Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Nur Ditria
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh budaya organisasi dan efektivitas kepemimpinan terhadap keterikatan karyawan. Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei dengan cara memakai total sampling terhadap populasi. Jumlah responden yang ada di dalam penelitian ini berjumlah 110 orang. Penelitian ini mengaplikasikan tiga teori utama, yaitu teori budaya organisasi dari Denison, efektivitas kepemimpinan dari Manning dan Curtis, serta keterikatan karyawan dari Hewitt. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan efektivitas kepemimpinan mempengaruhi keterikatan karyawan. Apabila dilihat secara parsial pada masing-masing variabel, maka hasil yang diperoleh adalah budaya organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap keterikatan karyawan sedangkan efektivitas kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap keterikatan karyawan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to explain the effect of organizational culture and leadership effectiveness on employee engagement. This research is conducted in a State-Owned Enterprise (BUMN), which is PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta. This research uses a quantitative approach to gather the data using a survey method that implements total sampling to the population. Total respondents in this research are 110 employees. This research employs three main theories, which are the theory of organizational culture by Denison, leadership effectiveness by Manning and Curtis, and employee engagement by Hewitt. The results of this research present that organizational culture and leadership effectiveness affect employee engagement. When viewed partially on each variable, the results obtained are that organizational culture has no influence on employee engagement while leadership effectiveness has an influence on employee engagement."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athina Zoraya
"Dalam penelitian ini, kepemimpinan transformasional dan kekohesifan kelompok dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi keterikatan karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan kekohesifan kelompok terhadap keterikatan karyawan non-manajerial Learning Operations Department di Learning Center PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik Total Sampling terhadap karyawan non-manajerial Learning Operations Department di Jakarta yang berjumlah 36 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan kekohesifan kelompok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterikatan karyawan nonmanajerial Learning Operations Department di Learning Center PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.

In this study, transformational leadership and team cohesiveness was chosen as the variables that affect employee engagement. This study’s objective is to examine the effect of transformational leadership and team cohesiveness on employee engagement of the non-managerial employees of Learning Operations Department in Learning Center Group PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta. This study used the quantitative approach with a survey method that used a Total Sampling from the Learning Operations Department at Jakarta non-managerial employees, from which 36 respondents were taken. Results of this study showed that transformational leadership and team cohesiveness had a significant effect on employee engagement of Learning Operations Department in Learning Center Group PT Bank X (Persero) Tbk Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Meinarty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari job characteristic dan perceived organizational support terhadap employee engagement. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan kantor pusat Perum Perhutani yang berjumlah 186 orang. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dan aplikasi SPSS 22. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan job diagnostic survey (JDS) yang dibuat oleh Hackman & Oldham (1975), Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) yang dibuat oleh Lynch, Eisenberger & Armeli (1999), Utrecht Work Engagement Scale 9 (UWES-9) yang dikembangkan oleh Schaufeli & Bakker (2003).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa job characteristic dan perceived organizational support berpengaruh secara signifikan terhadap employee engagement sebesar 25,4%. Hal ini menunjukkan karakteristik pekerjaan dan dukungan organisasi dapat meningkatkan keterikatan karyawan. Kemunculan karakteristik pekerjaan dirasakan melalui tingginya persepsi karyawan atas variasi pekerjaan, identitas pekerjaan, signifikansi pekerjaan, otonomi, dan umpan balik yang berdampak pada peningkatan keterikatan karyawan. Selain itu, karyawan merasakan dukungan organisasi yang tinggi melalui perhatian perusahaan kepada kesejahteraan karyawan dan melalui pemberian bantuan. Namun, kepedulian organisasi kepada tujuan dan nilai-nilai pribadi karyawan serta perhatian perusahaan kepada pendapat karyawan masih dirasa sedang.

This study is to analyze the effect of job characteristic and perceived organizational support on employee engagement. The data were collected using questionnaire from 186 respondents. Data analysis was conducted using multiple regression with SPSS 22. The instruments used in the questionnaire are Job Diagnostic Survey (JDS) by Hackman and Oldham (1975), Survey of Perceived Organizational Support (SPOS) by Lynch, Eisenberger & Armeli (1999) and Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) by Schaufeli and Bakker (2003).
The result showed that job characteristic and perceived organizational support had significant impact on employee engagement in the amount of 25,4%. This finding shows that the characteristics of the work and support from the organizations will improve employee engagement. It shows job characteristic and organizational support can increase employee engagement. The emergence of job characteristics can be perceived through high employee perception on the variation of work, job identity, job significance, autonomy, and feedback impact on improving employee engagement. Besides, through the company's attention to the welfare of employees and through the provision of assistance, employees sense that organizational support is high. However, organizational concern to goals and personal values of employees and also the company's attention to the opinion of employees are still considered moderate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Febi Safrinda
"ABSTRAK
Individu yang bekerja di suatu organisasi, memiliki peran yang signifikan dalam tingkat keberhasilan perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh Kesiapan Individu untuk Perubahan. Tujuan dari ini studi ini untuk mengetahui apakah Perceived Impact of Change memediasi hubungan tersebut antara Keterlibatan Karyawan dan Kesiapan Individu untuk Perubahan. Ini adalah sebuah studi korelasional dengan karyawan yang telah bekerja setidaknya selama 6 bulan di Institusi X sebagai sampel (N = 109). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Skala untuk Kesiapan Individu untuk Perubahan Organisasi, Utrecht Work Engagement Scale (UWES), dan Scale for Perceived Impact of Change. Hasil mediasi Analisis telah menunjukkan pengaruh tidak langsung yang signifikan (β = .038, p <.01) dan langsung (β = .336, p <.01), yang mengindikasikan bahwa Perceived Impact of Change memediasi sebagian hubungan antara Keterlibatan Karyawan dan Kesiapan Individu untuk Perubahan. Di Dengan kata lain, Keterlibatan Karyawan dan Persepsi Dampak Perubahan memiliki a peran penting positif dalam mengejar Kesiapan Individu untuk Perubahan.

ABSTRACT
Employees who work in an organization, have a significant role in the success rate change. This is influenced by Individual Readiness for Change. The purpose of this this study to determine whether the Perceived Impact of Change mediates the relationship Between Employee Engagement and Individual Readiness for Change. This is a correlational study with employees who have worked for at least 6 months at Institute X as the sample (N = 109). The instruments used in this study, among others Scale for Individual Readiness for Organizational Change, Utrecht Work Engagement Scale (UWES), and Scale for Perceived Impact of Change. Results of mediation Analysis has shown a significant indirect (β = .038, p <.01) and direct (β
= .336, p <.01), which indicates that the Perceived Impact of Change partially mediates the relationship between Employee Engagement and Individual Readiness for Change. In
In other words, Employee Engagement and Perceptions of Change Impact have a positive pivotal role in pursuing Individual Readiness for Change."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandya Parmeswari Wardhani
"Salah satu faktor penting untuk mencapai kesuksesan implementasi perubahan organisasi adalah kesiapan karyawan untuk berubah atau yang dikenal sebagai individual readiness for change. Untuk itu, perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan individu untuk berubah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kepercayaan karyawan terhadap manajemen dan keterikatan karyawan dengan kesiapan individu untuk berubah. Penelitian ini dilakukan di sebuah BUMN di Indonesia yang melibatkan 134 karyawan Direktorat Produksi PT. X dengan metode accidental sampling.
Hasil penelitian dengan menggunakan korelasi berganda menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan terhadap manajemen dan keterikatan karyawan secara bersama-sama dengan kesiapan individu untuk berubah. Secara mandiri, kedua variabel tersebut juga terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapan untuk berubah. Kepercayaan terhadap manajemen berkorelasi negatif dengan kesiapan individu untuk berubah, sedangkan, keterikatan karyawan berkorelasi positif dengan kesiapan individu untuk berubah. Korelasi negatif antara kepercayaan terhadap manajemen dengan kesiapan individu untuk berubah menunjukkan bahwa semakin individu tidak percaya terhadap manajemen, maka semakin siap ia untuk berubah. Sebaliknya, korelasi positif antara keterikatan karyawan dengan kesiapan individu untuk berubah menunjukkan bahwa semakin individu terikat maka semakin siap ia untuk berubah. Tidak ditemukan korelasi antara kepercayaan terhadap manajemen dengan keterikatan karyawan, maupun antara variabel demografis dengan kesiapan individu untuk berubah.

One of the most important factors that must be met in order to be successful in the process of implementation is individual readiness for change. In this regard, the factors that can affect individual readiness to change. The purpose of this study is to determine whether there is any relationship between trust in management and employee engagement with individual readiness for change. The study was held in one of BUMN in Indonesia and involved 134 employees of the Production Directorate of PT. X by accidental sampling method, which belongs to non-random sampling.
The results of data analysis using multiple correlation at this study as follows, there is a positive and significant relationship between trust in management and employee engagement together with the individual readiness for change. Independently, both these variables also proved to be correlated with the readiness for change. Trust in management negatively correlated with individual readiness for change, means that the lower trust in management, the higher individual readiness to change. However, the study also shows that employee engagement is positively correlated with individual readiness to change. It means that the higher employee engagement, the higher individual readiness to change. There is no correlation between trust in management with employee engagement, as well as between demographic variables with readiness for change."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Pesona Intan Puspita
"Keterikatan Karyawan merupakan salah satu prediktor produktivitas karyawan. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa keterikatan karyawan dipengaruhi oleh well-being di lingkungan kerja. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh workplace well-being terhadap keterikatan karyawan pada karyawan yang bekerja di perusahan minyak dan gas. Sebanyak 317 karyawan menjadi sampel penelitian ini. hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi dan pengaruh workplace wellbeing terhadap keterikatan karyawan, baik keseluruhan maupun per dimensinya. Bila diperbandingkan, ditemukan bahwa domain penggunaan pengetahuan dan kemampuan dalam pekerjaan merupakan domain yang paling mempengaruhi oleh keterikatan karyawan. Sebagai tambahan, ditemukan adanya perbedaan antara keterikatan karyawan dan workplace well-being berdasarkan jenis kelamin.
Employee Engagement is one of predictor in employee productivity. Contemporary theory and research have suggested that employee engagement are determined by their well-being in workplace. The current study thus examined the correlation and effect of workplace well-being on employee engagement of oil and gas company. The sample comprised of 317 employees. Result indicated that workplace well-being was positively correlated and has effect on employee engagement. In comparison, it was found that use of ability and knowledge had the strongest correlation and effect on employee engagement. In addition, there was a difference in workplace well-being and employee engagement on their sex."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiki Agus Setiawan
"Pegadaian adalah perusahaan bisnis jasa gadai satu satunya di Indonesia. Seiring berjalannya waktu perkembangan bisnis gadai mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan bisnis jasa gadai tidak lepas dari peran Karyawan dalam memacu kinerja untuk mencapai hasil yang optimal. Karyawan yang dikelola dan dipelihara dengan baik akan menghasilkan hasil kinerja yang baik. Salah satu bentuk memelihara karyawan ialah dengan menjaga keterikatan karyawan di perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survey kepada 31 pegawai tetap kantor wilayah VIII Jakarta PT Pegadaian. Analisis data menggunakan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan kuat antara keterikatan karyawan dan kinerja karyawan.

Pawn is a pawn of the corporate services business in Indonesia only. Over time the development of the pawn business experienced rapid growth. Fiduciary services business growth can not be separated from the role of employees in a performance boost to achieve optimal results. Employees are managed and maintained properly will result in good performance results. One form of maintaining employee engagement is to keep the employees in the company. This study uses a quantitative approach with a survey of 31 full time employees of regional offices VIII Jakarta PT Pawn. Data analysis using Spearman rank correlation. The results showed a strong positive correlation between employee engagement and employee performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S52840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nugraha Saefudin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan di PT X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psychological Capital Questionnaire (PCQ) yang terdiri dari 12 item (I± = 0,84)  dan Employee Engagement yang terdiri dari 15 item (I± = 0,91). Alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) dikembangkan oleh Luthans (2008) yang diadaptasi Mangundjaya (2015), sedangkan alat ukur Employee Engagement dikembangkan oleh Hewitt (2010) dan diadaptasi Mangundjaya (2013). Pengukuran dilakukan pada 107 responden yang ditunjuk sebagai sampel penelitian dengan karakteristik merupakan karyawan tetap, telah bekerja minimal 1 tahun, memiliki latar belakang pendidikan minimal D3 dan memiliki hasil penilaian kinerja minimal cukup baik. Peneliti menggunakan Pearson Correlation untuk menguji hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan (r=0,54, p<0,01). Peneliti selanjutnya merancang program intervensi berupa pelatihan "Be A HERO in The Workplace" yang diharapkan dapat meningkatkan keterikatan karyawan pada pekerjaannya. Kegiatan intervensi diikuti 15 orang partisipan yang merupakan perwakilan dari responden pada pengambilan data awal penelitian. Evaluasi yang dilakukan pada intervensi pelatihan ini adalah evaluasi reaksi (level 1) dan evaluasi pembelajaran (level 2). Hasil evaluasi reaksi menunjukkan partisipan secara umum merasa puas dengan materi, fasilitas dan fasilitator pelatihan. Selanjutnya peneliti menggunakan uji perbedaan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk mengukur apakah ada perbedaan pengetahuan mengenai modal psikologis pada saat sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hasil dari evaluasi pembelajaran yaitu terdapat peningkatan pengetahuan tentang modal psikologis yang signifikan setelah partisipan mengikuti kegiatan pelatihan (Z=-3,09, p<0,01).

This study aims to determine the relationship between psychological capital and employee engagement at PT X. Instrument used are Psychological Capital Questionnaire (I± = 0.84) and Employee Engagement (I± = 0.91). Psychological Capital Questionnaire (PCQ) was developed by Luthans (2008) and adapted by Mangundjaya (2015), while the Employee Engagement measure was developed by Hewitt (2010) and adapted by Mangundjaya (2013). The questionnaire was given to 107 respondents with characteristics: permanent employees, have worked at least 1 year with minimum education background of diploma (D3), and also had performance appraisal result. The relationship between psychological capital and employee engagement was measured using Pearson Correlation.
Results showed that psychological capital has a positive and significant relationship with employee engagement (r = 0.54, p <0.01). Furthermore, Intervention program, named Be A HERO in The Workplace, was designed to increase employee engagement. The intervention was followed by 15 participants, who were representatives of respondents during initial data collection. Evaluations carried out on this training intervention are reaction evaluation (level 1) and learning evaluation (level 2. The results of the reaction evaluation showed that participants were generally satisfied with the training materials, facilities and facilitators. The Wilcoxon Signed Ranks Test result showed that there's significant differences knowledges in psychological capital at the time before and after training (Z=-3,09, p<0.01). To conclude, the psychological capital training can be considered as an effective program intervention to improve employee's knowledge of psychological capital, which has an impact on employee engagement."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T52069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panuju, Nina Febriani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterikatan karyawan dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan PT X. Hasil studi korelasi terhadap 103 orang karyawan tetap di PT X menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterikatan karyawan dengan komitmen afektif organisasi (r=0.65, p<0.01). Berdasarkan hasil studi korelasi tersebut, peneliti menerapkan program perubahan secara terencana melalui pelatihan Make Things Happen. Secara keseluruhan hasil pre-test dan post-test terhadap 13 orang responden menunjukkan adanya peningkatan pada evaluasi pembelajaran yang signifikan. Meskipun demikian, berdasarkan uji Wilcoxon Signed-Rank Test, hasil pre-test dan post-test terhadap 5 orang responden yang menjadi target utama pelatihan, menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan jumlah responden penelitian yang terlalu kecil dan adanya limitasi lainnya pada penelitian ini.

This study aims on examining the relationship between employee engagement (EE) and affective organization commitment (AOC). The result of correlational study on 103 permanent employees of PT X showed that there was significantly positive relationship between EE and AOC (r=0.65, p<0.01). Based on the result of said correlational study, the researcher implement structured change programme through Make Things Happen training. Overall the pre-test and post-test result to 13 respondents showed improvement on learning evaluation significantly. However, based on Wilcoxon Signed-Rank Test, the result of pre-test and post-test on 5 respondents who were the main target of tis study showed insignificant result. The insignificant result caused by the small amount of respondents and some limitations in this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Muzdalifah
"Terdapat dua tujuan dalam penelitian penelitian ini, (1) ingin mengetahui pengaruh rasa berdaya psikologis terhadap keterikatan karyawan dan, (2) mengetahui apakah terdapat perubahan pemahaman materi setelah diberikan intervensi berupa program pelatihan empower dengan pendekatan appreciative inquiry. Pengumpulan data rasa berdaya psikologis menggunakan adaptasi alat ukur dari Spreitzer (1995) dan keterikatan karyawan menggunakan adaptasi alat ukur dari Hewitt (2010). Partisipan penelitian sebelum intervensi berjumlah 67 orang dan partisipan intervensi berjumlah 15 orang karyawan yang bekerja di industri pertelevisian di Jakarta.
Hasil penelitian sebelum intervensi menunjukkan bahwa rasa berdaya psikologis memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keterikatan karyawan (Adjusted R²=0,34, p<0.01). Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan rasa berdaya psikologis dapat memengaruhi peningkatan keterikatan karyawan. Berdasarkan pengolahan data setelah intervensi, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang materi pengembangan diri yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi diberikan.

The purposes of this study are, (1) determine the effect of psychological empowerment on employee engagement, (2) determine knowledge evaluation of the material post-intervention training program with appreciative inquiry approach. The data was collected using the psychological empowerment questionnaire adapted from Spreitzer (1995) and employee engagement questionnaire adapted from Hewitt (2010). The research participants pre-intervention are 67 people, and intervention participants are 15 people who worked in the television industry in Jakarta.
The results of pre-intervention research showed that psychological empowerment had a significant positive effect on employee engagement (Adjusted R²=0,34, p<0.01). This mean that an increase in psychological empowerment causes an increase in employee engagement. Based on data analysis post intervension, showed a significant increase in knowledge of self development material between before and after training program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>