Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Surya Lesmana
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian tentang Obligasi Beragun Aset. Penelitian ini menggunakan Simulasi Monte-Carlo sebagai pengganti data expected recovery rate yang datanya tidak tersedia di Indonesia Sehingga dapat diprediksi Obligasi Beragun Aset dari originator 14 Bank yang telah Go Public di Indonesia mana saja dan pada pemberian kredit pada sektor ekonorni mana saja yang layak untuk diterbitkan, pada tingkat expected recovery rate berapa Obligasi Beragun Aset tersebut layak untuk diterbitkan, dan baga!mana karakteristik dari Obligasi Beragun Aset di Indonesia sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Penelitian ini menghasilkan 3 proposisi tentang Obligasi Beragun Aset, yaitu: 1.) Obligasi Beragun Aset yang lebih disukai adalah Obligasi Beragun Met yang merniliki probabilitas default pada kredit yang disekuritisasikan yang lebih besar. 2.)Semakin besar default probability la-edit yang disekuritisasikan dalam suatu Obligasi Beragun Aset maka semakin besar sensitivitas perubahan harga terhadap perubahan expected recovery ratenya 3.)Perubahan harga suatu Obligasi Beragun Met, berbanding lures atau positif dengan perubahan expected recovery ratenya. Proposisi pertama konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Blume, Keim, dan Patel (1991), Penelitian dalam tesis ini adalah untuk Efek Beragun Met yang memberikan kupon tetap kepada pemiliknya atau disebut sebagai Obligasi Beragun Aset Pendapatan Tetap dan sama sekali tidak menyinggung Efek Beragun Aset yang berbentuk saham dan Obligasi Beragun Aset Bunga Mengambang.
This study is concerning the Asset Backed Bonds. The research uses the Monte-Carlo Simulation as a substitute for the expected recovery rate data which is not available in Indonesia. Consequently, it can be predict which sector credit of originator 14 Go Public Banks that can be issued as Asset Backed Bonds and at what expected recovery rate and how the characteristic of Asset Backed Bonds in Indonesia uses this calculation. This research produces 3 propositions regarding Asset Backed Bonds: 1). The most preferable Asset Backed Bonds is the one that has larger default probability in its securitized credit. 2.) The bigger default probability of securitized credit, its price changes becoming more sensitive to its expected recovery rate. 3.) The price changes of Asset Backed Bonds are positively related to the changes of its expected recovery rate. The first proposition is consistent with the results found by Blume, Kelm, and Patel (1991). The research in this thesis only discuss the Mortgage Backed Securities which give fixed coupon rate to its owner, also known as the Fixed Rate Asset Backed Bonds and doesn't mentioning the Mortgage Backed Securities in stocks form and Floating Rate Asset Backed Bonds.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chermak, Lawrence E.
Washington,D.C.: Jackson Place,N.W., 1954
336.02 CHE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rabinowitz, Alan
New York: John Wiley & Sons, 1969
332.6 RAB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Muffida
Abstrak :
ABSTRAK
Lembaga ekonomi syariah di Indonesia dalam kurun dan sepuluh tahun ke belakang meningkat dengan pesat. Lembaga ekonomi syariah mulai masuk ke dalam sistem ekonomi Indonesia seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan mulai efektif berjalan dengan didirikannya PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. Perbankan Syariah mulai berkembang pesat setelah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan dikeluarkan oleh pemerintah. Selanjutnya lembaga ekonomi syariah turut bermunculan. Salah satunya adalah pasar modal berdasarkan prinsip syariah yang diawali dengan dengan pendirian Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000. Pasar Modal berdasarkan Prinsip Syariah itu sendiri baru diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan lembaga yang langsung dibawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga berwenang untuk menetapkan fatwa apakah suatu transaksi tersebut dapat disahkan sebagai transaksi yang tidak bertentangan dengan ketentuan Islam yang diatur pada Fatwa Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Pada tahun 2002, DSN-MUI mengeluarkan Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IK/2002 tentang Obligasi Syariah. Seperti lembaga keuangan syariah lainnya, perbedaaan yang essensial antara Obligasi Konvensional dengan Obligasi Syariah ini adalah tidak digunakannya sistem bunga (riba) dan mengecilkan spekulasi atau ketidakpastian (gharar). Jika kata obligasi yang berarti hutang menjadi acuan, tentu syariah melarang jual bell obligasi. Tetapi berdasarkan Fatwa DSN-MUI tentang Obligasi Syariah meredefinisi obligasi syariah menjadi surat investasi. Indonesia sampai dengan saat ini baru menggunakan 2 (dua) jenis Obligasi Syariah yaitu yang menggunakan akad Mudharabah (bagi hasil) dan akad Ijarah (sewa manfaat). Obligasi Syariah ini sendiri belum mempunyai payung hukum yang fix dari pemerintah dan pengawasannya sendiri dilakukan 2 (dua) lembaga yang bertolak belakang yakni Bapepam dan DSN-MUI. Sejak dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang Obligasi Syariah tersebut setidaknya terdapat 16 (enam belas) emiten yang terdaftar mengeluarkan Obligasi Syariah baik yang menggunakan akad Mudharabah maupun Ijarah. Salah satu dari emiten tersebut adalah PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. (BMI), yang menjadi satu-satunya penerbit obligasi yang mengeluarkan Obligasi Syariah Subordinasi pada tanggal 15 Juli 2003. Obligasi ini menggunakan akad Mudharabah, bernilai Rp 200 milyar, dan berjangka waktu pengembalian 7 (tujuh) tahun. Tujuan utama dari penerbitan obligasi ini adalah untuk meningkatkan struktur permodalan BMI sebesar 12%.
2007
T 17025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Maheralia
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis variabel-variabel makroekonomi yang mempengaruhi investasi asing langsung dan investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20 yakni Indonesia, Argentina, Korea Selatan, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Rusia, dan Turki. Variabel-variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB riil, uang kartal, cadangan devisa, PDB riil Amerika Serikat, dan tingkat suku bunga Treasury bills Amerika Serikat. Desain penelitian ini adalah deskriptif komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi asing langsung di 8 negara berkembang G-20 dipengaruhi oleh semua variabel makroekonomi, sedangkan cadangan devisa dan tingkat suku bunga Treasury bills Amerika Serikat tidak mempengaruhi investasi portofolio di 8 negara berkembang G-20.
This study analysis macroeconomics variables that influence FDI and portfolio investment in 8 G-20 developing countries which are Indonesia, Argentina, South Korea, Mexico, South Africa, Brazil, Russia, and Turkey. The macroeconomics variables used in this study are real GDP, currency, foreign exchange reserve, United States? real GDP, and United States? Treasury bills rate. This study design is descriptive comprehensive. The result of this study shows that FDI in 8 developing countries of G-20 are influenced by all macroeconomics variables, whereas foreign exchange reserve and United States? Treasury bills rate do not influence portfolio investment in 8 G-20 developing countries.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S6720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Padmonanda
Abstrak :
Obligasi merupakan suatu bentuk investasi yang sangat menarik selain saham. Para pemegang obligasi secara periodik akan menerima sejumlah pendapatan tetap (Fixed Coupon Bond) atau sejumlah pendapatan yang telah ditetapkan sebelumnya (Floating atau Variable) atau keuntungan yang didapat melalui Capital Gain. Namun, obligasi memiliki resiko yang lebih dibandingkan saham karena bentuknya yang merupakan surat hutang. Dimana dalam bentuk surat hutang, jika telah sampai jatuh tempo maka emiten harus melunasi sesuai dengan nilai nominalnya dan emiten juga harus membayar bunga secara berkala. Resiko yang melekat dalam obligasi ada yang berupa Systematic Risk yaitu resiko yang dapat diminimalisasi, dan resiko Unsystematic Risk yaitu resiko yang tidak dapat diminimalisasi seperti resiko pasar. Karena sifatnya yang merupakan surat hutang, maka obligasi memiliki suatu acuan untuk menilai kualitas kredit. Jika kualitas kredit semakin baik, maka emiten dalam memenuhi kewajibannya akan semakin baik, yakni kewajiban mambayar bunga, pelunasan kembali pada saat jatuh tempo dan ketaatannya pada Covenant. Untuk penilaian kualitas obligasi tersebut, BAPEPAM telah menunjuk PT.Pefindo yang diberi wewenang dalam penetapan rating atau kualitas obligasi. Saat ini Pefindo telah menguasai lebih dari 90% peratingan obligasi, atau boleh dikatakan Pefindo memonopoli peratingan obligasi. Oleh karena itu, setiap rating yang dikeluarkan oleh Pefindo, sebagai investor mau tidak mau hams mempercayai setiap keuputusan yang diambil oleh Pefindo sedangkan kita tidak tahu bagaimana atau metodologi apa yang dipakai oleh Pefindo sehingga mengeluarkan keputusan rating terhadap suatu obligasi. Namun Pefindo juga dapat melakukan suatu kesalahan rating, jika memang pada suatu saat Pefindo melakukan suatu kesalahan analisa dan Pefindo memonopoli rating obligasi di Indonesia, maka investor tidak dapat mencari Second Opinion. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat suatu validasi rating sederhana berdasarkan Altmann Z-score, dimana dalam validasi tersebut dapat dihasilkan suatu validasi sederhana. Validasi yang dibuat ,paling tidak secara sederhana dapat memberikan suatu Second Opinion terhadap rating suatu obligasi dan pada akhirnya investor mampu menghasilkan suatu keputusan yang baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Darmawan
Abstrak :
Kelompok teori kontrol telah menyumbangkan kontribusi baik secara teoritis dan empiris terhadap penelitian di bidang kriminologi. Baru-baru ini, Hirschi meninggalkan konstruksi-konstruksi kepribadian yang diasosiasikan dengan kontrol diri dan menciptakan sebuah konseptualisasi baru yang mendukung kembali konsep ikatan sosial. Secara spesifik, Hirschi menawarkan bahwa cara terbaik untuk memprediksikan kenakalan adalah dengan menghitung jumlah faktor-faktor penghalang pada tiap individu (yang berasal dari ikatan-ikatan sosial). Dengan menggunakan sampel anak berusia 15 hingga 17 tahun di Jakarta Timur, penelitian ini menguji hubungan antara konseptualisasi baru Hirschi tentang faktor-faktor penghalang terhadap skala pengukuran penyalahgunaan obat. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor-faktor penghalang (keterikatan pada orang tua, pengawasan orang tua, keterikatan pada teman sebaya, keterikatan pada sekolah, komitmen, kepercayaan, dan keterlibatan pada kegiatankegiatan yang positif) dengan tingkat penyalahgunaan obat. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan bahwa konseptualisasi baru Hirschi tentang faktor-faktor penghalang mendapatkan dukungan empiris. Seluruh variabel yang diujikan memiliki hubungan yang signifikan dan negatif terhadap penyalahgunaan obat di kalangan anak berusia 15 hingga 17 tahun. ...... Control theories have substantively contributed both theoretically and empirically to criminological research. Recently, Hirschi moved away from the personality constructs associated with self-control and created a new conceptualization that favors social bonds. Specifically, Hirschi suggests that counting the number of inhibitors (derived from social bonds) is the best way to predict delinquency. Using 15 to 17 year old children, this study examines the relationship between Hirschi’s new conceptualization of inhibitors on drugs misuse scale. The hypothesis of this study is that there is a relationship between inhibitors (parental attachment, parental supervision, peer attachment, school attachment, commitment, belief, involvement) and drugs misuse Results of Spearman’s correlation test suggest that Hirschi’s new conceptualization of inhibitors are supported significantly and negatively on drugs misuse among high school students. All variables tested had a significant and negative relationship to drug abuse among children aged 15 to 17 years old.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Indonesia dsn Departemen Keuangan, 2002
332.6 OBL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Widjaja
Jakarta: Kencana, 2006
332.6 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Widjaja
Jakarta: Kencana, 2006
332.6 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>