Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Bagus Putu Denni Peradnyana
Abstrak :
ABSTRAK
Besamya tekanan pada sektor perbankan lokal di Bali akibat dari kondisi perekonomian yang belum pasti pasca tragedi born di Kuta, wabah SARS dan perang di lrak serta semakin meningkatnya persaingan antai bank, telah menyebabkan bank-bank lokal di Bali berusaha untuk bertahan hidup. Pengalaman di masa krisis menunjukkan jatuhnya kepercayaan nasabah kepada perbankan mengakibatkan banyak nasabah yang memindahkan dananya kepada bank-bank besar dan atau bank-bank pemerintah yang ald1irnya mengakibatkan bank-bank lokal kesulitan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Kinilah saatnya bagi bank-bank loka1 tersebut untuk mulai meningkatkan posisi bersaingnya.

Keberadaannya sebagai bank umum yang hanya beroperasi secara lokal di Bali telah menyebabkan Bank Sinar menghadapi berbagai ancaman maupun peluang yang secara khusus terkait dengan kondisi perekonomian lokal Bali yang mudah melemal1 akibat rentannya sektor andalan pariwisata. Disamping mendapat tekanan lingkungan eksternal, Bank Sinar yang merupakan bank lokal kecil juga dihadapkan pada keterbatasan sumber daya di tengah persaingan antar bank yang semakin kompetitif. Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah melakukan analisis terhadap strategi bersaing yang telah dilakukan Bank Sinar dan menemukan altematif-altematif strategi untuk meningkatkan posisi bersaingnya. Dengan strategi bersaing yang tepat diharapkan Bank Sinar mendapatkan posisi yang aman (defendable) untuk dapat bertahan hidup dan berkembang dalam industri perbankan lokal di Bali terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas.

Peluang utama adalah adanya potensi pertwnbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita Bali yang tinggi. adanya otonomi daerah, pertumbuhan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan hambatan masuk ke sektor UMKM yang cukup tinggi. Sedangkan ancaman utama adalah kondisi perekonomian Bali masih tidak pasti, rencana pemberlakuan zona perdagangan bebas tingkat ASEAN maupun Asia Pasifik, peraturan tingkat pennodalan perbankan yang semak:in ketat, meningkatnya persaingan antar bank dan perubahan teknologi informasi dengan cepat. Adapun kekuatan Bank Sinar meliputi sumber daya manusia yang didominasi oleh putera daerah, menriliki hubungan emosional yang kuat dengan nasabah (customer based yang kuat), struktur organisasinya ringkas, jaringan kantor yang dekat dengan pelaku usaha, dikelola secara professional dan tergolong sebagai bank yang sehat dan berkinerja sangat baik. Sedangk:an kelemahannya adalah teknologi informasi yang masih off-line, belum memiliki jaringan ATM, pertumbuhan modalnya relatif kecil dan jaringan usaha serta inovasi produk yang masih terbatas.

Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa posisi Bank Sinar pada segmen UMKM di Bali sedikit di atas rata-rata dengan daya tarik segmen UMKM di Bali yang tinggi sehingga perusahaan sebaiknya menerapkan strategi pertumbuhan. Strategi pertumbuhan dapat dilakukan terutama dengan memperluas jaringan kantor baru, terutama ke arab Bali Utara dan Barat yang berpotensi besar untuk usaha perbankan tapi belwn tergarap.

Saran utama yang dapat diberikan adalah membangun kemampuan sistem online dan meningkatkan permodalan, misalnya dengan melakukan go public atau setidaknya menerbitkan surat hutang subordinated atau meneruskan kerjasama dengan Pemodalan Nasional Madani ataupun merjer. Sedangkan untuk mencapai keunggulan bersaing di atas rata-rata maka Bank Sinar sebaiknya menerapkan strategi bersaing fokus secara geografis hanya di daerah Bali saja serta fokus kepada segmen mikro dan kecil, yang mengarah kepada differensiasi dalam memberikan produk dan layanan. Strategi bersaing fokus-differensiasi kepada segmen mikro dan kecil sebaiknya dilakukan melalui perpaduan antara penerapan perbankan secara konvensional dengan pendekatan sosial budaya. Sedangkan strategi bersaing fokus-biaya rendah dapat ditujukan kepada segmen menengah dengan memperhatikan sumbangannya terhadap transaksi- transaksi fee based income.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsanuddin Noorsy
Jakarta: 2016
332.12 ICH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Handjojo
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan dikeluarkannya serangkaian deregulasi oleh pe merintah sejak 1 Juni 1983 yang dilkuti oleh deregulasi lain, yaitu Pakto 1988, Pakjan 1990 dan Pakfeb 1991, telah menyebabkan persaingan yang semakin ketat dalam industri perbankana Persaingan terjadi dalam hal merebut dana na sabah, produk?produk perbankan baru, suku bunga yang kom petitif, perubahan situasi dan sellers oriented menjadi buyers oriented, serta penggunaan teknologi informasi dan komputer sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan. Dengan demikian walaupun memberi kesempatan untuk meningkatkan usaha, deregulasi di bidang perbankan juga menuntut para pengusaha bank untuk meningkatkan kewaspadaan disamping mutu pelayanan, karena dengan deregulasi berarti akan ter jadi peningkatan persaingan antar bank, menipisnya margin keuntungan serta rneningkatnya biaya overhead.

Melihat kondisi diatas, maka kekuatan bank dalam memenangkan persaiflgafl untuk memperoleh dana masyarakat akan tergantung dan tingkat kepercayaan masyarakat terha dap bank, bauran produk, banyaknya jaringan atau kantor cabang yang dimilik.i dan persepsi masyarakat terhadap customer service bank yang bersangkutan. Sehingga diferen siasi produk perbankan memegang peranan penting dalam memenangkan persaingan. Tulisan ini menganalisis strategi diferensiasi produk kartu bank (bankcard) pada PT Bank Bali serta faktor-faktor yang menunjang keberhasilan proses diferensiasi tersebut.

Dari hasil analisis terlihat bahwa proses diferensia si produk kartu bank (bankcard) pada PT Bank Bali cukup berhasil, terlihat pada pertumbuhan tabungannya sebesar 18,53% lebih besar dan pertumbuhan tabungan nasional sebesar 14,06% pada periode yang berakhir pada 31 Desember 1994. Di tengah persaingan yang semakin ketat, dimana banyak bermunculan produk?produk sejenis, BaliAccess mempunyal keunggulan kompetitif karena kedudukannya sebag first mover dan nama Bank Bali yang sudah dikenal dan diidentikkan dengan kartu debet.

Untuk menunjang keberhasilan diferensiasi produk BaliAccessnya, PT Bank Bali melakukan kerjasama dengan Maestro untuk penerimaafl kartu debetnya secara interna? sional, selain itu di dalam negeri dengan meningkatkan kerjasama dengan berbagal merchant. Sedangkan untuk mem perluas jaringan ATM internasionalnya Bank Bali bekerja sama dengan Cirrus dan di dalam negeri dengan Alto dan Jaringan ATM Bersama.

Untuk mengantisipasi persaingan dimasa yang akan datang Bank Bali perlu mempertimbangkan penggunaan yang le?bih luas dan kartu debetnya, misalnya untuk membayar ta-gihan melalui jasa home banking, pembayaran telepon, dsb. Selain itu juga dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi, misalnya perkembangan kartu plastik dan pembayaran dengan E-Cash.

1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Bandung: Alumni, 2000
345.077 KAL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek N. Setijadi
Abstrak :
ABSTRAK
Kemajuan/kecanggihan teknologi informasi yang semakin mendunia menyebabkan perubahan perilaku para nasabah perbankan. Layanan jasa perbankan yang mudah, cepat, dan dapat diakses dari mana saja dan kapan saja tanpa terikat jam kerja, secara global merupakan tuntutan nasabah.

Pemilihan penelitian pada layanan jasa perbankan "Direct Banking" dari PT Bank Bali ditentukan secara purposif, karena "Direct Banking" merupakan produk layanan jasa perbankan alternatif yang bisa menjadi "solusi" untuk mengatasi tantangan perbankan dewasa ini. Para profesional muda merupakan pasar potensial untuk "Direct Banking", namun segmen ini belum pernah digarap secara terfokus oleh PT Bank Bali. Profil dan gaya hidup mereka, serta faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk mengadopsi "Direct Banking" inilah yang akan dilihat sebagai pokok masalah dalam penelitian ini, dan akan ditelaah melalui pendekatan difusi inovasi. Adapun teori yang melandasi penelitian ini adalah Teori Difusi Innovasi oleh Everett M. Rogers.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan kajian dilakukan secara kuantitatif. Cara pengumpulan data yang terutama dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang ditentukan secara sistematik random sampling. Data yang terkumpul dianalisa dengan teknik analisis faktor, analisis "cluster", dan analisis korelasi Spearman, serta analisis diskriminan.

Hasil penelitian yang paling utama yang diperoleh adalah kehomogenan karakteristik responden. Gaya hidup mereka adalah "the achievers". Surat Kabar merupakan media yang paling berpengaruh, dan "Direct Banking" temyata sesuai (compatible) dengan gaya hidup responden.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuana Berliyanti
Abstrak :
Kasus Bank Bali merupakan contoh nyata untuk melihat apakah hukum akan selalu ditaklukan oleh kekuasaan. Sejak awal terbongkarnya kasus Bank Bali terungkap fakta-fakta yang mengarah bahwa kasus Bank Bali adalah bukan masalah bisnis dan teknis perbankan semata akan tetapi sangat bernuansa politis. Terdapat indikasi dibalik Perjanjian Cessie yang tidak wajar tersebut ada unsur penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) untuk kepentingan orang-orang atau politik tertentu. Sekitar tahun 2003, muncul permasalahan baru yang juga mengandung ketidakwajaran didalamnya. Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, memerintahkan Bank Permata (bank hasil merger Bank Bali dengan dengan 4 (empat) bank lainnya) untuk segera menyerahkan uang yang ada dalam escrow account sebesar Rp. 546.466.116.369,- (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah). Alasan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, eksekusi tersebut dilakukan berdasarkan diktum putusan perkara pidana dengan Terdakwa Joko S. Tjandra yang telah dinyatakan lepas dari segala tuntutan hukum (onslag van rechtverfolging). Namun, Bank Permata tidak bersedia untuk menyerahkan uang tersebut dengan alasan adanya Surat Keputusan Ketua BPPN No. 4231BPPN/1099 tertanggal 15 Oktober 1999 tentang Pembatalan Perjanjian Pengalihan (Cessie) Tagihan antara PT. Bank Bali, Tbk dengan PT. Era Giat Prima. Kemudian, pada tanggal 8 Maret 2004, Mahkamah Agung Republik Indonesia menjatuhkan putusan dalam perkara perdata antara PT. Era Giat Prima melawan PT. Bank Bali, Tbk dan Bank Indonesia, dimana salah satu diktum putusan tersebut berbunyi: "Menyatakan bahwa dana pada PT. Bank Bali Tbk escrow account No. 0999.045197 atas nama Bank Bali qq PT. Era Giat Prima sebesar Rp. 546.466.116.369 (lima ratus empat puluh enam milyar empat ratus enam puluh enam juta seratus enam belas ribu tiga ratus enam puluh sembilan rupiah) adalah milik PT. Bank Bali, Tbk (Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat I dalam Konpensi)." Jika saja peradilan di Indonesia memiliki kemampuan untuk melihat persoalan secara terintegrasi maka kasus Bank Bali yang sejak awal memiliki tingkat kompleksitas tinggi tidak akan bertambah rumit oleh karena adanya dualisme putusan hakim menyangkut kepemilikan atas uang yang ada dalam escrow account. ...... Bank Bali case is one of the real examples to see whether law will always be conquered by power. Since the beginning Bank Bali case was disclosed there were facts which aimed that Bank Bali case was not only business and banking technical problem but it was very political. There was an indication behind the uncommon Cessie Agreement that there was an element of abuse of power for the interest of certain people or politic. Around year 2003, a new problem existed which contained uncommon matter in it. The District Prosecutor Office of South Jakarta, ordered Bank Permata (bank as a result of the merger of Bank Bali with the other 4 banks) to give the money which was in the escrow account in the amount of Rp. 546.466.116.369, - (five hundred forty six billion four hundred sixty six million one hundred sixteen thousand and three hundred sixty nine rupiah). The reason of the District Prosecutor Office of South Jakarta was the execution was done based on the ruling of the criminal case with Joko S. Tjandra as the defendant who was declared free from all legal charges (onslag van rechtverfolging). However, Bank Permata refused to give the said money with the reason that there was a Ruling Letter from the Head of BPPN No. 423/BPPN/1099 dated 15 October 1999 concerning the Cancellation the Cessie Agreement of the Receivables between PT. Bank Bali, Tbk and PT. Era Giat Prima.Further, on 8 March 2004, The Supreme Court of the Republic of Indonesia declared its ruling in the civil case between PT. Era Giat Prima against PT Bank Bali, Tbk and Bank Indonesia, where one of the rulings said that: "to declare the funds in PT. Bank Bali, Tbk escrow account No. 0999.045197 in the name of Bank Bali qq PT. Era Giat Prima in the amount of Rp. 546.466.116.369,- (five hundred forty six billion four hundred sixty six million one hundred sixteen thousand and three hundred sixty nine rupiah) was owned by PT. Bank Bali,Tbk (as Plaintiff in Rekonpensi/Defendant I in Konpensi)". If only the judicature in Indonesia has the capacity to see the case wholly then the case of Bank Bali which since the beginning has the complexity will not be as complicated as there is a dualism of the judge ruling which relate to the ownership of the money in the escrow account.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library