Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tular, Emmanuel Josafat
Abstrak :
Penulis sangat tertarik untuk meneliti partai politik yang masih baru seperti Partai Demokrat. Ketertarikan ini disebabkan Partai Demokrat dapat memperoleh Electoral Threshold di DPR-RI dan oleh penulis menganggap Partai ini dapat dikatakan menang dalam Pernilihan Umum, karena target yang mau dicapai melebihi 3% - 5% yakni mencapai 7,64%, sehingga dapat memenuhi electoral threshold sebesar 3%. Berdasarkan hal tersebut penting untuk mengetahui bagaimana strategi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat dalam memenangkan Pemilu Legislatif 2004.

Teori yang dipakai adalah teori elit menurut C. Wright Mills, Robert D. Putnam, Gaetano Mosca, Pareto. Disamping itu teori pencitraan dan opini publik dari Dan Nimmo dan John Dawey. Teori kepartaian menurut pendapat dari, Carl J. Friedrich, Prof Miliam Budiardjo, Sigmund Neumann. Selain itu teori tentang Pemilihan Umum yang disampaikan oleh Ben Reilly, Andrew Reynolds, Miriam Budiardjo. Dan beberapa teori tentang strategi dan kampanye dan demokrasi dari Michael Allison dan Jude, Rogers dan Storey, Lyman Tower Sargent, Thomas Meyer, Robert Dahl.

Penelitian ini memakai metode Ex Post Facia dan Policy Research, dengan pengambilan data secara primer dan sekunder. lnforman yang dipakai dibatasi pada informasi yang memiliki pemahaman tentang Partai Demokrat pada saat tersebut yakni Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Subur Budhisantoso dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu, anggota DPR Mayjend (Purn.) Ingatius Mulyono. Metode yang dipakai analisis kualitatif dan wawancara mendalam.

Teori elif, pencitraan, opini publik dan representasi proporsional terbuka berimplikasi positip bagi strategi yang diterapkan DPP Partai Demokrat dalam memenangkan Pemilu melalui pencitraan Susilo Bambang Yudhoyono. Pencitraan ini dipakai juga oleh calon anggota DPR dalam kampanye. Temuan tesis ini adalah Partai Demokrat lebih mengutamakan mengejar jumlah (kuantitas) yang harus diikuti oleh kualitas, Sehingga hasil yang dicapai melampaui target 3% suara yang didukung oleh teori fungsi partai politik. Pengejaran jumlah didukung oleh sistem pemilihan umum proporsional daftar calon terbuka.
Writer is very interested to research a new political party like Democrat Party. This interest is caused by the fact that the party can reach electoral threshold in the House of People?s Representative (DPR). Writer assumes that the party won the election because its target is more than 3% to 5% that is 7.64% and it passes the threshold of 3%. Based on that fact, it is important to explore the strategy of the Central Board of Leader to win the election.

Theory used here is theory of elite from C. Wright Mills, Robert D. Putnam, Gaetano Mosca, and Pareto. Meanwhile, theory of image and public opinion from Dan Nimmo and John Dewey; theory of political party from Carl J. Friedrich, Miriam Budiardjo, and Sigmund Neumann; and theory of election from Ben Reilly, Andrew Reynolds, and Miriam Budiardjo are also applied. Writer also applies theory of strategy and campaign and also democracy from Michael Allison and Jude, Rogers and Storey, Lyman Tower Sargent, Thomas Meyer and Robert Dahl.

This research applies method of ex post pacto and policy research and collect primary and secondary data. Informant in this research is limited on informants who are familiar with the party, such as Subur Budhisantoso as General Leader of the party and Ignatius Mulyono as Head of Bappilu. The method applies here is qualitative and using in-depth interview.

Theory of elite, image, public opinion and open list proportional representative have positive implication on the strategy implemented by the party to win the election by using image of Susilo Bambang Yudhoyono. This image is also used by candidate of legislative member in the campaign. Finding ofthe research is that the party tend to gain more voters and will be followed by quality assessment. The result is they passed threshold of 3% and it is supported the theory of political party. The effort of gaining more voters is also supported by system of election which is open list proportional.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ikhsan Widiyanto
Abstrak :
Penelitian ini diadakan terutama untuk melihat bagaimana efektivitas dari kegiatan kampanye bertemakan "Keterwakilan Perempuan di Legislatif" yang diluncurkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan tahun lalu menjelang proses pemilihan umum 2004. Penelitian diadakan secara survey kepada masyarakat Jakarta yang diambil secara random. Dari sejumlah angket yang disebabkan ke lima wilayah DKI hanya sebagian kecil saja tidak dilanjutkan untuk dianalisa. Selain itu dalam analisis digunakan teknik analisis data path analysis untuk menguji hipotesis bahwa kegiatan kampanye akan mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak sasaran, serta cluster analysis untuk mengetahui profil khalayak sasaran yang diterpa oleh kegiatan kampanye ini. Responden penelitian hampir separuhnya berusia remaja yang sebagian berprofesi sebagai mahasiswa dan sebagian ada yang berusia dewasa bekerja. Kesemuanya berimbang antara laki dan perempuan. Untuk yang bekerja rata-rata sudah cukup mapan dengan penghasilan cukup. Hasil penelitian tentang kegiatan kampanye yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan kampanye komunikasi secara keseluruhan adalah berada pada kategori Efektif . Ada sebagian tidak efektif yang disebabkan kurang kena pada terpaan iklan. Memang sebagian cukup kuat untuk dihadapkan pada terpaan iklan namun ada juga sebagian kecil yang hanya kena terpaan dan hasil tidak terlalu mempengaruhi secara kuat. Hal ini terjadi responden menyatakan tidak pernah melihat iklan. Dapat disimpulkan bahwa bagi responden yang tidak diterpa oleh iklan, maka efektivitas iklan menjadi tidak efektif, tetapi ketika responden diterpa oleh iklan, maka iklan ini efektif di dalam mempengaruhi responden yang bersangkutan. Untuk menguji bagaimana pengaruh kegiatan kampanye pada sikap dan perilaku khalayak sasaran, maka dilakukan analisis dengan teknik path analysis. Model dasar yang diuji berusaha untuk membuktikan adanya pengaruh kegiatan kampanye pada sikap dan perilaku khalayak sasaran. Tetapi setelah dilakukan uji regresi pada setiap hubungan di dalam model tersebut ternyata masih terdapat hubungan yang tidak signifikan, yaitu yang mempunyai level of significance. Oleh karena itu, hubungan-hubungan yang tidak signifikan tersebut harus dikeluarkan dari model. Analisis cluster menunjukkan bahwa ada tiga tipe khalayak sasaran dari kegiatan kampanye ini, yaitu kelompok yang pertama adalah mereka yang lebih senang menghabiskan waktunya sendirian di rumah atau bersama keluarga, kelompok kedua adalah mereka yang sangat gemar bersosialisasi dan berkumpul bersama teman-teman, dan kelompok ketiga adalah mereka yang memiliki karakteristik lebih seimbang, senang di rumah tetap juga senang berkumpul dengan teman-teman. Untuk ketiga kelompok yang ada, kampanye keterwakilan perempuan di lembaga legislatif adalah efektif, terutama pada kelompok terakhir. Tetapi, untuk kategori kampanye Tidak Efektif ternyata juga paling besar jumlahnya adalah di Kelompok ini. Hal ini menunjukkan bahwa terpaan kampanye masih dapat ditambah lagi terutama pada kelompok ini yang memiliki karakteristik adalah mereka yang berusia muda berprofesi sebagi mahasiswa dan sangat gemar bersosialisasi dengan teman-teman kelompok. Artinya, karena gemar bersosialisasi, kelompok ini amat dimungkinkan untuk tidak terterpa kegiatan kampanye, tetapi pada saat mereka diterpa oleh kampanye komunikasi, maka proses komunikasi yang berjalan bagi mereka adalah lebih efektif dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Pradipta
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini adalah studi kasus pada kampanye lingkungan hidup yang dilakukan lembaga negara yang memiliki tugas dan fungsi sebagai penyelenggara Keantariksaan, yaitu LAPAN. Studi ini melihat bagaimana pemasaran sosial dilakukan dalam mengampanyekan isu lingkungan hidup; yaitu polusi cahaya. Penerapan prinsip-prinsip pemasaran sosial dan manajemen kampanye pemasaran sosial menjadi fokus utama studi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lembaga negara telah menerapkan prinsip-prinsip pemasaran sosial pada kategorisasi change agent, cause, channels, dan change strategies. Namun lembaga negara masih perlu memperdalam pengkategorisasian target adopter. Penelitian ini juga menemukan bahwa lembaga negara perlu menerapkan proses manajemen pemasaran sosial dalam kampanyenya agar social product yang ditawarkan dapat diterima dengan baik oleh publik.
ABSTRACT
This is a case study on environmental issue campaign conducted by a state institution having the job and function to fulfill the Space Conduct, namely National Institute of Aeronautics and Space. This study sess on how social marketing is performed in the campaign of enviromental issues, namely light pollution. The application of social marketing principles and the social marketing management process are the main focuses of this research. From the result of the study, it is found that the state institution has applied social marketing principles on some categories which are change agent, cause, channels, and change strategies. Yet, the state institution has to deepen the categorisation of target adopter. With this research, it is also found thah the state institution need to apply social marketing manajemen processes so that the social product offered is perceived and conducted by the public.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Winni Astuty
Abstrak :
Kampanye merupakan rangkaian tindakan komunikasi terencana yang dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu dan bertujuan menciptakan efek tertentu, di antaranya berupa peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku khalayak. Tesis ini mendeskripsikan terpaan kampanye, aspek kognitif dan perilaku pencegahan stunting. Penelitian ini dilatarbekalangi oleh kampanye mengenai pencegahan stunting yang menjadi salah satu kampanye komunikasi kesehatan prioritas pemerintah di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan metode cross sectional survey menggunakan alat bantu kuesioner kepada para orang tua yang mempunyai anak berusia 0 – 59 bulan (<5 tahun), tinggal di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), pernah terpapar kampanye pencegahan stunting di media mengenai pemberian gizi seimbang, ASI dan MPASI, serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil penelitian dianalisis secara univariat. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa responden memperoleh informasi mengenai pencegahan stunting dari 1 – 2 media dengan Instagram menjadi media di mana responden paling sering memperoleh pesan atau informasi mengenai pencegahan stunting. Terpaan kampanye juga berpotensi merangsang percakapan di antara anggota masyarakat mengenai pesan kampanye tersebut. ......Campaign is a series of planned communication actions that are carried out continuously over a certain period of time and aim to create certain effects, including increasing understanding and changing audience behavior. This thesis describes the campaign exposure, cognitive and behavioral aspects of stunting prevention. This research was motivated by a campaign on stunting prevention which became one of the government's priority health communication campaigns in the era of President Joko Widodo's administration. This research is a quantitative study conducted with a cross sectional survey method using a questionnaire to parents who have children aged 0 – 59 months (<5 years), living in the Greater Jakarta area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). , has been exposed to stunting prevention campaigns in the media regarding the provision of balanced nutrition, breastfeeding and complementary foods, as well as the application of clean and healthy living behaviors. The results of the study were analyzed univariately. The research findings show that respondents obtain information about stunting prevention from 1-2 media with Instagram being the medium where respondents most often receive messages or information about stunting prevention. Campaign exposure also has the potential to stimulate conversation among community members about the campaign message.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Serly
Abstrak :
Pemilihan gubemur secara langsung yang telah dilakukan oleh Provinsi Lampung adalah wujud dari menjadikan Lampung sebagai model demokrasi, untuk itu calon gubemur bersalng untuk mendapatkan sebanyak mungkin pemilihnya dalam bentuk kampanye dan membentuk pencitlaan positif mengenai bagaimana sosok pemimpin yang diinginkan rakyat melalui gaya kepemimpinan yang dimiliki masing-masing calon sehingga mampu mempengaruhi keputusan memilih masyarakat, untuk memilih pemimpin terbaik bagi Provinsi Lampung. Untuk itu penelitian ini mencoba untuk menjawab apakah ada pengaruh kampanye politik dan gaya kepemimpinan terhadap keputusan memilih, apakah j uga ada pengaruh kampanye politik terhadap keputusan memilih dan apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap keputusan memilih masyarakat pada pernilihan Gubernur Lampung 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh pengaruh kesernuanya itu dengan keputusan memilih masyarakat. Steinberg (1981, h.12-20) merumuskan bahwa kampanye politik adalah sebuah usaha public relarions yang bertujuan untuk membujuk dan merangsang perhatian pemilih terdaftar, termasuk foating voters serta pendukung lawan, untuk memilih calon atau pasangan calon tertentu. Ada empat teknik kampanye, yakni door-to-door (pintu-ke-pintu), group discussion (kelompok diskusi), indirecl mass campaign (kampanye massa yang tidak langsung), dan direct mass campaign (kampanye massa yang langsung). Gaya kepemimpinan adalah suatu pola yang-konsisten yang kita tunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain (Thoha, 2004, h.76). Penulis menggunakan tiga dimensi kepemimpinan William J Reddin yang menambahkan efektivitas dalarn modelnya yaitu ada gaya kepemimpinan yang efektif dan tidak efektii Gaya kepemimpinan yang efektif yaitu : Bureucrat, Developer, Benevolent Autocrat, dan Executive. Sedangkan gaya kepemimpinan yang tidak efektif yaitu:Deserter; Misionary, Autocrat, dan Compromiser. Penelitian ini memakai metode yang sifat explanatory reseafch,dengan pendekatan kuantitatit; menggunakan teknik statistik regresi linier- berganda (Mulnple Linear Regression) dari hasil uji F dan uji t ternyata acfa pengaruh secara bersamaan antara variabel kampanye politik (Xl) dan gaya kepernimpinan (X2) terhadap variabel keputusan rnemilih. (Y), ada pengaruh antara variabel kampanye politik (Xl) terhadap variabel keputiisan memilih (Y) dan terakhir ada pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan (X2) terhadap variabel keputusan memilih (Y). ......Direct election of govenor which had been conducted in Lampung Province was a form of' making Lampung as a democracy model. For that reason, govenor candidates had to compete to get as many as potential electors in campaign and formed positive image about the leader wanted by society through their leadership style. The candidates hoped they could influence society voting decision to choose the best leader for Lampung Province. This research tries to answer whether there are influence of political campaign and leadership style simultaneously to society voting decision, influence of political campaign partially to society voting decision, and influence of leadership style partially to society voting decision, in 2008 Lampung Governor Election. Steinberg (1981, h.12-20) formulated political campaign as a public relation effort to persuade and stimulate attention of listed elector, including floating voters and also opponent supporter, to choose a certain candidate couple or a certain candidate. There are four campaign techniques, namely door-to-door, discussion group, indirect mass campaign, and direct mass campaign. Leadership style is a consistent pattern, which we exposed and known by other people, when we try to influence others activities (Thoha, 2004, h.76). Researcher uses three leadership dimensions by William J. Reddin. Reddin enhances effectiveness in its model by categorizing leadership style to effective leadership style and ineffective leadership style. Including in effective leadership style are Bureaucrat, Developer, Benevolent Autocrat, and Officer. While ineffective leadership style contains: Deserter, Missionary, Autocrat, and Compromiser. This research uses explanatory research with quantitative approach, using statistical technique of Multiple Linear Regression. The result of F test and t test shows that there are influence of political campaign (Xl) and leadership style (X2) simultaneously to society voting decision (Y), influence of political campaign (Xl) partially to society voting decision (Y), and influence of leadership style (X2) partially to society voting decision (Y), in 2008 Lampung Govemor Election.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Sri Zulfikar
Abstrak :
Kemerdekaan Republik lndonesia yang teiah diraih semenjak 1945 masJh menempuh jalan panjang unhlk membawa masyarakat Indonesia mencapai kesejahteraan sosial sebagai cita-cita nasionalnya sebagaimana termaktub dalam UUD 1945, Perkembangan dan kemajuan ekonomi, politik dan budaya belum benar-benar rnendekati kata baik, dan bahkan dalam hal-hal tertentu, menunjukkan kemunduran dari era-era pemerintahan sebelwnnya. Sebagai partai bam GERINDRA telah memperoleh 4,6% perwakiian dan lolos batas minimal parliamentary threshold. Ini merupakan kebanggaan bagi GERINDRA sebagai keberhasilan melaksanakan strategi komunikasi politik kontemporer (meskipun sebagian pimpinan puncak Partai GERINDRA menganggap 4,6% terlatu rendah). GERINDRA dalam melakukan pemasaran politik di dukung dengan 3 institusi yaitu: (l) Bumas GERINDRA; (2) GERINDRA Media Centre (GMC); dan (3) Konsultan Komunikasi. Ketiganya berkolaborasi sinergis demi terciptanya strategi komunikasi politik yang tepat dan efekrif gWia meraih voters sebanyak-banyaknya. Secara ilmiah peneJitlan ini bertolak berdasar paradigma subjektivisme. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, bersifat deskriptif yang ditulis dalam bentuk sebuah narasi pada bagian analisis informan. Penelitian ini menggaii data empirik melalui indepth interview dengan mekanisme probing. Teknik pemilihan informan adalah purposive judgement artinya peneliti memilih sendiri informannya yang dir.asa memiliki pengetahuan yang menarik dan memiliki pengetahuan yang terkait dengan penelitian. Penelitian ini akan pula mengungkap di antaranya fungsi kehumasan Partai GERINDRA, fungsi konsultan politik GERINDRA. Strategi kampanye Partai GERINDRA, pencitraan Prabowo Soebianto. pengcmasan pesan-peSan politik GERlNDRA. Peran Gerindra Media Centre (GMC) dalam berkampanye politik melasanakan media relations dan community relations, disertai upaya pengemasan isu-isu politik Partai GERINDRA. Penelitian ini menjadi jawaban dari pertanyaan bagaimana upaya marketing politik yang dilakukan GERINDRA mampu memenangkan kursi di DPR Rl 4,6%. Dalam penelitian ini ditelaah lebih jauh lagi upaya-upaya teknik pemasaran politik, political advertising dan political public relations. Secara implisit tesis ini mengandung hipotesa: makin efektif melaksanakan political marketing makln banyak meraih suara Hipotesa ini tidak terbukti, karena asumsi citer/s paribus (terutama profesionalisme KPU) tidak teJPenuhi dan muneulnya fenomena "black swan" ini tidak terbayangkan. ......The Independence of the Republic of Indonesia that was proclaimed in 1945, still had a long way to go for bringing the Indonesian people to the goal of realizing social justice, as contained in the 1945 Constitution. The achievements thus far attained in the economic, political, and cultural fields have not yet approached the stipulated. goal, and in certain aspects, had become worse that in the previous government. As anew party, GERJNDRA has gained 4.6 percent of the par1iamentary seats and had passed the parliamentary threshold requirement. This is indeed a grand achjevement for GERINDRA that has been made possible by conducting a contemporary political communications strategy (in spite of some of the top leaders of the GERINDRA Party thinking that 4,6 percent is too low). In conducting of political marketing, the GERINDRA Party is supported by 3 institutions, namely (1} the Public Relations of GERINDRA; (2) the media Centre of GERINDRA; and (3) the Communication Consultant. AU three institutions have in synergy collaborated for attaining the right and effective poUtical communication sttategy that is directed at attracting the largest number of voters. Scientifically, this study is based on the subjectivism paradigm. The approach of this study is qualitative and descriptive, that is written in the fonn of a narration in the infonnant analysis section. This study collects empirical data from ln depth interviews with a probing mechanism. The infunnant selection technique is purpose judgment,in the sense that the researcher himself selects his informant, who is believed to have an attractive information and has the knowledge that is related to the study. This study will also reveal the pubtic relations function, and the political consultant function of the GERINDRA Party, The campaign strategy of the GERINDRA Party covers the imaging of Prabowo Subianto and packaging of political messages of GERINDRA. In the political campaign, the role of the Gerindra Media Centre (GMC) is to conduct media relations and community relations, and to package political issues brought to the surface by the GERlNDRA Party. This study provides the answer to the question on how the polltical marketing ofGERJNDRA has been able to win 4.6 percent of the DPR~RI seats. This study first looks at the technical means in political marketing, political advertising, and in conducting political public relations. This thesis implicitly contains the hypothesis that: the more effective the political marketing efforts, the greater number of votes is obtained. This hypothesis has not been proven because the assumption on the ceteris paribus {mainly professionalism of the KPU/General Election Commission) is not met and the appearance of the "'black swan" was not taken into account.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32475
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zakina
Abstrak :
Penelitian ini menemukan bahwa expertise paling banyak digunakan di putarankedua Pilkada DKI Jakarta, sedangkan rewarding paling banyak digunakan diputaran pertama. Punishing paling sedikit digunakan di kedua putaran tersebut.Rewarding, expertise, dan moral persuasion terbukti berpengaruh terhadappreferensi pemilih. Ketiga strategi ini signifikan pengaruhnya bagi seluruhpasangan di putaran pertama dan signifikan pula pengaruhnya hanya bagipasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua.Punishing di putaran pertama hanya signifikan pengaruhnya terhadap peluangmemilih bagi pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat tetapitidak untuk kedua pasangan penantang lainnya. Dan, di putaran kedua tidakterbukti pengaruhnya terhadap preferensi pemilih bagi penantang maupunkompetitor.Variabel kontrol berupa pemimpin non muslim cukup baik menjelaskan peluangmemilih Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat di putaran keduaPilkada DKI Jakarta 2017.Kata Kunci: Compliance Gaining, Pemasaran Politik, Rewarding, Punishing,Expertise, Moral Persuasion, dan Preferensi Pemilih. ......The Jakarta Regional Head Election This research result reveals that expertise was most used in the second round ofDKI Jakarta Election, meanwhile rewarding was mostly used in the first roundelection. Punishing is the least used in both round elections. Rewarding,expertise, and moral persuasion had been proven to have an effect on voterpreferences.The three of those strategies have significant influence to all the candidates in thefirst round election and they have also significant influence to Anies Baswedan Sandiaga Uno in the second round election. Punishing in the first round election had only significant effect on opportunity ofvoting behavior for the pair candidate, Basuki Tjahaja Punama Djarot SaefulHidayat but it is no longer for two other candidates pairs.The non Moeslem Leader as control variable is more reasonable to explain thevoting opportunities of Basuki Tjahaja Purnama Djarot Saeful Hidayat in thesecond round of 2017 Jakarta Election.Key Words Compliance Gaining, Political Marketing, Rewarding, Punishing,Expertise, Moral Persuasion, and Voter Preferences.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
D2338
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ikhsan Fadlillah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas strategi yang digunakan oleh dua calon anggota legislatif (caleg) yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan dalam Pemilihan Umum DPRD Kota Tangerang Selatan tahun 2019 di Dapil II. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pemilihan umum yang dilakukan secara serentak pada 17 April 2019. Penelitian ini pada awalnya melihat bahwa nantinya akan terjadi persaingan ketat, khususnya bagi caleg-caleg satu partai dalam memperebutkan kursi. Sehingga, dalam penelitian ini akan melihat bagaimana strategi yang digunakan oleh kedua caleg tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teori political marketing strategy milik Newman dengan melihat candidate focus terhadap Strategi 4P (product, push marketing atau tim relawan, pull marketing atau media massa, dan polling atau penggunaan konsultan politik dalam perumusan strategi). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan strategi 4P milik Newman sebagai analisis terhadap data yang didapatkan, penulis mendapatkan hasil temuan penelitian bahwa strategi yang dilakukan kedua caleg terbentuk karena pengaruh tiga dari empat candidate focus yang dibawa oleh kedua caleg. Namun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya persaingan di antara kedua caleg yang diteliti serta tidak terlaksananya polling.
ABSTRACT
This thesis discusses the strategies used by two legislative candidates from Partai Persatuan Pembangunan in the in 2019s Election of Regional House Representatives of the City of South Tangerang in the Election District II. This research is motivated by the elections conducted simultaneously on 17 April 2019. This study initially sees that there will be fierce competition, especially for candidates-candidates of the party in contesting seats. Thus, this study will look at how the strategies used by both candidates. The study was conducted using Newmans political marketing strategy theory by looking at the candidate focus on the 4Ps Strategy (product, push marketing, pull marketing, and polling). This study uses qualitative research methods based on primary and secondary data. Using Newmans 4P strategy as an analysis of the data obtained, the findings of the study found that the strategies carried out by the two candidates were formed due to the influence of three of the four candidate focus brought by the two candidates. However, in this study, it was shown that there was no competition between the two legislative candidates studied and the Pollingwas not implemented.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allow, Livie Moudy
Abstrak :
Demokrasi di Indonesia memasuki babak baru dengan adanya pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung yang kemudian diikuti dengan pemilihan kepala daerah secara Iangsung pula. Salah satu pendorong praktek demokrasi di Indonesia adalah media komunikasi massa.

Potensi dan kemampuan televisi sebagai media komunikasi politik perlu dikritisi keberpihakan maupun dukungannya. Televisi sebagai media komunikasi massa selayaknya membela kepentingan masyarakat luas, dimana televisi perlu menegakkan diri untuk beifungsi sebagai pengawas atau pilar ke-empat dalam kehidupan bernegara.

Pacific TV sebagai televisi lokal daerah Sulawesi Utara memiliki posisi penting sebagai media informasi maupun sebagai media komunikasi politik, sehingga menarik untuk diamati Iebih dekat dan diteliti bagaimana proses interaksi di dalam mang berita dalam memproduksi berita, terutama berita-berita kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sulawesi Utara tahun 2005. Tentu saja Pacific TV sebagai televisi lokal Iebih memiliki kedekatan dengan khalayak Sulawesi Utara dan juga dengan para kandidat Gubernur tersebut.

Media dalam memandang suatu reaiitas politik tentu memasukkan unsur subyektifitasnya dalam melakukan haming dan gatekeeping terhadap peristiwa politik, dengan menonjolkan hal-hal yang dianggap penting dan mengaburkan yang tidak. Operasional media membuka kemungkinan terhadap unsur obyektivitas reporter dan dalam tingkat instilusi dipengaruhi oleh faktor ideologi dan arah politik pemilik media.

Kerangka pemikiran yang dipergunakan adalah bahwa interaksi dalam ruang berita merupakan proses gatekeeping. Dimana proses interaksi tersebut diyakini mengeluarkan berita-berita yang kemudian menjadi realitas media yang mempengaruhi komunikasi politik para kandidat Pilkada

Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis berita-berita Pilkada. Dimana metode yang digunakan untuk menganalisis berita-berita tersebut adaiah metode Analisis Framing. Data diperoleh melalui wawancara dan studi dokumen.

Melalui penelitian ini memperlihatkan bahwa interaksi yang terjadi dalam ruang berita Pacific TV sepenuhnya mengikuti kebijakan editorial Pacific TV yang barpedoman pada pemberitaan yang netral, setimbang dan bebas nilai. Meskipun demikian pernilihan kata-kata pada teks berita yang dirancang oleh ruang berita Pacific TV berpotensi menimbulkan kebingungan karena menampilkan kalimat-kalimat yang memiliki makna ganda jika ditafsirkan. Selain itu berita yang ditayangkan kurang menghadirkan fakta-fakta dan kedua pihak secara setimbang dari segi kuantitas.

Rekomendasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa berita-berita Pacific TV dapat melahirkan pemberitaan yang lebih lugas dan inspiratif dengan menggunakan pilihan kata-kata maupun kalimat yang tepat.

Hal tersebut perlu diteliti pada teievisi-televisi Iokal di daerah lain yang dapat memainkan peran untuk membantu mengumpulkan informasi tentang kandidat dan programnya kepada calon pemilih.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur yang berhasil memperoleh suara terbanyak di daerah Jakarta Timur. Penelitian ini menarik diteliti sebab partai ini memiliki perbedaan dengan partai lain. Bila sebagian besar partai-partai lain menjual tokoh terkenal tingkat nasional untuk menarik dukungan masyarakat, maka PK Sejahtera lebih menjual program-program partai dan isu-isu populis. DPD PK Sejahtera Jakarta Timur menggunakan komunikasi politik untuk memperkenalkan PK Sejahtera kemasyarakat luas. Sehingga masyarakat mau memilih PK Sejahtera.

Dari latar belakang tersebut di atas, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah,pertama, bagaimana proses komunikasi politik yang digunakan oleh PK Sejahtera. Kedua,bagaimana pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye. Ketiga, bagaimana saluran dan media komunikasi yang digunakan dalam kampanye. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan beberapa konsep dan teori, seperti konsep partai politik, teori komunikasi dari berbagai ilmuan, konsep teknik keberhasilan kampanye, dan sosialisasi politik. Penulis berusaha melihat implikasi teori tersebut pada komunikasi politik.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam terhadap informan-informan kunci sebanyak 10 orang dan data-data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang digunakan oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur pada kampanye Pemilu 2004 adalah komunikasi massa, komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi. Proses komunikasi dilakukan oleh komunikator politik terdiri dari, caleg, elit., aktivis partai, dan tokoh masyarakat. Pesan yang disampaikan pada kampanye Pemilu 2004 oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur adalah bersih dan lebih peduli. Saluran komunikasi menggtmakan saluran vertikal kebawah, vertikal keatas, horisontal, dan informal. Komunikasi interpersonal dan pawai dijalanan menjadi cara yang efektif untuk mempengaruhi calon pemilih.

lmplikasi teoritik dari penelitian ini bahwa teori Komunikasi yang dikemukan oleh Dan Nimmo tentang komunikator berlaku dalam penelitian, dimana komunikator PK Sejahtera efektif dalam kampanye karena memiliki status, kredibilitas, daya tarik yang baik. Sedangkan teori yang dikemukakan Wilburm Scram mengenai Pesan berlaku juga dalam penelitian ini, bahwa pesan yang baik adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
The background of this research is the success of DPD of Prosperous Justice Party (PKS) in East Jakarta in gaining first position in the district. It is interesting because the party has significant differences with other parties. If the other parties sell out their national charismatic leader to attract voters, PKS tends to vend programmes and populist issues. DPD of PKS East Jakarta uses political communication to introduce the party to the public so that people want to vote the party.

From that background, the research questions proposed here are first, how is the process of political communication of the party; second, how do the message communicate in the campaign; and third, what are the media used to communicate in the campaign. To answer those questions, researcher uses several concepts and theories such as political party, theory of communication, concept of successful campaign technique, and political socialization. Researcher tries to examine theoretical implication on political communication.

To answer those questions, qualitative method is applied and in-depth interview is used to get primary data. Interview was done with 10 key informants and supported by secondary data.

The result of the research shows that communication used by the party is mass communication, inter-personal communication, and communication of Organization. Communication process id held by political communicator such as legislative member candidates, elites ofthe party, activists of the party, and public figure. Message given in the campaign is that the party is clean and responsive. Channel of communication is vertical, up and down, horizontal and informal. Interpersonal communication and carnival on street are effective campaign to influence potential voters.

Theoretical implication of the research is that theory of communication initiated by Dan Nimmo on communicator is relevant. The party is communicators are very effective because they have status, credibility, and attractive. Meanwhile, theory on message initiated by Wilbum Scram is also relevant in the research that good message is a message which is suitable with the need of the people.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>