Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Y. Khan
Abstrak :
Background: several studies have been reported piperacillin-tazobactam (TAZ / PIPC)-associated AKI with various frequencies. The aim of this study was to determine the frequency of TAZ/PIPC- associated AKI among our patients and to identify the risk factors for this clinical entity. Methods: this retrospective cross-sectional study was conducted at Hamad General Hospital; it involved adult patients who were admitted from January 2017 to December 2017. Results: we involved 917 patients, of whom 635 (69.25%) were males and 282 (30.75%) were females. The mean age of the patients was 52 (SD 19) years, and 98 (10.7%) patients were diagnosed with AKI. The patients with AKI were significantly older than without AKI [59.71 (SD 19.79) versus 51.06 (SD 18.67); P <0.001]. After TAZ/PIPC initiation, the mean creatinine level in the AKI group was higher than the mean creatinine level in the non-AKI group, [158.91 (SD 81.93) versus 66.78 (SD 21.42); P<001]. The mean time of onset of AKI after PIPC/TAZ initiation was 4.46 (SD 3.20) (1-12 days). AKI was significantly associated with low mean serum albumin (P<0.001), high mean fasting blood glucose (P<0.001), coronary artery diseases (P<0.001), heart failure (P<0.001), liver diseases (P=0.047), diabetes mellitus (P=0.021) and hypertension (P<0.001). The in-hospital mortality was significantly higher in the AKI group [38.78% versus 5.13% in the non-AKI group; P<0.001], and only advanced age and heart failure were found as independent risk factors for TAZ/PIPC-associated AKI. Conclusion: TAZ/PIPC was significantly associated with AKI. Advanced age and heart failure were identified as independent risk factors for TAZ/PIPC-associated AKI
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2021
610 UI-IJIM 53:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Haryono
Abstrak :
Populasi lansia merupakan salah satu kemajuan bagi keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan dan merupakan tantangan yang cukup besar. Penuaan disertai dengan penurunan fungsi dan struktur fisik menyebabkan disabilitas menjadi sangat penting bagi lansia. Disabilitas sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Banyak faktor yang mempengaruhi disabilitas seperti penyakit kronis, perilaku berisiko dan lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penyakit kronis, factor perilaku, dan lingkungan pada disabilitas dan kualitas hidup lansia peserta posbindu puskesmas Pancoran Mas, kota Depok, tahun 2008. Design penelitian adalah deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian adalah 157 lansia peserta posbindu yang datang ke posbindu. Pengujian statistic menggunakan uji chi-square. Uji reliabilitas kuesioner (test-retest) menggunakan uji korelasi r Pearson. Ukuran frekuensi yang digunakan adalah prevalen. Hasil penelitian diketahui prevalensi lansia yang tidak aktivitas/OR, hipertensi, diabetes melitus, gangguan sendi, lingkungan fisik dan sosial mengalami disabilitas daripada yang tidak. Prevalensi merokok lebih kecil mengalami disabilitas. Prevalensi disabilitas pada domain 1 kesehatan fisik terbesar pada tingkat kurang, domain 2 kesehatan psikologis pada tingkat kurang, domain 3 relasi social pada tingkat kurang dan domain 4 lingkungan pada tingkat kurang. Secara statistic variabel yang bermakna adalah aktivitas/OR, lingkungan sosial, domain 1 kesehatan fisik, domain 2 kesehatan psikologis dan domain 3 relasi sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan untuk mengadakan pelatihan dan mentoring untuk kader berkaitan dengan penyakit kronis, meningkatkan aktivitas/OR, kegiatan sosial dan penelitian lanjutan untuk membuktikan hipotesis.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library