Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosenita Wandi Putri
Abstrak :
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan Pemberian ASI Eksklusif merupakan hak anak. Di Indonesia pencanangan PP-ASI telah dimulai sejak tahun 1990. Sampai sekarang hasil program PP-ASI tidak mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan masih kecilnya cakupan pemberian ASI Eksklusif. RSB X sejak tahun 1991 - 1995 merupakan RS Sayang bayi yang ditandai dengan telah berhasilnya meraih berbagai piagam baik lokal, nasional dan internasional. Namun sekarang RS ini tidak lagi merupakan RS Sayang bayi yang ditandai tidak adanya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kepatuhan Penatalaksanaan ASI eksklusif di Rumah Sakit Bersalin X Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pimpinan dari faktor: pengetahuan, sikap, motivasi. Kepatuhan juga dilihat dari RSB X dari factor Kebijakan, perubahan sosial dan financial serta pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Triangulasi dilakukan dengan sumber dan data. Informan dari penelitian ini adalah: Penanggung jawab bidan, Pimpinan, bagian keuangan, dan pasien RSB X. Informan dari Dinas kesehatan Kota Padang: Kasie Kesga dan Kasie Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Dinas Kesehatan Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri pada tanggal 1 - 18 Februari 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpatuhan RSB X dalam penatalaksanaan ASI eksklusif disebabkan karena tindak kebijakan dari Pimpinan, adanya perubahan sosial dan finansial serta tidak adanya pengawasan oleh pimpinan RSB X. Hal ini ditandai dengan tidak adanya SOP, tidak perlu memberikan penghargaan kepada Staf dan adanya pemberian susu formula kepada bayi. Susu Formula juga diberikan kepada ibu ketika akan pulang ke rumah. Hal ini bertentangan dengan SK Menkes No: 4501 MBNKES/SK/VI/2004. RSB X dipimpin oleh seorang sarjana ekonomi dan merupakan pemilik modal dari RS tersebut. Disarankan pimpinan rumah sakit lebih profesional untuk melaksanakan tugasnya tidak mencampurkan antara tugas sebagai pimpinan dengan pemilik modal, membuat kebijakan tertulis. Dinas kesehatan Kota Padang juga mengadakan pengawasan yang rutin dengan membuat format laporan bulanan terhadap program ASI eksklusif pada rumah sakit Swasta, pelaksanaan ASI ekskulsif menjadi salah satau syarat akreditasi rumah sakit bersalin. Daftar Pustaka : 41 Buku (1984 - 2004)
Qualitative Analysis on Compliance of Exclusive Breastfeeding Management Practiced at Maternity Hospital X Year 2004Exclusive breastfeeding is defined as providing breast milk until the baby reaches 6 months old page. Exclusive breastfeeding is child's rights. In Indonesia exclusive breastfeeding program (PP-ASI) was started at 1990. However, the progress is quite slow as reflected by low prevalence of exclusive breastfeeding. Maternity Hospital X in the period of 1991-1995 was baby friendly hospital and had been awarded local, national, and even international certificates. Nevertheless, at the present time, the hospital is in doubt of its entitlement as baby friendly hospital since there is indication of non compliance of exclusive breastfeeding. The study was to obtain information on compliance of breastfeeding management practiced at Maternity Hospital X year 2004, this study aimed to describe the compliance of manager in term of knowledge, attitude, and motivation. Compliance was also measured as policy, social pressure, financial aspect, and inspection from Padang Municipality Health Office. This study used a qualitative approach observation and in-depth interview. Triangulation was made based on sources of data, method and analysis. Informants of this study included midwives supervisor, manager, finance division, and patients. Informants in Padang Municipality Health Office included Head of Family Section and Head of Government and Private Hospital Section This study was conducted within a period 1-18 February 2004. The result indicate non compliance of Maternity Hospital X in practicing exclusive breastfeeding management due to inappropriate policy from manager, social and financial pressure and lack of inspection. This was reflected by no standard operating procedures, no reward for staff, and providing milk formula to babies born in hospital. Milk formula was also given to the mothers when they go home post hospitalization. These werw against Minister of Health Decree No:4541MENKES/SK/IV/404. Maternity Hospital X is managed by a gradute of economics and the capital owner of the hospital. It is recommended to the hospital manager as to be more professional in implementing their job and not to mix the job's demand with interest as capital owner. It is also suggested to the manager to work more closely with midwives and patients. Padang Municipality Health Office is to conduct routine inspection on exclusive breastfeeding management practices in private hospitals. References : 41 ( 1984 - 2004)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nella Fitri
Abstrak :
ABSTRACT
A cross-sectional study was carried out to investigate qualitatively the current breastfeeding behavior of mothers having the first baby about six months of age and the current behavior regarding breastfeeding of health professionals working in several health care facilities (HCF) in Jakarta. The samples of mothers and health professionals were selected from HCF representing two different socioeconomic strata (middle-high and middle-low group). The result of this study shows that mother's breastfeeding behavior (the time of breastfeeding initiation, frequency and duration of breastfeeding) was in favor for the mothers of the middle-low group. Better practice concerning the time of breastfeeding initiation was also found among the health professionals of the middle-low group. Giving prelatic feed in the HCF was still common especially in the middle-high HCF. The duration of exclusive breastfeeding practice was still inadequate among mothers regardless socioeconomic status, which was also revealed in the health professional's knowledge. This study suggests that mother's motivation regarding breastfeeding should be encouraged continuously through various channels. All health professionals should be well informed and well motivated to promote breastfeeding particularly regarding the time of breastfeeding initiation, giving prelatic feed in the health care facility and the recommended time of giving supplementary feeding.
1994
T1886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Ibrahim
Abstrak :
Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pemberian ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai umur 4-6 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 23.9% (SDKJ, 1997) bahkan di kabupaten Tangerang tidak ada bayi mendapat ASI eksklusif sampai umur 4 bulan (Husaini, 2000). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif dan faktor determinan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di kabupaten Tangerang. Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan sebagai responden adalah ibu yang mempunyai bayi umur 4-6 bulan. .Iumlah sampel sebanyak 2.95, yang diambil secara kluster dua tahap. Data yang diperlukan diperoleh melalui wawancara tersruktur oleh enumerator terlatih. Hasil penelitian mendapatkan 18% responden memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermalcna antara pepgetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusifdengan p=0.029, dan OR 1_9 (95%CI;1.069: 3556). Sedangkan hubungan antara faktor-faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, keterpaparan terhadap informasi ASI eksklusii; perau dukungan keluarga, peran nakes dengan pemberian ASI eksklusif tidak bermakna secara statistik. Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan penyediaan sarana yang sesuai dalam upaya meningkatkan program pemberian ASI eksklusii Sasaran penyuluhan adalah petugas kesehatan, kader kesehatan dan masyarakat. Khusus bagi nakes perlu dilakukan pelalihan manajemen laktasi serta pengawasan yang lebih ketat kepada fasilitas kesehatan dalam pelaksanaan rawat gabung yang efektif.
Exclusive breast feeding to infant in the first 4-6 months of life is on effort to improve human resources. Base on the Demographic and Health Survey 1997, the coverage of exclusive breast feeding was low, 23.9%. Even in Tangerang distric, there was no infant which breast feed exclusively up to 4 months (Husaini, 2000). The objective of this study was to obtain the detemtinant factors on exclusive breast feeding. The study design was cross sectional and the total sample was 295 respondents who has infant aged 4-6 months old. sampling was done through two stages, using PPS method. This study showed only 18% respondents were exclusively breast feeding. There was a statistically significant between exclusive breast feeding and mother?s knowledge (OR=l,9; 95% Cl: l.069-3.556). While with others Factors: age; education, employment, parity, the access of exclusive giving breast feeding information, the role of family support, the role of health worker giving exclusively breast feeding were not showing statistically significant. It was suggested to improve the knowledge of health provider and community on exclusive breast feeding, through training on management of lactation to the health worker, promotion of exclusive breast feeding to the community and closed supervision on ?rooming in? in health facilities.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyan Indriyani
Abstrak :
ASI merupakan sumber nutrisi utama pada bayi baru lahir, yang mempunyai banyak keuntungan. Pemberian ASI dini sangat dibutuhkan untuk bayi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperiment dengan rancangan Posttest Only Design With Nonequivalent Groups bertujuan untuk mengidentifikasi pcngaruh menyusui ASl dini dan teratur dalam mengoptimalkan produksi ASi pada ibu post partum dengan Sectio Caesaria (SC). Populasi penelitian ini adalah ibu post partum dengan SC yang dirawat di RSUD Dr. Soebandi Jember dan RSUD Dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan sampel sejumlah 63 responden yang dibagi menjadi 31 responden sebagai kelompok intervensi dan 32 responden sebagai kelompok kontrol. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Consecutive Sampling, Proses Intervensi menggunakan protokol intervensi menyusui ASl dini dan teratur. Hasil penelitian dengan uji Chi-Squere (⍺ = 0,05) menunjukkan hubungan tidak bermakna antara karakteristik demografi dengan produksi ASI baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil penelitian tentang prodoksi ASI pada kelompok intervensi 80% adalah produksi ASI optimal (mencukupi kehutuhan bayi), adapun pada kelompok kontrol didapatkan produksi ASI optimal hanya 18,8%. Kesimpulan penelitian ini bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu produksi ASI kelompok intervensi menjadi optimal dari kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi (P = 0,00). Penelitian ini merekomendasikan agar pada pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan maternitas suat post natal diterapkan tindakan menyusui ASI dini dan teratur yang dimulai maksimal 4 jam setelah SC.
Breastmilk is primary resources for neonatus which has advantages. The earlier breastfeeding most importance for neonatus to improve the neonatus's system body imune. The design used in this research is a quasy experimental posttest only with nonequivalent groups. The purpose of this study is to identify the influence early and regularly breastfeeding in order to optimalize breastmilk production with post Section Caesaria (SC) women. The population are post partum mother with SC in both of Dr. Soebandi Jember and Dr. H Koesnadi Bondowoso hospital. The sample consist 63 respondens. Respondens are divided info 31 respondens as interrvention group and 32 as control group. The result of this study using Chi-Square test (⍺ = 0,05) was indicated that demographic characteristics were not significant relaied to breastmilk production in group intervention and group control. Breastmilk produclion in the intervention group was 80% optimalize breastmilk production (Appropriate to baby's need) and in the control group only 18,8% optimalize breastmilk production. The finding of this study was different of significant beetwen intervention group and control group, the breastmilk production was more optimally in control group afier intervention (P = 0,00). This study is recomandation to health service especially maternity care on the postnatal period to implement of early and regularly breastfeeding which begin maximal in 4 hours after SC.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Mardiana
Abstrak :
Sebagian besar (99%) wanita di Indonesia telah menyusui bayinya akan tetapi hal tersebut belum dilaksanakan dengan baik dan benar, masalah utama adalah bahwa ibu-ibu membutnhlkan bantuan dan informasi yang mendukung sehingga menambah keyakinan bahwa mereka akan dapat menyu§ui bayinya dengan baik dan benar.

Pemberian ASI di kota Balikpapan cukup tinggi yaitu 95,7% tetepi hanya sebesar 28,77% dari angka tersebut yang rnenyusui sampai umur 24 bulan dan sisanya ada yang menyusukan hanya sampai umur kurang dari nol (0) bulan sebesar I,44%, umur I-S bulan sebesar l0,l2% dan yang sampai umur 6-11 bulan sebesar 2I,3l%.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk memperoleh informasi tentang gambaran pemberian ASI di kota Balikpapan yang dilihat dari faktor-faktor Prediposisi dan faktor pendorong

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan di kota Balikpapan dengan jumlah sampel 312 responden dafi 26 Rukun Warga yang dilaksanakan mulai bulan Juli tahun 2001 dengan cara pengambilan sampel Multi Stage Random Sampling.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi dilakukan analisis univariat, proporsi pemberian ASI yang bailc 57,l% dan perkiraan dipopulasi dengan CI 95% adalah antara 42,1%~72,l%. Untuk mengetahui hubungan antara variabcl dilakukan analisis bivariet dengan menggunakan uji Chi-square dengan P = 0,05. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna antara lain pengetahuan, sikap, bentuk puting susu, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI dengan masing-masing nilai P = 0,000, P = 0,001 , P = 0,001, P = 0,050, P = 0,005. Kemudian dilaukan analisis multivariat dengan uji Regresi Logistik, yang masuk dalam kandidat model yailu nilai P = < 0,25 yaitu pengetahuan, sikap, bentuk puting susu, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga_ Hasil akhir uji Regresi Logistik didapat tiga variabel sebagai determinant yaitu pengetahuan, sikap, dan bentuk puting susu, pengetahuan merupakan vaxiabel yang dominan dalam pemberian ASI dengan OR = 3,37.

Memperhatikan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan agar membuat rencana untuk perbaikan dan peningkatan pemberian ASI sampai umur 24 bulan melalui upaya-upaya khusus terhadap ibu menyusui.
Breastfeeding is a common activity in general tradition and babies life are depend on breastmilk. Breastfeeding is able to increase the quality of nutrition and decreased the mother prevalence I0 - 20 times and the mortality 7 times (Health Department of Republic of Indonesia, 1994).

The most Indonesian Women (99%) have done breastfeed, but this activity haven't done in the right way and successfiilly The main problem is mothers need help and infomation that will support them to breastfeed in the right way and successfully. Breastfeeding at Balikpapan city is slightly high (95,7 %) but it?s only 59,46 % of this numbers who gives their breastmilk to their babies until 24 months and the others do the breastfeed only one month less ( l,44 % ), l - 5 months (lO,l2 %) and until 6 - 11 months (2l,3l %).

ln related with this, we desire to find information about the description of breastfeed at Balikpapan City that studied the predisposition factors and the supporting factors.

This research is description study with study design is cross sectional. The location of this study is Balikpapan City, the numbers of respondent are 312 and they come fiom 26 community and they taken by multi stage random sampling. This study was run on Juli 2000.

Statistical to know the distribution of some factors , we use univariate analysis and we End the proportion of good breastfeed is 57, l % and estimation in population is CI 95 % is 42,l% until 72,l%. Bivariate analysis is to find the correlation among factors we use chy square test witl1 p= 0,05. There is correlation among knowledge (p=0,000), attitude (p=0,00l), figure of nipples (p=0,00l), health workers (p=0,050) and family support (p=0,005) with breastfeed. Multivariate analysis with logistic regression can find the candidate in model has p < 0,25 there are knowledge, attitude, figure of nipples. support from health workers and family. The tina! result of this analysis found 2 variables as determinant, there are knowledge and figure of nipples, The knowledge is dominant variable in breastfeed (OR=3,3 7).

The research also recommends that hopeliully to create the initiative to develop breasfeed action until babies age?s 24 months. This action is able to run through special activity to mothers who nursery their babies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
Abstrak :
Menyusui merupakan salah satu tugas perkembangan perempuan setelah melahirkan. Namun karena berbagai kondisi tidak semua perempuan dapat melewati tugas tersebut dengan baik, salah satu kondisi tersebut adalah karena ibu bekerja. Banyak permasalahan menyusui ditemukan pada ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman menyusui pada ibu bekerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan enam Orang ibu menyusui yang berada di wilayah Kendal. Pada hasil wawancara pada partisipan didapatkan informasi tentang berbagai perasaan, persepsi, pemahaman dan pengetahuan ibu tentang menyusui, motivasi menyusui, bagaimana praktik menyusui secara eksklusif, hambatan-hambatan yang ditemukan dan dukungan yang diharapkan dari tempat di mana ibu bekerja. Dengan informasi ini dapat dijadikan acuan bagi perawat di dalam memberikan konseling menyusui bagi ibu bekerja mulai dari ante natal, dan post natal. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program keberhasiian menyusui, dan bagi tempat perempuan bekerja dapat sebagai pertimbangan memberikan dukungan dan fasilitas menyusui bagi perempuan bekerja yang menyusui.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T18683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifan Fauzie
Abstrak :
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, jumlah pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 jiwa, dengan komposisi 64,63% adalah pekerja laki-laki dan sebanyak 35,37% wanita yang bekerja. Permasalahan yang timbul adalah perlakuan yang sama dalam segi kesehatan bagi wanita yang bekerja sedangkan mereka memiliki perbedaan sesuai kodratnya. Diantaranya adalah wanita yang bekerja akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayinya. Kenyataan yang ada saat ini adanya suatu kontradiksi antara keadaan tersebut dengan program pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia seperti yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKFS/IV/2004. Pihak wanita yang bekerja di Indonesia saat ini hanya mendapatkan cuti resmi berdasarkan peraturan pemerintah yaitu 6 rninggu sebelum melahirkan dan 6 minggu setelah melahirkan. Dengan masa cuti itu sulit untuk mencapai cakupan ASI eksklusif seperti yang telah ditargetkan. Keberhasilan menyusui secara eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja di luar rumah. Meskipun pada beberapa tahun terakhir didapatkan adanya kecenderungan peningkatan angka caku pan wanita yang menyusui bavinva segera setelah melahirkan, namun angka cakupan ASI eksklusif itu sendiri masih rendah. Faktor cuti melahirkan, dukungan dari pihak keluarga maupun tempat kerja, tingkat pemahaman tentang keunggulan ASI, dan persepsi yang salah tentang menyusui dapat merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya angka cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja. Faktor lain adalah pengaruh media rnassa dan lama waktu meninggalkan rumah. Hingga saat ini belum didapatkan data-data yang pasti mengenai pola menyusui dan cakupan ASI eksklusif pada wanita yang bekerja (ibu pekerja) di Indonesia serta faktor-faktor yang cenderung dapat mempengaruhinya sehingga diperlukan suatu pengkajian lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa masalah pada pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja, yaitu : 1. Berapa besar proporsi ibu pekerja di beberapa tempat di Jakarta yang menyusui sendiri bayinya ? 2. Faktor-faktor apa yang memiliki kecenderungan untuk dapat mempengaruhi pemberian AS1 eksklusif pada ibu bekerja di Jakarta? 3. Bagaimana pengetahuan ibu pekerja mengenai fisiologi laktasi ?
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Teguh Widodo
Abstrak :
ABSTRAK
Kesetaraan gender dalam keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk peran dan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri, Pengasuhan, perawatan dan kesehatan anak dalam keluarga merupakan kepentingan dan tanggung jawab bersama. Sehingga suami dan isteri mernpunyai tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas kesehatan keluarga termasuk persoalan menyusui. Masih popular pendapat bahwa praktek pemberian ASI hanya urusan ibu. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayah. Secara kasat mata memang ayah tidak bisa ikut-ikutan menyusui anaknya, tetapi sebenarnya ia mempunyai peran sangat besar dalam membantu keberhasilan istri dalam menyusui bayinya. suami juga sangat berperan dalam menciptakan suasana nyaman dan tenang yang membuat kondisi psikis istrinya dalam keadaan sehat. pada waktu bayi mulai mengisap payudara ibu, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar, yaitu refleks produksi ASI (refleks prolaktin) dan refleks pengaliran AS1 (let down reflex). Pada lei down reflex peran ayah sungguh besar. Penelitian ini berfokus pada analisis hubungan peranan perempuan dalam keluarga dan praktek pemberian ASI di Indonesia. Tujuan penelitian melihat hubungan percanan perempuan dalam keluarga dan peta perbedaan praktek pemberian ASI saja. Data yang digunakan dalam penelitian adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. Reponden penelitian adalah perempuan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin, melahirkan dan menyusui anak terakhir. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode infrensial. Metode deskriptif untuk melihat indikasi hubungan kesetraan gender dan praktek pemberian ASI, dan metode inferensial untuk menguji apakah peranan ibu dalam keluarga dengan variabel babas lain mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI saja. Hasil penelitian menggunakan model logistik biner menunjukkan ke dua variabel peranan ibu di bidang ekonorni dan di bidang sosial dalam keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap praktek pemberian ASI saja. Ibu yang mempunyai peranan dalam keluarga di bidang ekonomi mempunyai peluang 1,15 kali lebih besar dibanding pada ibu yang tidak setara secara statistik signifikan (nilai p --0,008). Selanjutnya, ibu yang mempunyai peranan di bidang sosial dalam keluarga berpeluang 1,24 kali lebih besar di banding yang tidak setara (nila p 0,021) signifikan secara statistik pada taraf kepercayaan kepercayaaan 0,05. Namun variabel peranan perempuan di bidang pembagian peran dalam keluarga, estimasi parameter bernilai positif namun hubungannya secara statistik tidak signifikan baik pada taraf p < 0,05 atau p < 0,10.
ABSTRACT
The role of mother in the family could be realized in the form of role and responsibility between husband and wife. Nursing, caring and children's health in the family are the concern and the responsibility of husband and wife all together. Therefore, husband and wife have the same responsibility to improve the health quality of the family including the problem of breast feeding. There is still a popular opinion that the breast feeding practice is only mother's responsibility, and has no relationship to the father. In the reality, indeed, the father can not involve in the case of breast feeding, but actually the father has a great role to help the successfulness of his wife an that matter. A husband has a great role to create a comfortable and peacefully situation that makes his wife's psychological condition is healthy. In the time a baby sucks the mother's breast, there are two reflections that make the milk is running out, that are production reflex (prolactin reflex) and let down reflex of the milk. In the let down reflex the role of a husband is very great. This study focuses en the analysis of the relationship between the role of mother in the family and breast feeding practices in Indonesia. The objective of this study to see the relationship between the role of mother in family y and the different pattern of the breast feeding practices. Data used in this study are 2002-2003 Indonesian Demographic and Health Survey/IDHS data. The respondents of this study were women aged 15-49 years who had born and breast fed their last child. The analysis method applied are descriptive method to see the relationship indication on breast feeding practices and inferential method to observe whether the role of mother in family has the impact on breast feeding practices. The result of the study using binner logistic model shows that two variables, economy and role, have the positive impact on breast feeding only. The mother who experienced the role of mother in family on the economy sector has the opportunity 1.15 times bigger than the mother who has not (p value = 0.008). Further, the role of mother in the society sector has the opportunity 1.24 times bigger than who has not (p value = 0.021), statistical significant in p < 0.05. However, in division of the role of mother in the family, the parameter estimation is positive, but its relation is not significant statistically, either on p < 0.05 level or p < 0.10 level.
2007
T20709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
Abstrak :
Pada Tahun 2003, cakupan perilaku ibu yang rnemberikan ASI eksklusif pada bayi di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur masih rendah, yaitu masing-masing 0,83 % dan 0,90 %. Rendahnya angka cakupan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif ini diperkirakan karena belum dilakukannya pengkajian ilmiah mengenai perilaku ibu tersebut secara komprehensif dengan metode yang mernadai secara subtansial. Oleh karena itu dilakukan metode yang memadai dengan suatu pendekatan multilevel modeling untuk mengetahui peranan faktor individu dan faktor kontekstual terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Desain penelitian adalah cross-sectional pada 989 orang ibu menyusui dan 164 kepala desa dari 8 kabupaten yang terdapat di propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur pada tahun 2003. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik Multilevel.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah 1,72 %. Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor di level individu mempunyai peran yang lebih besar dari pada faktor di level desa terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Faktor-faktor di level individu yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah paritas, pengetahuan ibu, kontrasepsi dan ASI segera. Sedangkan faktor di level desa yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah keterlibatan kepala desa dalam program KIA. Dari hasil penelitian diketahui faktor paritas, kontrasepsi dan pengetahuan ibu mempunyai efek menghambat artinya perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif dapat terhambat dengan adanya peningkatan jumlah paritas, pernakaian kontrasepsi dan rendahnya pengetahuan ibu. Sedangkan faktor pemberian ASI segera dan keterlibatan kepala desa dalam pelaksanaan program KIA mempunyai efek pendorong perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan kerjasama lintas sektor terutama di tingkat desa yang dimaksud kepala desa, agar terjadi pemerataan hasil program-program kesehatan terutama program ASI eksklusif. Selain itu perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam yang mencakup variabel komposisional dan kontekstual dengan pendekatan yang lebih memadai seperti multilevel modelling agar didapatkan model yang lebih memadai dalam menjelaskan variasi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>