Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Gilang Adzkia Akbar
Abstrak :
ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan positif antara tingkat paparan media yang diterima oleh perusahaan di bidang industri tertentu dengan tingkat Kinerja Sosial Perusahaan (CSP). Paparan media terhadap jenis industri dibagi menjadi tiga kategori: rendah, sedang dantinggi, dilihat dari dimensi (1) visibilitas konsumen dan risiko peraturan dan (2) interaksi industri dengan lingkungan. Variabel independen studi ini adalah tingkat paparan media yang diterima perusahaan-perusahaan di industri tertentu, sedangkan variabel dependennya adalah tingkat CSP. Hasil analisis regresi terhadap kedua variabel tersebut mengkonfirmasi bahwa perusahaan yang tergolong dalam industri dengan paparan media yang tinggi memiliki tingkat CSP yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dari jenis industri dengan paparan media sedang dan rendah. Studi ini secara kuantitatif memperkuat teori Institusional dan Legitimasi serta sejalan dengan hasil dari studi-studi sebelumnya. Studi ini juga mengembangkan tipe klasifikasi industri berdasarkan tingkat paparan media yang diterimanya. Pelajaran yang dapat diambil adalah: (1) meningkatkan kesadaran bahwa CSP dapat dijadikan sebuah strategi untuk bertahan dari paparan media, (2) memahami penggunaan tipologi klasifikasi industri untuk meramalkan risiko paparan media, dan (3) membuat industri sadar bahwa publik semakin memahami CSP tidak hanya dilakukan untuk kepentingan altruistik saja, sehingga diperlukan upaya menghindari sikap skeptis terhadap motif perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya.
This study has attempted to answer whether the level of media exposure the industry a firm operates in gets, has a positive relationship with the level of Corporate Social Performance (CSP) they conduct. Industries were categorized as either high, medium, or low-profile based on the dimensions of (1) consumer visibility and regulatory risk and (2) interaction with the environment, as brought up in previous studies. A regression analysis was then conducted with industry media exposure as the independent variable and CSP, measured by a companys Equal-Weighted Rating, as the dependent variable. The results confirm the hypothesis that firms in high-exposure industries have higher CSP than those in medium and low-exposure industries. The study adds a layer of quantitative proof to institutional and legitimacy theory, strengthens arguments made by previous literature, and contributes a new typology to categorize industries based on media exposure. From this, managers are advised several takeaways: (1) realize the common usage of CSP as a defensive strategy, (2) understand the possible use of the typology to predict media risk, and (3) realize that the public is increasingly realizing that CSP is not always used for altruistic reasons, thus effort must be done to avoid skepticism of motives.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ngaisatun Kholifah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh internal website media exposure dan external media exposure terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) dengan variabel moderasi ukuran perusahaan dan sektor industri. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 82 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2 tahun (2013-2014). Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan external media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, sedangkan internal website media exposure tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Ukuran perusahaan dan sektor industri memperlemah pengaruh external media exposure terhadap pengungkapan CSR dan tidak memoderasi pengaruh internal website media exposure terhadap pengungkapan CSR. ......The research aims toanalyze the effects of internal media exposure and internal website media exposure on Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure with moderatio variable size and industry sector. The samples of this resarch are 82 companies listed in Indonesian Stock Exchange for 2 period (2013-2014). Hypotesis is tested by using multiple regressions analysis. These results indicate that external media exposure have positive effect on CSR disclosure, while internal website media exposure have not effect on Corporate Social Responsibility (CSR). Size and industry sector weakens the effects of website media exposure agains CSR disclosure and have not effect the internal website media exposure agains CSR disclosure.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Irmayanti
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan media exposure sebagai variabel utama yang berhubungan dengan tingkat body dissatisfaction dan self esteem remaja putri. Seratus lima siswi SMA di daerah DKI Jakarta direkrut melalui convenient sampling. Partisipan kemudian diinstruksikan untuk mengisi sebuah kuesioner yang mengukur tiga variabel, yaitu body dissatisfaction, self-esteem, dan media internalization. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki tingkat media exposure tinggi cenderung akan memiliki tingkat body dissatisfaction yang tinggi dan juga menurunnya tingkat self esteem. Penelitian ini memiliki implikasi yang penting terhadap psikologi perkembangan mengenai kerentanan remaja terhadap pengaruh media massa.
The aim of this current study was to examine the relationship between media exposure as the core variable which related to female adolescents? body dissatisfaction and self esteem. One hundred and five high school female students were recruited through convenient sampling. The participants were instructed to fill out a questionnaire that assessed three variables, which were media exposure, body dissatisfaction, and self esteem. Results revealed that individual with high level of media exposure tend to have higher level of body dissatisfaction and lower self esteem. This current study has an important implication for the developmental psychology in regards to adolescents? susceptibility to mass media effect.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.5 ARY h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hertiatusti Winiaswasti
Abstrak :
Latar Belakang Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa raja yang mempengaruhi brand image sebuah majalah wanita, berikut pola hubungan antar faktor tersebut. Penelitian bersifat kuantitatif - eksplanatif, terdiri dari 13 halaman, 1 lampiran, 5 tabel, 3 gambar dan bibliografi. Model dasar penelitian merupakan hubungan kausal antara variabel independen. yaitu media exposure, perubahan nilai gender, interaksi peer group, field of experience dan variabel dependen yaitu brand image majalah femina-PESONA. Studi ini merupakan penelitian yang menerapkan metode survey menggunakan seratus responden, yang diperoleh melalui simple random sampling dan data pelanggan, pembaca pengirim data angket majalah, dan peserta event promosi yang berusia 35 - 45 tahun, yang berdomisili di Jakarta. Uji validitas ditempuh melalui confirmatory factor analysis untuk mengetahui apakah indikator-indikator benar-benar mengukur konsep yang diukur. Dari uji reliabilitas, peneliti memutuskan untuk mengeluarkan variabel field of experience pada tahap penelitian selanjutnya, karena dinilai tidak reliabel. Perth analysis dilakukan untuk melihat pola hubungan ketergantungan antara variabel-variabel independen dan variabel dependen dalam model analisa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan model akhir penelitian antara variabel independen (media exposure, interaksi peer group, perubahan nilai gender, dan interaksi peer group), dan variabel dependen (brand image majalah). Hasil pengujian fit coefficient menunjukkan bahwa model yang disesuaikan lebih baik dari model dasar. Model yang telah disesuaikan, menggambarkan terjadinya perubahan posisi variabel independen & dependen. Berdasarkan pada besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel pada saat pengujian, peneliti kemudian menempatkan media exposure, pendapat mengenai perubahan nilai gender dan interaksi peer group sebagai variabel independen. Karena semua hubungan mengarah brand image majalah femina-PESONA, peneliti kemudian menempatkan variabel tersebut sebagai variabel dependen. Pola hubungan yang terjadi adalah, media exposure, mempengaruhi brand image majalah femina-PESONA, baik secara langsung, maupun melalui 2 faktor penghubung, yaitu pendapat tentang perubahan nilai gender dan interaksi peer group. Implikasi teoritis penelitian ini terhadap teori brand image adalah, opini seseorang tentang brand image suatu produk, dapat dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung oleh terpaan media yang diterimanya. Secara tidak langsung, terpaan media mempengaruhi brand image melalui 2 faktor penghubung, yaitu pendapat wanita mengenai perubahan nilai gender, dan intensitas interaksi peer group mereka. Sedangkan, implikasi praktis penelitian ini adalah perlunya pemasar melakukan pendekatan terhadap peer group pembaca melalui kegiatan-kegiatan sponsorship, guna membangun brand image majalah yang baik. Pemasar juga perlu meneliti lebih lanjut, sejauh mana pendapat pembaca mengenai perubahan nilai-nilai gender, dapat mempengaruhi opini mereka mengenai brand image majalah femina-PESONA. Kelemahan penelitian ini adalah jumlah responder yang kurang mencukupi, apabila hasil penelitian ini akan digeneralisasikan ke populasi. Namun demikian, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis yang akan dilakukan di waktu mendatang.
Research Background : This research aimed to study factors which are influencing a women's magazine's brand image. This research is explanations - quantitative, consists of 13 pages, 1 attachment, 5 tables, 3 diagrams, and bibliography. Researcher analyzes causal relationships assumed happen between independent variables, which are media exposure, the changes of gender's values, peer group interaction, field of experience, and dependent variable, which is brand image of femina-PESONA magazine. The method used in this study is survey, with 100 respondents selected through simple random sampling from femina-PESONA magazine's readers data, such as subscriber, polling participants, and promotion event participants. The respondents is women aged between 35 to 45 years old, live in Jakarta. Validity test has done through confirmatory factor analysis, to estimate the indicators correctly measure the concepts. Researcher has concluded that variable X4, field of experience, must be excluded in further research, because it has indicated unreliability. Researcher uses path analysis method to generalize the causal pattern between variables. Output indicates, there are differences of variable positions between the basic model and adjusted model. Based on this fact, researcher excluded field of experience variable, and place media exposure, changes of gender values, and peer group interaction, as independent variables. Furthermore, because all causal relationship leads to magazine's brand image, researcher places this variable as dependent variable. Then, researcher generalized the adjusted causal relationships pattern. It indicates that media exposure, effects magazine's brand image in 3 ways. First, media exposure directly effect magazine's brand image. Second, media exposure effect magazine's brand image through respondent's opinion on changes of gender values. Third, media exposure effected magazine's brand image through respondent's peer group interactions. Adjusted fit coefficient's value indicates that the adjusted model of causal relationships between variables is more acceptable than the basic model. Theoretical implication of this research's finding contributes to brand image theory that women's opinion about brand image could be affected by her media exposure intensity, opinion about gender values and peer group interactions. Opinion on gender values and peer group interactions are supporting factors, which complement media exposure as major factor affected magazine's brand image. Practical implications of this research's finding is the marketer needs to broader it's market view about reader's peer group, and examine how important reader's opinion about changes of gender values could affect their perception of magazine's brand image. The weakness of this research is the amount of sample hasn't appropriates for conduct the research's finding into population. Therefore, this research could be a reference for any further study.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Tanjung Sari
Abstrak :
[ABSTRAK
Berbagai penelitian mengenai media menunjukkan bahwa media memiliki efek terhadap sikap seseorang. Sehubungan dengan penggunaan media, pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melakukan sosialisasi terkait program peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang mampu. Sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan program yang dikemas dalam istilah Kartu Sakti Jokowi menggunakan berbagai macam metode salah satunya media massa. Bagaimana pengaruh media exposure dan media literacy terkait berita program pada sikap penerima bantuan menjadi pertanyaan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melihat pengaruh media exposure dan media literacy terkait berita program terhadap sikap penerima bantuan pada pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media exposure berpengaruh signifikan terhadap media literacy karena media literacy tidak akan terjadi tanpa adanya terpaan media. Selanjutnya media exposure tidak mempengaruhi sikap penerima bantuan karena masyarakat penerima bantuan sudah memiliki sumber informasi lain dalam memahami isi berita media terkait program. Hal ini diperkuat dengan adanya pengaruh yang signifikan antara media literacy dengan sikap. Artinya, pemahaman terhadap konten media mempengaruhi sikap penerima bantuan. Meskipun berita memilki sentimen negatif, tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk tidak menyukai program bantuan pemerintah. Hal ini terjadi karena berbagai metode sosialisasi yang dilakukan TNP2K menjadi sumber informasi yang menumbuhkan pemahaman masyarakat penerima manfaat.
ABSTRACT
Many research about media indicated that media has effect towards someone’s behavior. In accordance with the media usage, the government through Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) held dissemination related to the prosperity improvement program for poor community. Dissemination which aimed to introduce the program in the package of KartuSaktiJokowi using some methods, which one of them is mass media. How is the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverage towards the behavior of aid beneficiaries became a question in this research. This research used quantitative method to see the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverageof the aid beneficiaries behavior towards the government. The result of this research has shown that media exposure is significantly influential to media literacy because media literacy will not happened without media exposure. Media exposure has no influence in the aid beneficiaries behavior because the aid beneficiaries have had other information resources in understanding media content related to the program. This is strengthened with the significant influence between media literacy with the behavior. This means that the understanding towards media content influences the beneficiaries behavior. Although there were news with negative sentiment, the community’s behavior was not influenced to dislike the government aid program. This happened because many dissemination methods done by TNP2K became resource of information which grows the understanding of aid beneficiaries, Many research about media indicated that media has effect towards someone’s behavior. In accordance with the media usage, the government through Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) held dissemination related to the prosperity improvement program for poor community. Dissemination which aimed to introduce the program in the package of KartuSaktiJokowi using some methods, which one of them is mass media. How is the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverage towards the behavior of aid beneficiaries became a question in this research. This research used quantitative method to see the influence of media exposure and media literacy related to the program news coverageof the aid beneficiaries behavior towards the government. The result of this research has shown that media exposure is significantly influential to media literacy because media literacy will not happened without media exposure. Media exposure has no influence in the aid beneficiaries behavior because the aid beneficiaries have had other information resources in understanding media content related to the program. This is strengthened with the significant influence between media literacy with the behavior. This means that the understanding towards media content influences the beneficiaries behavior. Although there were news with negative sentiment, the community’s behavior was not influenced to dislike the government aid program. This happened because many dissemination methods done by TNP2K became resource of information which grows the understanding of aid beneficiaries]
2015
T43946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitria
Abstrak :
Dampak dari efek media teiah menjadi perdebatan scjak dahulu. Dibutuhkan suatu sikap kritis dari individu untuk menyadari bahwa fjdak semua pesan media bermanfaat buat mereka. W. James Potter (2005) menyatakan bahwa anak-anak diperlakuktm sebagai audience khusis karena beresiko tinggi untuk terkena dampak negatif dari efek pesan media karena mereka berada pada posisi terendah dalam perkembangan kognitili emosi dan moral- serta karena mereka kekurangan pengalaman nyata untuk memproses pesan media dengan baik. Tesis ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan media use dan media exposure terhadap tingkat Media Literacy, serta untuk mengetahui variabel mana yang paling mempengaruhi tingkat media literacy. Penelitian dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar di Kota Malang kecamatan Lowokwam yang dipilih mclalui teknik probability sampling, yaitu proparsional random sampling. Data yang di dapat dari selumh responden tersebut Kemudian diproses dengan menggunakan teknik statistik multivariate, yaitu analisis muItioIeregresi.Hasii pengujian statistik kemudian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara variabel Media Use terhadap variabel tingkat Media Literacy. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh langsung yang signifikan hanya terdapat pada hubungan antara variabel Media Exposure terhadap variabel Tingkat Media Literacy. ......The impact of media effects to children has been the subject of much debate since time immemorial. It is critical for viewers to be aware that the messages they receive from media sources may not necessarily been entirely important. James W. Potter (2005) assert that children have been treated as a special audience for being at higher risk for negative effects of media messages because they are at lower levels of development-cognitively, emotionally, and morally--and because they lack the degree of real-world experience necessary to process media messages well. This research prompt one to test if media use and media exposure does actually correlate with level of media literacy, and guides this research’s leading question of which variable affect more in explaining level of media literacy. Research has been conduct thrugh elementary students in 4"‘ and 5"‘ grade in Malang, Lowokwaru. Through quantitative survey study, a conelation between media use and media exposure is significantly supported. Multiple regression method shows that media exposure is the most determining factors to explain level of children media literacy.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan
Abstrak :
Masalah ISPA di Indonesia sekarang menyebabkan sekitar 36 % kematian bayi dan 13 % kematian anak balita. (SKRT 1992). Dan dari segi pemanfaatan pelayanan kesehatan, baru sekitar 64,5% balita ISPA yang memanfaatkan fasitas pelayanan kesehatan selebihnya ke dukun, diobati sendiri dan didiamkan (SDKI,1991), pada tahun 1994 proporsi tersebut turun menjadi 62,8% (SDKI, 1994). Disain penelitian ini adalah cross sectional study dengan analisis case control data SDKI 1994. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan keterpaparan media komunikasi ibu balita dengan pemanfaatan pelayanan keschatan untuk balita ISPA, dan yang mempengaruhi hubungan tersebut. Untuk mengetahui besarnya hubungan dilakukan perhitungan Odds ratio melalui analisis multivariat unconditional logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaparan media komunikasi berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, OR = 1,28 (95 % CI= 0,931-1,701), umur ibu tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan OR = 1,06 (umur 25-36 tahun) dan OR=0,84 untuk umur >36 tahun, pendidikan ibu ? SLIP, OR= 2,02 (95% C1;1,58-2,58), status kerja rutin ibu OR= 0,76 (95% CL 0,61-0,93), begitu juga jumlah anak E 3 orang OR = 0,71(95 % CI.0,57-0,88), status sosial ekonomi sedang OR =0,79 (95% CL0,69-0,93), sedangkan sosial ekonomi tinggi, OR = 1,76 (95% CI, 1,49-2,09). Dan faktor anak yang diteliti, umur anak 2-12 bulan OR= 1,16 (95 % Cl. 0,96-1,40), umur > 12 bulan , OR= 1,05 (95% CL4,88-1,26) dan adanya penyakit penyerta, OR =1. Jenis kelamin pria OR=1,30 (95% CI, 1,05-1,30), dan jumlah hari sakit > 3 hari OR = 1,65 (95% C1=I,33-2,05). Tipe daerah urban dengan OR= 1,84 (95% CI,1,41-2,39), wilayah Jawa Bali dengan OR-1,45 (95% CI,1,09-1,92), dan pendidikan suami ? SLIP OR=1,87 (95% CI, I,49-2,36),. Kesimpulan, hubungan pemaparan media komundcasi ibu balita dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk balita ISPA, dengan analisis multivariat nilai OR murni = 1,2798 (95 % CL0,931-1,701), secara statistik menjadi borderline (hampir bermakna), dan ditemukan fariabel pendidikan ibu, jumlah hari saldt, jenis kelamin anak, dan sosial ekonomi ibu berperan terhadap hubungan keterpaparan media komunikasi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Saran penelitian ini adalah perlunya peningkatan upaya komunikasi informasi dan edukasi tentang manfaat pelayanan kesehatan untuk balita ISPA dalam rangka menekan angka kematian bayi dan balita, melalui media yang dapat dengan mudah dicerna (misalnya ; bahasa setempat) dan dapat dijangkau oleh masyarakat, serta meningkatkan penyuluhan lewat tatap muka khususnya ibu balita atau keluarga yang terhbat langsung dalam perawatan balita terutama di wllayah Luar Jawa-Bali.
Acute Respiratory Infection (ARI) issue in Indonesia has caused of around 36 % of baby mortality and 13 % of children ( SKRT 1992). It is reviewed through medical service utilization , just around 64.5% of ARI in children being utilized a medical service facility, and the rest going to shaman, self treated and ignored (SDKI, 1991), in the year of 1994 such proportion has decreased of 62.8 % (SDKT,1994). This research design shall mean a cross sectional study through analysis of case control of secondary data of IOBS 1994. The purpose of this research is to observe the relation on exposure of communication media for mother of children through medical service utilization for ARI and the factors there to which may affect such relation. In order to acknowledge how far such relation may be taken into consideration of Odds Ratio through analysis of multivariat unconditional logistic regression. This research result shows that the exposure of communication media is related to the medical service utilization, OR = 1.28 (95 % CI = 0.931 - 1.701), age of mother is not related to medical service utilization OR = 1.06 ( age of 25 - 36 years), and OR 0.84 for age > 36 years, mother education ? SLIP , OR=2.02 (95 % CI; 1.58-2.58), mother's routine work status OR = 0.76 (95 % C1;0.61-0.93), and also amount of children < 3 person OR = 0.71, middle economic social status OR = 0.79, while high economic status , OR = 1.76 (95% CI; 1.49 - 2.09), pursuant to factor of children being observed, age of children 2 - 12 months OR = 1.16 (95 % CI; 1.96 - 1.40), age > 12 months, OR =1.05 and disease suffered , OR = 1, sex of male OR = 1.30 (95 % CI; 1.05 - 1.30) and amount of sick days OR = L65 (95 % CI; 1.33 - 2.05). Type of urban area OR = 1.84 (95 % CI; 1.41 - 2.39), Java Bale region , OR = 1.45 (95 % CI; 1.09 - 1.92), and husband education ? SLTP OR = 1.87 (95 % CI; 1.49 - 2.36). Conclusion, relation on exposure of communication media for mother of children under five through medical services utilization for ARI in children under five through analysis of multivariate 5nds OR adjust value = 1.2798 (95 % CI; 0.931 - 1.701), statistically being borderline (almost meaning), and then it is found that variable of mother education, amount of sick days, sex of children and mother social economy may affect to relation on exposure of communication media through medical service utilization. In this agreement, it is suggested that the improvement effort of communication, information and education concerning medical service utility for ARI in children in the framework of decreasing baby mortality, through media which is easy to understand are required (local language) and may be reached out by public, and also by providing information fare to face particularly with mother of children under five or family being directly involved in taking care of children particularly outside of Java- Bali.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulitabuti Purwaningsih
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai usia menarche dini dan faktor-faktor yang berhubungan pada siswi kelas 6 Sekolah Dasar di Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi usia menarche serta membuktikan keterpaparan media elektronik sebagai faktor dominan dari usia menarche dini pada populasi studi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan, microtoise, BIA, wawancara food recall 1 x 24 jam, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data aktivitas fisik, keterpaparan media elektronik, usia menarche ibu, serta karakteristik orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,8% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor yang paling berhubungan dengan usia menarche adalah keterpaparan media elektronik. Peneliti menyarankan untuk mempertegas aturan mengenai tayangan anak, memantau anak dalam penggunaan media elektronik, serta memantau status gizi anak.
ABSTRACT
This study discusses about early menarche age and factors associated with early menarche age in 6th grade elementary school students in North Jakarta. The purpose of this study is to determine the distribution of menarche age and to prove electronic media exposure as the dominant factor of early menarche age in the study population. This study is a quantitative study using cross-sectional study design. The data collection process is conducted with anthropometric measurements using  validated weight scales, microtoise, and BIA, 24-hour food recall interview, and self-administered questionnaires to collect information about physical activity, electronic media exposure, mothers menarche age, and parents characteristics. The result showed that 45,8% students who have experienced menarche, experienced it in early age. The factor that has the highest association with early menarche age is electronic media exposure. Researcher recommends to clarify every regulations about childrens television programme, monitor childrens electronic media usage, and monitor childrens nutritional status.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Aflah Fadlirahman
Abstrak :
Pandemi COVID-19 dapat berdampak pada lingkungan salah satunya dengan timbulan limbah masker. Limbah masker dapat membawa patogen dan mencemari lingkungan dengan mikroplastik. Pengelolaan limbah masker dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak tersebut. Perilaku pengelolaan limbah masker dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi, pengetahuan, dan keterpaparan media terhadap perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara daring. Responden pada penelitian ini didominasi oleh masyarakat pada rentang usia 18-24 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan bertempat tinggal di Jabodetabek. Hasil yang didapat yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi (56,8%), sudah terpapar oleh media informasi (71,5%), dan memiliki perilaku baik (55,8%) terhadap pengelolaan limbah masker. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan media (p=0,000) dan jenis kelamin (0,006) dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel keterpaparan media merupakan variabel paling dominan dengan Exp(β)=2,333 p=0,0001 (OR=2,333, 95% CI=1,496-3,638). Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin dan keterpaparan media berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan limbah masker di rumah tangga. ......The COVID-19 pandemic have an impact on the environment, especially is the generation of mask waste. Mask waste can carry pathogens and pollute the environment with microplastics. Mask waste management can be carried out by the community to reduce this impact. Mask waste management behavior can be influenced by several factors. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between sociodemographic characteristics, knowledge, and media exposure to community behavior in managing mask waste. This research used a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire. Respondents in this study were dominated by people in the age range of 18-24 years old, female, and residing in Jabodetabek. The results obtained were that most respondents had high knowledge (56.8%), had been exposed to information media (71.5%), and had good behavior (55.8%) towards mask waste management. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between media exposure (p=0.000) and gender (0.006) with community behavior in managing mask waste in households. The results of multivariate analysis showed that the media exposure variable was the most dominant variable with Exp(β)=2.333 p=0.0001 (OR=2.333, 95% CI=1.496-3.638). Finally, this study shows that gender and media exposure are associated with people’s behavior in household mask waste management.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Kartika Putri
Abstrak :
Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu sistem reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya kehamilan diluar nikah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi, genetik (status menarche ibu), media massa, dan aktivitas olahraga dengan status menarche siswi SMP Islam Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain peneitian cross sectional dan sampel yang diambil berjumlah 173 responden. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi square. Hasil penelitian dikatakan berhubungan bermakna apabila hasil uji statistik Pvalue ≤ 0.05. Hasil penelitian menunjukkan dari total responden sebanyak 93.1% responden telah mengalami menarche dengan rata-rata usia menarche adalah 11.42 ± 0.93 tahun dan rata-rata usia menarche ibu adalah 12.73 ± 1.26. Sebagian besar responden memiliki status gizi normal 55.5%. Sebanyak 51.4% status menarche ibu dikategorikan cepat (≤ 12 tahun), 69.9% responden telah terpapar media elektronik dewasa dan 97.1% responden telah terpapar media cetak orang dewasa, sedangkan 68.2% responden melakukan aktivitas olahraga <3 kali dalam seminggu. Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi menarche serta dapat mengikutsertakan orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau embahayakan si anak melalui pergaulan bebas tidak terjadi.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>