Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwarso
Abstrak :
RINGKASAN Manusia dengan segala kegiatannya selalu dikelilingi oleh radiasi. Radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yakni lebih dari 80% berasal dari radioaktivitas alam, yang terjadi karena adanya radionuklida. Di antara radionuklida tersebut adalah U-238 yang dalam deret peluruhannya menghasilkan Ra-226 dan Rn-222 sebagai induk Pb-210. Dalam ekosistem Sungai Donan terjadi kematian bakau yang intensitas kematiannya berbeda dari hulu ke hilir. Selain itu juga terjadi perubahan sifat biologinya yang diperlihatkan oleh bentuk kekeringan daunnya. Pada hewan benthos terjadi perubahan komposisi dan jenis yang ditandai oleh menurunnya indeks keanekaragaman ( diversity) dari 0,732 menjadi 0,292. Kejadian-kejadian tersebut diduga karena perubahan lingkungan di ekosistem sungai Donan yang disebabkan karena adanya cemaran radioaktif Pb-210 bukan karena perubahan sifat fisik kimia air sungai. Hal ini dikatakan demikian karena ternyata kadar parameter air sungai seperti pH, DO, BOD, COD, dan kandungan hidrokarbon masih rendah, jadi belum bisa memperlihatkan indikasi terjadinya pencemaran air sungai tersebut. Cemaran Pb-210 diduga berasal dari kegiatan industri yang terletak di tepi sungai Donan terutama Pabrik Semen Nusantara, karena bahan baku semen dan bahan bakar yang digunakan mengandung gas radon Rn-222 yang meluruh menjadi Pb-210. Sehubungan dengan itu telah dilakukan studi mengenai pemantauan akumulasi Pb-210 dalam sedimen dan pada akar Rhizopora. Dari studi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Pabrik Semen Nusantara merupakan sumber cemaran Pb-210. Hasil yang diperoleh ialah bahwa aktivitas Pb-210 tidak berbeda antara waktu pasang dan surut, yakni berkisar antara 1.10-9-7.10-9 Ci atau antara 1,51-15,4 dpm/gram sedimen. Sedangkan aktivitas Pb-210 pada akar Rhizopora antara 0,89-2,1 dpm/gram akar atau 0,8.10-9-3.10-9 Ci_ Selain itu juga diperoleh korelasi antara jarak tempat dan aktivitas Pb-210 dengan koefisien korelasi r = 0,98 dengan persamaan regresi y = 5,8-0,5x, yang berarti ,bsemakin jauh dari sumber dalam hal ini pabrik semen, aktivitasnya semakin menurun.
Summary Man and their activity enclosed by radiation. The biggest part of radiation accepted by man comes from natural radioactivity. More than 80% radioactivity in the environment comes from natural radioactivity. Radioactivity caused by radionuclide. One of the radionuclide is U-238, which in its series decay produces Ra-226 and Rn-222 as the parent of Pb-210. In the Donan River ecosystem mangrove death has occurred with difference intensity from up stream to down stream. Biological changing also has occurred showing by the leaf drought type. In benthos organism composition and variety changing also has accoured. Showing the decrease in diversity index from 0,732 to 0,292. It is caused by the environmental change appearing in Donan River ecosystem which is assumed to be the radioactivity pollution of Pb-210, so it is not by physical-chemical characteristics changing of the river water, because its parameters concentration such as pH, DO, BOD, COD, and hydrocarbon are still low indicating that the river is still in unpolluted condition. The source of Pb-210 is assumed to be the activity of industries lying at the side of river, especially Nusantara Cement Factory, wich use raw material and fuel producing radon gas Rn-222 that decays to Pb-210. A study about monitoring Pb-210 accumulation in the sediments of River Donan and Rhizopora roots had been performed. From this study it is found that cement factory is the source of Pb-210 pollution. The results of study are that the tidal current does not influence Pb-210 activity, and its range is between 1,51-15,4 dpm/gram sediment. Pb-210 activity in the root raging from 0,80.10-9-3.10-9 Ci or 0,89-2,1 dpm/gram of the roots. It is also found that there is a correlation between the distance and the activity of Pb-210, with the correlation Coefficient r=0,98 and the regression function is Y = 5,8-0,5X, meaning that the more the distance from its source the less is its activity.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryawati
Abstrak :
ABSTRAK Penggunaan zat radioaktif dalam bermacam-macam bidang di Indonesia saat ini telah semakin luas pada berbagai segi kehidupan yang mencakup beberapa sektor dalam Pembangunan Nasional seperti bidang kedokteran nuklir, pertanian, hidrologi, industri. Pemanfaatan tenaga atom ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mengingat tenaga atom disamping memberikan manfaat, juga dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan pekerja radiasi, masyarakat umum dan komponen lingkungan lainnya maka dalam pelaksanaannya diperlukan pengawasan dan pembinaan yang ketat. Untuk tujuan ini diperlukan pemantauan radioaktivitas lingkungan terhadap industri yang memanfaatkan bahan radioaktif dalam proses produksinya. Salah satu industri yang memanfaatkan zat radioaktif thorium alam dalam bentuk thorium nitrat (ThNO3) sebagai pencampur bahan bakunya atau pelapis rajutan serat nilon bahan dasar kaos lampu adalah industri pembuatan kaos lampu petromak (Incandescent Gas Mantle). Dalam proses produksi kaos lampu ini selain dihasilkan produk kaos lampu yang siap dipasarkan juga dihasilkan limbah radioaktif berbentuk cair, padat dan gas yang dibuang ke lingkungan dengan persyaratan tertentu. Dalam penelitian ini yang akan diselidiki adalah limbah gas (gas thoron) dan limbah padat berupa partikel debu radioaktif yang bersumber dari kegiatan produksi, yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kontaminasi udara dalam kawasan pabrik dan lingkungan sekitamya sehingga akan mengakibatkan naiknya tingkat radioaktivitas lingkungan. Meningkatnya radioaktivitas lingkungan di udara, yang disebabkan oleh thorium dan anak luruhnya yang melekat di debu udara lingkungan pabrik dan kawasan pemukiman penduduk yang terdekat di sekitar pabrik akan menimbulkan potensi bahaya radiasi intema bila debu radioaktif tesebut terhisap oleh pekerja dan penduduk, kemudian terbawa masuk ke paru-paru. Tingkat bahaya radiasi ini dapat diindikasi dari besaran tingkat kerja atau working level dan dosis ekivalen efektif paru-paru yang diterima pekerja dan penduduk. Kedua nilai besaran ini dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diizinkan. Untuk mempertimbangkan adanya potensi bahaya ini, perlu diadakan penelitian tingkat radioaktivitas di dalam daerah kerja kawasan pabrik dan di luar kawasan pabrik kaos lampu dalam pemukiman penduduk yang terdekat, dapat diperkirakan tingkat bahaya radiasi terhadap pekerja dan masyarakat disekitar pabrik. Mengingat hal tersebut, timbul beberapa pertanyaan penelitian : (1) Apakah konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya di udara dalam kawasan pabrik dan pemukiman penduduk sekitar pabrik tidak melebihi ambang batas yang diperkenankan ?. (2) Apakah konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya yang terkandung di udara dalam kawasan pabrik dan pads pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak memiliki potensi bahaya radiasi yang melebihi nilai batas bahaya yang diizinkan bagi pekerja dan penduduk disekitar pabrik ?. (3) Apakah ada perbedaan risiko bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan penduduk yang bennukim jauh dari pabrik dan jika ada perbedaan, seberapa jauh perbedaan risiko/bahaya tersebut ?. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui kualitas udara dalam kawasan pabrik dan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik serta potensi bahaya radiasinya terhadap pekerja dan penduduk. Tujuan khusus : (I) mengidentifikasi terjadinya pencemaran radioaktif thorium ke udara pabrik dan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik, (2) menentukan besarnya potensi bahaya pencemaran radioaktif thorium yang berasal dari pabrik ini terhadap pekerja dan penduduk terdekat di sekitar pabrik, (3) menentukan besarnya perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan penduduk yang jauh dari pabrik. Hipotesis yang diajukan : (1) konsentrasi nuklida radioaktif thorium dan anak luruhnya di udara kawasan pabrik dan di udara dalam pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak melebihi ambang batas konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya yang diizinkan, (2) konsentrasi nuklida radioaktif thorium dan anak luruhnya yang terkandung di udara kawasan pabrik dan dalam kawasan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak memiliki potensi bahaya yang melebihi nilai batas yang diizinkan bagi pekerja dan penduduk, (3) ada perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dan penduduk yang jauh dari pabrik dengan nilai perbedaan yang nyata. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut; Pemilihan lokasi penelitian pabrik kaos lampu di Cengkareng ini berdasarkan pada pertimbangan lokasi pabrik berdekatan dengan lingkungan pemukiman penduduk yang cukup padat dan juga merupakan pabrik kaos lampu yang mempunyai kapasitas produksi terbesar di Jakarta dengan pemakaian bahan thorium nitrat 3 ton per bulan. Sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah udara dan manusia yaitu pekerja dan penduduk. Teknik pengambilan sampel udara secara sampling purposip non probabilitas, berdasarkan pertimbangan; (1) jarak dari tempat kegiatan, (2) pembagian daerah medan radiasi sesuai dengan SK Dirjen BATAN No. PN 03/11601DJ1$9 tentang ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi, (3) keberadaan pekerja atau penduduk pada lokasi sampling, (4) besarnya radioaktivitas yang terukur pada lokasi sampling sebagai fungsi jarak, (5) keterbatasan tenaga, waktu dan biaya. Berdasarkan pertimbangan teknik pengambilan sampel udara tersebut di atas maka titik sampel udara yang diambil dalam kawasan pabrik berjumlah 16 (enam betas) titik sampel dan pada batas pagar pabrik serta luar kawasan pabrik berjumlah 12 (dua betas) titik sampel. Sedangkan sampel pekerja yang dipilih adalah pekerja radiasi pada kegiatan produksi yang bekerja menangani kaos lampu yang telah mengandung thorium nitrat dan penduduk yang dipilih sebagai sampel yaitu penduduk yang bermukim terdekat sekitar pabrik, baik bagian depan, belakang, kiri dan kanan pabrik. Besarnya sampel penduduk yang diambil berkisar 5%- 10% dari jumlah total penduduk pada setiap bagian dari daerah penelitian. Berdasarkan pertimbangan tersebut dipilih 30 sampel penduduk untuk setiap bagian daerah yang diamati. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan cara pengukuran langsung menggunakan peralatan lapangan dan laboratorium, wawancara berdasarkan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari bahan literatur, dari pabrik kaos lampu serta instansi lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Analisis data untuk memecahkan masalah tingkat pencemaran dan potensi bahaya radiasi yaitu analisis spektrum hasil pencacahan dengan metode penentuan puncak spektrum secara langsung kemudian dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan perumusan matematis dan analisis statistik uji t. Untuk menyelesaikan masalah perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan yang jauh dari pabrik menggunakan analisis kuantitatif risiko relatif dengan desain kasus-kontrol, variabel bebas paparan radiasi dan variabel terikat dosis radiasi yang diterima penduduk, selanjutnya dilakukan test kemaknaan uji Chi-Square yang diteruskan dengan uji koefisien kontingensi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsentrasi thorium-228 dan thoron di udara dalam kawasan pabrik kaos lampu tidak melebihi nilai ambang batas yang diizinkan untuk daerah kerja radiasi yaitu 22,2.105 Bq/l untuk thorium-228 dan 11,1 Bq/l untuk thoron. Nilai konsentrasi thorium-228 dan thoron yang diperoleh dalam daerah sumber kegiatan produksi, yaitu thorium-228 berkisar dari tak terdeteksi sampai 1,56.10 Bq/l dan untuk thoron berkisar antara 4,47-11,04 SO. Tingkat pencemaran thoron dalam daerah sumber ini sudah terindikasi tetapi belum melebihi ambang batas yang diizinkan, sedangkan tingkat pencemaran thorium-228 tidak terindikasi. Pada daerah luar ruang kegiatan tetapi masih dalam kawasan pabrik, konsentrasi thorium-228 dari tak terdeteksi sampai dengan 8,05. 10'' Bq/l dan konsentrasi thoron berkisar antara 0,01-4,62 Bq/l, nilai ini sudah cukup rendah dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diizinkan, bahkan konsentrasi thorium 228 sangat rendah. Nilai konsentrasi thorium-228 dan thoron dalam kawasan pemukiman penduduk terdekat pada daerah penelitian, dari talc terdeteksi sarnpai 4,03.I0-v Bq/1 dan 0,0007 - 0,08 BO. Nilai ambang batas konsentrasi thorium-228 dan thoron yang diizinkan dalam daerah pemukiman penduduk sebesar 1.10-5 Bq/l dan 0,4 BO. Besarnya tingkat potensi bahaya hasil penelitian yang diindikasi melalui besaran tingkat kerja dan dosis ekivalen efektif, yang diterima pekerja dan penduduk masih jauh di bawah nilai batas yang diizinkan, jadi belum mengidentifikasikan keadaan yang cukup berbahaya bagi pekerja dan penduduk. Nilai tingkat kerja yang diperoleh untuk pekerja berkisar dari 0,034-0,245 WL serta nilai dosis ekivalen efektif berkisar dari 5,6-20,96 m 5v/tahun, sedangkan nilai tingkat kerja yang diperoleh penduduk berkisar antara 0,001-0,013 WL dan nilai dosisnya berkisar dari 0,013-0,467 mSv/tahun. Ambang batas tingkat kerja dan dosis ekivalen efektif yang diizinkan untuk pekerja sebesar 1,2 WL dan 50 mSv/tahun serta untuk penduduk sebesar 0,04 WL dan I mSv/ tahun. Hasil analisis risiko/bahaya radiasi bagi penduduk terdekat di belakang pabrik (berjarak 5-20 meter dari pagar belakang pabrik) dengan penduduk yang bermukim jauh dari pabrik (500-520 meter belakang kiri pabrik) adalah 16 (enam belas) kali, ini berarti bahwa penduduk yang bermukim dekat dengan pabrik akan mengalami kemungkinan menerima paparan radiasi interna sebesar 16 (enam belas) kali lebih besar dari penduduk yang bermukim jauh dari pabrik.
ABSTRACT The use of radioactive material in Indonesia is becoming wider in various aspects of life, which covers many sectors in The National Development such as in nuclear medicine, agriculture, hydrology and industry. Utilization of nuclear energy is aimed to increase people's welfare by emphasizing the safety and health of the community. However, the atomic energy not only provides benefits but also causes danger to the radiation workers, community and other environmental components. This requires a strict control and development in its operation. A radiation monitoring is required for industries, which utilize radioactive material in their production process. An industry, which utilizes natural thorium radioactive material in the form of Thorium Nitrate (ThNO3) as a mixture of its raw material, or nylon fiber net lining is the incandescent gas mantle industry. The production process of the incandescent gas mantle not only produce the incandescent gas mantle but also liquid, solid, and gas radioactive waste which are disposed to the environment with certain requirements. In this research will be investigate the thoron gas waste and solid waste in the form of radioactive dust particle which resulted from production process enable the air contamination in the plant and its vicinity area. This will cause the increase of the environmental radioactivity level. The increasing environmental radioactivity in the air produces an internal and external danger potential, which threatens the workers and the community in the vicinity area of the plant. Thorium and its daughter product which is adhered to the air dust of the plant and the community settlement around the plant will be inhaled by the plants' workers and or the community, and then goes through lungs, which will cause an internal contamination. This will endanger the workers in the community. The radiation danger can be indicated in the form of working level and effective equivalent dose of lungs received by workers and the community. The value of the magnitude is compared with the permitted value. Having considered the danger potential, it is necessary to conduct a research of radioactivity level in the plant working area and the outside of the incandescent gas mantle plant in the closest community settlement area. The danger level toward the workers and the community around the project can be estimated. Due to this condition some research questions arise: (1) whether the radioactive concentration in the air around the area and around the plant, which is resulted from the plant activities, not exceeds the limit threshold value allowed? (2) Whether the radioactive concentration in the air of the plant area and the closest community settlement around the plant have no radiation danger potential that not exceeds the limit threshold value allowed toward workers and the community? (3) Whether there is a risk or radiation danger between the closest community around the plant and those that settle far away from the plant and if there is a difference, what is the risk ratio between two of them? The general objective of this research is to identify the air quality and radiation danger potential toward worker in the plant area and the community in the closest settlement area around the plant. The specific objectives are : (1) to identify the occurrence of thorium radioactive contamination in the plant air and the closest community settlement around the plant, (2) to determine thorium radioactive contamination danger potential from the plant toward workers and the closest community around the project, (3) to determine quantity of risk or radiation danger difference between the closest community around the plant and the community far away from the plant. The hypothesis proposed: (1) the concentration of thorium radioactive nuclide and its daughter product in the air of plant area and the air of the closest community settlement area around the plant does not exceed the threshold of the permitted radioactive concentration, (2) Thorium radioactive nuclide' concentration and its daughter product in the air and the closest community settlement area have no danger potential, that not exceeds the limit threshold value allowed toward workers and the community, (3) there is difference in risk between the community around the plant and those of far away from the plant, with significant different value. The methodology used is as follows; the selection of the incandescent gas mantle in Cengkareng and the closest community settlement environment based on consideration that the plant location nears the densely populated settlement area. Besides, the plant has the largest production capacity in Jakarta, which uses 3 tons of nitrate thorium. As a unit of analysis in this research is the air and human being, that is workers and community. The air sampling techniques is non-probability purposive sampling, based on consideration: (1) distance from the site of activity, (2) division of radiation filed area according to decree of Directorate General of BATAN (National Atomic Energy Agency) No. PN 0311 I501DJ/89 concerning Work Safety Regulation toward radiation, (3) presence of workers or community in the sampling location, (4) the amount of radioactivity measured in the sampling location as a function of distance, (5) lack of personnel, time and fund. In the air sampling techniques the number of air sampling points in the plant area is 16 and in the plant fence, outside of the plant area is 12 samples. While the workers samples area selected from radiation workers in production activity which handle the incandescent gas mantle which contain nitrate thorium. The community selected, as samples are those who live closest to the plant, in the front, in the back, the right and the left of the plant. The amount of samples taken was range from 5% - 10% of the total community in each research area. Based on the The primary data collection is done by a consideration 30 samples of people are selected for each area observed direct measurement using field equipments and laboratories, interview based on questionnaire. While the secondary data is obtained from literatures and from the incandescent gas mantle and other related instances relevant with the problems being studied. The data analysis to solve the contamination level and radiation danger potential is done by spectrum analysis of the counting results with direct spectrum peak determination method which then continued with counting using mathematical formulation and t-test statistical analysis. While to solve the radiation danger risk difference between the community closest to the plant and those of far away from the plant using relative risk quantitative analysis with design of case-control, radiation exposure independent variable which is received by the community. Then a chi-square significance test is done which then continued with the contingency coefficient test. From the research result, it can be identified that the thorium-228 and thoron concentration in the air of the incandescent gas mantle plant are not exceeding the threshold value allowed for radiation area that is 22,2 10-5 Bq/l for thorium-228 and 11,1 Bq/l for thoron. The thorium-228 and thoron concentration observed in production activity area range from no detectable to 1,56.10-5 Bq/l for thorium-228 and range from 4,47 to 11.04 Bq/l for thoron. The thoron contamination level in the source area have been indicated, but have not exceeds the allowed threshold value, while the thorium-228 contamination level is not indicated. For outside area of the plant environment, the thorium concentration from undetectable to 8,05.10 Bq/l and thoron concentration range from 0,01 - 4,62 BO, the value is relatively low compared with the allowed threshold value, the thorium-228 concentration is very low. While thorium-228 concentration value in the closest community in the researched region, from undetectable to 4,03.10' Bq/l and 0,0007 - 0,08 BO. The thorium-228 threshold and thoron allowed in the community settlement is 1.105 and 0,4 Bq/l. The extent to which the danger potential of the research result indicated through the performance level and effective equivalent dose, which is received by workers and the community is far below the allowed value limit. The value obtained, performance level for workers range from 0,034 - 0,245 WL and its effective equivalent dose range from 5,6 - 20,94 mSv, while for the community the performance level range from 0,001 - 0,013 WL and its dose range from 0,014 - 0,467 mSv. The performance limit value and effective equivalent dose allowed for workers is 1,2 WL and 50 mSv/year and for community is 0,04 WL and 1 mSv/year. The radiation exposure risk-analysis for the community in the back of the plant (5- 20 m from the back fence of the plant), and the community far away from the plant (500 - 520 m in the back left of the plant) is 16 times larger, which means that the community close to the plant will exposure internal radiation exposure 16 times than those that live far away from the plant.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Zaman
Abstrak :
ABSTRAK
Program PJPT II di Indonesia telah memasuki era industri. Pemaparan sebagian uap logam merkuri anorganik di udara lingkungan kerja merupakan masalah pokok kesehatan kerja di industri pertambangan. Akan diteliti berapa tinggi tingkat pemaparan merkuri anorganik pada pekerja tambang emas dan bagaimana hubungan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine dengan faktor yang mempengaruhinya.

Penelitian ini dibatasi pada hubungan indeks pemaparan, tempat kerja dan lama kerja dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine pekerja tambang emas di Kampung Lerokis Kabupaten Maluku Selatan. Pemantauan biologik di gunakan untuk melakukan analisa urine pekerja terhadap konsentrasi logam merkuri anorganik. Kegiatan pemantauan biologik dilakukan pada penelitian ini sebanyak empat kali.

Penelitian ini menggunakan data sekunder pada PT Prima Lirang Mining secara cross sectional retrospektif dani tahun 1991-1993. Unit analisis adalah 76 orang pekerja tambang emas dan 6 orang penduduk lokal. Metode analisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan uji beda mean dan Chi-Square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Variabel bebas yang diteliti adalah indeks pemaparan, tempat kerja dan lama kerja. Variabel terikat konsentrasi merkuri anorganik dalam urine. Hasil penelitian dari 81 responden, konsentrasi merkuri anorganik masih berada dibawah Indeks Pemaparan Biologik.

Dari 3 variabel yang terbukti ada hubungan secara statistik dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine adalah tempat kerja. Pekerja yang bekerja di tempat yang terpapar uap logam merkuri anorganik lebih besar risiko terpapar dibanding pekerja di tempat yang tidak terpapar. Tidak terbukti ada beda proporsi indeks pemaparan dan lama kerja dengan konsentrasi merkuri anorganik dalam urine pekerja tambang emas. Pemantauan biologik telah berhasil memperlihatkan adanya pemaparan yang meningkat pada pekerja. Kegiatan ini dapat digunakan pada industri yang terdapat pemaparan uap logam merkuri anorganik di Indonesia. Disarankan agar pihak perusahaan lebih memperhatikan upaya menurunkan konsentrasi pemaparan di udara dan optimalisasi pemantauan biologik.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Susanto
Abstrak :
Sebagaimana diketahui pencemaran merkuri menyebabkan suatu penyakit pada manusia yang dikenal sebagai penyakit Minamata, yang telah mengakibatkan banyak orang meninggal atau cacat seumur hidup seperti telah pernah terjadi di Jepang. Sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah sudah ada penduduk Teluk Jakarta yang terserang penyakit Minamata, karena diagnose penyakit ini sulit sekali.

Gejala klinis harus jelas menunjukkan gejala penyakit Minamata dan pemeriksaan laboratorium pada organ tubuh menunjukkan kadar merkuri yang tinggi. Sering terjadi kejanggalan dimana orang dengan gejala klinik positip menunjukkan Radar merkuri yang rendah dalam tubuhnya atau sebaliknya yaitu orang dengan kadar merkuri tinggi tapi tak menunjukkan gejala klinik, sehingga keduanya tak memenuhi syarat untuk disebut penyakit Minamata.

Tujuan penelitian : a. Didapatkan indikator biologis untuk menentukan derajat tercemarnya suatu daerah oleh merkuri b. Didapatkan gambaran derajat pencemaran merkuri di pesisir Teluk Jakarta pada tahuh 1985 ini.
Jakarta: Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang penilaian kualitas perairan dalam upaya pengendalian pencemaran di wilayah pesisir kota pekalongan. Pada umumnya wilayah pesisir Kota Pekalongan digunakan oleh masyarakat sebagai lahan budidaya pertambakan, namun karena kondisi perairan yang keruh dan telah tercemar oleh beberapa bahan pencemar, kegiatan budidaya menjadi tidak maksimal dilakukan. Informasi terkini tentang kondisi karakteristik fisika, kimia dan biologi di perairan Kota Pekalongan dianggap masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan data parameter perairan di Kota Pekalongan. Penelitian dilakukan pada bulan September 2012 yang ditetapkan secara purposive, berdasarkan baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan pemerintah (KepMen KLH No.51/men-KLH/2004). Berdsarkan nilai TSS, TDS, DO, total fosfat, dan NH3 yang dibandingkan dengan baku mutu lingkungan dalam KepMen KLH No.51/men-KLH/2004, wilayah laut pesisir Kota Pekalongan sudah tercemar. Total beban cemaran tertinggi di muara sungai adalah TSS sebesar 8,317,79 mg/L. Adapun alternatif upaya yang perlu dilakukan adalah pengendalian pertumbuhan penduduk, penerapan teknologi melaui penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle), pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta mengupayakan keberlanjutan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat.
The focus of this study is water quality assessment on control pollution effort in coastal areas of Pekalongan District. Generally, coastal areas of Pekalongan District was used as ponds culture, but as its waters condition and has been pollution by certain contaminant materials, its land culture activity has decreased and not maximally utilized. Recent information on physical, chemical and biological characteristic condition around Pekalongan District waters is limited. Therefore, parameter data availability was needed. Research was conducted in September 2012, which was determined as purposive, based on environmental quality standard enacted by government (Ministry of Environment Ministerial Decree No. 51/MEN-KLH/2004). Based on TSS, TDS, DO, phosphate total, and NH3 compared with environment quality standard in Ministry of Environment Ministerial Decree No. 51/MEN-KLH/2004, it realized that coastal areas of Pekalongan District were in polluted condition. Highest contaminant load total in outfall was TSS as amount 8,317,79 mg/L. Another alternative effort worth to be conducted is population growth control, applied technology based on 3R concept (reduce, reuse, recycle), Waste Water Plant, and conducting integrated communal solid waste management sustainability.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imra Asy Ari
Abstrak :
ABSTRAK
ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita didunia, khususnya di negara berkembang. Kematian tersebut diperkirakan 2-5 juta setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi ISPA masih tinggi yaitu 25,5% menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007. Faktor utama penyebab ISPA adalah polusi udara dalam ruangan yang umumnya berasal dari hasil pembakaran bahan bakar biomass, batu bara, dan minyak tanah yang digunakan rumah tangga untuk memasak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan bakar dan tempat memasak rumah tangga terhadap kejadian ISPA pada balita di pedesaan Indonesia tahun 2007 setelah dikontrol seluruh confounding. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional analysis dengan menggunakan data SDKI 2007. Analisis penelitian melakukan pembobotan sehingga peneliti menggunakan analisis complex design survey dengan populasi sumber berasal dari 33 propinsi di Indonesia, yaitu sebanyak 7.602 responden. Hasil analisis didapatkan prevalensi ISPA pada balita sebesar 12,0%. Jenis bahan bakar memasak berisiko 1,459 kali (CI 95%: 1,011-2,105) terhadap kejadian ISPA pada balita dengan p value: 0,047 (ada hubungan yang signifikan). Jenis kelamin anak, status imunisasi BCG, lama pemberian ASI, berat badan lahir anak, pemberian vitamin A, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan tingkat kesejahteraan keluarga merupakan variabel covariat yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian ISPA pada balita dengan p value < 0,05. Analisis multivariat Cox Regression didapatkan balita yang tinggal pada polusi dapur rumah tangga tinggi polusi berisiko 1,217 kali (CI 95%: 0,767-1,931) untuk menderita ISPA setelah dikontrol variabel covariat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan pada masyarakat untuk memasak yang menggunakan bahan bakar high pollutan dalam rumah agar memperhatikan sirkulasi udara pada tempat memasak dan bagi pemerintah agar dapat memberikan KIE tentang pengendalian polusi udara dalam ruangan.
ABSTRACT
ARI is the leading cause of death in infants and children under five in the world, particularly in developing countries. The estimated 2-5 million deaths annually. ARI prevalence in Indonesia is still high at 25.5% according to the results of the 2007 Basic Health Research. ARI is the main factor causing indoor air pollution, primarily from the burning of biomass fuels, coal, and kerosene are used by households for cooking. This study aimed to determine the effect of cooking fuel type and household kitchen of ARI events in children under five years in rural Indonesia in 2007 after a controlled throughout confounding. Study design used in this study is cross-sectional analysis using data from Demographic and Health Survey 2007. Analysis of the research done so that investigators use a weighted analysis of complex survey design with source populations from 33 provinces in Indonesian, as many as 7,602 respondents. Analysis we found the prevalence of ARI in children under five years are 12.0%. Type of cooking fuel have risk 1.459 times (95% CI: 1.011 to 2.105) of ARI Events In Children Under Five Years with a p value: 0.047 (no significant relationship). Sex of the child, BCG immunization status, duration of breastfeeding, birth weight children, vitamin A, maternal education, maternal employment, and family welfare is covariat variables that significantly affect the incidence of respiratory infection in childrens with p value <0.05 . Multivariate Cox Regression analysis found that childrens living in the household kitchen high pollution have risk 1.217 times (95% CI: 0.767 to 1.931) of ARI Events In Children Under Five Years after controlling for covariat variables. Based on the results of this study suggested that people use for cooking fuel high pollutants in the house to pay attention to air circulation on a place to cook and for the government to provide IEC about controlling indoor air pollution.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Wahdanadi Haidar
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai penghematan bahan bakar dan pengaturan polusi pada sepeda motor 4 langkah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari bagaimana menghasilkan pembakaran optimal pada mesin sepeda motor sehingga bahan bakar yang digunakan lebih sedikit dan polusi udara yang dihasilkan mesin berkurang. Karburator sepeda motor Karisma diatur secara otomatis berdasarkan konsentrasi gas CO yang dihasilkan mesin yang dioperasikan pada 1500 RPM. Pengaturan karburator dikendalikan oleh stepper motor, sementara konsentrasi gas CO diukur dengan menggunakan sensor gas Figaro TGS 2104. Kedua peralatan ini diawasi dan diatur oleh sebuah mikrokontroler yang menentukan pengaturan yang sesuai. Pengaturan optimal ditandai dengan konsentrasi gas CO yang dihasilkan mesin sebesar 1% dan juga konsumsi bahan bakar yang lebih hemat, dimana dengan pengaturan yang baru untuk 1 liter bensin sepeda motor dapat menempuh 1-3 Km lebih jauh dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Research about automatic fuel efficiency and pollution control for motorcycle has been conducted. The objective of this research is to learn how to make an optimum burning in motorcycle engine so less fuel consumed and less pollution produced by the engine. The carburator of Karisma motorcycle engine is set automatically based on the CO gas concentration produced by the engine that is operated within 1500 RPM. The carburator setting is controlled through a stepper motor, while the CO gas concentration is measured using The TGS 2104 Figaro gas sensor. This two devices are monitored and controlled by a microcontroller that determines the proper setting. Optimal setting is marked by 1% CO gas concentration produced and also the more efficiency fuel consumed by the engine, where with the new setting 1 liter fuel the motorcycle can travel 1-3 Km farer than the original setting.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Agung Pujianto
Abstrak :
Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia, mempunyai kondisi udara yang buruk akibat polusi. Untuk memperbalkinya diadakan Program Langit Biru. Salah satu sub-programnya adalah melakukan uji petik (chek spot) terhadap emisi gas buang pada kendaraan bermotor (mobil). Dalam program ini ditentukan 5 (lima) titik pengujian, dimana per titiknya diambil di tiap daerah tingkat ll (walikota). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar polusi yang keluar dari kendaraan bermotor (mobil pribadi dan penumpang). Sebagai standar dlgunakan baku mutu dari Pemda DKl Jakarta lewat keputusan Gubernur Nomor 1041/2000 dan dari Ketetapan Menteri Lingkungan Hidup. Emisi yang diuji adalah opasitas (ketebalan asap) untuk kendaraan berbahan bakar solar. Setelah melakukan pengujian secara random ternadap 988 kendaraan dimana 478 kendaraan berbahan bakar solar didapatkan 64,23 % kendaraan diesel lulus uji menurut standar Pemda DKI. Jika menggunakan baku mutu dari kementrian Lingkungan Hidup didapatkan 40,38 % yang lulus uji. Hal ini menandakan kondisi emisi gas buang tersebut mengkawatirkan. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan tindakan yang menyelurun Mulai dari aturan pemerintah, perlakuan dan perawatan kendaraan, dan penggunaan teknologi untuk mengurangi emisi seperti katalisator, EGR, dan lain sebagainya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>