Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Abstrak Hamburan 2 partikel berspin 0 dan 1/2 dijabarkan dengan tehnik perhitungan yang menggunkan basis momentum helicity. Dengan cara yang disebut tehnik tiga dimensi (3D) ini, elemen matrik T dihitung sebagai solusi dari persamaan Lippmann-Schwinger, demikian pula penampang lintang diffrensial dan polari-sasi. Sebagai input digunakan sebuah model potensial spin-orbit sederhana efek kinematika relativistik juga dipelajari. Katakunci : Hamburan, Persamaan Lippmann-Schwinger, Teknik 3D, Kinematika relativistik, potensial spin-orbit. vi+67 hlm,; Lamp. Daftar Acuan : 10 (1957-2003)
Universitas Indonesia, 2006
S28870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
Abstrak :
Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo.

Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi.

Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC.
To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo.

With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network.

To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected.

Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.120 Dar a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Darwis
Abstrak :
Pada transmisi data, untuk mencegah hilangnya informasi karena kesalahan yang tidak terdeteksi, seperti interferensi dan noise, digunakan sistem error correction codes untuk mengatasi kesulitan tersebut dan juga untuk meningkatkan performansi pada jaringan VSAT. Jenis ? jenis error correction codes yang sering digunakan pada jaringan VSAT antara lain seperti reed-solomon, viterbi dan turbo. Dengan penggunaan error correction codes diharapkan performansi BER dapat ditingkatkan. Performansi BER yang bagus sangat diharapkan untuk mengurangi waktu tidak berhasilnya komunikasi antara dua stasiun bumi, atau dikenal dengan istilah down time. Down time yang sering terjadi pada jaringan VSAT mengakibatkan terjadinya potongan dari harga sewa sehingga mengurangi pendapatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan pengamatan dan pengukuran yang difokuskan pada teknik pengkodean turbo dan concatenated viterbi/reedsolomon pada jaringan VSAT dengan sistem SCPC dan modulasi yang digunakan 8-PSK dan 16-QAM. Dengan menganalisis performasi BER yang digunakan untuk hubungan antar BTS dan BSC diharapkan down time yang terjadi bisa dikurangi. Dari data performansi BER, untuk modulasi 8-PSK performansi pengkodean turbo lebih baik 0,4 dB dari pengkodean concatenated viterbi/reed-solomon. Sedangkan untuk modulasi 16-QAM performansi pengkodean turbo lebih baik 0.4 dB dari pengkodeaan concatenated viterbi/ reed-solomon. Dari data tersebut, pengkodean turbo lebih baik untuk diimplementasikan pada jaringan VSAT untuk hubungan antar BTS dan BSC. ......To prevent loss of information at data transmission caused by error that is not detected like interference and noise, error correction codes system is applied to overcome this problem as well as to increase the performance for VSAT network. The types of errors correction codes which is often applied for VSAT network is reed-solomon, viterbi and turbo. With the usage of error correction codes, it is expected that the BER performance can be improved. The improved BER performance is expected to decrease the down time. Down time which often happened at VSAT network decrease of revenue from the rental price of VSAT network. To overcome this problem, observation is focused by applying turbo and concatenated viterbi/reed-solomon encoding technique for VSAT network with SCPC system and with modulation 8-PSK and 16-QAM. The BER performance will be analyzed and an decreasement of down time is expected. Analyze of BER performance data shows for modulation 8-PSK, performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. For modulation 16-QAM, the performance of turbo encoding is better 0.4 dB than concatenated viterbi/reed-solomon encoding. From analyze result, turbo encoding is better to be implemented for connectivity between BTS and BSC VSAT network.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Toman Sony
Abstrak :
berakhlak adalah beriorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Core asn (Aparatul Sipil Negara) menjadi titik tonggak penguatan ASN
Jakarta: The Ary Suta Center, 2023
330 ASCSM 61 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mujakir
Abstrak :
Pembahasan mengenai prefiks ber- dan men- telah banyak dilakukan oleh ahli bahasa dewasa ini. Para ahli bahasa tersebut berusaha semaksimal mungkin untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna kedua prefiks tersebut dalam hubungannya dengan proses penggabungan antara kedua prefiks itu dengan morfem dasar. Proses penggabungan afiks dengan morfem dasar menimbulkan pelbagai peri laku, back pada saat berlangsungnya maupun setelah terjadinya proses itu. Perilaku ini, biasanya ditentukan oleh afiks yang bergabung dengan morfem dasar itu karena pada dasarnya tiap-tiap afiks mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Kekhasan yang penulis maksudkan disini adalah kemampuan afiks itu melekat dengan morfem dasar dengan memperhitungkan fungsi dan makna afiks tersebut jika bergabung dengan morfem dasar. Sebagai contoh, proses penggabungan prefiks men- + tanam = menanam. Di sini, ada aspek morfofonemis (Ramlan, 1980 : 52) yaitu perubahan fonem /N/ menjadi /n/, kemudian ada aspek sintaksis ( Kridalaksana, 1986 : 50) yaitu hasil dari proses penggabungan tersebut menghasilkan verba aktiv transitif, dan ada aspek semantis (Kridalaksana, 1988 : 39) yaitu ada makna gramatikal 'melakukan' dalam prefiks men-. Menurut pendapat penulis, jika yang bergabung itu prefiks di atau prefiks lainnya, belum tentu bentuk, fungsi, dan makna kedua prefiks itu sama. Hal inilah yang penulis maksudkan dengan kekhasan afiks masing-masing itu. Namun jika kite mendapatkan bentuk bertanam yang berpasangan dengan bentuk menanam, mungkin kits harus melihat lebih teliti karena kedua bentuk ini dibangun oleh prefiks yang berbeda, tetapi sering kita temukan dalam struktur klausa yang sama. Sepengetahuan penulis, para ahli bahasa memusatkan analisisnya pada tiap-tiap afiks, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun maknanya. Akan tetapi, yang penulis ketahui, mereka belum mengupas secara terinci interaksi prefiks ber- dan men- dalam morfem dasar yang sama. Kupasan mereka terpusat pada bentuk-bentuk yang tidak menimbulkan interaksi antara prefiks satu dengan prefiks lainnya. Para ahli bahasa yang penulis maksudkan itu, antara lain, Keraf (1984 : 94) yang mengemukakan fungsi, bentuk, dan makna afiks masing-masing, diantaranya prefiks ber- dan men-. Dardjowidjojo (1983 : 6) memperlihatkan Janis morfem dasar yang mampu bergabung dengan prefiks men- dan kemungkinan morfem dasar tersebut berganbung dengan men-kan atau men-i.Karangan-karangan dart penulis lainnya akan penulis tuangkan dalam bab 2 : Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Maksud penulis mengetengahkan tulisan para ahli bahasa tersebut adalah untuk memperlihatkan bahwa sejauh ini belum ada tulisan yang jelas mengenai interaksi prefiks ber- dan men-. Namun, diantara para ahli bahasa dewasa ini, ada uraian yang diketengahkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Harimurti Kridalaksana yang menguraikan interaksi prefiks ber- dan men- dalam morfem dasar bebas. Menurut pendapat penulis, uraian kedua ahli itu berdekatan dengan topik penelitian penulis. Alisjahbana (1978 : 22) mengemukakan bahwa interaksi prefiks ber--dan men- pada morfem dasar yang sama akan menyulitkan kita dalam membedakan kedua bentuk tersebut. Dengan memperhitungkan aspek maknanya, Alisjahbana membedakan ber- sebagai penanda keadaan dan men- sebagai penanda pekerjaan. Kridalaksana (1986 : 54) mengemukakan masalah interaksi prefiks ber- dan men- dengan melihat aspek semantisnya. Untuk membedakan bentuk yang berprefiks ber- atau men-, Kridalaksana menggunakan aspek tulis dan atelis, yaitu dengan melihat tuntas atau tidak tuntasnya pekerjaan yang diperlihatkan oleh verba berprefiks ber- atau men-. Menurut pendapat penulis, kedua ahli bahasa tersebut sudah membuka jalan bagi penulis untuk melakukan penelitian dan melihat aspek-aspek yang ada dalam proses penggabungan prefiks ber- maupun men- dengan morfem dasar, serta melihat aspek yang ada dalam interaksi prefiks ber- dengan men-. Oleh karena itu, dalam skripsi yang diberi judul Interaksi prefiks ber- dan men- dalam morfem dasar. penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkapkan segala aspek yang diakibatkan oleh proses penggabungan maupun interaksi prefiks ber- dan men-.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnen Kurnia Hariman
Abstrak :
Performansi mobile WiMAX dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi propagasi radio, posisi dan mobilitas pengguna dan skema error control coding (ECC) yang digunakan. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut tentunya akan sangat bermanfaat dalam proses perencanaan dan penerapan teknologi WiMAX mobile. Dalam skripsi ini akan dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi performansi WiMAX mobile menggunakan teknik LDPC (low-density parity check code) sebagai error control coding-nya.

Indikator performansi yang digunakan dalam simulasi adalah bit error rate (BER) dan frame error rate (FER). Beberapa parameter yang diujicoba yaitu, teknik modulasi, kondisi kanal transmisi, rate informasi, jumlah bit kode, jumlah iterasi maksimum LDPC code, algoritma demodulator dan decoder, serta interleaver. Teknik modulasi yang digunakan adalah QPSK, 16-QAM, dan 64-QAM. Kondisi kanal transmisinya adalah AWGN dan Rayleigh fading. Coderate-nya yaitu ½, 2/3, ¾, dan 5/6. Algoritma demodulator yaitu maximum a posteriori probability pada domain log (log-MAP). Algoritma decoding yang digunakan yaitu sum-product decoding dan min-sum decoding. Terakhir, penerapan bit interleaver coded modulation (BICM).

Hasil simulasi menunjukkan bahwa beberapa faktor tersebut mempengaruhi performa BER dan FER sistem WiMAX mobile.
Mobile WiMAX performance is affected by several factors, such as air interface condition, user mobility and position, and error control coding scheme. Analysis of these factor are very useful for implementation of these technology. This paper will study several factors that affect the performance of mobile WiMAX based on low density parity check code as the error control coding.

This simulation uses bit error rate (BER) and frame error rate (FER) as the indicator performance. Several paramaters that being tested are modulation technique, air interface condition, information rate, number of code bits, number of maximum iteration of LDPC code, decoding algorithm, and bit interleaver. The modulation technique are QPSK, 16-QAM, and 64-QAM. Air interface condition are AWGN and Rayleigh fading. The information rate are ½, 2/3, ¾, and 5/6. The decoding algorithm are log-MAP, sum-product decoding, and minsum decoding. Last, the use of bit interleaver coded modulation.

Simulation results show that these factor affected the performance of mobile WiMAX system, especially the modulation technique, air interface condition, information rate, maximum number of iteration, and number of code bits.
2008
S40530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi mengakibatkan suatu citra yang direpresentasikan dalam format digital menjadi lebih mudah disebarluaskan dan dimanipulasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mendeteksi dan sekaligus memperbaiki citra digital termanipulasi. Dalam makalah ini, teknik watermarking menggunakan Absolute Moment Block Truncation Coding (AMBTC) dan Integer Wavelet Transform (IWT) ditawarkan sebagai solusi permasalahan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu mendeteksi dan memperbaiki manipulasi pada citra yang berukuran satu piksel, garis, maupun blok dengan tingkatan warna yang berbeda. Sistem dapat memperbaikinya sampai 99% dan dapat digunakan untuk mendeteksi serangan berupa salt and pepper atau sharperning.
620 JURTEL 15:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
UWB ( Ultra Wide-Band) is a wireless application technology that has very high data rate and low power transmission. therefore, the application of UWB technology is very good for indoorbenvironment...
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Hoga
Abstrak :
Throughput S-ALOHA CDM4 using technique of diversities MRC differential detected with L branch antenna has been analyzed Desired signal will be intercepted then combined and also analyzed the influence of co channel interference. By using two different model of fading between desired signal and interference signal, throughput can he analyzed under channel condition of Nakagami/ Nakagami and Rician/Nakagami. MRC diversities and differential detection (DPSK) with L branch antenna are used on receiver to overcome multi path fading interference and to increase the system performance. From the result indicating the use of L branch antenna at receiver make .system throughput becomes better The higher the amount of interference signals the worse throughput system. The bigger Nakagami parameter m, and Rician factor, K, of the desired signal and interference signal the better the throughput.
Jurnal Teknologi, 2006
JUTE-20-4-Des2006-252
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raihanisa Dera Permadwika
Abstrak :
Program Keluarga Berencana (KB) berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi baik untuk wanita/pria menikah. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), KB untuk menunda atau mencegah terjadinya kehamilan dibagi menjadi KB modern & KB tradisional. Salah satu yang menyebabkan masyarakat belum memutuskan ber-KB adalah beban finansial untuk menerima layanan kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kepemilikan JKN dengan keputusan & metode ber-KB pada wanita & pria menikah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi asosiasi positif antara kepemilikan JKN dengan keputusan ber-KB wanita & pria menikah. Namun, asosiasi negatif terjadi pada metode ber-KB dengan kepemilikan JKN pada pria menikah. ...... The Family Planning (KB) program related with the use of contraception for both married women & men. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS), KB method to delay/prevent pregnancy is divided into modern KB & traditional KB. One of the reasons why people have not decided on family planning is the financial burden of receiving health services. This study aims to discuss the relationship between JKN ownership and family planning decisions & methods among married women and men in Indonesia. The results of this study indicate that there is a positive association between JKN ownership and the decision to marry women and men for KB. However, a negative association occurs between family planning methods and JKN ownership among married men.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>