Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggraeni
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8775
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reynaldi Ikhsan Kosasih
Abstrak :
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia produktif di kota administrasi Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kuantitatif observational cross-sectional dengan sumber data sekunder dan jumlah sampel 1166 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di kota administrasi Jakarta Pusat adalah sebesar 39,3. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi adalah usia, riwayat hipertensi keluarga, kurang aktivitas fisik, dan status obesitas. ......Hypertension remains as a problem of public health in Indonesia. This research was aimed to reveal the prevalence of hypertension and factors related to it among people within productive ages in Central Jakarta administration city at year 2017. This research uses cross sectional design with secondary data and sample size of 1166. This research has shown that prevalence of hypertension in Central Jakarta administration city is 39,3 . Factors that significantly related with hypertension is age, family history of hypertension, lack of physical activities, and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richo Fahreza Cannigia
Abstrak :
Proyek 57 Promenade merupakan proyek pembangunan apartemen yang berlangsung di Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat. Suatu bangunan secara khusus tempat hunian perlu dilakukan kajian kebencanaan yang dapat terjadi. Salah satu bencana yang dapat terjadi adalah likuefaksi. Likuefaksi dapat terjadi apabila tanah berongga yang jenuh akan air berubah menjadi cair akibat gempa bumi. Hal ini menyebabkan perubahan tegangan siklik sehingga tanah yang awalnya padat berubah bentuk. Mengacu kepada informasi regional, endapan yang berada pada daerah penelitian termasuk ke dalam Endapan Kipas Aluvium. Endapan yang ditemukan di daerah penelitian secara umum merupakan produk-prduk pelapukan batuan berupa tanah berukuran lanau, lempung, dan pasir. Metode evaluasi potensi likuefaksi dilakukan dengan perhitungan parameter CSR, CRR, FS, dan LPI. Analisis dilakukan terhadap 11 titik bor dan 11 titik sondir pada daerah penelitian pada kedalaman hingga 15 m dan kekuatan gempa 6, 6,5, dan 7 Mw. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui terdapat potensi likuefaksi pada titik sondir, sedangkan pada titik bor tidak ada potensi likuefaksi. Titik sondir yang mengalami likuefaksi ialah S-3, S-9, S-12, S-18, S-19, S-20, dan S-23. Perbedaan tersebut didapatkan akibat berbedanya teknik pengambilan data SPT dan CPT. Secara detail, dapat diketahui lapisan yang terlikuefaksi pada analisis data CPT termasuk ke dalam rentang yang memiliki nilai FS rendah pada analisis data SPT. Oleh karena itu, integrasi antara kedua data diperlukan. Indeks potensi likuefaksi pada daerah penelitian berkisar dari rendah-sangat tinggi. ......57 Promenade Project is an apartment construction project that took place in Tanah Abang District, Central Jakarta City. A building specifically residence must have potential hazard study. One of the hazards that may happen is liquefaction. Liquefaction happens when granular soil that contains water changes form into liquid because of the earthquake. This event causes a change in cyclic stress, which causes soil changes to form from solid. According to regional information, deposits in the research area are included in Alluvial Fan Deposits. Deposits that were found in the research area are products of weathered rocks in the form of soil that sized clay, silt, and sand. A building specifically a residence must have a study of hazards that may occur. One of the hazards is liquefaction. The liquefaction potential evaluation method is carried out by calculation of CSR, CRR, FS, and LPI. Analysis implemented on 11 SPT points and 11 CPT points at a maximal depth of 15 m and 6, 6.5, and 7 earthquake magnitude. Based on the calculations, it is known that liquefaction potential is detected in CPT points, while SPT points don't have any liquefaction potential. CPT points that have liquefaction potential are S-3, S-9, S-12, S-18, S-19, S-20, and S-23. The differences in output occurred because of the difference in data acquisition methods between CPT and SPT. In detail, liquefied layers in the CPT data analysis are included in the range of layers that have low FS values in the SPT data analysis. Therefore, integration between two types of data is needed. The liquefaction potential index in the research area ranges from low-very high.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlely Darwis
Abstrak :
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nom. M.04.PR.07.03. tahun 1985, tentang Organisasi dan dan Tata Krama Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara menunjuk Rutan sebagai Unit Pelaksana Teknis dibidang Penahan. Fungsi dan tugas pokoknya yang merupakan bagian dan instansi penegak hukum, bertanggung jawab terhadap pelayanan dan perawatan tahanan baik fisik maupun mental dalam rangka mempersiapkan para tahanan untuk menghadapi proses persidangan baik ditingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi maupun pada tingkat Mahkamah Agung. Teknis pelaksanaan tugas dan pengelolaan Rutan berada di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, walaupun masing-masing dengan Petunjuk Pelaksana Teknisnya, pada kenyataannya sulit menghapus budaya "Penjara". Kemungkinan dan sini terjadi Disfungsi Pembinaan Tahanan di Rumah Tahanan Negara Jakarta Pusat", yang tercermin dan terjadinya bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia. Penelitian tesis ini dilakukan dengan metode studi kasus dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Agar data-data dapat terkumpul sesuai yang diharapkan, penulis menggunakan beberapa cara pengumpuian data, antara lain dengan pengamatan yang panjang, wawancara mendalam, Kepustakaan, dan observasi Iangsung. Rumah Tahanan Negara Jakarta Pusat sebagai lokasi terpilih untuk dijadikan tempat peneilitian oleh karena komposisi penghuni yang sangat bervariasi. Ada tahanan, ada narapidana, ada yang buta huruf, ada juga yang berpendidikan tinggi, ada Residivis,ada pencopet,maling, perampok, penodong, pembunuh, tak tertinggal juga ada orang yang sakit jiwa (tidak waras). Beberapa hal yang merupakan temuan dalam penelitian tesis ini antara lain, kasus kriminal lain sepertinya kurang menarik dibandingkan dengan kasus-kasus Narkoba yang sedang marak akhir-akhir ini. Selaln itu terlihat ketidaksiapan SDM untuk mengimbangi situasi canggih yang begitu cepat mengalami perubahan diluar tembok, sedangkan para petugas setiap hari selalu dengan situasi monoton prakitis tanpa perubahan. Arogansi tembok penjara yang tebal membuat orang bertanya-tanya, benarkah keunikan itu ada didalamnya, dan bagaimana kemungkinan orang bisa menembus untuk melihat keunikan yang ada didalam sana. Disfungsi Pembinaan Tahanan seakan-akan tidak pernah terjadi. Mereka yang terlibat, mereka yang mengalami, mereka yang melihat, seakan sama memaklumi keadaan, karena ketidakberdayaan. Jawaban pertanyaan penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya Rutan jakarta Pusat belum mampu mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pembinaan tahanan, dan kenyataan yang lebih menyulitkan adalah maraknya masalah Narkoba yang terjadi di dalam tembok penjara. Dasar teori yang menjadi penunjang tesis ini adalah basil karya dari Edwin H. Sutherland and Donald R.Cressey yang dituangkan dalam artikel yang berjudul "Detention Before Tryal". Aturan penunjang yang lain adalah Buku Pedoman mengenai Standar Intemasional yang berhubungan dengan Penahanan Pra-sidang yang dikeluarkan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Cabang Pencegahan Kejahatan dan Hukum Pidana. Teori penunjang yang lain adalah teori Goffman yang diambil dari buku Teori Sosiologi Tentang Pribadi dalam Masyarakat ( Soerjono Soekanto, SH.MA,), karya Gressham M. Sykes dalam Crime and Justice" oleh Sirleon Radzinowicz and Marvine Wolfgang, yang keduanya sama-sama membahas bagaimana penderitaan dan tertekannya orang dalam tembok penjara atau orang yang terkungkung dengan satu aturan yang diseragamkan.
2000
T1426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afi Savitri Sarsito
Abstrak :
Pemilihan topik "fissured tongue" untuk penelitian adalah karena pada dasarnya masyarakat masih awam tentang kelainan ini sehingga sering mereka datang dengan keluhan ada celah-celah pada lidahnya yen disertai rasa pedih dan panas, bahkan juga suatu 'cancer phobi'. Oleh karena itu kami tergerak untuk meneliti tersebut dan membatasi pada anak Panti asuhan se Jakarta Pusat.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi 'fissured tongue' didalam masyarakat Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan ini. Tujuan khusus adalah untuk mengetahui prosentasi 'fissured tongue' pada anak Panti Asuhan se Jakarta Pusat, perbedaan prosentasinya pada anak laki-laki dan perempuan serta distribusi 'fissured tongue' berdasarkan lokasi dan dalamnya fissura.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sedya Dwisangka
Abstrak :
Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan berdampak terhadap peningkatan penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup termasuk kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko terjadinya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik rendah dan sedang terhadap kejadian obesitas sentral di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan survey. Populasi penelitian adalah masyarakat berusia 20 ? 65 tahun di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakata Pusat. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi sebanyak 221 responden. Analisis data menggunakan Chi Square dan Cox regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral sebesar 37,1% dan prevalensi aktifitas fisik rendah?sedang (total aktivitas fisik < 3000 METs) sebesar 59,7%. Aktivitas fisik rendah?sedang terbukti berhubungan dengan obesitas sentral. Setelah dikontrol variabel jenis kelamin, interaksi aktivitas fisik dan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, intake kalori, pekerjaan, dan status merokok, aktivitas fisik rendah?sedang berisiko 8,58 kali (PR= 8,58; 95% CI 1,92 – 38,34) untuk terjadi obesitas sentral dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik berat. ......Abdominal obesity is a health issues in Indonesia and have the impact to increasing of degenerative diseases. Lifestyle change including physical inactivity could increase risk of abdominal obesity. This study was attempt to identify association of low?middle physical activity with abdominal obesity in Johar Baru Village, Sub Distric of Johar Baru, Central Jakarta. The study was conducted by cross sectional survey. Population of the study was settled in Johar Baru Village, Sub District of Johar Baru, Central Jakarta. The sample was part of population including of 221 respondents. The result of the study presents that the prevalence of abdominal obesity was 37.1% and prevalence of low and middle physical activity (total activity <3000 METs) was 59.7%. Low and middle physical activity is significantly associated to abdominal obesity. After gender variable is being controlled, the interaction between physical activity and gender, age, level of education, calories intake, work, and smoking indicate to low and middle physical activity by increasing risk of 8.58 fold (PR= 8,58; 95% CI 1.92 – 38.34) to become abdominal obesity compare to high physical activity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Maharani
Abstrak :
Artikel ini membahas perkembangan Pasar Baru sebagai pusat pembelanjaan fashion bagi masyarakat Jakarta pada tahun 1950-an. Pasar Baru telah menjadi primadona dan tempat tujuan masyarakat kelas atas untuk berbelanja sejak zaman kolonial Belanda. Pamornya tak berhenti sejak saat itu, tetapi memulai babak baru di tahun 1950-an dengan beragamnya jenis komoditi dan multikulturalisme yang kental diantara para pedagang-pedagang terutama Cina dan India. Artikel ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah sebagai metode penulisan yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber yang digunakan pada artikel ini meliputi surat kabar, majalah, buku, jurnal dan wawancara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa Pasar Baru di tahun 1950-an masih menjadi surga belanja masyarakat Jakarta dengan produk unggulan sepatu kulit dan tekstilnya. Selain menjadi pusat perbelanjaan fashion, Pasar Baru juga memberikan dampak ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Disamping itu juga muncul toko – toko baru yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas mulai dari jasa tailor sampai dengan kuliner. Pasar Baru juga menjadi ruang publik yang diminati masyarakat Jakarta. ......This article discusses the development of Pasar Baru as a fashion shopping center for Jakarta citizens in the 1950s. Pasar Baru has been the greatest and top destination for the upper class to shop since the Dutch colonial era. Its prestige has not stopped since then, but started a new chapter in the 1950s with diverse commodities and the multiculturalism among traders, especially China and India. The research method used is the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The sources used in this article include newspapers, magazines, books, journals and an interview. The results obtained in this study are that Pasar Baru in the 1950s was still a shopping paradise for the people of Jakarta as well as the fashion center in their leather shoes and textile products. In addition to being a fashion shopping center, Pasar Baru also has an economic, social and cultural impact on the community surround Pasar Baru by opening up job opportunities. Furthermore, there are new shops that provide larger necessity such as tailoring to culinary. Pasar Baru also was the most interesting public space for Jakarta citizens to visit.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paripurna Harimuda S.
Abstrak :
ABSTRAK
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) dan Kelompok Kerja (Pokja) Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikotamadya Jakarta Pusat, Nomor 178 tahun 1994, tanggal 18 Oktober 1994. Secara operasional hal tersebut dilakukan dalam bentuk gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan oleh unit-unit terkait secara lintas sektor. Pelaksanaan koordinasi Pokjanal dan Pokja DBD kurun waktu lima tahun, belum berpengaruh pada tingkat peran serta masyarakat dalam melakukan PSN.

Untuk itu, perlu dikaji pelaksanaan koordinasi Pokjanal dan Pokja DBD di Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian dilakukan di Kotamadya Jakarta Pusat. Subyek penelitian adalah Pokjanal dan Pokja DBD (Pokjanal DBD tingkat kotamadya, Pokjanal DBD kecamatan dan Pokja DBD kelurahan). Pada penelitian ini, dilakukan 1 FGD untuk Pokjanal DBD Tingkat Kotamadya dengan informan 10 orang sesuai stuktur dan fungsi Pokjanal DBD Kotamadya Jakarta Pusat pada SK. Untuk tingkat Kecamatan dilakukan 1 FGD dengan informan 10 peserta dari 8 Kecamatan. Sedangkan untuk tingkat Kelurahan dilaksanakan 1 FGD dengan 18 informan dari 44 kelurahan. Informan pada penelitian ini adalah seluruh anggota dinas / instansi / organisasi yang tergabung dalam wadah Pokjanal dan Pokja DBD di Kotamadya Jakarta Pusat dan wadah tersebut sebagai unit analisis. Metode penggalian informasi yang digunakan adalah Focused Group Discussion (FGD) dan Indepth interview. Disamping menggunakan kedua metode tersebut, masih dilakukan suatu upaya cross check melalui penelusuran data sekunder.

Hasil penelitian diperoleh bahwa ternyata Pokjanal dan Pokja DBD tidak berfungsi. SK sebagai landasan formal dalam melaksanakannya tidak tersosialisasi. Bahkan seorang pejabat pemerintah mengatakan ketidaktahuannya mengenai tercantum namanya dalam keanggotaan Pokjanal tersebut. Dengan demikian tidak mengherankan apabila koordinasi antar sektor tidak berjalan dengan baik secara fungsional dan struktural. Dari kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada koordinasi lintas sektor dalam Pokjanal dan Pokja DBD, maka peran serta masyarakat pun juga tidak ada dalam melakukan PSN sebagai bentuk kegiatan praktis dari Pokjanal dan Pokja DBD, sehingga ABJ pun tidak mencapai target.

Berdasarkan hal diatas disarankan agar: peran serta RT/RW lebih ditingkatkan, menunjuk koordinator dasawisma, ditiadakan penyemprotan dan penyuluhan secara intensif.
ABSTRACT
The Study on the Implementation of Pokjanal and Pokja on Dengue Fever (DBD) In the Movement to Eliminate Dengue Fever Mosquito Nests (PSN DBD) In Central Jakarta Municipality in 1999The Operational Work Group (Pokjanal) and Work Group (Pokja) on dengue fever were formed under the Letter of Decision of the Mayor of Central Jakarta, no. 178 of 1994 dated 18 October 1994. Operationally, the job is done in the form of elimination of mosquito nests (PSN) carried out by related units, cross-sector wise. The coordination of Pokjanal and Pokja DBD within a period of 5 years has not been influenced yet on public participation in carrying out PSN.

Therefore, it is necessary to study the results of Pokjanal and Pokja DBD coordination in Central Jakarta. The study used the descriptive qualitative design, and the location of the study is Central Jakarta Municipality. The subject of the study is Pokjanal and Pokja DBD (municipal Pokjanal, sub-district Pokjanal DBD and village, Pokja DBD). In this study, one Focused Group Discussion (FGD) for municipal Pokjanal DBD with 10 informants in accordance with the structure and functions of Pokjanal DBD in Central Jakarta in the Letter of Decision. At sub-district level, it was carried out with 10 participants from 8 sub-districts. While at kelurahan level, one Focused Group Discussion (FGD) for municipal Pokjanal DBD with 10 informants in accordance with the structure and functions of Pokjanal DBD in Central Jakarta in the Letter Decision. At sub-district level, it was carried out with 10 participants from 8 sub-districts. While at kelurahan level, 1 FGD was carried out with 18 informants from 44 kelurahan. The informants in this study were all members of the offices/organizations in Pokjanal and Pokja DBD of Central Jakarta and both units as analysis units. The method of obtaining information used was FGD and In-depth Interview. Besides using both methods, efforts were still made to make cross checks by tracing secondary data.

The finding indicates that Pokjanal and Pokja DBD are not functioning. The Letter of Decision as a formal basis in the implementation has not been socialized. Even a government official stated that he did not know that his name was included in the memberships of Pokjanal. So it is not surprising lithe inter-sectoral coordination has not been working well, functionally and structural. Based on this fact, it may be concluded that there has been no inter-sectoral coordination in Pokjanal and Pokja DBD. That's why members of the public have particularly carried out activity of Pokjanal and Pokja DBD.

Based on the above, it is recommended: The participation of RT/RW to be increased, to appoint a coordination of dasawisma, stop spraying and intensive extension.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvi
Abstrak :
Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Data Survei kesehatan Nasional pada bayi usia 0-3 bulan baru mencapai 48,0% dart pada usia 4-5 bulan hanya 14,0%. Kegagalan ASI eksklusif telah dimulai sejak 3 hari kelahiran bayi dengan inisiasi pemberian ASI yang terlambat dan pemberian makanan/minuman dalam tiga hari pertama kelahiran. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan berdampak dengan kejadian diare pada bayi berusia kurang 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inisiasi pemberian ASI pada ibu- ibu yang melahirkan di RB Puskesmas Jakarta Pusat tahun 2004 dan faktor-faktor apa yang berhubungan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan dari data primer di 8 RB Puskesmas Jakarta Pusat. Yaitu RB Puskesmas Kemayoran,Cempaka Putih, Tanah Abang, Menteng, Sawah Besar, Senen, Gambir, Johar Baru. Jumlah sampel 243 responden, dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus s/d 27 September 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner meliputi variabel umur ibu, pendidikkan, pekerjaan, pengetahuan, paritas, jarak kelahiran, rencana kehamilan, jenis kelamin bayi, berat badan lahir bayi, dukungan keluarga, pengetahuan petugas. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi quire dan analisis multivariate menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian ini menyimpulkan inisiasi pemberian ASI lambat cukup tinggi 32,9% seharusnya semua ibu post partum melakukan inisiasi pemberian ASI dini. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan inisiasi pemberian ASI adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan rencana kehamilan. Dari hasil uji analisis multivariat terdapat dua variabel yng berhubungan bermakna dengan inisiasi pemberian ASI yaitu pekerjaan ibu (OR = 2,068) dan rencana kehamilan (OR = 0,145). Dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan inisiasi pemberian ASI adalah pekerjaan ibu. Mengingat cukup tingginya proporsi inisiasi pemberian ASI lambat di RB puskesmas Jakarta Pusat disarankan agar lebih meningkatkan peran petugas kesehatan tentang pemberian ASI. Tidak melakukan promosi susu formula untuk bayi. Perlu ditingkatkan ceramah ilmiah secara rutin yang berkesinambungan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Bersalin serta dibuat kebijakan tentang keberadaan susu formula.
The Factors that are Related to the Initiation of Breast Feeding at Public Health Center (Puskesmas) RB Jakarta Pusat, 2004The prevalence of exclusive time for breast feeding in Indonesia is still at low level. The result of a National Health Survey shows that infant at age of 0-3 months have achieved 48,0% and only 14,0% at age of 4-5 months. The failings of the exclusive breast feeding has been started at 3 days from the delivery day by the lateness of the initiation time of breast feeding and nutrition giving in the first three days of delivery day. This condition is so sadden and results in diarrhea in babies at age less than 6 months. The objective of this research is to discover the initiation of breast feeding in mothers who have delivered their babies at Maternal Care Health , Jakarta Pusat in 2004 and the related factors. The model for this research is Cross Sectional. The compilation of the primary data has been done at 8 different Maternal Care health at Jakarta Pusat; which are: Puskesmas Kemayoran, Cempaka Putih, Tanah Abang, Menteng, Sawah Besar, Senen, Gambir and Johar Baru. The size of the respondents is 243, which has been done from August 14th 2004 until September 27th, 2004. The methods for data compilation were interviews complete with questionnaires about mother's age, education level, occupation, knowledge level, parity, time between delivery, pregnancy planning, babies' sex, babies weight, family support and the knowledge of the health provider. The data analysis which have been done are univariant, bivariant (Chi Square) and multivariant (logistic regression). The results of this research conclude that the late initiation of breast feeding is relatively low (32.9%), where all post partum mothers should have early initiation of breast feeding. Bivariant analysis shows that the factors that are significantly related to the initiation of breast feeding are mother's education, occupation and pregnancy planning. Multivariant analysis shows that there are 2 variables that are significantly related to the initiation of breast feeding, which are mother's occupation (OR=2.068) and pregnancy planning (OR=0.145). Based on those 2 variables, it can be concluded that the most dominant variable is mother's occupation. In relation with the proportion of initiation of late breast feeding at Puskesmas RB, Jakarta Pusat, these following points are suggested: to empower the role of Puskesmas' officer, to hold the promotion of formulas for babies, to support the regular public oration and to formulate a policy on formulas for babies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>