Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sakina Makatita
Abstrak :
Tesis ini membahas hubungan pola asuh dan pendidikan ibu dengan stunting pada batita usia 12 – 36 bulan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Indonesia, Tahun 2019. Stunting merupakan suatu keadaan dimana anak dibawah lima tahun mengalami gagal tumbuh yang di akibatkan karena kekurangan asupan gizi kronis yang disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umur anak tersebut atau bisa dikatakan anak terlalu pendek jika dibandingkan dengan usianya. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi stunting turun  menjadi 30,8% dari yang sebelumnya adalah 37,2% (2013). Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional dari menganalisis 500 batita berusia 12 – 36 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi stunting pada batita dengan pola asuh ibu buruk dan pendidikan ibu rendah sebesar 2,65 lebih tinggi dibandingkan proporsi stunting pada batita dengan pola asuh ibu baik dan pendidikan ibu tinggi yaitu 1(referensi). Analisis multivariat dengan uji cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara pola asuh dan pendidikan ibu dengan stunting memiliki PR= 2,36 (95% CI : 1,46-4,81) p-value 0,005 , artinya peluang kejadian stunting pada batita dengan pola asuh ibu buruk dan pendidikan rendah sebesar 2,36 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan batita yang memiliki pola asuh ibu baik dan pendidikan ibu tinggi setelah dikontrol pendapatan keluarga dan usia ibu saat hamil.
This thesis discusses the relationship between parenting and maternal education with stunting in toddlers aged 12 - 36 months in Tamansari District, Bogor Regency in 2019. Stunting is a condition in which children under five years of age experience failure to thrive due to chronic nutritional deficiency caused by long-term malnutrition so that the child's height does not match the child's age or it can be said that the child is too short when compared to his age. The results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) showed the prevalence of stunting fell to 30.8% from 37.2% (2013). This research method is quantitative with a cross-sectional design of analyzing 500 toddlers aged 12 - 36 months. The results of this study showed that the proportion of stunting among toddlers with poor parenting and low maternal education was 2.65, higher than the proportion of stunting among toddlers with good parenting and high maternal education, namely 1 (Reference). Multivariate analysis with the cox regression test showed that a significant relationship between parenting and maternal education with stunting had a PR = 2.36 (95% CI: 1.46-4.81) p-value 0.005, meaning that the chance of stunting in toddlers with a pattern poor parenting and low education were 2.36 times higher than toddlers who had good parenting and high maternal education after controlling for family income and maternal age at pregnancy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qori`ila Saidah
Abstrak :
Kondisi klinis dan perawatan di ruang rawat intensif pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempengaruhi status banguntidurnya dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh perawatan metode kanguru terhadap kecemasan ibu dan status bangun-tidur BBLR. Rancangan penelitian one group pretest posttest design dengan sampel 16 ibu dan BBLR di sebuah rumah sakit Surabaya secara consecutive sampling. Kecemasan ibu diukur dengan PSS: NICU dan status bangun tidur dengan modifikasi skala Brazelton oleh Priya. Hasil analisis uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan uji Friedman menunjukkan ada perbedaan bermakna (p= 0,000; α= 0,05). PMK mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan kecemasan ibu dan status bangun-tidur BBLR. Tenaga kesehatan disarankan mengembangkan PMK untuk peningkatan status kesehatan ibu, juga tumbuh kembang bayi yang optimal. ......Clinical condition and treatment at Low Birth Weight Infants (LBW) in the intensive care unit affects sleep-wake status and causes anxiety for the mother. The aims of this study is to identify the influence of methods of kangaroo care on maternal anxiety and sleep-wake status of LBW. The design of this study was one group pretest posttest design with sample of 16 mothers and low birth weight in a hospital in Surabaya by consecutive sampling. Maternal anxiety was measured with the PSS: NICU and sleep-wake status with Brazelton scale modified by Priya. The result of statistical analysis test using Wilcoxon Sign Rank Test and Friedman test showed there are significant difference (p= 0.000; α= 0.05). KMC has a significant influence on changes in maternal anxiety and sleep-wake status of LBW. Health care provider are recommended to develop KMC for improvement of maternal health status, as well as the optimal infant growth and development.
Surabaya: STIKES Hang Tuah Surabaya. Jurusan Keperawatan ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Nurhidayati
Abstrak :
Pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakt sangat penting atau urgen bagi pembentukan moral remaja, mengingat maraknya dekadensi moral saat ini. Masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari pemerintah, keluarga dan masrakat. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan generasi mendatang
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arifaturrahmi
Abstrak :
Terjadinya penurunan partisipasi kerja perempuan pada kelompok umur 25-34 tahun terutama di kawasan perkotaan dikarenakan ibu cenderung keluar dari pekerjaan ketika menikah dan memiliki anak. Sedangkan keberadaan anak yang masih kecil membatasi ibu untuk masuk ke pasar kerja, oleh karena itu bantuan pengasuhan dalam bentuk penambahan fasilitas pengasuhan publik dapat meningkatkan partisipasi kerja ibu terutama di sektor informal (Halim et al., 2021). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh akses fasilitas prasekolah penuh waktu (TPA) dan pendaftaran prasekolah terhadap partisipasi kerja ibu. Penelitian ini menggunakan data administrative prasekolah dan Susenas Maret 2021 dengan menggunakan metode regresi logistik multinomial multilevel dengan unit analisis perempuan menikah berusia 15 tahun ke atas yang memiliki anak terakhir usia 0-6 tahun yang tinggal bersama pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses fasilitas Pendidikan prasekolah berpengaruh positif terhadap partisipasi kerja informal ibu dibandingkan ibu tidak bekerja. Namun disisi lain pendaftaran anak di prasekolah meningkatkan kecenderungan ibu tidak bekerja, dan meskipun bekerja lebih ke sektor formal. Sedangkan pendaftaran anak di penitipan meningkatkan kecenderungan ibu bekerja terutama sektor formal karena jam layanan yang lebih panjang sehingga meningkatkan peluang ibu bekerja formal. ......There is a decrease in women's work participation in the age group of 25-34 years, especially in urban areas because mothers tend to leave work when they marry and have children. Whereas the presence of young children limits mothers from entering the labor market, therefore care assistance in the form of additional public care facilities can increase mothers' work participation, especially in the informal sector (Halim et al., 2021). This study aims to see the effect of access to full-time preschool facilities (TPA) and preschool enrollment on mothers' work participation. This study used preschool administrative data and the March 2021 Susenas using the multinomial multilevel logistic regression method with a unit of analysis for married women aged 15 years and over who have the last children aged 0-6 years who live with their partners. The results showed that access to preschool education facilities had a positive effect on mothers' informal work participation compared to mothers who did not work. But on the other hand enrolling children in preschool increases the tendency for mothers not to work, and even though they work more in the formal sector. Meanwhile, enrolling children in daycare increases the tendency for mothers to work, especially in the formal sector because the service hours are longer, thereby increasing the chances for mothers to work formally.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joana Pingkan Adventia
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada 225 ibu di Jabodetabek yang memiliki anak usia 3-5 tahun dan pernah bersekolah. Tingkat pendidikan ibu akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tingkat pendidikan tinggi (S1-S3) dan tingkat pendidikan rendah (SD-diploma). Selain itu, hubungan antara sikap peran gender dan keinginan mainan dengan stereotip gender mainan ibu juga akan terlihat. Skala NGRA (Normative Gender Role Attitude) akan digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu. Alat ukur keinginan mainan digunakan untuk melihat penilaian ibu terhadap mainan anak dan mainan stereotip gender digunakan untuk melihat stereotip gender pada mainan yang diterapkan ibu. Ada perbedaan yang signifikan sikap peran gender pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan nilai t (117,26) = 4,24, p = 0,000. Sikap peran gender ditemukan terkait dengan keinginan mainan cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) dan keinginan netral mainan (r = -0.173, p <0.01). Mainan stereotip gender menunjukkan korelasi yang signifikan dengan sikap peran gender, dengan nilai korelasi (r = 0,361, p <0,001) untuk mainan stereotip maskulin, (r = 0,361, p <0,001), (r = -0,268, p <0,001 ) untuk mainan stereotip feminin, dan (r = 0.194, p <0.001) untuk mainan netral. ...... This research is a quantitative study conducted to see the differences in gender role attitudes among 225 mothers in Jabodetabek who have children aged 3-5 years and have attended school. The mother's education level will be divided into two groups, namely high education level (S1-S3) and low education level (SD-diploma). In addition, the relationship between gender role attitudes and desire to play with gender stereotypes of mother toys will also be seen. The NGRA (Normative Gender Role Attitude) scale will be used to measure the mother's gender role attitudes. The toy desire measurement tool is used to see the mother's assessment of children's toys and gender stereotyped toys are used to see gender stereotypes in toys that are applied by mothers. There is a significant difference in gender role attitudes among mothers with a low level of education compared to mothers with a high level of education with a value of t (117.26) = 4.24, p = 0.000. Gender role attitudes were found to be associated with desire for cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) and desire for neutral toys (r = -0.173, p <0.01). Gender stereotype toys showed a significant correlation with gender role attitudes, with correlation values ​​(r = 0.361, p <0.001) for stereotypical masculine toys, (r = 0.361, p <0.001), (r = -0.268, p <0.001) for feminine stereotypical toys, and (r = 0.194, p <0.001) for neutral toys.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Zahra Laxmitha
Abstrak :
Dewasa ini kekerasan terhadap perempuan  baik itu secara verbal maupun non-verbal semakin marak dikarenakan adanya diskriminasi dan stereotype yang disematkan lingkungan kepada perempuan. Banyak karya sastra termasuk novel Jawa mengonfigurasikan isu-isu ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender. Novel kumpulan roman dari Suparto Brata berjudul Ser! Randha Cocak menggambarkan tentang perjuangan kehidupan perempuan di tengah ranah publik dan stigma janda. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi tindakan tokoh perempuan dalam menghadapi lingkungan yang mendiskriminasi mereka? Tujuan penelitian ini adalah menguraikan strategi perempuan Jawa dalam menyelesaikan masalah diskriminasi dan stigma digambarkan oleh Suparto Brata melalui ketiga tokoh perempuan utama dalam Novel Ser! Randha Cocak. Landasan konseptual yang digunakan adalah konsep hidup nrima dan prinsip rukun hormat Jawa, dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Showing dan Telling. Kesimpulan penelitian menunjukkan keberhasilan ketiga tokoh perempuan utama dalam memperjuangkan kesetaraan gender, yakni berhasil mengubah habitus lingkungan tentang ekpektasi-ekspresi terhadap perempuan dengan tindakannya. Perjuangan ketiga tokoh perempuan tersebut melahirkan keterbukaan atau pelepasan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan sehingga perempuan mendapatkan peran serta kedudukan yang sama dengan laki-laki, dalam rangka memajukan kehidupan diri serta berperan dalam masyarakat. ......In recent years, The number of Abuse of Women is reaching a new high caused by discrimination and negative stereotyping toward women. There are numerous literature, Javanese novels included, configured issues of injustice and gender-based abuse. An Anthology by Suparto Brata titled "Ser! Randha Cocak" tells a story of struggles and stigmatization of being a widow in the public eye. The main problem formulation of this study is "how the female protagonist strategized her action againts hostile environments she lived in?". Conceptual foundation of this study is the concept of "acceptance" and "Javanese harmony", with feminist literature critical approach. this study utilized  Qualitative Descriptive analytical method. Data for this research is collected with "Showing & telling" technique. This study concludes that the three female protagonists succeed in their struggle promoting gender equality, by changing environment's habitus about expression-expectation on women and their actions. The protagonists finally realized openness or the release of society's expectation on women, allowing them to gain equal status to men in advancing both the lives of society and their own lives.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trivanie Erlim Putri
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan ayah dan pendidikan ibu terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Status nutrisi anak yang terdiri atas malnutrisi dan tidak malnutrisi dihitung menggunakan aplikasi antropometri WHO berdasarkan pengukuran TB/U, BB/U, dan BB/TB. Analisis regresi logistik menggunakan data IFLS 2014 digunakan untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ayah dan ibu signifikan berpengaruh pada status nutrisi anak. Namun, setelah memasukkan variabel kontrol, tingkat pendidikan ayah tidak signifikan berpengaruh terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan, sedangkan tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh signifikan terhadap status nutrisi anak usia 6-59 bulan. Kecenderungan mengalami malnutrisi lebih tinggi pada anak dari ibu yang berpendidikan rendah. Diantara semua variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap malnutrisi anak yaitu usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan, lahir dengan berat rendah, tinggi ayah, tinggi ibu, dan tinggal di perdesaan. Namun, jenis kelamin, status ASI Eksklusif, Imunisasi DPT3, status kerja ibu, dan status ekonomi rumah tangga tidak signifikan berpengaruh pada malnutrisi anak usia 6-59 bulan.
This study was conducted to determine the effect of fathers education and mothers education on the nutritional status of children aged 6-59 months. The nutritional status of children consisting of malnutrition and not malnutrition was calculated using the WHO anthropometry application based on measurements of TB/U/BB/U, and BB/TB. Logistic regression analysis using 2014 IFLS data was used to answer the research objectives. The results showed that the level of fathers education and mothers education significantly affected the nutritional status of children. However, after entering the control variable, fathers education level did not significantly influence the nutritional status of children aged 6-59 months, while the mothers education level had a significant influence on the nutritional status of children aged 6-59 months. The tendency to experience malnutrition is higher in children of less educated mothers. Among all the control variables that used in this study, there are several variables that significantly influence child malnutrition such as age 12-23 months and 24-35 months, born with low weight, high father, high mother, and living in rural areas. However, gender, exclusive breastfeeding status, DPT3 immunization, maternal employment status, and household economic status did not significantly affect malnutrition of children aged 6-59 months.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library