Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mamahit, Chris R.
Abstrak :
Lokasi suatu bengkel mobil dapat diketahui dari kelas jalan tempat bengkel mobil itu berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sebaran lokasi bengkel-bengkel mobil yang ada di kawasan Sunter dan Kelapa Gading ditinjau dari jenis bengkel mobil, luasan bengkel mobil, jumlah layanan bengkel mobil, jumlah konsumen bengkel mobil serta dari konsumen bengkel mobil sendiri yang meliputi asal konsumen, waktu tempuh konsumen menuju bengkel mobil dan hari kedatangan konsumen ke bengkel mobil. Kajian tentang karakteristik lokasi bengkel mobil ini menggunakan pendekatan keruangan untuk meneliti lokasi bengkel mobil dan pendekatan behavior geography menggunakan kuesioner untuk meneliti perilaku konsumen terhadap bengkel mobil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran bengkel mobil besar dan sedang dengan jumlah layanan dan jumah konsumen yang tinggi seperti bengkel mobil ATPM dan bengkel mobil umum dominan mengelompok pada jalan-jalan utama dengan karakter lokasi yang strategis berada pusat kegiatan ekonomi dan perumahan teratur. Sedangkan bengkel-bengkel kecil seperti bengkel mobil spesialis dengan jumlah layanan dan jumlah konsumen rendah sebarannya dominan pada jalan kolektor dan jalan lokal dengan karakter lokasi hanya berada dekat dengan perumahan teratur sehingga tidak terlalu strategis.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S34037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Alifa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko gangguan otot rangka serta gambaran keluhan gejala gangguan otot rangka yang dirasakan oleh mekanik bengkel PT X yang terbagi menjadi 2 unit pelayanan yaitu general repair dan body repair. Penelitian dengan studi cross sectional ini dilakukan pada 23 proses kerja dan juga meneliti keluhan gejala gangguan otot rangka pada 31 mekanik pada bulan April-Mei 2019. Analisis menggunakan metode REBA, kuesioner data individu serta NMQ yang diisi secara mandiri oleh mekanik. Hasil menunjukkan 52% proses kerja memiliki tingkat risiko sedang terhadap gangguan otot rangka. 84% mekanik mengeluhkan gejala gangguan otot rangka, dan proporsi terbesar berada pada bahu (18%), punggung bawah (18%), pergelangan tangan (18%), dan leher (17%). Gambaran keluhan gejala gangguan otot rangka berdasarkan umur paling banyak pada kategori > 30 tahun dengan keluhan terbanyak pada bahu, punggung bawah, dan pergelangan tangan; pada masa kerja > 4 tahun dengan keluhan terbanyak pada punggung bawah dan pergelangan tangan, pada IMT Normal dengan keluhan terbanyak pada punggung bawah, leher, dan bahu; dan pada mekanik yang merokok dengan keluhan terbanyak pada bahu, pergelangan tangan, dan leher.
This research is conducted to determine the risk level of musculoskeletal disorder and overview subjective musculoskeletal symptoms felt by the PT X workshops mechanics which are divided into 2 service units: general repair and body repair. This cross-sectional study was conducted on 23 work processes and examined musculoskeletal disorder symptoms on 31 mechanics in April-May 2019. Analysis uses REBA method, individual data questionnaire and NMQ. The results showed that 52% of the work process has moderate risk level for musculoskeletal disorder. 84% mechanics claimed to have musculoskeletal disorders, and the highest prevalence was for shoulder (18%), lower back (18%), wrist (18%), and neck (17%). Overview for the highest claims of musculoskeletal disorder symptoms was on > 30 years old with the highest prevalence was for shoulder, lower back, and wrist; > 4 years working period with the highest prevalence was for lower back and wrist, normal BMI with the highest prevalence was for lower back, neck, and shoulder; and smoking habit with the highest prevalence was for shoulder, wrist, and neck.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholisa Amalia Putri Rinjani
Abstrak :
Adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan mengakibatkan timbulan limbah B3 dari bengkel juga akan meningkat. Hal ini membahayakan apabila pihak pengelola bengkel tidak melakukan pengelolaan dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi dan jumlah, mengobservasi pengelolaan, serta memberikan rekomendasi pengelolaan limbah B3 untuk bengkel diler mobil yang berada di Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel, observasi, dan wawancara di tiga bengkel diler mobil yang ada di Jakarta Selatan. Hasil yang ditemukan adalah jenis dan komposisi limbah B3 yang ditimbulkan PT. X adalah 53,64% oli bekas, 29,37% onderdil bekas, 13,79% botol oli bekas, 2,84% kain majun bekas, dan 0,37% serbuk gergaji; Bengkel PT. Y adalah 71,22% oli bekas, 20,94% kain majun bekas, dan 7,84% botol oli bekas; Bengkel PT. Z adalah 90,67% oli bekas, 4,55% botol oli bekas, 3,17% kain majun bekas, 1,14% onderdil bekas, 0,25% serbuk gergaji, dan 0,22% botol pelarut bekas. Pengelolaan yang dilakukan oleh ketiga bengkel belum sepenuhnya memenuhi syarat dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021. Beberapa rekomendasi pengelolaan yang diberikan adalah penggantian wadah, penambahan simbol dan label B3, memperbaiki tempat penyimpanan, dan membuat laporan pengelolaan limbah B3. ......The increase of car units is directly proportional to the hazardous and toxic wastes generated from car repair shops. This will endanger the environment and health if the wastes are not effectively managed. This research aims to identify the types and compositions, observe existing management, and recommend the proper management of hazardous wastes generated from the repair shops. The methods used are sampling, observing, and interviewing three car dealership repair shops located in Jakarta Selatan. The result shows that in Bengkel PT. X, the composition consists of 53,64%  used oil, 29,37% used spare parts, 13,79% used oil bottles, 2,84% used rags, and 0,37% sawdust; PT. Y consists of 71,22% used oil, 20,94% used rags, and 7,84% used oil bottles; PT. Z consists of 90,67% used oil, 4,55% used oil bottles, 3,17% used rags, 1,14% used spare parts, 0,25% sawdust, and 0,22% used solvent bottles. The hazardous waste management done by each repair shop is still not fully in accordance with Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2021. Some recommendations for these repair shops are to change the waste containers, add hazardous waste symbol and label, fix the storage room according to existing regulation, and write biannual waste management report.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam perkembangan industri jasa akhir-akhir ini konsumen menjadi fokus utama. Persaingan berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, berakibat makin diperhatikannya kepuasan konsumen sebagai penentu utama pemilihan merek oleh konsumen. Meskipun demikian, pemahaman kepuasan konsumen umumnya baru dilakukan dengan menggunakan kuesioner atau survey sederhana yang kurang memberikan gambaran lengkap tentang perilaku konsumen.

Dari literatur yang ada, pendekatan psikologi kognitif potensial untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang konsumen. Elemen kognitif dari psikologi antara lain nilai. Pembuktian hubungan antara konsep nilai dan kepuasan konsumen belum dikaji secara khusus. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan antara nilai dan kepuasan konsumen. Selanjutnya, nilai sendiri tidak dapat diinterpretasikan begitu saja tanpa melibatkan konsep psikologi lainnya. Adalah gaya hidup, suatu bahasan psikologi yang erat kaitannya dengan nilai (VALS, Loudon & Della Bitta, 1993). Gaya hidup merupakan manifestasi nilai yang lebih bersifat situasional.

Tujaan penelitian ini adalah untuk memahami kepuasan konsumen, serta faktor-faktor psikologis yang berperan di dalamnya, dengan mengkaji hubungan antara nilai dan gaya hidup dengan tingkat kepuasan konsumen pada jasa bengkel.

Penelitian dilakukan pada konsumen bengkel baik jaringan maupun nonjaringan. Jumlah subyek yang menjadi responden 61 orang. Desain penelitian adalah studi korelasional, menggunakan prosedur statistik uji korelasi dan analisis varians. Instrumen yang digunakan adalah alat ukur Kepuasan Konsumen, Nilai (Rokeach Value Scale) dan Gaya Hidup (AIO).

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara skor tingkat kepuasan konsumen baik dengan dengan variabel nilai yang dianut maupun tipe gaya hidup responden (l.o.s.0,05). Dari elaborasi data ditemukan bahwa korelasi baru muncul jika diuji pada subyek tertentu.

Saran yang diajukan adalah penelitian diarahkan pada subyek tertentu karena heterogenitas subyek terbukti berdampak pada Kepuasan Konsumen. Selain itu metode penelitian lebih diperkuat dari segi sampling dan kontrol.
1997
S2478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatisya Ilani Yusuf
Abstrak :
Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan jasa bengkel untuk kendaraan pribadi seperti mobil semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Pada umumnya, masyarakat memilih bengkel yang terpercaya dan terjamin kualitasnya, salah satunya adalah Toko Model Bridgestone. Fasilitas dan pelayanan yang baik mendorong seseorang untuk pergi lebih jauh untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini akan menyebabkan jangkauan pelayanan yang dimiliki oleh bengkel melebihi daerah dimana bengkel itu berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan pelayanan bengkel di Kota Depok berdasarkan karakteristik lokasi, karakteristik toko model, dan karakteristik konsumen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif keruangan. Hasil menunjukkan bahwa toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jaringan jalan kolektor dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha yang besar dan juga karakteristik toko model yang berupa fasilitas yang lebih lengkap dan kapasitas mobil yang lebih banyak, memiliki jangkauan pelayanan yang lebih jauh dan jumlah konsumen yang lebih banyak. Sedangkan toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jalan lokal dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha kecil, dan juga memiliki fasilitas dan kapasitas mobil yang lebih sedikit, ternyata memiliki jangkauan pelayanan yang lebih dekat dan jumlah konsumen yang lebih sedikit. ......Society's demand for motor vehicle repair service—such as car service station—increase simultaneously with the escalating number of private vehicle. Generally, people choose trustworthy service station with guaranteed quality, e.g. Bridgestone Authorized Outlet. Good facility and service pull a customer from a distance to come to the shop. This factor will cause the service station’s service reach to extend beyond the district it is located in. This research’s objective is to understand the car service station catchment area in Depok based on locational characteristic, authorized outlet characteristic, and consumer characteristic. Descriptive and spatial comparative analyses were used in this research. The result has shown that authorized outlet with locational characteristic namely, situated in the collector roads network and use a bigger land for its business complex, and also with authorized outlet characteristic namely more complete facility and larger capacity for cars, had reach more consumers including those who live within considerably long distance. Meanwhile, authorized outlet with locational characteristic namely situated in the local street network and use smaller land with less facility and car capacity, had shorter reach and less consumer.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library