Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1031 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : s.n, 2004
327.11 OIL II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yasa Gunadi
Abstrak :
PT Istana Karang Laut (IKL) mendapatkan kontrak untuk menyediakan jasa Operations & Maintenance (O&M) di kilang minyak Oseil , Pulau Seram, selama dua tahun. Ini adalah kontrak O&M pertama bagi IKL. Meskipun pada awalnya kontrak ini didapat secara oportunistik sebagai kelanjutan dari kontrak Engineering, Procurement & Construction (EPC) di kilang minyak yang sama, IKL sebaiknya dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik. Disini diperlukan komitrnen yang jelas dari Manajemen IKL untuk menentukan arah selanjutnya dari penyediaan jasa O&M ini. Bagaimana kelanjutan usaha jasa O&M setelah kontrak di kilang minyak Oseil habis, tentunya perlu diantisipasi dengan baik. Hasil penelitian pada karya akhir ini memperlihatkan bahwa usaha jasa O&M kilang berpotensi memberikan pemasukan yang lebih stabil bagi IKL dibandingkan dengan bisnis jasa konstruksi industri migas yang telah digeluti perusahaan ini selama lebih dari 20 tahun. Meskipun begitu, usaha jasa O&M kilang minyak dihadapkan pada kenyataan sangat lambatnya pertumbuhan jumlah kilang minyak swasta. Kilang minyak tergolong pada sektor hilir industri minyak, bersama-sama dengan distribusi dan pemasaran produk. Sektor lainnya adalah sektor hulu. Yang termasuk pada sektor hulu adalah produksi dan pemrosesan awal minyak mentah yang memisahkan air dan gas dari minyak mentah. Potensi pasar jasa O&M untuk sektor hulu lebih menjanjikan dibanding sektor hilir, mengingat banyaknya cekungan minyak yang belum dieksplorasi dan diproduksi di Indonesia serta banyaknya perusahaan selain Pertamina yang memegang hak konsesi lapangan minyak. Jasa O&M pada sektor hulu ini juga layak untuk dimasuki IKL mengingat kemampuan internal yang telah dimiliki IKL berupa pembuatan alatalat proses produksi minyak dan gas dapat dimanfaatkan. Sebagai jasa yang berada pada industri yang tergolong mature, peluang meraih keunggulan kompetitif bagi perusahaan penyedia jasa O&M kilang minyak hanyalah pada penyediaan jasa yang berkualitas dengan harga serendah mungkin. Hanya dengan cara ini perusahaan penyedia jasa O&M akan memberikan nilai lebih kepada perusahaan pemilik kilang minyak berupa net final margin yang tinggi. Agar dapat meraih keunggulan kompetitif tersebut, maka IKL sebagai penyedia jasa O&M kilang minyak, harus dapat melaksanakan pengoperasian kilang yang efisien yang selalu mencapai target produksi, melakukan praktek manajemen perawatan yang berkualitas, menjaga inventori suku cadang peralatan kilang pada tingkat yang optimal, serta pengoperasi kilang yang aman dan ramah lingkungan. Hasil analisis pilihan strategi menunjukkan bahwa strategi yang paling cocok dan paling realistis adalah menjaga kelangsungan penyediaan jasa O&M untuk kilang minyak Oseil untuk masa kontrak paling tidak 10 tahun. Kemudian jika kemampuan keuangan IKL memadai, maka strategi yang berupa penyewaan peralatan berupa separator untuk fasilitas produksi awal migas(sektor hulu) dapat dilakukan dalam waktu yang relatif bersamaan. Jika IKL sudah memantapkan posisinya pada jasa penyewaan perlatan ini, maka langkah selanjutnya adalah memasuki bisnis jasa O&M lengkap (termasuk penyewaan peralatannya) untuk fasilitas produksi awal migas. Kelangsungan bisnis jasa O&M industri minyak, baik pada sektor hulu maupun hilir, juga sangat ditentukan oleh kondisi nasional dan regional. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan permintaan minyak dan BBM, keseimbangan antara demand dan supply yang dipengaruhi kapasitas terpasang kilang yang sudah ada dan yang akan dibangun, kelangsungan sumber minyak mentah, serta perkembangan teknologi yang memw1gkinkan pengurangan ketergantungan industri terhadap BBM. Berdasarkan kenyataan ini maka disusun dua scenario prospek kilang minyak di Indonesia, yaitu: (1) jumlah kilang meningkat lambat (1 kilang tiap 5 tahun) sampai tahun 2030, dan (2) tidak ada pertumbuhan kilang minyak lagi dari tahun 2010. Strategi yang sesuai untuk skenario pertama adalah penyediaan jasa O&M secara penuh yang meliputi solusi proses dan penguasaan teknologi kilang terbaru dengan masa kontrak paling tidak 5 tahun. Kemudian strategi yang sesuai untuk skenario kedua adalah: menjaga kelangsungan penyediaan jasa O&M untuk kilang minyak Oseil untuk masa kontrak paling tidak 10 tahun, jasa penyewaan peralatan berupa separator untuk fasilitas produksi awal migas(sektor hulu), dan bisnis jasa O&M lengkap (termasuk penyewaan peralatannya) untuk fasilitas produksi awal migas. Strategi yang paling direkomendasikan untuk IKL adalah strategi yang sesuai dengan scenario kedua. Selain itu IKL juga harus mulai mengantisipasi kemungkinan memasuki bisnis O&M kilang gas dan petrokimia, jika terjadi pertumbuhan kilang gas dan petrokimia swasta diluar kilang Pertamina. Kondisi ini kemungkinan besar akan terjadi mengingat LPG (produk kilang gas) dan Methanol (produk kilang petrokimia) merupakan sumber utama hidrogen yang menjadi bahan bakarfuel-cell.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiono; Mulyanto Muljadi
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endra Triyana
Abstrak :
Tesis ini membahas karakterisasi oil shale Formasi Gumai dari data Sumur NBL-1, Lapangan Abiyoso, Sub Cekungan Jambi, Cekungan Sumatera Selatan dengan pemodelan oil yield dan elastisitas batuan. Karakterisasi batuan dilakukan dengan menganalisis sampel pengeboran inti (core) dari shale pada kedalaman 4266 - 4280 feet dan kedalaman 4283 - 4295 feet di laboratorium (petrografi, XRD, oil yield / Fischer Standard retort), %TOC, analisis, pyrolisis, kerogen type). Pemodelan oil yield dilakukan dengan membuat korelasi regresi linear antara data log (bulk density, log neutron, log sonik) dan data oil yield - % TOC dari sampel tersebut, sedangkan model elastisitas batuan dilakukan dengan pendekatan: kualitas medium (Q), rasio poisson, dan modulus Young. Analisis kualitas medium (Q) dilakukan dengan metode spectral magnitudo decay, sedangkan analisis modulus Young dan rasio Poisson diturunkan rumus dari Mavko, dkk. (2009). Hasil penelitian diperoleh karakteristik bahwa kedua lapisan tersebut dalam kategori oil shale dengan tipe Tasmanite, kerogen tipe II, dan jenis liptinite dalam kondisi belum matang, diendapakan pada lingkungan pengendapan laut dangkal dengan energi rendah (kedalaman 4266 - 4280 feet) dan laut dangkal relatif reduktif (kedalaman 4283 - 4295 feet) yang berbatasan dengan lingkungan darat. Model oil yield dari log bulk density pada kedalaman lapisan 4266 - 4280 feet: OYlog = -4,93x(log ρb) + 19,46 dan pada kedalaman lapisan oil shale 4283 - 4295 feet: OYlog= -6,03 x(log ρb) + 23,58. Model oil yield log neutron hanya berhasil dilakukan pada kedalaman 4283 - 4295 feet: OYlog = 7,93x(log ФNPHI)+ 4,30, sedangkan model oil yield log neutron tidak berhasil pada lapisan oil shale yang pertama. Model kualitas batuan (Q) dihasilkan 120 - 129, modulus Young, dan rasio Poisson tidak berhubungan dengan variasi oil yield. Potensi oil shale yang dihasilkan dari kedua lapisan tersebut berkisar 7 galon/ton dan tidak berpotensi sebagai reservoar shale. Potensi oil shale Formasi Gumai di daerah penelitian lebih kecil daripada oil shale yang telah diproduksikan di Formasi Green River, Amerika Serikat yang mencapai 20 - 30 galon per ton. ......The thesis learned oil shale characterization on Gumai Formation, Well NBL-1, Abiyoso Field, Jambi Sub Basin, South Sumatera Basin using oil yield and elasticity modeling. Characterization of the shale uses core and log data on the depth 4266 - 4280 feet and 4283 - 4295 feet. Methods that was used core description, geochemical, log correlation, and calculation of bore hole seismic. Result of the research got that the shale have been deposited at low energy shallow marine till land margin. The kerogen type is type II, liptinite, and immature. Model of oil yield of bulk density log on the depth 4266 - 4280 feet; OYlog = -4,93x(log ρb) + 19,46 and 4283 - 4295 feet: OYlog = 7,93x(log NPHI)+ 4,30. Sonic log model did not succeed on each shale layer, but neutron log just succeeded on the depth 4283 - 4295 feet. Elasticity model such attenuation (Q), modulus Young (E), Poisson ratio (σ) did not succeed. The oil shale potency is 7 - 9 gallon/ton on the depth 4266 - 4280 feet, while on the depth 4283 - 4295 feet is 8 - 9 gallon/ton. Generally, the oil shale have not been enough yet as shale reservoir, because micro crack for permeability was not. Potency of the oil shale is less than Green River Formation's oil shale in United Stated of America which have been produced till 20 ? 30 gal/ton.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Charis
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
S16309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketaren, S.
Jakarta : UI-Press , 2008
664.3 KET p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simmons, Matthew R.
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
338.272 8 SIM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fife, Bruce
New York: Penguin Books, 2004
615.32 FIF c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ketaren, S.
Jakarta: UI-Press, 1986
664.3 KET p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frank, Helmut J.
New York: Frederick A. Praeger, 1966
338.23 FRA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>