Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Rodiatul Hasanah
Abstrak :
ABSTRAK
Motivasi utarna manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk mencari dan mempertahankan hubungan dcngan orang lain, misalnya dcngan keluarga, saudara, teman, pasangan, dan sebagainya. Namun ketika seseorang tidak mcnemukan lingkungan yang memungkinkan untuk memenuhi kcbutuhaxrkebutuhan tersebut, maka akibat yang mungkin texjadi adalah munculnya perasaan kcsepian. Pada dasarnya kcsepian merupakan suatu pengalaman universal manusia. Hampir semua orang pemah merasa kesepian, tidak terkecuali remaja yang tinggal di panti asuhan.Dan mempelajari kelekatan yang terbentuk merupakan cara terbaik umuk memahami kesepian. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat kcscpian remaja panti asuhan berdasarkan tipe kelekatan yang mereka miliki. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kuaiitatif dengan karakteristik subyek yaitu rcrnaja panti asuhan berusia l5~22 tahun, pendidikan minimal SLTP, dan telah tinggal di panti minimal 3 tahun (sejak usia SD). Subyek yang digunakan dalam penclitian kuantitatif sebanyak 19 orang sedangkan untuk penelitian kualitatif sebanyak 5 onmg. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah kuesioner Adult Atzachmem' Scale untuk mengukm- tipe kelekatan dan UCLA Loneliness untuk mengukur tingkat kesepian. Sedangkan dalam pcnelitian kualitatitl pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan tidak ada hubungan antara kelekatan dengan tingkat kesepian pada remaja panti asuhan. Selain itu, ditemukan tidak ada pcrbedaan tingkat kesepian antara rernaja yang memiliki tipe kclckatan secure, avoidant, dan anxious. Namun demikian, dad analisis kuantitatif ditemukan bahwa remaja panti asuhan yang merupakan yatim piatu cenderung memiliki tipe kelekatan anxious dan memiliki tingkat kcsepian yang lebih tinggi dibandingkan daripada remaja panti asuhan yang yatirn kurang mampu. Sedangkan hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa remaja dengan tipe kelekatan secure tampak Icbih mampu menjelaskan kelekatan dalan keluarga, lebih mampu menjalin hubungan pertemanan dengan kelompok sebaya, dan lebih jarang mengalami kesepian emosional daripada remaja yang memiliki tipe kelekatan avoidan! dan anxious
2005
T34204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bina Aksara, 1985
306.2 CIV t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Achmad
Abstrak :
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk dapat memahami mengenai perkembangan proses Enlargement atau penambahan keanggotaan bare yang telah dilakukan oleh Uni Eropa, serta pengaruhnya bagi perkembangan integrasi Uni Eropa secara menyeluruh (dalam hal ini berkaitan pula dengan upayanya menuju suatu Uni Politik). Penelitian ini dilakukan mengingat Uni Eropa sebagai suatu blok kerjasama regional dan merupakan salah satu aktor internasional yang signifikan pada konstelasi politik internasional. Permasalahan yang hendak diteliti adalah melihat pada kondisi normatif proses enlargement yang dilakukan oleh Uni Eropa sejak tahun 1973 ketika masih bernama Masyarakat Ekonomi Eropa, dan segala proses'dalam perkembangan tersebut berkaitan dengan apa-apa yang menjadi cita-cita bersama Uni Eropa akan tetapi dalam realitanya, penambahan keanggotaan tersebut ditenggarai membawa pengaruh berupa tantangan serta peluang yang akan dihadapi oleh Uni Eropa dalam hal jangkauan jangkauan integrasi (Functional Scope, Institutional Capacity serta Geographical Domain). Berangkat dari permasalahan tersebut, maka pertanyaan penelitial ini adalah mengenai apa yang akan didapat oleh Uni Eropa dari proses penambahan keanggotaan, terutama bagi perkembangan integrasi Eropa serta upayanya menuju suatu uni politik ? Penulis menggunakan konsep utama Region-Regionalisme dan Integrasi Internasional yang digunakan dalam mengamati perkembangan integrasi Eropa. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yang bersifat deskripi if-analitis, yaitu penulis memaparkan fakta-fakta yang telah ada dalam sejarah regionalisasi Eropa di Bab II serta perkembangan Uni Eropa sejak Traktat Maastricht beserta perubahan-perubahan yang dihasilkannya di Bab III. Selain itu penulis juga mendeskripsikan serta menjelaskan hubungan antara penambahan keanggotaan dengan perubahan-perubahan dalam jangkauan integrasi Uni Eropa yang dihasilkan dalam Traktat lice dan prospek Uni Eropa menuju uni politik di Bab W. Pada akhirnya, berdasarkan hash analisis dari pembahasan ini kesimpulan yang dapat diambil penulis adalah bahwa: Pertama, perluasan keanggotaan ini sangat berkaitan dengan perubahan-perubahan proses pengambilan keputusan oleh lembagaiembaga dalam Uni Eropa (institiaiona1 capacity), dalam hal ketetapan-ketetapan yang dihasilkan mengenai peningkatan hubungan kerjasama dalam integrasi tersebut; Kedua, upaya Uni Eropa dalam mencapai suatu uni politik memang harus memikirkan suatu landasan konstitusional mengenai hal itu, dalam hal ini federalisme merupakan pilihan objektif. Selain itu jugs dengan adanya proses enlargement pada Traktat Nice ini diharapkan Uni Eropa dapat mencapai cita-citanya menyatukan benua Eropa secara geographical domain.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zaim Alkhalish
Abstrak :
Perubahan-perubahan kebijakan dalam politik luar negeri Amerika Serikat seringkali terjadi bahkan secara mendadak, antara lain karena disebabkan oleh munculnya prioritas-prioritas kepentingan yang dipandang urgen atau mendesak. Dalam suatu policy-making process, Amerika Serikat senantiasa memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi balk pada tingkat nasionai maupun internasional. Pada tingkat domestik, di satu pihak kecenderungan apa yang terjadi di masyarakatnya terakomodasikan melalul saluran-saluran yang sesuai, balk di pemerintah maupun lembaga-lembaga non pemerintah. Di lain pihak, perkembangan-perkembangan di dunia internasional juga mempengaruhi formulasi kebijakan Iuar negeri Amerika Serikat. Deegan munculnya paradigma baru dalam tata hubungan internasional pasta Perang Dingin, hubungan-hubungan intemasional telah pula dipengaruhi oleh isu-isu baru yang menonjol seperti demokrafisasi, lingkungan hidup, dan hak asasi manusia (low politics/non-conventional)Tidaklah mengherankan kalau kebijakan luar negeripun seringkali mengalami penyesuaian-penyesuaian (adaptive) karena dipengaruhi oleh isu-isu tersebut dalam politik luar negerinya, khususnya hak asasi manusia. Tujuan tesis ini adalah untuk mengkaji apakah dalam kasus Timor Timur, kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Indonesia mengalami perubahan dari yang awalnya bersifat akomodatif. Metode yang digunakan adalah studi komparatif melalui pendekatan teori perubahan kebijakan. Hasil analisis mengambarkan bahwa seiring dengan munculnya paradigma baru dalam tata hubungan internasional setelah berakhirnya Perang Dingin politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Indonesia mengenai: masalah Timor Timur berangsur-angsur mengalami perubahan. Pengaruh dari politik domestik dan politik internasional telah mempengaruhi pemerintahan untuk mengambil kebijakan yang mengarah pada kecenderungan tersebut. Melalui kebijakan HAM, Amerika mulai menilai kembali kebijakannya terhadap Indonesia mengenai masalah Timor Timur, terutama setelah semakin gencar terjadinya pelanggaran HAM di Timor Timur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahandra Hanitiyo
Abstrak :
Peran sebuah biro humas dalam suatu organisasi pada saat ini menjadi suatu kebutuhan penting bahkan menjadi suatu keharusan. Peran biro humas ini menjadi sangat penting bagi organisasi pemerintahan, dimana tugas humas ini merupakan suatu kelanjutan dari proses penetapan kebijakan dan pelayanan bagi masyarakat luas. Berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas inilah maka diperlukan suatu departemen sebagai kepanjangan tangan dari pemerintahan untuk mengatur berbagai kepentingan umum dan strategis negara, salah satu kepentingan umum dan strategis ini ialah bidang kelautan dan perikanan, dimana sejak zaman pemerintahan orde baru belum mendapatkan perhatian khusus. Dalam usaha membangkitkan dan menyadarkan masyarakat luas akan strategis dan besarnya potensi kelautan dan perikanan Indonesia ini diperlukan upaya untuk membangun citra lembaga maupun sektor yang lebih positif sebagai langkah awal. Dimana menurut David A. Aaker dan John G. Myers, dimana Citra ialah seperangkat impresi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu obyek bersangkutan. Tesis ini merupakan analisa teoritis dan empirik tentang bagaimana upaya yang telah dilakukan oleh Pusinfoyanmas Departemen Kelautan dan Perikanan untuk dapat meningkatkan citra sektor kelautan dan perikanan melalui program, kebijakan, serta kegiatan eksternalnya. Kajian ini dilakukan secara kualitatif dengan studi kepustakaan dan wawancara. Dimana selama ini Pusinfoyanmas Departemen Kelautan dan perikanan belum melakukan evaluasi menyangkut hasil dari program-program serta kegiatan eksternal yang pernah dilakukannya berkaitan dengan citra departemen maupun sektor kelautan dan perikanan pada masyarakat. Usaha untuk meningkatkan citra Departemen Kelautan dan Perikanan serta sektor kelautan dan perikanan perlu terus diupayakan, baik berupa peningkatan informasi, program, kebijakan maupun pelayanan bagi masyarakat luas, dengan tujuan utama yakni sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi suatu "Prime Mover" bagi pembangunan Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Theresia
Abstrak :
Penelitian ini berjudul "Public Relations Citibank Dalam Membangun Citra Yang Positif". Teori yang mendasarinya adalah teori komunikasi, Image Building, yang menyatakan bahwa citra akan terlihat atau terbentuk melalui proses penerimaan secara fisik (panca indera), masuk ke saringan perhatian (attention filter) dan dari situ menghasilkan pesan yang dapat dimengerti atau dilihat (perceived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya citra. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan atau usaha-usaha public relations Citibank dalam menciptakan citra yang positif kepada pelanggan dan mengetahui citra yang diberikan pelanggan terhadap Citibank atas segi pelayanan, fasilitas, keamanan dari informasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis data deskriptif dan studi yang dilakukan adalah bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa citra yang diberikan pelanggan terhadap Citibank atas segi pelayanan, fasilitas, keamanan dan informasi sudah positif. Dari sembilan (9) orang informan yang diwawancarai, seluruhnya memberi penilaian yang baik terhadap Citibank.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grata Endah Werdaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini berbicara mengenai kebijaksanaan Inggris terhadap Uni Ekonomi dan Moneter, dengan fokus kebijaksanaan Inggris terhadap mata uang tunggal Eropa atau yang lebih dikenal sebagai Euro. Pembentukan mata uang tunggal Eropa sebagai tahap akhir uni ekonomi dan moneter merupakan salah satu fenomena terakhir dalam integrasi kawasan. Integrasi kawasan Eropa Barat yang dimulai semenjak paska PD II, kini telah mencapai tahap integrasi antar negara yang paling mendalam di dunia, dengan dibentuknya mata uang tunggal Eropa/Euro, sebagai tahap akhir dan uni moneter dan ekonomi Eropa. Uni moneter diharapkan akan membuka jalan bagi langkah -langkah lebih maju ke arah uni politik.

Namun dalam atmosfir integrasi yang sudah cukup dalam ini, tetap terdapat beberapa hambatan di antara negara anggota Uni Eropa untuk memberikan komitmen yang kuat ke arah integrasi menyeluruh. Hal ini tampak saat Inggris, Swedia dan Denmark memutuskan untuk menunda bergabung dalam euro. Penulis memilih untuk membahas lebih lanjut berbagai faktor yang melatar belakangi keputusan Inggris tersebut. Mengingat keberadaan Inggris sebagai salah satu negara besar di Eropa, maka setiap tindakannya akan memberikan dampak pada langkah-langkah integrasi Eropa selanjutnya. Besarnya peran, pentingnya peran dan komitmen pemerintah nasional dalam suatu proses integrasi juga menjadi bagian dari kajian Robert Keohane dan Stanley Hoffman, Keohane dan Hoffman berargumentasi bahwa fokus awal yang tepat bagi analisa adalah tawar-menawar yang terjadi pada tingkat antar pemerintahan (intergovermental).

Di balik berbagai teori yang berupaya menjelaskan fenomena kerjasama antar negara di Eropa Barat, satu hal yang pasti adalah kenyataan bahwa selama ini terdapat berbagai kekuatan yang menyatukan maupun memecah belah Eropa (unifying and dividing forces). Kekuatan-kekuatan ini bermunculan pada tingkat regional dan nasional, serta mempengaruhi prospek masa depan integrasi Eropa. Dalam kasus Inggris, proses pengambilan kebijaksanaan terhadap EMU dipengaruhi oleh Kekuatan Negara (Statism) dan Kekuatan Pasar (Market Forces). Di satu sisi kekuatan pasar cenderung menciptakan dan mendorong interdependensi serta tidak menghiraukan kedaulatan. Di sisi lain, walaupun Inggris secara kelembagaan telah menjadi anggota EC, namun kehidupan bernegara masyarakat Inggris belum terintegrasi dalam komunitas Eropa.

Dua variabel yang dianggap melatarbelakangi keputusan Inggris untuk menunda keanggotaannya dalam mata uang tunggal Eropa, yaitu Sentimen Nasionalisme di kalangan masyarakat Inggris dan berbagai pertimbangan dampak uni moneter terhadap perekonomian Inggris. Variabel yang pertama berkenaan perdebatan mengenai apakah uni moneter memang dapat mendorong ke arah integrasi politik, sementara uni moneter tidak dapat sukses tanpa dukungan dan komitmen politik masyarakat negara anggota Eropa. Bergabung dengan mata uang tunggal Eropa memiliki konsekuensi hilangnya Poundsterling dan otoritas kebijaksanaan moneter nasional. Kelompok yang bersifat skeptis, memiliki kekhawatiran euro akan menjadi titik awal perlucutan kebijaksanaan nasional di bidang lainnya, sehingga makin merongrong kedaulatan nasional suatu bangsa. Dampak uni moneter terhadap perekonomian Inggris, juga menjadi pertimbangan mendasar mengenai kebijaksanaan terhadap mata uang tunggal. Singkatnya negara Uni Eropa, terutama Inggris belum memenuhi tingkat integrasi yang diperlukan untuk mencapai suatu uni moneter yang sukses. Sebaliknya dengan kondisi yang ada sekarang dikhawatirkan sistem uni moneter menjadi tidak efisien, dan dalam sejarah telah terbukti bahwa suatu sistem perekonomian yang tidak efisien usianya tidak akan bertahan lama.

Kombinasi dari pertimbangan politis dan ekonomis mengenai berbagai dampak yang timbul sebagai konsekuensi keanggotaan dalam mata uang tunggal Eropa menjadi dasar keputusan Inggris untuk menunda keikutsertaannya. Namun keputusan ini tidak menutup peluang Inggris untuk menjadi anggota, bila suatu saat nanti keanggotaan dalam euro dianggap penting untuk mencapai kepentingan nasional Inggris.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Wulandari
Abstrak :
Dalam masyarakat multietnik, hubungan antar etnik merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh individu-individu yang terlibat dalam masyarakat tersebut. Seringkali hubungan antar etnik membawa berbagai konsekuensi, yang tidak saja positip tetapi juga negatip. Dalam masyarakat Kenten, dimana keragaman etnisitas mewarnai kehidupannya, hubungan-hubungan antar individu yang berlatarbelakang kultur berbeda-beda ternyata tidak selamanya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi negatip. Masing-masing individu yang berbeda kultur tersebut, disamping masih mempertahankan identitas budayanya, juga melakukan hubungan-hubungan sosial yang saling mengisi dan melengkapi, dimana individu-individu saling belajar dan berkomunikasi secara akomodatif. Perbedaan-perbedaan yang ada terakomodasi melalui serangkaian tindakan warga masyarakat dengan melakukan aktivitas-aktivitas sosial, seperti lomba adu ayam, arisan, kegiatan kematian, pengajian, doa bersama, dan lain sebagainya. Dalam berbagai aktivitas tersebut, warga masyarakat memberikan apresiasi secara partisipatif, dengan meminimalkan perbedaan-perbedaan yang ada, dan secara langsung ataupun tidak langsung telah memungkinkan terjadinya proses pembauran. Pembauran dapat berlangsung secara alami dalam lingkungan masyarakat Kenten, manakala antar warga berusaha mengurangi sikap prasangka dan diskriminatif terhadap etnis lain yang berbeda. Dalam banyak kasus, suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa sikap-sikap stereotipik dan berbagai persepsi negatit masih mewarnai interaksi sosial yang terjadi. Akan tetapi pada umumnya sikap stereotipe berkembang atau tumbuh karena pengalaman-pengalaman individual, yang seringkali sangat sulit untuk dijadikan patokan atau pedoman bagi warga lainnya. Persepsi ataupun pengetahuan yang kurang proporsional yang dimiliki sebagian kecil masyarakat Kenten, misalnya etnis Palembang yang pemalas, etnis Minang yang suka main curang, etnis Cina yang kikir, ataupun etnis Jawa dan Sunda yang suka bermanis muka, dalam kehidupan sehari-harinya ternyata tidak ditampakkan secara berlebihan sehingga pembauran antar warga dapat berlangsung dengan alami. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh warga yang banyak melakukan perkawinan dengan etnik yang berbeda. Dalam perkawinan antar etnik, masing-masing individu mengikuti kesepakatan bersama yang dilakukan oleh pihak keluarga mempelai wanita ataupun pria. Disisi lain konflik-konflik yang sering muncul, sebagai akibat perbedaan-perbedaan kultur yang ada, lebih banyak diselesaikan secara kekeluragaan. Dalam banyak kasus konflik-konflik yang muncul dinilai oleh sebagian masyarakat Kenten sebagai kekurangpahaman individu di dalam menterjemahkan setiap pesan dan tindakan yang dilakukan oleh individu yang lain. Karena itu konflik yang ada dapat dengan mudah diselesaikan, walaupun seringkali konflik muncul dengan permasalahan yang relatif sama dan kualitas yang relatif sama pula. Misalnya konflik antar agama, dimana seringkali emosi seseorang dengan mudah diaktifkan, penyelesaiannnya relatif lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Siasanya peran tokoh agama menjadi sentral, dan musyawarah atau negosiasi yang berulang-ulang dilakukan untuk memperoleh persepsi yang sama. Dengan kata lain, penyelesaian konflik yang bersumber dari agama membutuhkan kerja keras para warga masyarakat untuk bisa menerima perbedaan-perbedaan nilai yang terkadung dalam masing-masing agama yang dianut. Pengalaman para warga masyarakat selama ini dalam memecahkan setiap konflik yang bersumber dari agama, tampaknya dijadikan modal oleh warga masyarakat dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi. Dengan demikian konflik-konflik yang muncul dapat terselesaikan secara baik, dan ini meneguhkan tesis bahwa konflik bersumber agama bagi masyarakat Kenten bukanlah faktor yang dapat mengurangi solidaritas sosial yang dibangun selama ini.
2001
T9705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaloh, Hesty Verginy
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan di Unit kerja Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara yang secara khusus menangani kegiatan kehumasan, yaitu Dinas Komunikasi dan Bagian Humas Setda Propinsi Sulawesi Utara, serta organisasi media yang dominan di Sulawesi Utara, yaitu harian Menado Post dan harian Komentar. Fokus penelitian ini berangkat dari pokok masalah yang ada, yaitu tentang penggunaan Dana Deposito milik Pemda Sulut yang cukup mendapat tempat penting dalam pemberitaan di media massa lokal, khususnya media cetak. Oleh karena itu fokus analisisnya terletak pada upaya Humas Pemda serta para lokal di dalam menangani dan menanggapi masalah Dana Deposito tersebut. Di samping itu tesis ini juga mencoba melakukan analisis mengenai program Media Relations dari dinas Komunikasi dan Humas Pemda serta dampak dari program kerja media relations terhadap penyelesaian masalah Dana Deposito tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan desain penelitian yang sifatnya deskriptif dan diangkat dari data kualitatif yang ada, baik yang bersumber dari media massa maupun dari data yang dihimpun dari beberapa informan. Cara penentuan informan dilakukan secara sengaja dari mereka yang diperkirakan sebagai key informan dan sebagian besar berasal dari para pejabat pemerintah lokal dan media cetak setempat. Jumlah informan tidak ditentukan banyak sedikitnya, namun didasarkan atas cukup atau tidaknya informasi yang dibutuhkan di dalam menjawab permasalahan yang ada. Di dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai informan utama yang melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth interview), bebas dan peneliti juga melakukan observasi berpartisipatif dengan bantuan suatu panduan wawancara Data yang berhasil dihimpun tersebut kemudian diedit, direduksi sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, kemudian data tersebut diintepretasikan secara kontekstual. Semua informasi dari para informan dituangkan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi kehumasan dan media relations dalam implementasi kebijakan dan program kerja dari unit kerja Komunikasi dan Humas merupakan bagian terpenting dalam rangka mengefektifkan proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, serta peningkatan kehidupan masyarakat. Namun demikian hasil yang paling penting dari penelitian ini adalah bahwa kerja humas pemda Sulawesui Utara ternyata belum optimal melakukan tugasnya sebagai unit kerja pemerintah daerah, khususnya dalam menangani masalah dana Deposito pemda. Hal yang serupa juga diperlihatkan oleh para lokalnya. Secara kualitatif dapat diungkapkan bahwa kemampuan humas dalam ikut memecahkan masalah lokal pemda Sulut sangat terbatas oleh wewenag yang dimiliki oleh para petugas humas maupun media relations nya. Hal ini membawa dampak makin sempitnya atau kecilnya kebebasan seorang petugas Humas maupun media relations officer nya di dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Disamping kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh bagian Humas dan bagian media relations nya, ada kelemahan lain yang berkaitan dengan profesionalisme dalam bidangnya, sumber daya manusia serta kondisi keuangan dan politik setempat yang kurang mendukung kinerja Humas dan media relations Pemda Provinsi Sulawesi Utara.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Taufick
Abstrak :
Depertemen Kesehatan adalah Departemen yang membidangi kesehatan yang lingkup tugasnya termasuk penanggulangan masalah kesehatan terhadap bencana. Berbagai macam bencana besar yang terjadi di tanah air selama ini adalah merupakan bencana nasional. Peristiwa bencana tersebut telah mengakibat begitu besamya korban banjir baik jiwa, sarana/prasarana, dan khususnya menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sementara itu Pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal ini Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI telah memberikan penanganan .kesehatan yang begitu besar, namun dalam kenyataan berbeda dengan yang terjadi di lapangan, yaitu masih bermunculan kritikan dan keluhan masyarakat dari berita koran yang menilai bahwa pemerintah tidak dengan sungguh-sunguh dan tidak optimalnya memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir. Dalam tesis ini, sebagai obyek penelitiannya adalah peristiwa banjir yang telah merendam sebahagian besar wilayah di DKI Jakarta pada tahun 2002, dan sebagai tempat penelitian adalah bagian Humas Departemen Kesehatan. Penelitian tesis ini akan mengevaluasi sejauhmana kegiatan Humas Departemen Kesehatan dalam penangulangan masalah kesehatan pada bencana banjir di DKI Jakarta tahun 2002. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2003, dengan tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, klipping koran, peraturan dan pedoman penanggulangan bencana. Secara umum dari hasil penelitian ditemukan bahwa Humas Departemen Kesehatan belum menjalankan kegiatan Humas secaran optimal.. Hal ini terlihat, seperti informasi yang selalu telambat, Bahan/data untuk wartawan tidak selalu lengkap dan akurat, Sumber datanya lebih banyak diterima dari pejabat unit terkait. Humas tidak melakukan pengolahan data lebih dulu dan juga tidak melakukan pemantauan langsung ke tempat sumber data. Hasil analisis menunjukkan bahwa Humas belum melaksanakan peran dan fungsi kehumasan, kegiatan Humas dalam membina hubungan dengan publik eksternal dan internal belum efektif, tampak belum dipahaminya masalah kehumasan oleh para pejabat dan selama ini Humas masih dipandang sebagai pelengkap dalam organisasi Departemen Kesehatan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T 12249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>