Lingkup proses yang diteliti dalam penelitian ini mencakup proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat dengan menggunakan pendekatan lean six sigma untuk mengidentifikasi waste di dalam proses serta proses dengan tingkat kecacatan tertinggi. Hasil studi mendapatkan bahwa permasalahan utama dalam proses supply chain obat di RS XYZ adalah stok obat kosong. Beberapa faktor yang menyebabkan kosongnya stok obat di RS XYZ antara lain, penyelesaian dokumen purchase order dan kedatangan obat tidak sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan, lock oleh vendor, kekosongan obat di principal, revisi purchase order dan faktur, serta variasi waktu approval purchase request. Bottleneck yang ditemukan dan menjadi salah satu penyebab stok obat kosong adalah proses penyelesaian dokumen purchase order yang merupakan proses dengan waktu terlama serta merupakan proses dengan nilai sigma paling rendah, yakni berada di rentang 1.2 hingga 1.8 di bulan Maret–Mei dan nilai defects per million yang cukup tinggi, yakni 365.714–580.000 di bulan Maret–Mei yang menunjukkan tingginya kecacatan berupa keterlambatan dalam proses penyelesaian dokumen purchase order. Tingginya variasi penyelesaian dokumen purchase order berdampak pada perencanaan penghitungan kebutuhan obat yang didasari pada penghitungan lead time. ...... This research used qualitative and quantitative analysis conducted at XYZ Hospital, which achieved quality indicators below the target in the supply chain process, specifically in the procurement and receiving of drugs. The scope of the processes examined in this study includes the planning, procurement, receiving, storage, and distribution of drugs using the Lean Six Sigma approach to identify waste within the processes and those with the highest defect rates. The study found that the main issue in the drug supply chain process at XYZ Hospital is drug stockouts. Several factors causing drug stockouts at XYZ Hospital include the completion of purchase order documents and drug arrivals not meeting the established time standards, vendor lock, drug shortages at the principal, purchase order and invoice revisions, and variations in the approval time for purchase requests. A bottleneck identified as one of the causes of drug stockouts is the process of completing purchase order documents, which is the longest process and has the lowest sigma value, ranging from 1.2 to 1.8 in March–May, with a high defects per million value of 365,714-580,000 in March–May, indicating a high defect rate in the form of delays in the purchase order document completion process. The high variation in the completion of purchase order documents impacts the planning of drug requirements calculation, which is based on lead time calculations.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover