Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mirvat
Abstrak :
Tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) telah lama dikenal sebagai obat tradisional, tetapi penggunaannya masih didasarkan pada pengalaman empiris sebagai antiradang, antirematik, diuretik, dan pencahar. Khasiat dan keamanannya belum teruji sehingga perlu dilakukan penelitian tanaman, simplisia dan ekstraknya untuk menghasilkan bahan baku obat dengan mutu yang konstan dan dapat dijadikan standar. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan beberapa parameter spesifik dan non spesifik ekstrak air akar tanaman akar kucing yang digunakan sebagai obat sehingga dapat menjamin bahwa ekstrak tersebut mempunyai nilai parameter yang konstan dan mutu yang konsisten. Standardisasi dilakukan terhadap ekstrak air akar tanaman akar kucing yang berasal dari Tawangmangu, Depok dan Purwodadi. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara dekoktasi. Metode penetapan parameter spesifik dan non spesifik yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam buku "Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat" yang diterbitkan oleh Badan POM. Hasil penelitian terhadap ekstrak dari ketiga daerah menunjukkan bahwa ekstrak yang dihasilkan berupa ekstrak kental berwarna coklat kehitaman, berbau khas agak manis dan rasa pahit. Rendemen ekstrak air akar kucing berkisar antara 11,37-13,71%. Kadar senyawa terlarut dalam air berkisar antara 9,6-14,6%, sedangkan kadar senyawa terlarut dalam etanol berkisar 0,95-2,16%. Susut pengeringan berkisar antara 16,2-39,4% dan kadar air berkisar antara 26,3-47,1%. Kadar abu total berkisar antara 17,8-20,8%, sedangkan kadar abu tidak larut asam berkisar antara 1,12-2,73%. Uji kandungan kimia ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak air akar tanaman akar kucing mengandung triterpenoid atau saponin. Kromatogram lapis tipis dan kromatogram lapis tipis densitometer dielusi dengan kombinasi fase gerak toluena-etil asetat (85:15). Pengamatan di bawah sinar ultraviolet panjang gelombang 254 nm dan 366 nm memperlihatkan lima bercak yang berfluoresensi biru (Rf 0,08; 0,75) dan kuning (Rf 0,38; 0,86; 0,93) setelah disemprot menggunakan H2SO4/etanol dan dipanaskan. Pola kromatogram densitometer ekstrak Tawangmangu hampir mirip dengan ekstrak Depok, sedangkan ekstrak Purwodadi agak sedikit berbeda dari yang lain.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlas Rahmadi
Abstrak :
Pegagan (Centella asiatica) dan akar kucing (Acalypha indica) adalah beberapa tanaman herbal yang sering digunakan di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Kedua tanaman ini diketahui memiliki antioksidan yang mampu melawan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul penyebab stress oksidatif dan menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, dan penyakit Alzheimer, sehingga penggunaan tanaman herbal dapat menjadi salah satu alternatif. Penelitian ini membandingkan aktivitas antioksidan dari ekstrak air Centella asiatica tunggal dengan ekstrak air campuran simplisia Centella asiatica dan Acalypha indica dengan metode pengukuran spektrofotometri menggunakan DPPH sebagai indikator. Kombinasi dari ekstrak air simplisia kedua tanaman diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dibanding ekstrak Centella asiatica tunggal. Selain itu juga dilakukan penilaian kandungan fitokimia dari kedua ekstrak. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak air campuran simplisia kedua tanaman memiliki kandungan fitokimia berupa flavonoid, saponin, dan tannin sedangkan ekstrak air Centella asiatica mengandung tannin, saponin, triterpenoid, serta kemungkinan terdapat flavonoid. Pengukuran nilai EC50 dari ekstrak air Centella asiatica tunggal dan ekstrak air campuran simplisia kedua tanaman masing-masing memberi nilai 20,3 mg/mL dan 17,83 mg/mL. Pengukuran nilai EC50 juga dilakukan pada vitamin C sebagai kontrol positif dan menghasilkan nilai sebesar 0,022 mg/mL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak air campuran simplisia Centella asiatica dan Acalypha indica memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak air Centella asiatica tunggal. ......Centella asiatica and Acalypha indica are herbal plants which are often used in many regions of Asia, including Indonesia. These plants are known to contain antioxidants which act against free radicals. Free radicals are melocules which can cause oxidative stress and triggers degenerative diseases such as cancer, atherosclerosis, and Alzheimer’s disease, therefore the usage of herbs can be an alternative. This research compares the antioxidant activities of water extract of Centella asiatica and the water extract of the combination of Centella asiatica and Acalypha indica simplisia by spectrophotometric measurement method using DPPH as indicator. The water extract of simplisia combination of both plants is expected to have better antioxidant activity compared to only Centella asiatica water extract. The evaluation of phytochemical contents of both extracts is also carried out. The results showed that the water extract of simplisia combination of both plants has phytochemical content such as flavonoids, saponins, and tannins while water extract of Centella asiatica contains saponins, triterpenoids, and possibly flavonoids. EC50 measurement of water extract of Centella asiatica and water extract of simplisia combination of both plants results in value of 20,3 mg/mL and 17,83 mg/mL respectively. EC50 measurement is also performed on vitamin C as positive control and generates the value of 0,022 mg/mL. Those results showed that the water extract of the combination of Centella asiatica and Acalypha indica simplisia has better antioxidant activity compared to only Centella asiatica water extract.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Fira Alyssa Gabriella
Abstrak :
Hiperurisemia merupakan faktor risiko independen dari sindroma metabolik. Kadar asam urat dikontrol dengan allopurinol. Akan tetapi, pemakaiannya pada pasien sindroma metabolik berisiko menimbulkan severe cutaneous adverse reactions SCAR . Oleh sebab itu, penelitian eksperimental ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas anti-hiperurisemia allopurinol dengan ekstrak etanol akar Acalypha indica terhadap perubahan kadar asam urat tikus hiperurisemia yang diinduksi dengan diet tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK selama tujuh minggu. Dua puluh lima tikus dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok DTFK, kelompok allopurinol 30 mg/kgBB, kelompok Acalypha indica 250 mg/kgBB, dan kelompok kombinasi allopurinol dan Acalypha indica. Periode terapi empat minggu akan disertai dengan DTFK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok allopurinol memiliki peningkatan kadar asam urat terkecil, yaitu 1,2944 mg/dL SD 0,6884 mg/dL, sedangkan kelompok Acalypha indica menunjukkan peningkatan kadar asam urat, 1,8388 mg/dL SD 1,4842 mg/dL, yang tidak jauh berbeda dari kelompok DTFK, 1,7632 mg/dL SD 1,2625 mg/dL. Kelompok kombinasi menunjukkan peningkatan kadar asam urat yang tertinggi yaitu 2,2825 mg/dL SD 2,1969 mg/dL. Meskipun demikian, perbedaan ini tidak bermakna secara statistik. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor variasi genetik pada tikus dan kurangnya dosis terapi Acalypha indica.
Hyperuricemia is an independent risk factor of metabolic syndromes. Allopurinol is used to control uric acid level. However, usage in patients with metabolic syndrome is associated with the risk of severe cutaneous adverse reactions SCAR. Therefore, this experimental study aims to compare the anti hyperuricemic activity of allopurinol with etanol extract of Acalypha indica towards uric acid levels alteration in hyperuricemic rats induced by high fructose and high cholesterol diet. Twenty five rats are divided into five groups, that is group normal diet group, DTFK group, allopurinol 30 mg kg bw group, g Acalypha indica 250 mg.kg bw group, and combination of allopurinol and Acalypha indica group. Treatment is given in four weeks with continuity of the high fructose and high cholesterol diet. Results shows allopurinol group have the smallest increase in uric acid level, 1.2944 mg dL SD 0.6884 mg dL. Acalypha indica group shows similar increase in uric acid level with DTFK group, 1.8388 mg dL SD 1.4842 mg dL, and 1.7632 mg dL SD 1.2625 mg dL respectively. Combination group shows the highest increase in uric acid level, 2.2825 mg dL SD 2.1969 mg dL. However, these differences are not significant. This could be caused by the small dose of Acalypha indica and the possibility of rats rsquo genetic variation in the study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsetyo Edhiatmi
Abstrak :
Latar Belakang: Kondisi hipoksia akan meningkatkan pembentukan dan pelepasan spesies oksigen reaktif (ROS). Sel mampu melindungi diri terhadap kerusakan akibat pembentukan ROS yang terjadi secara alami, tetapi pembentukan radikal bebas yang berlebihan, akan terjadi stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan terutama pada jantung sehingga diperlukan antioksidan. Acalypha indica dan Centella asiatica terbukti memiliki efek antioksidan dan melindungi banyak organ dari kondisi hipoksia, sehingga penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat efek antioksidan kombinasi ekstrak etanol Acalypha indica dan Centella asiatica pada organ jantung tikus Spraque-Dawley pascahipoksia. Metode: Tiga puluh lima ekor tikus Sprague-Dawley jantan diinduksi hipoksia selama 7 hari dalam ruang khusus, kemudian diberi perlakuan. Ekstrak etanol Acalypha indica dan Centella asiatica diberikan secara kombinasi dan tunggal kepada kelompok tikus yang telah dibagi menjadi grup A (hipoksia dan diberi air), B (hipoksia dan diberi kombinasi Acalypha indica 200 mg/kgBB dan Centella asiatica 150 mg/kgBB), C (hipoksia dan diberi kombinasi Acalypha indica 250 mg/kgBB dan Centella asiatica 100 mg/kgBB), D (hipoksia dan diberi Acalypha indica 250 mg/kgBB), E (hipoksia dan diberi Centella asiatica 150 mg/kgBB), F (hipoksia dan diberi vitamin C 100mg/kgBB) dan kelompok normal selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah ekspresi mRNA HIF-1a, kadar MDA, aktivitas enzim SOD dan ekspresi mRNA cTnI. Hasil: Hasil uji dianalisis dengan uji one way anova. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada ekspresi HIF-1a antara grup A dengan kelompok tikus normal (p>0,05). Kadar MDA meningkat signifikan pada grup A (p<0,05) dibanding tikus normal. Grup D mengalami penurunan kadar MDA secara signifikan (p<0,05) dibanding grup A. Aktivitas SOD menurun signifikan pada grup A (p<0,05) dibanding tikus normal. Grup B dan E (p<0,05) mengalami peningkatan aktivitas SOD secara signifikan dibanding grup A. Grup B meningkat signifikan (p<0,05) dibanding grup E. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan pada Ekspresi cTnI. Tidak terdapat korelasi antara kadar MDA dan aktivitas SOD serta ekspresi mRNA HIF-1a dan mRNA cTnI. Kesimpulan: Pemberian kombinasi ekstrak Acalypha indica 200 mg/kgBB dan Centella asiatica 150 mg/kgBB tidak dapat membantu memproteksi kerusakan jantung pascahipoksia.
Background: The condition of hypoxia will increase the formation and release of reactive oxygen species (ROS). Cells have mechanisms to protect themselves against damage caused by ROS generation occurring naturally. If the excessive formation of free radicals, oxidative stress will occur that cause damage, especially to the heart so that the necessary antioxidants. Acalypha indica and Centella asiatica has been shown to have antioxidant effects and protecting many organs from hypoxic conditions, so that the research was conducted to see the effect of the antioxidant combination Acalypha indica and ethanol extracts of Centella asiatica on cardiac organ Spraque Dawley rats pascahipoksia. Methods: Thirty-five male Sprague-Dawley rats induced hypoxia for 7 days in a specific chamber, later treated. Acalypha indica extract, Centella asiatica extract and the combination of both extract were given to the rats that divided into 7 group, ie groups A (water), B (combination of Acalypha indica 200 mg/kgBB and Centella asiatica 150 mg/kgBB), C (combination of Acalypha indica 250 mg/kgBB and Centella asiatica 100 mg/kgBB), D (Acalypha indica 250 mg/kgBB), E (Centella asiatica 150 mg/kgBB), F (vitamin C 100 mg/kgBB) and normal group. Those treatment were given orally for 7 days after hypoxia. The parameters were mRNA expression of HIF-1a, level of MDA, SOD enzyme activity and mRNA expression of cTnI. Results: There were no significant differences in the expression of HIF-1a between group A with group of normal rats (p>0,05). MDA levels increased significantly in group A (p<0,05) compared to normal rats. Group D decreased MDA levels were significantly (p<0,05) compared to group A. SOD activity decreased significantly in group A (p<0,05) compared to normal rats. Group B and E (p<0,05) increased the activity of SOD significantly compared to group A. Group B increased significantly (p<0,05) compared to group E. There was no significant difference between treatment groups on the mRNA expression of cTnI. There was no correlation between level of MDA and SOD activity so do between expression mRNA HIF-1a and mRNA cTnI. Conclusion: Administration of a combination of Acalypha indica extract 200 mg/kgBB and 150 mg/kgBB of Centella asiatica cannot help protect the heart against cardiac injury after hypoxia.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Supriatna
Abstrak :
Komplikasi penyakit perlemakan hati non-alkoholik (PHNA) ditemukan pada 67% populasi memenuhi kriteria sindrom metabolik. Acalypha indica L. (AI) adalah herbal yang telah diketahui memiliki efek anti-oksidan, dan anti-inflamasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan efek AI terhadap mekanisme pertahanan imun yang dibawa. Penelitian dilakukan dengan molecular docking terhadap senyawa AI pada TLR9, NFκB, TNFα, dan perubahan histopatologik hati. Model hewan steatohepatitis pada tikus Sprague-Dawley didapat dari induksi diet tinggi fruktosa, dan kolesterol (DTFK) selama 12 minggu. Terapi diberikan selama 8 minggu. Dua puluh lima tikus dibagi ke dalam 5 kelompok: Normal (K1), DTFK (K2), DTFK+AI, 400 mg (K3), kombinasi AI, 400 mg +gemfibrozil (Gem) 31 mg (K4) dan Gem 31 mg (K5) masing-masing per kgBB. Molecular docking untuk mengidentifikasi interaksi antara molekul hidrogen senyawa AI dengan residu asam amino TLR9, NFκB, TNFα. Perubahan morfologi hati dinilai dengan cara skoring. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji Kruskall Wallis post hoc Mann Whitney, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearman. Hasil molecular docking menunjukkan, selain senyawa flavonoid, ditemukan senyawa alkaloid beta-sitosterol, dan stigmasterol yang dapat berikatan dengan ketiga marker inflamasi dengan nilai binding energy terbaik. Senyawa lain dasycarpidan-1-methanol, acetate (ester), fenofibrate, quinine. Pemberian AI menurunkan hipertrofi (p=0,031), steatosis makrovesikular (p=0,018), fokus inflamasi (p=0,005). Pemberian AI juga menurunkan ekspresi TLR9 (p=0,009), NFκB (p=0,009), TNFα (p=0,009), akan tetapi tidak sebaik pemberian kombinasi AI+Gem. ......Complications of non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) include 67% of the criteria for metabolic syndrome. Acalypha indica L., (AI) which is one of a herbal plant had been known as anti-oxidant and anti-inflammatory effects. The effect of AI for therapy investigated by looking of the immune defense mechanisms. This researched was assessed by molecular docking approached on TLR9, NFκB, TNFα expression and liver morphological changes. Animal models of steatohepatitis were collected from high- fructose and cholesterol diet (HFCD) of Sprague-Dawley rats for 12 weeks and followed by therapy for 8 weeks. There were 5 groups from twenty five researched rats, include normal group (K1), HFCD group (K2), HFCD group supplemented with 400 mg Acalypha indica L. (K3), combination between 400 mg AI.+gemfibrozil (Gem) 31 mg (K4) and Gem 31 mg/kg (K5) in kgBW, respectively. The results of molecular docking were carried out by assessing the interaction between hydrogen molecules of AI compounds and amino acid residues in TLR9, NFκB, TNFα. Morphological changes were assessed by scoring system. Statistical analyzed used Kruskall Wallis with post hoc Mann Whitney test continued by Spearman correlation test. The molecular docking analysis showed that, an alkaloid compounds were found besides the flavonoid compounds that can bind to the binding pocket of inflammatory markers with the best binding energies. Other compounds, there are dasycarpidan-1-methanol, acetate (ester), fenofibrate and quinine. Supplementation of AI would reduced hypertrophy (p=0.031), macrovesicular steatosis (p=0.018), inflammation foci (p=0.005) and also decreased of TLR9 (p=0.009), NFκB (p=0.009), TNFα (p=0.009) expression, but not as good as the combination of AI+Gem.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolo Suswanti
Abstrak :
Latar Belakang : Acalypha indica Linn. merupaksn tanaman yang mudah didapat tumbuh .Sepanjang tahun dan bisa ditemukan di kebun, halaman rumah maupun tempat-tempat pembuangan sampah. Semua bagian dari tanaman ini bisa digunakan dalam pengobatan trndisiooal untllk menangani berbagai masalah kesehatan. Pada penelitian sebelumnya didapatkan data bahwa ekstrak Acalypha indica Linn. terhukti memiliki efek. Sebagai neuroproteksi dan neuroterapi pada neuromuscular junction jaringan kstak dan mampu menghambat efek neurotoksik pada jaringan kalak. Oleh karena itu, ekstrak air akar Acalypha indica Linn. bisa mempengaruhi perbaikan neuron hipokampus pascahipoksia serebri. Tujuan : untllk menganalisa kerusakan sel neuron hipokampus pascahipoksia setelah pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn. Metode penelitian : 30 ekor tikss Sprague Dawley tetbagi secara acak dalarn enam kelompok. Kelompok hlpoksia, tikss dimasukkan ke dalam sungkup hipoksia yang mengandung gas campuran (02 10% dan nitrogen 90 %) selama tujuh hari, untuk kelompok reoksigenasi tikss dibiarken mengbirup udara bebas. Setelah perlakuan hipoksia. Tiga kelompok terapi lainnya, setelab perlakuan hipoksia tikss kemndian dilanjutkan dengan pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn pada dosis 300, 400 dan 500 mglkg BB selama tujuh hari. Kriteria penilaian yang digunakan dalam studi ini adalah jumlah sel rusak neuron hipokampus den gao mengamati : bentuk sel, ada tidaknya kodensasi kromatin, piksotik dan rasio sitoplasma dengan inti setelah pewaraan hemaktosilin eosin. Hasil : ekstrak air akar Acalypha indica Linn. pada dosis 400 dan 500 mg/kg BB secara signitikan mampu memperbaiki kerusakan sel neuron ( efek neuroterapi) hipokampus pascabipoksia serebral (p = 0,0 I). Kesimpulan : ekstrak air akar Acalypha indica Linn memiliki efek neuroterapi pada dosis 400 dan 500 mglkg BB. ......Background : Acalypha indica Linn is a common herb which can easily be found elsewhere in Indonesia, All the parts of plants are used in various traditional therapy for some diseases. Previous studies showed that Acalypha indica Linn extracts have neuro-protective and neuro-therapy effects on neuromuscular junction and inhibit neurotoxin on isolated frog tissues. Thus, administration of aqueous extracts of Acalyjpha. indica Linn root was assumed to improve hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia. Objective : To investigate the effects of aqueous extracts of Acalypha indica Linn root on hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia in the rat. Methods : Thirty male Sprague Dawley with 200-250 gr Body weight of rats were divided into six groups randomly. The rats were housed in hypoxic chamber containing gas mixture of I0 % O2 and 90 % N2 for seven days, followed by administration of 300, 400 and 500 mg/kg BW aqueous extracts of A. indica Linn root for seven days.. The other group was exposed to room air after hypoxia. The parameters measured were hippocampal cell damage ie : the quantity and type of hippocampal cell, chromatin condensation, pycnotic and cytoplasm nucleus ratio using hematoxyline eosin staining. Result : The aqueous extracts of A. indica Linn root of 400 and 500 mg/kg BW improve hippocampus neuron injury (neurothcrapy effect) alter cerebral hypoxia significantly (p = 0,0l). Conclusion : The aqueous extracts of A. indica Linn roots have neurotherapy effects on hippocampal neuron after cerebral hypoxia of 400 and 500 mg/kg BB.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T21146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Wardani Hakim
Abstrak :
Latar Belakang: Pada keadaan obesitas, adipokin sebagai hormon klasik dilepaskan untuk mengubah metabolisme jaringan dan/atau organ. Adipokin dapat meningkatkan inflamasi dan berkontribusi pada peningkatan risiko kardiovaskular. Terapi konvensional untuk mengobati obesitas meninggalkan banyak efek samping. Acalypha indica (Ai) menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai herbal alternatif untuk mengatasi obesitas terkait sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan mekanisme kerja ekstrak etanol akar Ai terhadap perbaikan profil lipid, adipokin anti-proinflamasi di jaringan adiposa viseral serta VICAM-1, ICAM-1 di jaringan aorta tikus Sprague-Dawley jantan obes yang diinduksi oleh diet tinggi fruktosa kolesterol (DTFK). Metode: Studi eksperimental pada 18 ekor tikus Sprague-Dawley jantan yang diberikan DTFK dan 6 ekor tikus dengan diet normal selama 16 minggu, Pembagian kelompok hewan coba sebagai berikut: Kelompok diet Normal, DTFK, DTFK+Ai 400 mg/kgBB/p.o, dan DTFK+Gemfibrozil 31 mg/kgBB/p.o. Terapi diberikan selama 8 minggu bersamaan dengan DTFK. Parameter yang diukur adalah berat badan awal dan akhir, Indeks Lee, profil lipid serum, adipokin inflamasi, VICAM-1, ICAM-1. Studi molecular docking telah dilakukan terlebih dulu untuk membuktikan kandidat senyawa dari Ai yang bekerja pada protein target. Pemeriksaan histopatologi jaringan adiposa viseral dilakukan untuk melihat bentukan dan jumlah crown like structure (CLS) dan perubahan struktur adiposit. Hasil: Hasil studi Molecular Docking Ai menunjukkan bahwa senyawa nicotiflorin dapat berikatan dengan IL-6 (∆G=-9,95 kkal/mol) dan geraniin dapat berikatan dengan PPAR-a (∆G= -8,93 kkal/mol). Ai secara bermakna dapat mencegah kenaikan berat badan tikus dengan mempertahankan nilai Indeks Lee<300. Selain itu, Ai dapat menurunkan adipokin proinflamasi: leptin, TNF-a, dan IL-6, dan leptin pada tikus obes (p<0,05). Tikus yang diberi Ai mempunyai kadar dan ekspresi adiponektin serta ekspresi PPAR-a yang lebih tinggi, jumlah CLS lebih sedikit (p>0.05), serta persentase adiposit dengan ukuran kecil yang lebih sedikit pada jaringan adiposa viseral (p=0.048). Ai juga menurunkan ekspresi VICAM dan ICAM di jaringan aorta (p>0.05). Kesimpulan: Pemberian Ai pada tikus model obesitas dapat mencegah peningkatan berat badan, serta memiliki efek protektif dengan menurunkan kadar adipokin pro-inflamasi, adipogenesis, serta ekspresi molekul adhesi. Efek Ai ini sebagian dilakukan melalui pengaruhnya terhadap ekpresi PPARa di jaringan lemak viseral. ......Background:. In obesity, adipokines are classically hormones to alter tissue and/or organ metabolism. Adipokines can increase inflammation and contribute to the development of obesity complications. Conventional therapy to treat obesity leaves many side effects. Acalypha indica (Ai) which showed promising potential as an herbal alternative to treat obesity related metabolic syndrome. This study was conducted to prove the mechanism of action of Ai root ethanol extract on lipid profile improvement, anti-proinflammatory adipokines in visceral adipose tissue and VICAM-1, ICAM-1 in aortic tissue of obese male Sprague-Dawley rats induced by high-fructose cholesterol diet (HFCD). Methods: Experimental study on 18 male Sprague-Dawley rats given DTFK and 6 rats with normal diet for 16 weeks. The animal groups were divided as follows: Normal diet group, HFCD, HFCD+Ai 400mg/kgBW/p.o, and HFCD+Gemfibrozil 31 mg/khBW/p.o. Therapy was given for 8 weeks concurrently with HFCD. Parameters measured were initial and final body weight, Index Lee, serum lipid profile, inflammatory adipokines, VICAM-1, ICAM-1. Molecular docking studies have been carried out previously to prove candidate compounds from Ai that act on target proteins. Histopathological examination of visceral adipose tissue was performed to see the formation and number of crown like structure (CLS) and changes in adipocyte structure. Results: The results of the Molecular Docking Ai study showed that nicotiflorin could bind to IL-6 (∆G=-9.95 kcal/mol) and geraniin could bind to PPAR-a (∆G=-8.93 kcal/mol). Acalypha indica could prevent rat weight gain by maintaining the Lee Index value <300. Rats treated with Ai had higher levels and expression of adiponectin as well as PPAR-a expression, less number of CLS (p>0.05), and a smaller percentage of small size adipocytes in visceral adipose tissue (p=0.048). Ai also decreased VICAM and ICAM expression in aortic tissue (p>0.05). Conclusion: Administration of Ai to obese rats can prevent weight gain, and has a protective effect by reducing pro-inflammatory adipokine levels, adipogenesis, and expression of adhesion molecules. This effect of Ai is partly due to its effect on PPAR alpha expression in visceral adipose tissue.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Acalypha indica Linn (Euphorbiaceae) atau akar kucing dikenal sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit asam urat. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa kimia fraksi n-heksana dan etil asetat dari ekstrak etanol akar tanaman Acalypha indica Linn. Ekstrak n-heksana dan etil asetat dipisahkan secara kromatografi kolom dengan silika gel 60 sebagai fase diam dan sebagai fase gerak digunakan campuran pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-heksana-etil asetat untuk ekstrak n-heksana, sedangkan untuk ekstrak etil asetat digunakan n-heksana, etil asetat dan etil asetat-metanol. Pemurnian dilakukan dengan cara kromatografi kolom dan rekristalisasi. Dari ekstrak n-heksana, fraksi H-VII diperoleh isolat A dan fraksi H-X3 diperoleh isolat B. Sedangkan dari ekstrak etil asetat, fraksi E-XII5 diperoleh isolat C. Identifikasi isolat dilakukan dengan cara pengukuran titik lebur dan analisis spektroskopi (MS, FTIR, UV-Vis). Isolat A berupa kristal jarum putih, jarak lebur 143-145 oC, bobot molekul 412 dan mengandung gugus fungsi C-H alkana, C-O, dan C=O. Isolat B berupa kristal hablur putih, jarak lebur 188-190 oC, bobot molekul 428 dan mengandung gugus fungsi C-H alkana, C-O, dan C=O. Isolat C berupa serbuk kuning, jarak lebur 84-86 oC, bobot molekul 292 dan mengandung gugus fungsi cincin aromatis posisi orto, OH terikat, C=O, C-O, C-H alkana.
Universitas Indonesia, 2006
S32517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Eka Prasetyawati
Abstrak :
Acalypha indica Linn telah digunakan secara luas di masyarakat dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan khasiat rebusan akar, daun dan herba tanaman A.indica Linn dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi kafeina. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus, yaitu kelompok kontrol normal yang diberikan larutan CMC 0,5% dan 5 kelompok lainnya diinduksi dengan kafeina untuk meningkatkan kadar asam urat dalam darah tikus. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 5,4 gram/200 gram bb. Alopurinol digunakan sebagai kontrol pembanding. Pengukuran kadar asam urat dengan metode enzimatik dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 520nm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketiga macam rebusan dapat menurunkan kadar asam urat mulai hari ketiga sampai kesembilan. Rebusan daun A.indica Linn. memiliki efek menurunkan kadar paling kecil dan rebusan herba memiliki efek menurunkan kadar asam urat paling besar pada dosis yang sama.
Acalypha indica Linn has been widely used in traditional remedy to decreasing uric acid in the blood. The aim of the research was to identify the differences effect of decoction of roots, leaves and herbs of A.indica Linn to decrease uric acid in rats induced by caffeine. The rats were divided into 6 groups, each consisted of 5 rats.i.e normal control received 0,5% carboxymethyl cellulose solution orally. The others five group induced with caffeine was given orally to increase uric acid in the blood of rats. The decoction was given orally with the same dose of 5,4 gram/200 gram weight. Allopurinol was used as standard. The uric acid measurement was executed using enzymatic method spectrophotometrically at 520nm wavelength. The results showed that the three of decoction decrease uric acid on the blood from the days three until days nine. Decoction of leaves given the low effect to decrease uric acid and the decoction of herb given the highest effect to decrease uric acid in the blood of rats.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>