Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: John Wiley and Sons, 1991
154.6 MIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melok Roro Kinanthi
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak henti-hentinya dihadapkan pads berbagai macam masalah. Individu yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu tampaknya mampu mengatasi dan beradaptasi dengan masalah yang dihadapinya tanpa hams terkena dampak negatif dad hal tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah problem solving appraisal yang dimiliki individu, yaitu bagaimana individu menilai kemampuan dirinya dalam menyelesaikan suatu masalah. Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi antara ketrampilan individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan simtom -simtom depresi, kenutusasaan, ataupun ide bunuh diri.

Corey (1977) mengemukakan setiap psikolog memiliki blind spot, dimana masing-masing memiliki masalah pribadi yang belum terselesaikan, yang kemungkinan akan mempengaruhi efektivitas psikolog dalam menjalankan tugasnya. Gunarsa (2001) mengajukan pertanyaan: apakah seorang psikolog yang sedang memiliki masalah di dalam kehidupan pribadinya sendiri dapat membantu orang lain mengatasi masalah pules?

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran problem solving appraisal pads mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan instrumen problem solving inventory yang diformulasikan oleh Heppner sebagai alat untuk mengetahui penelaian individu terhadap kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Selain itu, pendekatan kualitatif jugs diperlukan dalam mengolah data pendukung berupa hasil wawancara subyek tertentu. Subyek penelitian ini berjumlah 43 orang yaitu mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia yang telah atau sedang menempuh mass Mayor Praktik-Institusi.

Teknik sampling yang digunakan adalah insidental sampling dimana subyek diambil berdasarkan ketersediaan dan kemudahan (Guilford & Fruchter, 1987).

Metode validitas yang digunakan adalah construct validity melalui teknik internal consistency dan menggunakan rumus pearson product moment.

Metode validitas yang digunakan adalah construct validity melalui teknik internal consistency dan menggunakan rumus pearson product moment. Uji reliabilitas dilakukan melalui pendekatan single form reliability dengan menggunakan rumus koefisien cronbach alpha.

Basil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan mayoritas item pads alat ukur ini rnemiliki koefisien validitas yang cukup memuaskan yaitu r > 0,2. Hanya lima item yang koefisien validitasnya r < 0,2 (yaitu item no.4, 7, 8, 15, dan 32). Sementara itu reliabilitas yang dihasilkan juga cukup memuaskan (a = 0,8578).Wawancara yang dilakukan kemudian terhadap reponden dengan skor terendah dan responden dengan skor tertinggi menunjukan adanya perbedaan problem solving appraisal yang signifikan diantara keduanya. Dengan demikian dapat disimpulkan item-item yang ada telah telah benar-benar mengukur konstruk yang ada di tiap-tiap kategori serta cukup dapat menunjukkan perbedaan antar subyek pads aspek yang diukur.

Adapapun gambaran problem solving appraisal mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi sampel penelitian ini adalah: sebanyak 11 responden (25,58%) memiliki skor total Problem Solving Inventory kategori rendah. Dengan demikian, individu tersebut memiliki penilaian yang positif terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan suatu masalah. Sebanyak 29 orang (67,44%) memperoleh skor total Problem Solving Inventory kategori menengah.

Hal ini berarti individu yang bersangkutan menilai kemampuan diri mereka berada pada tingkatan rata-rata dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara efektif. Hanya 3 responden (6,98%) yang memiliki jumlah skor keseluruhan Problem Solving Inventory yang tergolong tinggi. Hal ini menunjukan mereka memiliki penilaian yang negatif terhadap kemampuan mereka dalam memecahkan suatu masalah secara efektif.

Diperlukan revisi terhadap penulisan kelima item yang memperoleh koefisien validitas r < 0,2, untuk selanjutnya dapat pula dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji kembali item-item yang telah direvisi tersebut. Secara umum, alat ukur Problem Solving Inventory menghasilkan validitas dan reliabilitas yang cukup baik, sehingga peneliti menyarankan penggunaan alat ukur ini dalam bidang klinis.
2007
T17829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini P. Daengsari
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia dalam kurun waktu 25 tahun terakhir ini didukung oleh kemajuan di bidang kesehatan, kedokteran dan teknologinya. Artinya peningkatan usia harapan hidup tersebut sejalan dengan kemajuan negara kita sehingga dapat diakui sebagai suatu prestasi yang membanggakan; namun di balik itu peningkatan tersebut membawa banyak konsekuensi yang hares diantisipasi agar tidak berdampak negatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tua seseorang semakin mundur berbagai aspek kehidupannya, dan kemunduran akan memunculkan berbagai masalah yang pada gilirannya akan menyebabkan ketidak bahagiaan. Oleh karena itu yang menjadi tantangan bagi negara kita adalah melakukan berbagai hal untuk mengupayakan kehidupan usia lanjut yang berkualitas_Upaya tersebut perlu melibatkan berbagai pihak, yaitu keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Upaya yang dilakukan akan efektif dan maksimal bila didukung oleh persepsi yang positif terhadap usia lanjut, bila persepsi terhadap usia lanjut positif, sikap dan perilaku terhadap usia lanjutpun akan positif, demikian pula sebaliknya. Melalui penelitian irti akan digali informasi dari berbagai kelompok subyek penelitian mengenai persepsi mereka terhadap usia lanjut. Adapun judul penelitian ini adalah `PERSEPSI TENTANG USIA LANJUT' (Studi Tiga Generasi). Hasil yang diperoleh menunjukkan pada umumnya persepsi ke tiga kelompok subyek penelitian (generasi Remaja, Dewasa, Usia lanjut) terhadap usia lanjut positif, tercermin dan penilaian, sikap, pandangan, hubungan dan perilaku generasi muda (anak dan cucu) terhadap usia lanjut; dan usia lanjutpun menunjukkan sikap dan perilaku yang positif yang mendukung kualitas hidupnya.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Amran Effendi
Abstrak :
Imagery dan film instruksional dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi atlet dalam cabang olahraga yang digelutinya. Bagi atlet Special Olympics yang terbatas inteligensinya pengaruh imagery dan film instruksional tidak signifikan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dalam proses pengambilan datanya dilakukan eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap atlet lari 100 meter Special Olympics Indonesia DKI Jakarta sebanyak 12 orang pada kelompok usia 20 hingga 29 tahun. Kelompok eksperimen dibagi menjadi 3 kelompok yakni; (1) kelompok imagery, (2) kelompok film instruksional dan (3) kelompok kontrol. Hasil olah statistik t-test kelompok kontrol (P = 0,957), kelompok film (P = 0,661) dan imagery (P = 0,192). Sedangkan olah statistik anova satu arah (P = 0,744). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa imagery dan film instruksional tidak memberikan pengaruh berarti terhadap prestasi lad 100 meter atlet Special Olympics Indonesia DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mintasih
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesadaran ibu hamil risiko tinggi terhadap tanda bahaya pada kehamilan dan faktor yang memengaruhi. Penelitian cross sectional ini melibatkan 107 ibu hamil risiko tinggi yang tersebar di Puskesmas di kota Depok, dipilih dengan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Birth Preparedness and Complication Readiness (BPCR) tools versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil risiko tinggi terhadap tanda bahaya pada kehamilan kurang (54.8%) dan faktor yang memengaruhi adalah jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan, kualitas pelayanan, keterpaparan informasi, paritas dan perencanaan kehamilan (p=0.001, p=0.000, p=0.000, p=0,025, dan p=0,011). Faktor yang paling berpengaruh adalah keterpaparan informasi (OR=11.565; 95% CI=2.419-55.293). Kesadaran ibu hamil risiko tinggi terhadap tanda bahaya pada kehamilan perlu di tingkatkan dengan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) sampai terjadi perubahan perilaku.
ABSTRACT
The aim of this study was to identification the influencing factors of the awareness of danger signs of obstetric complications among of high risk pregnant women. The cross sectional study involved 107 high risk pregnant women in Depok and using Birth Preparedness and Indonesian version of Complication Readiness (BPCR) tools. The findings showed that awareness of danger signs of obstetric complication among high risk pregnant women are less (54.8%) and antenatal care visits, quality of services, information exposure, parity, and planned pregnancy (p=0.001, p=0.000, p=0.000, p=0.025, and p=0.011) are the influencing factors and the dominant factor is information exposure (OR=11.565; 95% CI=2.419-55.293). The pregnant women need to be aware of danger signs of obstetric complication through providing proper information, education and communication.;The aim of this study was to identification the influencing factors of the awareness of danger signs of obstetric complications among of high risk pregnant women. The cross sectional study involved 107 high risk pregnant women in Depok and using Birth Preparedness and Indonesian version of Complication Readiness (BPCR) tools. The findings showed that awareness of danger signs of obstetric complication among high risk pregnant women are less (54.8%) and antenatal care visits, quality of services, information exposure, parity, and planned pregnancy (p=0.001, p=0.000, p=0.000, p=0.025, and p=0.011) are the influencing factors and the dominant factor is information exposure (OR=11.565; 95% CI=2.419-55.293). The pregnant women need to be aware of danger signs of obstetric complication through providing proper information, education and communication., The aim of this study was to identification the influencing factors of the awareness of danger signs of obstetric complications among of high risk pregnant women. The cross sectional study involved 107 high risk pregnant women in Depok and using Birth Preparedness and Indonesian version of Complication Readiness (BPCR) tools. The findings showed that awareness of danger signs of obstetric complication among high risk pregnant women are less (54.8%) and antenatal care visits, quality of services, information exposure, parity, and planned pregnancy (p=0.001, p=0.000, p=0.000, p=0.025, and p=0.011) are the influencing factors and the dominant factor is information exposure (OR=11.565; 95% CI=2.419-55.293). The pregnant women need to be aware of danger signs of obstetric complication through providing proper information, education and communication.]
2015
T43275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Said
Abstrak :
ABSTRAK
Dinamika industri saat ini mendorong organisasi untuk memiliki ketangkasan dalam menjawab tantangan yang ada. Pemimpin dalam organisasi berperan penting dalam menciptakan organisasi yang tangkas dan fleksibel. Ketangkasan belajar learning agility terutama result agility merupakan faktor penting yang harus dimiliki pemimpin. Result agility menggambarkan karakter pemimpin yang mampu memberikan hasil bagi organisasi pada situasi yang sulit, sehingga organisasi dapat bertahan dan mencapai competitive advantage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fleksibilitas kognitif terhadap result agility pimpinan unit bisnis organisasi XYZ. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara fleksibilitas kognitif dengan ketangkasan belajar. Result agility yang merupakan salah satu faktor ketangkasan belajar diduga mempunyai hubungan yang sama. Penelitian melibatkan 22 orang partisipan dengan posisi sebagai supervisor, kepala divisi, manajer dan direktur di unit bisnis PT. XYZ. Hasil analisis menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap result agility r=0,55; p< 0,01 . Program integrative coaching menjadi intervensi yang tepat untuk meningkatkan fleksibilitas kognitif para pimpinan yang sejalan dengan peningkatan result agility yang dimiliki.
ABSTRACT
Today rsquo s industrial dynamic promotes organization agility to encounter all the challenges. Leader in organization has the important role to create an agile and flexible organization. Result agility as one of the prime factor of learning agility which is critical factor that leader should have. It describe a leader who accomplish results for organization even in a difficult situation. The aim of this research is to seek the relationship between leader rsquo s cognitive flexibility and result agility in business unit PT. XYZ. Scholar found that cognitive flexibility has a positive significant relationship with learning agility. Result agility which is one of the learning agility factor is assumed has the same association with cognitive flexibility. This research is conduct with 22 participant who have a position as supervisor, head of division, manager and director in business unit PT. XYZ. The result which analyzed with Pearson correlation indicated that cognitive flexibility have a positive significant relationship with result agility r 0,55 p.
2017
T48568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armita Rahardini
Abstrak :
Penelitian kualitatif ini menjelaskan bagaimana komunitas lari kelas menengah berperan sebagai cultural intermediaries yang mempopulerkan olahraga lari sebagai gaya hidup berdasarkan analisis dimensi framing, expertise serta impact. Komunitas IndoRunners menjadi komunitas lari kelas menengah urban yang pertama kali melakukan framing yang meredefinisi olahraga lari dari sekedar olahraga mudah dan murah untuk menjaga kesehatan menjadi olahraga yang mempunyai nilai lebih yang relevan dengan karakter kelas menengah urban. Para pendiri komunitas lari memiliki keahlian (expertise) personal dan profesional yang berperan dalam kesuksesan mereka membentuk dan mengkomunikasikan framing, mereka juga mengakumulasi cultural capital yang menghasilkan legitimasi sebagai ahli di dunia lari rekreasi. Dampaknya (impact), olahraga lari sebagai gaya hidup mampu menampilkan karakter masyarakat urban modern yang menegaskan keanggotaan kelas menengah bahkan dijadikan identitas sosial oleh para penghobi lari sehingga keterikatan dengan olahraga lari menjadi semakin kuat. Komunitas lari kelas menengah urban ini berperan sebagai cultural intermediaries dalam konteks perkembangan media sosial karena praktek produksi dan konsumsi visual di media sosial sangat berperan dalam redefinisi olahraga lari sebagai gaya hidup. ......This qualitative research explains how middle-class running communities act as cultural intermediaries who popularize running as lifestyles based on the analysis of three dimensions: framing, expertise and impact. The IndoRunners has become the first urban middle class running community to do framing that redefines running from an easy and inexpensive sport to maintain health to a sport that has added values which is relevant to the character of the urban middle class. The founders of the community have the personal and professional expertise which play a role in their success in forming and communicating their framing. They also accumulate cultural capital that results in the legitimacy as an expert in the world of recreational running. The impact is, running as a lifestyle is able to display the character of modern urban society which confirms the middle class membership. It is even used as social identity by running enthusiasts so that their attachment to running becomes stronger. These urban middle class running communities act as cultural intermediaries in the context of the development of social media because the practice of visual production and consumption on social media plays a major role in the redefinition of running as a lifestyle.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Eka Widya Saraswati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan asam amino taurin dan korelasinya dengan aktivitas superoksida dismutase pada darah pasien osteoartritis lutut. Pada osteoartritis terjadi ketidakseimbangan antara prooksidan dengan antioksidan sehingga menimbulkan keadaan yang disebut stres oksidatif. Antioksidan enzimatik superoksida dismutase berperan dalam mencegah terjadinya stres oksidatif dengan cara memutus reaksi berantai radikal bebas sejak awal. Superoksida dismutase bekerja dengan cara mengkatalisis superoksida menjadi hidrogen peroksida. Pada osteoartritis diketahui terjadi peningkatan superoksida dan penurunan aktivitas superoksida dismutase. Asam amino taurin merupakan asam amino yang terdapat dalam jumlah tinggi di tubuh namun tidak ikut berperan serta dalam sintesis protein. Asam amino taurin banyak terdapat dalam bahan makanan sumber protein hewani terutama ikan, daging dan hasil laut. Asam amino taurin mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan kondroprotektif. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dengan melibatkan 56 subjek OA lutut yang direkrut melalui consecutive sampling. Asupan taurin diambil dengan metode FFQ semikuantitatif. Sampel aktivitas superoksida dismutase diambil dari darah dan diukur menggunakan RANSOD SD 125 dengan metode spektrofotometri. Uji statistik menggunakan uji korelasi dengan SPSS. Rerata usia adalah 50,75 6,17 tahun, sebanyak 89,3 berjenis kelamin perempuan. Median asupan asam amino taurin adalah 59,77 15,96-278,57 mg per hari. Median aktivitas superoksida dismutase adalah 274,97 152,48-360,97 unit/mL dan didapatkan sebanyak 64,3 subjek dengan aktivitas superoksida dismutase yang meningkat. Pada penelitian ini didapatkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah p = 0,034, r = 0,284 antara asupan asam amino taurin dengan aktivitas superoksida dismutase pada pasien osteoartritis lutut. Kesimpulan: asupan asam amino taurin mungkin mempunyai peranan dengan aktivitas superoksida dismutase pada pasien osteoartritis lutut.
The aim of this research was to observe the correlation between taurine amino acid intakes and superoxide dismutase activities on knee osteoarthritis patients. In osteoarthritis there is an imbalance state between pro oxidant and anti oxidant causing oxidative stress. The enzymatic anti oxidant superoxide dismutase plays an important role in stopping the occurrence of oxidative stress by cutting off the free radicals rsquo chain reaction from the beginning. Superoxide dismutase works by catalyzing superoxide into hydrogen peroxide. Osteoarthritis cases are known by the increase of superoxide and the decrease of superoxide dismutase activities. Taurine is an amino acid that is found abundant in human body that does not play a role in protein synthesis reaction. Taurine amino acid is found in several food sources including fish, meat, and seafood. Taurine amino acid has several characteristics including anti oxidant, anti inflammatory, and chondro protective. This study used cross sectional design with 56 knee osteoarthritis subjects recruited through consecutive sampling. Taurine intake was obtained by semiquantitative FFQ method. The superoxide dismutase activity sample was obtained from whole blood and measured using RANSOD SD 125 with spectrophotometric method. The statistical test used correlation test with SPSS. The mean age was 50.75 6.17 years old, with 89.3 of them were females. Median for taurine intakes was 59.77 15.96 ndash 278.57 mg per day. Median for the superoxide dismutase activities was 274.97 152.48 ndash 360.97 unit per ml, and 64.3 of the subjects with increasing superoxide dismutase activity. This research found a positive yet low significant correlation p 0,034, r 0,284 between taurine amino acid intakes and superoxide dismutase activity in patients with knee osteoarthritis. Conclusion The taurine amino acid intake may have a role with the superoxide dismutase activity in patients with knee osteoarthritis.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh work engagement dan resistensi perubahan (resistance to change) dengan komitmen afektif untuk perubahan (affective commitment to change) dan intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komitmen afektif untuk perubahan. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang bergerak di layanan kebandaraan dengan partisipan dikhususkan pada karyawan operasional yang melibatkan sebanyak 260 karyawan. Pengambilan data partisipan dilakukan melalui kuesioner daring dengan kuesioner yang terdiri atas komitmen afektif untuk perubahan, resistensi perubahan dan work engagement. hasil analisis data menunjukkan bahwa resistensi perubahan memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan komitmen afektif untuk perubahan. Work engagement juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen afektif terhadap perubahan. Dari hasil regresi didapatkan bahwa pada penelitian ini, pengaruh resistensi perubahan dengan komitmen afektif untuk perubahan lebih besar dibandingkan dengan pengaruh work engagement. Pada penelitian ini, intervensi pelatihan komunikasi perubahan telah dilakukan pada karyawan operasional (22 orang) dengan hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan perubahan organisasi secara signifikan melalui evaluasi level 2.
This study was aimed to determine the influence of work engagement and resistance to change on affective commitment to change and training intervention design to enhance affective commitment to change. The research was conducted at airport services company with participants of operational employees as 260 employees. The data was collected by online questionnaire with a questionnaire consisting of affective commitment to change, resistance to change and work engagement. The results showed resistance to change has a significant negative relationship with affective commitment to change. Work engagement also has a significant positive relationship with affective commitment to change. In this study, the result using regression show that resistance to change was better effect on affective commitment to change than work engagement. Following this study the intervention was done for operational employees (22 peoples) on change communication, and the results showed that change communication intervention increased knowledge of organizational change significantly through evaluation level 2.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musaddad Kamal
Abstrak :

Gangguan tidur merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien gagal jantung. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan sleep hygiene dan relaksasi Benson terhadap kualitas tidur pasien gagal jantung. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan pre dan post test. Tehnik pengambilan data menggunakan purposive sampling dan melibatkan 100 responden dengan New York Heart Association class II dan III. 50 responden pada kelompok intervensi dan 50 responden pada kelompok kontrol. Kombinasi Sleep hygiene dengan relaksasi Benson berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur, begitu pula relaksasi Benson berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur walaupun skor kualitas tidur masih buruk. Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara skor kualitas tidur setelah perlakuan pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p= 0,000, I±= 0,05).


Sleep disturbance is a common problem in heart failure patients. The aim of current study was to evaluate the effect of sleep hygiene and Benson relaxation on the sleep quality among heart failure patients. The design of this study used quasi-experiment with pre and post test. This study used a purposive sampling and involved 100 respondents with New York Heart Association class II and III. 50 respondents in the intervention group and 50 respondents in the control group. The combination of Sleep hygiene and Benson relaxation had a significant effect on sleep quality, as well as Benson relaxation had a significant effect on sleep quality even though sleep quality scores were still poor. In this study there were significant differences between sleep quality scores after treatment in the intervention group compared to the control group (p = 0,000, I± = 0.05).

2019
T52925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>