Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beby Sintia Dewi Banteng
Abstrak :
Fenomena yang berkembang di masyarakat Provinsi Gorontalo sekarang ini, menjadi alasan untuk meneliti tentang apa sebenarnya persepsi masyarakat terhadap program unggulan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo. Fenomena tersebut adalah adanya anggapan masyarakat terhadap belum maksimalnya program unggulan Provinsi Gorontalo menaikkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat, serta pada tingkat pelayanan. Fenomena lainnya secara positif memandang pembangunan Provinsi Gorontalo lewat Program Unggulan membawa dampak baik dan peningkatan kesejahteraan serta pelayanan. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat apa persepsi masyarakat terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo yang terdiri dari program peningkatan sumber daya manusia (SDM), agropolitan dan etalase perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan pengumpulan data lewat cara : kuisioner pada masyarakat dan wawancara berpedoman atau focus discusion kepada Pemerintah Daerah, DPRD dan LSM. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata tidak terdapat perbedaan persepsi dan pengetahuan terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo pada masyarakat perkotaan dan perdesaan. Secara umum persepsi masyarakat terhadap program unggulan ini sangat bagus, karena 107 responden dari 201 responden atau 53,2% menyatakan dengan adanya program unggulan ini etos kerja masyarakat Provinsi Gorontalo meningkat dan 53 responden atau 26,4 % menyatakan etos kerja masyarakat jadi lebih baik. Namun di sisi lain pemahaman masyarakat terhadap konsep program unggulan masih sangat dangkal. Jika program ini akan terus dilakukan, maka sosialisasi program harus lebih mendalam pada tingkat konsep dan pencapaian ukuran/standar keberhasilan dan target program jangka pendek, menengah dan jangka panjang perlu disesuaikan antara masyarakat dan pemerintah, agar bisa mengakomodir kepentingan semua pihak, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Daftar Pustaka : 35 (1978-2003) ......There were growing perception in some part of Gorontalo communities that current leading programs of Gorontalo government did not live up to its expectation. The communities perceived that the prosperity and income of the people of Gorontalo were still in the lower side. In contrast, some other communities thought that these programs gave benefit and increase the service and wealthy. The aim of this study is to clear up that conflicting perception on those leading programs, which were developing human resource, agropolitan and fishery. The study used qualitative and quantitative methods. Data collected using questioner to the communities, government officials, staffs of non-government organization and the local legislative representatives. The study found that in our samples, there was no different perception and understanding to the Government program between urban and rural communities. Most of the people perceived that the program was in excellent shape. Half of them stated that the program could increase the mood of the people. One fourth of them said that community spirit became better. However, while the people understood on the program as the Gorontalo brand, the substances underlying the concept were not understood. The study recommends that to sustain the program, socialization of concept must be carried out. People should understand the concepts. Standard achievement should be clearly spelled for the short term, the middle term and the long-term period. Bibliography: 35 (1978-2003)
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sugiantoro
Abstrak :
Sampoerna adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Sampoerna telah memproduksi rokok kretek dengan kadar rendah tar dan nikotin yang pertama di Indonesia, yaitu Sampoerna A-Mild. Selain menjadi pendobrak, iklan-iklan yang disampaikan oleh Sampoerna pun memiliki ciri khas tersendiri, dan berbeda dengan iklan-iklan rokok lainnya. Ide-ide kreatif yang disampaikannya selalu baru dan fresh dengan permainan kata-kata yang funky dan nge-slank, iklannya yang musikal, serta menampilkan gambar-gambar kartun yang lucu dan menarik, tanpa meninggalkan simbolnya, yaitu huruf "A" yang merupakan icon dari iklannya juga warna kemasannya yang khas dengan garis-garis merah. "Bukan basa basi" adalah jargon andalan dari rokok A-Mild yang tetap dipakai sejak awal dilemparkannya produk tersebut ke pasar hingga sekarang. Meskipun pesan-pesan yang disampaikan oleh A-Mild secara simbolik, namun konsumen tidak mendapatkan kesulitan dalam mempersepsikan iklannya dan mendapatkan hasil yang positif. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat komparatif dengan menggunakan riset eksperimental dengan desain dua grup, yaitu pretest-posttest design. Data diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Anggota sampel yang terdiri dari 60 orang terpilih dikelompokkan menjadi grup pengontrol (control group) dan grup eksperimen (experimental group) secara objektif dan random sehingga jumlah tiap grup sama. Penulis akan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing responden untuk menguji ketertarikan konsumen akan iklan dan produk A-Mild. Kemudian sesudah itu (3 hari kemudian), dilakukan penelitian kembali dengan memberikan kuesioner setelah diberikan "terpaan" iklan A-Mild yang berjudul "Bukan basa basi" kepada kelompok eksperimen. Pertanyaan-pertanyaan yang disebarkan tersebut akan diolah dengan menggunakan f-test untuk menguji komparatif dua sampel yang saling berhubungan, serta mencantumkan pertanyaan-pertanyaan tentang karakteristik responden, yang terdiri dari Usia. Pekerjaan, dan Pendidikan terakhir. Pengukuran variabel-variabel dan dimensi-dimensinya yang merupakan dasar pertanyaan pada kuesioner menggunakan skala Likert dengan mencantumkan rentang nilai 7 (tujuh). Hasil Penelitian diperoleh bahwa responden yang diterpa iklan "Sampoerna A-Mild Bukan Basa Basi" ternyata memberikan respon positif terhadap image produk tersebut. Mereka kebanyakan memberikan pernyataan bahwa Sampoerna A-Mild adalah merupakan rokok kretek yang mempunyai kadar tar dan nikotin yang rendah. Sehingga dapat dinyatakan bahwa iklan Sampoerna A-Mild versi Bukan Basa Basi itu sudah ada dalam benak audience walaupun audience yang menyaksikan tayangan iklan tersebut hanya mendengarkan musiknya atau hanya melihat sekilas saja. Dengan kata lain bahwa lklan Sampoerna A-Mild versi Bukan Basa Basi telah dapat menciptakan positioning terhadap audience (potential consumer) yang hendak dituju.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Winarti
Abstrak :
Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas pokoknya didanai dari Anggaran Belanja Pembangunan Daerah, yang tertuang dalam proses perencanaan dan penyusunan anggaran Dinas Pertamanan dan dikoordinasikan oleh Subbagian Keuangan. Proses penyusunan tersebut dimulai dengan kegiatan perencanaan dengan mengacu pada Propeda dan Renstrada kemudian diterjemahkan dalam rencana operasional tahunan berupa penyusunan proposal / usulan kegiatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penyusunan anggaran Dinas Pertamanan diteliti melalui pendekatan analisis deskriptif, menggunakan model koesioner terhadap 62 responden, di mana penentuan sampel dengan cara purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan SPSS, deskripsi karakteristik individual dari responden dikelompokkan dalam golongan kepangkatan, tingkat pendidikan, usia dan masa kerja. Deskripsi statistik variabel penelitian meliputi variabel bebas kelengkapan data dan informasi, kualitas sumberdaya manusia, kebijakan rencana yang menyeluruh, mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran serta variabel terikat kegiatan penyusunan anggaran. Hasil analisis regresi linier untuk variabel kelengkapan data dan informasi secara parsial mempunyai korelasi dan pengaruh terhadap variabel terikatnya dengan nilai koefisien korelasi r = 0,342 dan nilai koefisien determinasi R2 = 0,117. Dalam evaluasi koefisien regresi menunjukkan nilai signifikansi t = 0,007, artinya variabel bebas mempunyai hubungan yang signifikan dengan kegiatan penyusunan anggaran (H1 diterima). Variabel kualitas sumber daya manusia secara parsial mempunyai korelasi dan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan nilai koefisien korelasi r = 0,614 dan nilai koefisien determinasi R2 = 0,198. Evaluasi koefisien regresi menunjukkan nilai siginifikansi t = 0,000 , artinya variabel bebas ini mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel terikatnya (H1 diterima). Variabel kebijakan rencana yang menyeluruh secara parsial mempunyai korelasi dan pengaruh terhadap variabel terikat dengan nilai koefisien korelasi r = 0,357 dan nilai koefisien determinasi R2 = 0,128. Dalam evaluasi koefisien regresi menunjukkan nilai signifikansi t = 0,004 , artinya variabel bebas ini mempunyai hubungan yang signifikan dengan kegiatan penyusunan anggaran (H1 diterima). Variabel mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran secara parsial mempunyai korelasi dan pengaruh terhadap variabel terikat dengan nilai koefisien korelasi r = 0,257 dan nilai koefisien determinasi R2 = 0,066. Dalam evaluasi koefisien regresi menunjukkan nilai siginifikansi t = 0,044, artinya variabel bebas ini mempunyai hubungan yang signifikan dengan kegiatan penyusunan anggaran (H1 diterima). Faktor - faktor yang mempengaruhi kegiatan penyusunan anggaran Dinas Pertamanan telah diketahui, sehingga dapat direkomendasikan agar (1) kelengkapan data dan informasi perlu selalu dimutakhirkan dan dibuat sistem informasi terpadu di Dinas Pertamanan, (2) kualitas sumber daya manusia perlu harus ditingkatkan, (3) kebijakan rencana yang menyeluruh di Dinas Pertamanan perlu diformalkan melalui keputusan Kepala Dinas dan (4) perlu disusun dan dibakukan mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran di Dinas Pertamanan sebagai buku panduan yang baku.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadhi Arif Rachman
Abstrak :
Peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia merupakan tantangan yang tidak akan habis-habisnya. Salah satu kunci suksesnya transfformasi menuju masyarakat yang adil dan makmur sangat ditentukan oleh proses pendidikan dan kualitas pendidikan. Saat ini terjadi transisi masyarakat industri ke masyarakat informasi di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini ditandai dengan terjadinya konvergensi yaitu integrasi mass media ,komputer dan telekomunikasi ke dalam satu teknologi dan institusi. Dengan adanya Internet maka telah tercipta jaringan komputer keseluruh dunia untuk komunikasi elektronik. Dengan munculnya internet akan berdampak pada bagaimana orang berkerja dan mengambil keputusan. Pertukaran informasi menjadi sangat cepat dari suatu daerah ke daerah yang lain yang jauh. Maka dapat disebutkan bahwa abad yang baru ini disebut dengan abad Informasi. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan pada tingkat SMU masih rendah namun yang sangat menarik adalah sebagian besar pengguna Internet di Indonesia berasal dari kalangan remaja. Peneliti ingin mencari faktor-faktor apa saja yang membentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar. Sebelumnya telah diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah atensi, faktor struktural dan faktor fungsional, dengan mempergunakan faktor analysis faktor-faktor tersebut akan direduksi menjadi faktor-faktor yang lebih kecil. Penelitian mengambil setting Sekolah Menengah Umum yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebanyak tiga puluh satu SMU dipilih menjadi tempat penelitian dengan jumlah responder seratus lima puluh orang siswa. Setelah dilakukan analisis dengan mempergunakan faktor analysis, dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada satu faktor yang membentuk persepsi siswa SMU untuk mempergunakan Internet untuk belajar yaitu faktor pembentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar dimana terdapat variabel I)persepsi terhadap stimuli kemudian 2) variabel sosiopsikologis 3)Pengaruh kebutuhan, 4) Suasana emosional, 5) Kesiapan mental, 6) Latar belakang budaya, 7)Konteks menentukan makna, 8) Prinsip kesamaan (principles of similarity).
Several Factor that form High School Student Perception to use Internet for Learning Purposes in DKI JakartaAn effort to elevate the quality of education in Indonesia is a never-ending challenge. Two of the success keys in the transformations to a prosperous and just society are determent by educational process and the quality of education. Today the transformation from industrial society to information society is pushed by the rapid development in technology. This transformation is marked by the convergences, which is the integration of mass media, computer and telecommunication into one technology and institution basis. Today with Internet there is a computer network to all over the world for electronic communication purposes. Internet will give an impact to how people work and make a decision. Information exchange will be a lot faster from place to place even in the far distance. We called today is the information age. In Indonesia the use of Internet for academic and learning purposes in high school is still very low, but interestingly is the most of Internet user in Indonesia come from teenagers age groups. The researcher wants to find what is the factors that form student's perception to use Internet for learning purposes. Before the research takes place the researcher already identified several factors that influences perception, which are attention, structural factor and functional factor. By using factor analysis those factors are going to be reduced into smaller groups factor. The research took place in the province of DKI Jakarta. Thirty-one high schools are randomly selected for the research with total of hundred and fifty student's respondents. After the analysis conducted (using factor analysis). The output from this research was the reduction of many factors into one factors that influences student's perceptions for using Internet for learning purposes. The factor is factor that form student perception to use Internet for learning purposes, which contains several variables, the first variable 1) perception towards stimulation. The second variable is 2) sociopsychologis. The third variable is 3) Needs influences, the forth variable is 4) State of Emotional, The fifth variable is 5) Mental readiness, the sixth variable is 6) Cultural background. The seventh variable is 7) Frame of References. The eighth variable is principles of similarity.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sami`an El Faizi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan persepsi arsiparis terhadap profesi kearsipan berdasarkan pengalaman diklat dan pengalaman kerjanya di bidang kearsipan. Di samping itu penelitian juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan tugas atau kinerja arsiparis dan kendala serta permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan profesinya. Penelitian survei ini dilakukan dengan melibatkan sampel yang dipilih secara acak sejumlah n=217 responden. Populasi penelitian N=514 orang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam jabatan arsiparis yang terbesar di berbagai instansi pemerintah pusat (departemen) di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner atau angket. Uji hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara persepsi dan kinerja arsiparis berdasarkan pengalaman kerja dan pengalaman pendidikan dilakukan menggunakan analisis "Kai Kuadrat" (Chi Square Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden menyatakan sikap positif terhadap jabatan fungsional arsiparis. Di sisi lain sebagian besar responden arsiparis berpersepsi positif terhadap kegiatan kearsipan yang mencakup pengolahan dan pelayanan kearsipan, menilai dan menyeleksi arsip, memasyarakatkan kearsipan dan pengembangan profesi kearsipan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal persepsi arsiparis terhadap profesi kearsipan baik antara mereka yang kursus dan tidak kursus kearsipan minimal 3 bulan, maupun antara mereka yang bekerja dan tidak bekerja di bidang kearsipan. Dalam hal pelaksanaan tugas atau kinerja arsiparis, sebagian arsiparis memperlihatkan kinerja di atas standar minimal, artinya kinerja mereka cukup baik, walaupun ada sebagian arsiparis yang menunjukkan kinerja kurang baik yaitu berada di bawah standar minimal. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kinerja arsiparis antara mereka yang pernah kursus dan tidak pernah kursus kearsipan minimal 3 bulan, kecuali dalam kegiatan pelayanan kearsipan. Namun ada perbedaan kinerja arsiparis antara mereka yang sekarang bekerja dan tidak bekerja di bidang kearsipan kecuali kegiatan pemasyarakatan kearsipan. Kendala dan permasalahan yang dihadapi arsiparis dalam menjaiankan tugasnya, antara lain, adalah terbatasnya sarana dan peralatan kerja, kurangnya apresiasi/dukungan pimpinan, dan kurangnya kemampuan dan keterampilan yang memadai untuk menjalankan tugas. Secara umum dapat disimpulkan bahwa keberadaan jabatan fungsional arsiparis dan profesi kearsipan memperoleh tanggapan positif dan memiliki harapan cukup baik untuk masa mendatang. Namun diakui, bahwa tugas-tugas dan kegiatan kearsipan yang tercantum dalam SK MENPAN Nomor: 36 7 ahun 1990 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh arsiparis, sehingga kinerja mereka belum maksimal sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja arisparis.
Archivists' Perception toward Archival Profession: A Survey Study on the Govermental Institutions (Ministries) in JakartaThis study is intended to illustrate the perception of archivists toward their profession based on their working experience and educational background as related to their performance in handling archival activities. Constraints in carrying out their assignments in archival activities are also identified. The sample of this study was n = 217 respondents randomly drawn from 514 archivists working in 15 public institutions in Jakarta. A set of questionnaire, used as the data collection instrument, was distributed directly to respondents in their working place. Descriptive statistical analysis was carried out in order to describe the perception of archivists toward their profession based on their working experience and educational background. While the Chi Square Test was conducted to test the hypothesis on the relationship between perception toward profession and performance of archivists. Results of this study indicated that in general, archivists have positive perception toward their profession. There is no significant difference of archivists perception based on their educational background and their "real" assignment - whether or not they are handling archival activities. The results of this study also illustrate the general performance of archivists based on the performance criteria of SK MENPAN No. 36/199d. The general picture showed that most archivists are performing around 1-3 times of minimal criteria, and some of them are performing under the minimal criteria. Furthermore, in general, there is no significant difference of archivists performance based on their educational background. However, there is significant difference of archivists performance based on their "real" assignment, except in terms of socializing/promoting archive to public audience. According to the archivists involved in this study, there are many constraints they are facing in carrying out their archival assignment, among others the lack of proper equipments, lack of appreciations and supports from managers toward their achievement, and insufficient knowledge and technical skills on the part of the archivists themselves. In a general, the study concludes that archivists have positive perceptions toward their profession. They are seeing their profession as having a good future. However, there are still rooms for improvement, especially in maximizing their performance in archival activities, which at the end will improve the overall picture of archivists and archive.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi S. Kahar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan karyawan dan masyarakat tentang kebijakan perubahan organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pandangan antara karyawan dan masyarakat terkait dengan perubahan tersebut serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat bagi organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Untuk menganalisis permasalahan tersebut metodologi yang digunakan adalah dengan teknik deskriptif dan uji statistik. Metode deskriptif dilakukan dengan Cara mendeskripsikan item-item pernyataan dalam kuesioner berdasarkan tanggapan responden. Sedangkan untuk uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t, yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pandangan karyawan tentang kebijakan perubahan organisasi. Sampel penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 43 orang karyawan dan 43 orang masyarakat yang diambil dengan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa secara umum perubahan organisasi dari direktorat MPS menjadi BP Migas menghasilkan tanggapan yang cukup baik, terutama menyangkut adanya inovasi, efektivitas dan ef isiensi, produktivitas, daya tanggap terhadap situasi eksternal, kreativitas karyawan, penerapan strategi, perbaikan proses bisnis, pengembangan sistem organisasi dan tingkat pelayanan. Namun, mengenai masalah margin keuntungan, antisipasi terhadap situasi bisnis yang tidak pasti dan kerjasama antarkaryawan dinilai belum berjalan secara optimal. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara karyawan dengan masyarakat mengenai perubahan kebijakan di Direktorat MPS Pertamina. Sementara itu mengenai strategi perngembangan yang dilakukan oleh Direktorat MPS Pertamina adalah dengan proses konsultasi pembentukan tim kerja yang solid. Terkait dengan hasil penelitian tersebut sebaiknya BP Migas mulai menyusun perencanaan organisasi dengan perencanaan yang matang dan menipertimbangkan aspek kemampuan pegawai, mendesain proses bisnis dengan mempertimbangkan aspek eksternal yang mengacu kepada kompetensi intinya di bidang perminyakan, mcminta bantuan konsultan agar pelaksanaan proses konsultasi lebih terarah dan perlunya dibentuk tim kerja yang didasari kebutuhan di organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana teks di dalam suatu media baik itu berupa iklan, berita ataupun bentuk-bentuk lain, menggunakan mitos-mitos tertentu untuk mengarahkan pemaknaan khalayak. Mereka memanfaatkan segmentasi khalayak untuk menentukan preferred reading pada teks. Tetapi terkadang orang-orang yang berada di dalam segmen yang dianggap sama melakukan pemaknaan yang berbeda pada suatu teks. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat preferred reading yang dilakukan oleh Majalah Tempo pada laporan utama dan prefered reading yang dilakukan produser teks iklan di majalah Tempo. Selanjutnya peneliti akan menganalisis keberagaman resepsi khalayak terhadap teks sekaligus juga berusaha membongkar mengapa mereka melakukan pemaknaan yang berbeda. Peneliti menggunakan analisis teks dari Roland Barthes untuk melihat "preferred reading" pada Iklan, sedangkan pada laporan utama pendekatan analisis teks Teun A. van Dijk yang digunakan. Selanjutnya peneliti melakukan perbandingan antara "preferred reading dari teks dengan resepsi responden terhadap teks tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa selain kesamaan, terdapat pula perbedaan antara preferred reading dengan resepsi responden. Tetapi yang perlu dicatat perbedaan pemaknaan responden tidak selalu menentang preferred reading (counter identifikasi) tetapi terdapat pula pemaknaan yang muncul karena responden memandang teks dengan prespektif yang berbeda (dis-identifikasi) meskipun mereka masih berada di dalam ideologi dominan yang bekerja di dalam teks. Keberagaman Cara pemaknaan ini peneliti analisis dari berbagai Cara pandang yaitu; individu, discourse-in-practice, dan discourse/discouses. Analisis tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pemaknaan tersebut bukan semata-mata karena kharakteristik individu yang berbeda tetapi sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Foucault relasi kuasa yang ada di dalam discourse yang melingkupi masing-masing khalayak turut berperan terhadap resepsi pembaca. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberi informasi terhadap pengiklan dan produser teks mengenai resepsi khalayak yang bisa memberi masukan mengenai strategi kreatif, segmentasi produk, dan juga strategi kreatif yang sudah dilakukan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamhur Agus SAS
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia, ditinjau dari Lulusan dan Pengguna Lulusan. Di samping itu, dalam penelitian ini juga ingin diketahui : ( 1 ) Perbedaan persepsi antara Lulusan dan Pengguna lulusan mengenai relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia. ( 2 ) Hubungan antara kepuasan kerja Lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum (3) Hubungan antara kuantitas pengalaman kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum.

Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Jawa Barat, di Perusahaan yang telah mengirimkan karyawannya pada Pelatihan Kader Produktivitas, pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan (Maret 1998 sampai dengan Mei 1998 ). Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan besar sampel untuk Lulusan 108 orang dan Pengguna Lulusan 55 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner, baik untuk lulusan maupun pengguna lulusan. Jumlah butir instrumen untuk lulusan 28 butir tentang materi kurikulum, 12 butir tentang kepuasan kerja dan 2 butir untuk kuantitas pengalaman kerja. Untuk pengguna lulusan, jumlah butir instrumen hanya menyangkut materi kurikulum. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis Deskriptif, Anova satu jalan, dan Regresi sederhana pada taraf signifkansi 0.05.

Hasil penelitian sebagai berikut : Pertama, menurut persepsi Lulusan dan Pengguna Lulusan kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap Tugas Penyelia. Kedua, terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas terhadap Tugas Penyelia. Ketiga, tidak terdapat hubungan antara kuantitas pengalaman kerja lulusan dengan persepsinya mengenai relevansi kurikulum.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan kurikulum Pelatihan Kader Produktivitas di Indonesia.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ike Gunawiarsih
Abstrak :
Fungsi pelayanan rumah sakit bertujuan untuk memproduksi pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Pelayanan keperawatan sebagai sub sistem dari pelayanan rumah sakit harus melaksanakan pelayanan selama 24 jam sehinga harus dilakukan pengaturan staffing perawat melalui rotasi kerja secara bergiliran selama 24 jam kerja yang terdiri dari 3 shift kerja yaitu shift pagi, sore dan malam. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal perawat yang berhubungan dengan persepsi perawat tentang shift kerja malam. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara faktor-faktor internal dan eksternal perawat yang berhubungan dengan persepsi perawat tentang shift shit kerja malam. Penelitian ini menggunakan teknik regresi logistik sederhana dan dari hasil analisis bivariat, 17 faktor yang diduga secara teoritis dan empiris berhubungan dengan persepsi perawat tentang shiftl kerja malam didapat 10 faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik, dengan nilai p S 0,05 sedangkan 7 faktor lainnya tidak terbukti mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik. Disarankan agar menggunakan informasi hasil penelitian ini untuk kebijakan manajemen sumber daya manusia khususnya kebijakan dan pengaturan Staffing dan rotasi perawat.
The Factor which are Related with Nurse Perception about Night Shift Work at Prof DR Sulianti Saroso Hospital, North JakartaThe function of hospital services in order to produce good quality services to the public. Nursing service as a subsystem of hospital service have to perform services during 24 hour, so it needs a regulation of nurse staffing by shifting on job rotation during 24 hour ( work time) which are divided into three shifts, there are morning ,evening, and night shifts. The purpose of this study was to looking for a relation between the internal and external factors of nurse which are related with nurse perception about night shift work. This study was used a simple logistic regretion technique and from a bivariat analysis result, 17 factors which are suppose theoritical and empirical related to the nurse perception about night shift work, there was found 10 factors which are significant related statistically with p 0.05 and other 7 factors are not proved have a significant relation statistically. Suggested that to use this information, the result of this study, for the human resources management policy, especially staffing regulation and nursing rotation policy.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>