Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New Delhi: Vikas Publishing House , 1983
616.994 TEX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yueniwati PW
Abstrak :
Angka kejadian kanker payudara yang ditemukan pads stadium dini meningkat, dilakukan Sentinel Lymph Node Biopsy (SLNB) untuk mendapatkan kontrol lokoregional yang balk dan morbiditas minimal. SLNB belum menjadi prosedur tetap di Indonesia, dasar SLNB adalah deteksi limfonodi sentinel sebagai prediktor status axilla. Penelitian ini adalah penelitian bersama bagian Radiologi dan Bedah FKUI - RSCM Jakarta dengan tujuan mengetahui akurasi metode radiokolloid (limfoskintigrafi dan gamma probe) serta blue dye dalam mendeteksi limfonodi sentinel pada kanker payudara stadium dini. Dilakukan uji diagnostik secara cross sectional, membandingkan akurasi metode radiokolloid dan blue dye dengan histopatologi sebagai baku emas pada 14 pasien dan didapatkan 163 limfonodi. Karakterikstik subyek: keseluruhan perempuan, usia 39 - 53 tahun, kebanyakan sudah menopause, multipara dan menyusui anaknya. Tumor primer mayoritas di kanan, kwadran lateral atas, 57,1% T2, basil histopatologi semuanya karsinoma duktal invasif, didapatkan emboli limfatik pada 71,4% kasus. Waktu injeksi sampai dilakukan operasi antara 4 sampai 24 jam. Deteksi limfonodi sentinel dengan limfoskintigrafi mempunyai akurasi 81,8%, sensitifitas 90,4%, spesifisitas 73,2%, NPV 98,1%, negatif palsu 1,8%, nilai kappa 0,37. Menggunakan gamma probe mempunyai akurasi 79%, sensitivitas 90,4%, spesifisitas 67,6%, NPV 97,9%, negatif palsu 2%, nilai kappa 0,31. Bila keduanya dilakukan mempunyai akurasi 83,6%, sensitivitas 90,4%, spesifisitas 76,8%, NPV 98,2%, negatif palsu 1,8%, nilai kappa 0,56. 14% limfonodi sentinel merupakan limfonodi mammaria interna. Akurasi metode blue dye tidak bisa dinilai pada penelitian ini, gambaran deteksi dengan metode blue dye 71,4% positif. Disimpulkan bahwa metode radiokolloid mempunyai akurasi dan kesesuaian yang tinggi dalam mendeteksi limfonodi sentinel pada kanker payudara stadium dini, terbukti metode radiokolloid dapat diaplikasikan sebagai dasar penggunaan SLNB.
The incidence of breast cancer in the early stage increases, Sentinel Lymph Node Biopsy (SLNB) is conducted to obtain good locoregional and minimal morbidity. SLNB has not become the permanent procedure in Indonesia, the basic of SLNB is sentinel node detection as a axillary lymph node status predictor. This is a joint research of the Radiology and Surgery Department FKUI - RSCM Jakarta aiming to find out the accuracy of radiocolloid (lymphoscintigraphy and gamma probe) as well as blue dye method in detecting sentinel node in the early stage breast cancer. Diagnostic examination is conducted by means of cross sectional, comparing the accuracy of radiocolloid and blue dye methods with histopathology as the gold standard of 14 patients and gotten 163 nodes. Subject characteristics: all female, aged 39-53, mostly menopause, multipara and breast-feeding. Primary tumor mostly in the right, upper lateral quadrant, T2, histopathology result all carcinoma ductal invasife, emboli lymphatic found in 71,4% cases. The period of injection to surgery is between 4 until 24 hours. The detection of sentinel node with lymphoscintigraphy has 81,8% accuracy, sensitivity 90,4%, specificity 73,2%, NPV 98,1%, false-negative 1,8% and kappa value 0,37. Using gamma probe has 79% accuracy, sensitivity 90,4%, specificity 67,6%, NPV 97,9%, false-negative 2% and kappa value 0,31. When both are conducted, it has 83,6% accuracy, sensitivity 90,4%, specificity 76,8%, NPV 98,2%, false-negative 1,8% and kappa value 0,56. 14% sentinel node is internal mammary node. The accuracy of blue dye method cannot be calculated in this research, detection rate is 71,4%. It is concluded that radiocolloid method has high accuracy and suitability in detecting sentinel node in the early stage breast cancer, it is proven that radiocolloid method can be applied as the basic for using SLNB.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Yosiani Permana
Abstrak :
Latar belakang: Terjadinya penurunan sensitivitas sel kanker terhadap doksorubisin merupakan masalah yang terjadi pada terapi metastatic breast cancer. Salah satu penyebab turunnya sensitivitas sel kanker payudara terhadap doksorubisin adalah overekspresi transporter efluks BCRP. Penambahan silimarin, suatu senyawa golongan flavonoid diketahui memiliki efek antikanker dan penghambat BCRP, diharapkan dapat meningkatkan kembali sensitivitas sel kanker terhadap doksorubisin. Metode: Doksorubisin dipaparkan pada sel sel kanker payudara, MCF-7 selama 14 hari, kemudian dianalisis perubahan sensitivitas sel terhadap doksorubisin dengan melihat persentase sel hidup dan ekspresi mRNA BCRP. Pada sel tersebut, silimarin diberikan dalam dosis 10/25/50/100 μM dengan atau tanpa doksorubisin 0,1 mM selama 7 hari dan dianalisis persentase sel hidup dan ekspresi mRNA BCRP pada hari ke-3 dan ke-7. Ritonavir 19 μM digunakan sebagai kontrol positif penghambat BCRP. Hasil: Pajanan doksorubisin 0,1 μM selama 14 hari, menurunkan sensitivitas sel MCF-7 terhadap doksorubisin (MCF-7/Dox) dibuktikan dengan terjadinya pergeseran CC50 sebesar 9,5 kali, peningkatan persentase sel hidup, dan ekspresi mRNA BCRP sebesar 9,7 kali. Silimarin berbagai konsentrasi yang dikombinasikan dengan doksorubisin 0,1 mM mampu menurunkan persentase sel hidup secara bermakna pada hari ke-3 dan ke-7 yang disertai dengan penurunan ekspresi mRNA BCRP. Silimarin tunggal yang diberikan tanpa doksorubisin, tidak mampu menurunkan persentase sel hidup walaupun terjadi penurunan ekspresi mRNA BCRP yang bermakna. Kesimpulan: Kombinasi doksorubisin dan silimarin dapat meningkatkan sensitivitas sel MCF-7 terhadap doksorubisin. Peningkatan sensitivitas tersebut terjadi melalui penghambatan ekspresi mRNA BCRP oleh silimarin. Kombinasi doksorubisin dengan silimarin diharapkan dapat menjadi kandidat obat sebagai cochemotherapy metastasis kanker payudara yang sudah mengalami penurunan sensitivitas.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galila Aisyah Latif Amini
Abstrak :
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim. Faktor risiko kanker payudara bersifat multifaktor salah satunya adalah prilaku merokok pasif. Hubungan tentang merokok pasif dan kankerpayudara masih menjadi perdebatan, selain itu studi tentang hubungan keduanya masih sedikit dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara merokok pasif pada perempuan dengan kanker payudara. Menggunakan desain studi cross sectional dengan data skunder Riskesdas 2013. Sampel penelitian adalah perempuan berusia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat kecenderungan lebih tinggi kejadian kanker payudara pada perokok pasif dibandingkan dengan bukan perokok pasif. Namun hubungan tersebut tidak bermakna secara statistik p= 0,171 OR 0,814; CI 0,6-1,09 .Hal ini dikarenakan banyak hal, antara lain pengkategorian perokok pasif yang masih kurang spesifik, dan tidak tergambarnya intensitas paparan rokok pasif. Selain itu Kanker payudara merupakan penyakit yang multifaktoral. Perlu paparan yang lama hingga terjadi mutasi DNA, inisiasi, promosi, progresi hingga akhirnya menjadi kanker. Untuk selanjutnya supaya dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan desain studi kohort. ......Cancer is one of the leading causes of death worldwide. In Indonesia, breast cancer is the second most common cancer after cervical cancer. Breast cancer risk factors are multi factors which one of them is the passive smoking behavior.The relationship between passive smoking and breast cancer is still conflicting.This study aims to determine the relationship between passive smoking in women with breast cancer. Used a cross sectional study design and data from Riskesdas by 2013. The study sample is women aged 15 54 years who meet the criteria of inclusion and exclusion. The results showed that there was a higher incidence of breast cancer incidence in passive smokers compared with non passive smokers.However, this relationship was not statistically significant p 0.171 OR 0.814 CI 0.6 1.09 . This is because of many factors, among others, the categorization of passive smokers is still less specific, and not illustrated the intensity of exposure to passive cigarettes. In addition, breast cancer is a multifactoral disease. Need along exposure to DNA mutations, initiation, promotion, progression to eventually become cancer. Furthermore, a similar further study should be conducted using a cohort study design.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmiwati
Abstrak :
ABSTRAK
Penerimaan seseorang yang terdiagnosis kanker payudara akan memberikan pengaruh terhadap komitmennya dalam menjalani pengobatan, yang selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup pasien tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pasien. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan 180 orang responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk melihat penerimaan adalah Acceptance Of Illness Scale (AIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pasien di RSUD Provinsi Sumatra Barat 60,6% adalah baik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien adalah: Usia (p = 0,006), pendidikan (p = 0,902) pekerjaan (p = 0,006), lama menderita (p = 001), metastase (p=0,003) jumlah pengobatan (p =0,000) dukungan keluarga (p = 0,014), Spiritual (p=0,001) mekanisme koping (p=0,038). Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang dominan mempengaruhi tahap penerimaan adalah spiritual. Kesimpulan: Penerimaan pasien dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan faktor-faktor yang dimiliki oleh penderita kanker payudara. Saran: Penelitian lebih lanjut tentang variabel pekerjaan lebih dijelaskan berdasarkan status profesional.
ABSTRACT
Acceptance of a person diagnosed with breast cancer will have an effect on his commitment to undergoing treatment, which in turn will affect the quality of life of the patient. This study aims to identify factors that affect the level of patient acceptance. The research design used was Cross Sectional with 180 respondents. Data analysis used is logistic regression. The research instrument used to view acceptance is Acceptance Of Illness Scale (AIS). The results showed that the acceptance of patients in West Sumatra Province Hospital 60.6% was good. While the factors that influence the quality of life of the patient are: Age (p = 0,006), education (p = 0,902) job (p = 0,006), long suffering (p = 001), metastase (p = 0,003) family support (p = 0.014), Spiritual (p = 0.001) coping mechanism (p = 0.038). The result of multivariate analysis found that the dominant factor influencing the acceptance stage is spiritual. Conclusion: Acceptance of patients can be improved by optimizing the factors that are owned by patients with breast cancer. Suggestions: Further research on job variables is more described by professional status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Mulia Liem
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian kanker payudara wanita dan faktor-faktor risiko yang berpengaruh pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus-kontrol dengan penghitungan sampel menggunakan rumus uji hipotesis terhadap odds ratio. Sampel dalam penelian ini adalah pasien wanita di Poliklinik Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tanggal 30 April - 31 Mei 2013 yang diambil dengan menggunakan metode porpusive sampling dengan total sampel sebanyak 68 orang. Hasil penelitian memperoleh hubungan antara umur haid pertama umur menopause, riwayat obesitas pascamenopause, dan aktivitas fisik dengan risiko kanker payudara.
The objectives of this study are to describe the incidence of female breast cancer and risk factors related to it on outpatients of Dharmais Cancer Hospital in 2013. This research used case-control study design with hypothesis tests for an odds ratio as method to calculate needed sample. The subject of this study were female patients from Oncology Polyclinic of Dharmais Cancer Hospital on April 30 - May 31, 2013 chosen by purposive sampling method for the total of 68 participants. The results showed association between age at menarche, age at menopause, postmenopausal obesity, and physical activity with risk of breast cancer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Al Awfa
Abstrak :
Penderita kanker payudara umumnya terdeteksi dalam kondisi stadium lanjut, sehingga kesempatan untuk sembuh menjadi kecil. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara deteksi kanker payudara secara dini, tetapi metode ini belum banyak diterapkan oleh perempuan di Indonesia. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keyakinan mengenai deteksi dini kanker payudara. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan keyakinan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara. Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan teknik random sampling pada 102 responden yang merupakan perempuan usia subur di UPT Puskesmas Sukmajaya, Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan maupun keyakinan dengan perilaku (p=0,490 dan p=0,280, CI 95%). Namun ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan (p=0,009, CI 95%). Penelitian ini menyarankan diadakannya promosi kesehatan mengenai deteksi dini kanker payudara terutama pada perempuan usia subur. ......Breast cancer patients are generally diagnosed late. Breast self-examination (BSE) is one way to detect breast cancer early, but this method has not been widely adopted by women in Indonesia. This may have been caused by the lack of knowledge and beliefs about early detection of breast cancer. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge and beliefs with the behavior of breast cancer early detection. The study design used is cross sectional by random sampling technique, and was conducted on 102 respondents who are women of childbearing age in UPT Puskesmas Sukmajaya, Depok. The results showed that there is no relation between the level of knowledge and belief to the behavior (p = 0.490 and p = 0.280, 95% CI). However, a significant relationship was found between knowledge and belief (p = 0.009, 95% CI). This study suggests the holding of health promotion into early detection of breast cancer, especially in women of childbearing age.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadea Kharismarini
Abstrak :
Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, belum ditemukan penyebab pasti kanker payudara tetapi hanya berbagai kemungkinan faktor risiko. Salah satu faktor risiko yang diduga berkaitan dengan kanker payudara adalah jumlah paritas. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan faktor jumlah paritas dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014. Studi desain yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel yang berjumlah 123 kasus yang diperoleh dengan cara random sampling. Data didapatkan dari data rekam medik pasien berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomik dan dilakukan uji analisis dengan uji Fisher. Hasil yang didapatkan adalah secara statistik jumlah paritas tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.
Breast cancer remains as one of the many types of cancer that is commonly faced in all countries, including Indonesia. To this day, the leading cause of breast cancer has not yet been found but there are evidences of the probability on risk factors. One of the risk factors that may be related to breast cancer is the number of parity. This study analyzes the relationship between number of parity and breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 ndash 2014. The study design that is used is cross sectional with 123 cases which were obtained using random sampling. Data were acquired from the patient rsquo s medical records based on their anatomical pathology examination results and were analyzed using Fisher test. The result is that statistically the number of parity doesn rsquo t have a significant relation to breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General HospitalJakarta in 2010 ndash 2014 p 0,05.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weiss, Marisa C.
Toronto: Times Books , 1998
616.994 WEI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1979
616.994 MIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>