Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Puspito Sari
"Biofilm adalah struktur kompleks tiga dimensi yang terdiri dari bakteri hidup dalam matriks ekstraselular atau excreted polymeric substance (EPS) yang mengandung polisakarida, asam nukleat dan protein. Infeksi yang diakibatkan biofilm sulit untuk dieradikasi, karena EPS pada biofilm dapat meningkatkan resistensi bakteri dan menghambat antibiotik mencapai bakteri tersebut. Biofilm dapat melekat pada alat-alat kesehatan seperti kanul trakeostomi.  Pembentukan kolonisasi bakteri biofilm pada kanul trakeostomi dapat menyebabkan inflamasi kronik yang memicu infeksi stoma dan saluran pernapasan bawah, serta pembentukan jaringan granulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai biofilm dan mikroba pembentuk biofilm, serta faktor risiko yang mempengaruhi pembentukannya. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan di poliklinik THT FKUI-RSCM Dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Februari 2019 sampai dengan Agustus 2019 terhadap pasien yang terpasang kanul trakeostomi usia dewasa. Dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara faktor risiko penyakit komorbid dengan peningkatan pembentukan biofilm pada pasien terpasang kanul trakeostomi.

Biofilm is a three-dimensional complex structure consisting of living bacteria in an extracellular matrix or excreted polymeric substance (EPS) containing polysaccharides, nucleic acids and proteins. Infections caused by biofilms are difficult to eradicate, because EPS in biofilms can increase bacterial resistance and prevent antibiotics from reaching the bacteria. Biofilms can be attached to medical devices such as tracheostomy cannula. The formation of bacterial colonization of biofilms in tracheostomy cannulas can cause chronic inflammation that triggers stoma and lower respiratory tract infections, and the formation of granulation tissue. This study aimed to increase knowledge about biofilms and biofilm-forming microbes, and risk factors that influence its formation. This cross-sectional designs study, conducted at the ENT polyclinic FKUI-RSCM Dr. Cipto Mangunkusumo on February 2019 to August 2019 of adult patients with tracheostomy cannula.There was a statistically significant correlation between risk factors of comorbid disease with an increase of the biofilms formation in patients with tracheostomy cannula."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicka Ar Rahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode pemodelan makrokineik dalam penentuan dimensi biofilter. Pemodelan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam desain reaktor serta proses scale-up. Agar kegiatan desain biofilter menghasilkan rancangan yang akurat serta sesuai dengan kebutuhan pada kondisi real di industri, maka diperlukan pendekatan pemodelan yang dapat memberikan gambaran yang mendekati kondisi yang sebenarnya. Dengan pendekatan pemodelan secara makrokinetik diharapkan memungkinkannya transfer hasil percobaan skala bench laboratorium untuk digunakan sebagai parameter yang dapat diaplikasikan langsung pada perancangan biofilter skala industri secara tepat dan akurat.

This study aims to apply the macrokinetic modeling method in the determination of biofilter dimensions. Modeling is used as the basis for calculation of the reactor design and scale-up processes. In order for biofilter design activities produce an accurate design and in accordance with the needs of the real conditions in the industry, it is necessary that the modeling approach can provide a near real conditions. With this modeling approach allows the expected macrokinetic transfer laboratory bench scale experimental results to be used as a parameter that can be applied directly to the design of industrial-scale biofilter precisely and accurately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Metode paling efektif eliminasi E. faecalis adalah kombinasi NaOCl, EDTA, dan CHX.Namun penelitian menunjukkan presipitasi mengandung para-chloroaniline (PCA) akibat reaksi NaOCl dengan CHX.Oleh karena itu alexidine (ALX) diteliti sebagai alternatif irigan CHX Penelitian ini bertujuan membandingkan daya antibakteri ALX 2% dan CHX 2% terhadap biofilm E. faecalis.Biofilm E. faecalis ATCC 29212 pada membran selulosa nitrat dipapar ALX 2% dan CHX 2%.Sebelum tahap real-time PCR ditambahkan PMA (100 um). Jumlah bakteri hidup lebih rendah secara signifikan pada CHX 2% dibandingkan ALX 2% dan kontrol (P ≤ 0,05). Hasilnya dapat disimpulkan bahwa daya antibakteri ALX 2% lebih rendah dibandingkan CHX 2%., Most effective methods to eliminate E. faecalis is combination NaOCl, EDTA, and CHX. However studies reported formation para-chloroaniline (PCA) after a reaction of NaOCl and CHX. Therefore Alexidine was studied to be a possible replacement of CHX. Objective of this studies is to evaluate antibacterial efficacy of ALX 2% and CHX 2% against E. faecalis biofilm. Membrane cellulose nitrat containing biofilm E. faecalis ATCC 29212 transferred to each antimicrobial. Before qPCR, PMA was added (100 um). Significantly fewer live bacteria in 2% CHX than 2% ALX and control group (P ≤ 0.05). It was concluded that antibacterial effect ALX 2% is lower than 2% CHX against biofilm E. faecalis.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Revyliana Marta Betzy
"Latar Belakang: Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan tanaman herbal Indonesia yang telah diketahui memiliki efek antibakteri dan antijamur khususnya terhadap S. mutans dan C. albicans. Dalam rongga mulut, S. mutans dan C. albicans memiliki hubungan sinergis dalam pembentukan biofilm. Ikatan sinergis dual species dalam biofilm tersebut dapat meningkatkan resistensi terhadap agen antimikroba. Dalam pengembangan ekstrak etanol temulawak, diperlukan keamanan dan kualitas tanaman yang baik, yang dapat dilihat dari kemampuannya dalam mempertahankan stabilitas fisika, kimia, dan biologisnya dalam durasi dan temperatur penyimpanan yang berbeda. Tujuan: Menganalisis efek ekstrak etanol temulawak dalam mengeradikasi perkembangan biofilm single species dan dual species (S. mutans dan C. albicans), serta pengaruh durasi dan temperatur penyimpanan terhadap stabilitas biologis ekstrak etanol temulawak. Metode: Pemaparan ekstrak etanol temulawak pada biofilm single species dan dual species (S. mutans dan C. albicans) selama 6 jam untuk mencapai biofilm fase awal, dan dilakukan TPC dan MTT Assay. KEBM diuji dengan memaparkan ekstrak etanol temulawak pada biofilm usia 6 jam. Stabilitas biologis ekstrak dapat diamati melalui uji kontaminasi mikroba pada ekstrak etanol temulawak yang disimpan pada temperatur 4°C dan 28°C dan dilakukan pengujian setiap 2 minggu selama 4 minggu. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengenceran ekstrak etanol temulawak yang ditumbuhkan pada medium Plate Count Agar (PCA) dan dilakukan perhitungan koloni atau Total Plate Count (TPC), yang kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Ekstrak etanol temulawak memiliki nilai KEBM50 pada biofilm single species (S. mutans maupun C. albicans) pada fase awal sebesar 15%. Sedangkan pada dual species (S. mutans dan C. albicans) fase awal sebesar 25%. Kontaminasi mikroba yang terjadi masih berada di bawah batas produk farmasi non steril (<107 CFU/gr). Kesimpulan: Ekstrak etanol temulawak mampu mengeradikasi biofilm single species dan dual species (S. mutans dan C. albicans) pada fase awal. Diperlukan konsentrasi ekstrak etanol temulawak yang lebih tinggi untuk menghambat dan mengeradikasi biofilm dual species dibandingkan single species. Ekstrak etanol temulawak yang disimpan pada temperatur 4°C dan 28°C masih dapat mempertahankan stabilitas biologisnya bahkan setelah durasi 4 minggu penyimpanan.

Background: Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb) is an Indonesian native herbal plant which is known to have antibacterial and antifungal effects, especially against S. mutans and C. albicans. In the oral cavity, S. mutans and C. albicans have a synergistic relationship in the formation of biofilm. The synergistic bond of dual species in the biofilm can increase resistance to antimicrobial agents. In the development of Javanese ethanol extract, good safety and quality of the plant is needed, which can be seen from its ability to maintain its physical, chemical, and biological characteristics in different storage duration and temperatures. Objective: To analyze the effect of Javanese turmeric ethanol extract in eradicating the development of single species and dual species (S. mutans and C. albicans) biofilm, and the effect of storage duration and temperature on the biological characteristic of Javanese turmeric ethanol extract. Methods: Exposure of Javanese turmeric ethanol extract to single species and dual species (S. mutans and C. albicans) biofilm for 6 hours to achieve early phase, and measured by TPC and MTT Assay. MBEC was tested by exposing Javanese turmeric ethanol extract to a 6 hour old biofilm. Biological characteristic can be observed through microbial contamination test on Javanese ethanol extract stored at 4°C and 28°C and tested every 2 weeks for 4 weeks long. The test was carried out by diluting the Javanese turmeric ethanol extract grown on Plate Count Agar (PCA) medium and total plate count (TPC), then were statistically analyzed using the Mann-Whitney test. Results: MBEC50 of Javanese turmeric ethanol extract for single species (S. mutans as well as C. albicans) in early phase were 15%. And for dual species (S. mutans and C. albicans) in early phase were 25%. The microbial contamination that occurred was still below the limit for non-sterile pharmaceutical products (<107 CFU/gr) Conclusion: Javanese ethanol extract has the ability to eradicate single species and dual species (S. mutans and C. albicans) in the early phase. Higher concentrations of Javanese turmeric ethanol extract are required to eradicate dual species than single species biofilm. Javanese turmeric ethanol extract stored at 4°C and 28°C still maintained its biological characteristics even after 4 weeks of strorage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeherwin Mangundjaja
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0272
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"The multi species oral bacterial biofilm contributs to plaque formation, tooth caries, infection of oral mucosa and also periodontal disease. Caries prevention is possible by controlling the bacterial population, eg by application. Betacactam antibiotics are drugs of choise because most oral infections are caused by mixture of anaerobic bacteria. The peptidoglican reaction in bacterial cell walls by betalactam resuls in bacterial lysis. Recently, bacterial resistance to betalactam antibiotics has been found to occur frequently by several cellular mechanisms, such as bacterial production of B-lactamase, mutation of penicillin-binding protein (PBP) with low affinity to antibiotics, or decrease of cell wall permeability to betalactam. Bacteria can acquire resistance genes by mutation or exchange of genes."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sucipta Laksono
"Limbah pewarna batik berbahaya bila dibuang ke badan sungai tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu, konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) pada air buangan limbah batik 1332-3192 mg/L. Pengolahan fisika, kimia, dan biologis dapat mengurangi kandungan kimia berbahaya air limbah batik. Untuk mengetahui kriteria desain dari pengolahan biologis maka diperlukan laju kinetika penguraian substrat. Laju kinetika penguraian substrat berpengaruh terhadap efisiensi dari pengolahan biologis dengan media biofilter. Reaktor biofilter dengan skala lab pada penelitian ini memiliki volume 36 liter, dan air limbah yang dipergunakan merupakan air yang telah melalui proses fisika dan kimia. Proses penelitian ini meliputi seeding yaitu proses pembiakan bakteri yang berasal dari air limbah perut sapi, aklimatisasi yang merupakan proses adaptasi bakteri rumen, dan feeding merupakan proses penguraian konsentrasi senyawa kimia pada air limbah batik. Proses penelitian ini berlangsung selama 68 hari. Waktu tinggal pada penelitian adalah 8 jam dengan debit 1,25 mL/s. Diperoleh laju kinetika penguraian yang diperoleh berkisar 0,174-0,244 hari-1, laju pertumbuhan sebesar 0,03584 hari-1, dan biomassa dengan nilai 0,2088 gVSS/gCOD. Penyisihan COD 60 - 90%, Suhu pada proses ini berkisar antara 27oC-30oC sedangkan pH pada penelitian antara 6,5-8,5.

Batik wastewater can damage the river ecosystem when discharged into water bodies without any prior treatment, Chemical Oxygen Demand (COD) content of the wastewater batik of 1332-3192 mg/L. Physical, Chemical, and Biological treatment can reduce the hazardous chemical constituents of wastewater batik. To determine the design criteria of the biological treatment, the kinetics rate of substrate decomposition is needed. The rate of decomposition kinetics of the substrate affect the efficiency of the biological treatment especially biofilter process. Lab-scale biofilter reactor in this research had a volume of 36 liters and the wastewater used in this research is water that has been through physics and chemical process. The research process includes seeding process, acclimatization, and feeding process. Seeding is the process of culturing rumen bacteria, Acclimatization is the process of adaptation of rumen bacteria in media biofilter, and feeding is the decomposition of chemical compounds in watewater batik by rumen bacteria. This research process lasted for 68 days. Residence time in the study was 8 hours with a flow rate of 1.25 mL/s. Decay rate from rumen bacteria between 0,174-0,244 Day-1, rumen bacteria growth rate is 0.03584 day-1, and biomass of 0.2088 gVSS / gCOD. COD removal 60-90%, the temperature in this process ranges from 27oC-30oC while the pH between 6.5 to 8.5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Winda Anggreni
"Salah satu teknologi pencegahan persebaran Volatile Organic Compounds (VOCs), khususnya gas benzena yang berasal dari fasilitas pengomposan, adalah biofilter. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh variasi ukuran media pada biofilter selama proses aklimatisasi dengan menggunakan media filter berupa kompos yang berukuran <2,38 mm (lolos saringan 8) dan berukuran di antara 2,38-4,76 mm (antara saringan 8 dan 4). Gas benzena yang digunakan sebagai gas inlet berasal dari larutan benzena yang terevaporasi dengan laju alir 1 liter/menit kemudian dicampur dengan uap air dari humidifier. Media kompos yang digunakan berasal dari Unit Pengolahan Sampah yang telah memenuhi Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik (SNI 19-7030-2004). Selama percobaan proses aklimatisasi yang dijalankan selama 16 hari, biofilter dengan media kompos berukuran <2,38 mm atau media 1 menghasilkan nilai rata-rata Removal Efficiency (RE) sebesar 70,2% dengan nilai RE maksimum sebesar 99,8% pada hari ke-6 dan RE minimum sebesar 20,3% pada hari ke-14. Sedangkan percobaan biofilter dengan ukuran media yang sama pada percobaan kedua selama 6 hari menghasilkan nilai rata-rata RE sebesar 92,9% dengan nilai RE maksimum sebesar 99,7% pada hari ke-3 dan RE minimum sebesar 79,9% pada hari ke-4. Sedangkan percobaan biofilter dengan media kompos berukuran di antara 2,38-4,76 mm atau media 3 selama 10 hari menghasilkan nilai rata-rata RE sebesar 68,9% dengan nilai RE maksimum sebesar 97,4% pada hari ke-1 dan RE minimum sebesar 26,3% pada hari ke-6. Removal Efficiency (RE) pada media 2 lebih besar dibandingkan RE pada media 3 sebab porositas media 2 lebih besar dibandingkan media 3, sehingga waktu kontak gas benzena dengan media filter lebih lama dan proses adsorpsi dapat terjadi secara maksimal.

Biofilter is considered as one of a leading technology that can prevent the spread of Volatile Organic Compounds (VOCs), especially benzene gas from composting facilities. The aim of this study is to analyze the influence of media size of biofilter during acclimatization process using compost <2.38 mm (sieve 8) and between 2,38-4,76 mm (between sieve 8 and 4). Benzene gas used as inflow was obtained from evaporation of benzene solution with 1 liter/min flow combined with water vapor generated from a humidifier. Compost media originated from Unit Pengolahan Sampah was in agreement with Organic Compost Spesifications from Domestic Waste (SNI 19-7030-2004). During acclimatization process of 16 days, biofilter with media-sized compost <2.38 mm or media 1 produced an average value of Removal Efficiency (RE) at 70,2% with a maximum value of RE at 99,8% on the sixth day and the minimum value of RE at 20,3% on the fourteenth day. The same biofilter size in another experiment for 6 days produced an average value of RE at 92,9% with a maximum value of RE at 99,7% on the third day and the minimum value of RE at 79,9% on the fourth day. Meanwhile, the biofilter with media-sized compost between 2,38-4,76 mm or media 3 for 10 days produced an average value of RE at 68,9% with a maximum value of RE at 97,4% on the first day and a minimum value of RE at 26,3% on the sixth day. Removal Efficiency on media 2 is greater than media 3 because the porosity of media 2 is larger than media 3, so the contact time between benzene gas and media 2 is longer than media 3 and adsorption process can able to work maximumly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Khoirunnisa
"Latar Belakang: Nano Silver Fluoride NSF memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans bakteri penyebab karies.
Tujuan: Menganalisis pengaruh NSF terhadap viabilitas S.mutans dalam berbagai fase pembentukan biofilm.
Metode: Biofilm S.mutans diinkubasi selama 4 jam fase adhesi, 12 jam fase akumulasi aktif dan 24 jam fase maturasi pada suhu 37 C. Ketiga model biofilm dipapar NSF dengan konsentrasi Ag 0,4 F- 2,26, Ag 0,9 F- 2,26, Ag 1,4 F- 2,26, Ag 1,9 F- 2,26 selama 1 jam. Persentase viabilitas dinilai dengan menggunakan MTT assay.
Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna p>0,05 antara viabilitas biofilm pada fase adhesi, fase akumulasi aktif, ataupun fase maturasi.
Kesimpulan: NSF mampu menurunkan viabilitas biofilm S.mutans dalam berbagai fase pembentukan.

Background: Nano Silver Fluoride NSF has antibacterial effect against Streptococcus mutans that cause dental caries.
Objective: To analyze the effect of NSF on the viability of S.mutans in various phases of biofilm formation.
Methods: S.mutans biofilm was incubated for 4 hours adherence phase, 12 hours active accumulation phase and 24 hours maturation phase at 37 C then exposed by NSF at concentration Ag 0,4 F 2,26, Ag 0,9 F 2,26, Ag 1,4 F 2,26, Ag 1,9 F 2,26 for 1 hour. The percentage of viability was tested with MTT assay.
Result: Biofilm viability of S.mutans in various phases showed no significant difference p 0,05.
Conclusion: NSF can reduce the viability of S.mutans in various phases of biofilm formation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasi Suci Ramadhani
"Latar Belakang: Invasi mikroorganisme kedalam pulpa dan tubuli dentin merupakan penyebab infeksi saluran akar. Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang sering ditemukan dalam infeksi primer, sekunder maupun persisten, memiliki kemampuan membentuk biofilm dan dapat bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrim tanpa nutrisi sehingga bakteri ini sangat sulit dieliminasi. Preparasi kemomekanis tidak cukup untuk menghilangkan infeksi. Diperlukan suatu bahan irigasi untuk membantu menghilangkan  bakteri sehingga menyempurnakan preparasi saluran akar. Bahan irigasi herbal diperlukan sebagai alternatif pengganti bahan irigasi kimia untuk meminimalisir efek toksik dan resisten, namun tetap memiliki efek antibakteri yang setara dengan bahan irigasi kimia.
Tujuan: Menganalisa efek antibakteri larutan ektrak kayu secang terhadap biofilm E. faecalis isolat klinis.
Metode: Biofilm E. faecalis isolat klinis dibagi menjadi enam kelompok perlakuan untuk dipaparkan dengan bahan uji ekstrak kayu secang dengan konsentrasi 312 µg/ml, 625 µg/ml, 1250 µg/ml, 2500 µg/ml, 5000 µg/ml dan CHX 2% kemudian diuji dengan metode hitung koloni dan MTT assay.
Hasil: Didapatkan hasil dari kedua uji yang dilakukan bahwa konsentrasi optimum yang memiliki efek antibakteri setara dengan CHX 2% adalah konsentrasi 625 µg/ml.
Kesimpulan: Larutan ekstrak kayu secang memiliki efek antibakteri terhadap biofilm E. faecalis isolat klinis yang setara dengan CHX 2%.

Background: Microorganism invasion to the pulp and dentinal tubules is the cause of root canal infection. Enterococcus faecalis  commonly found in primary, secondary and persitent infection because it has ability to form biofilms and can survive in extreme conditions without nutrition, so these bacteria are very difficult to obliterate. Chemomechanical preparation not enough to eliminate infection. Materials needed to eliminate bacteria. Herbal irrigation required as an alternative chemical materials  to minimize toxicity and resistant effect, but still have an antibacterial effect comparable to chemical irrigation materials.
Objective: To analyze the antibacterial effects of secang heartwood againts E. faecalis biofilm clinical isolates.
Methods: em>E. faecalis biofilms were clinically suitable isolates into six treatment groups to be presented with secang heartwood extract test materials with a concentration of 312 µg/ml, 625 µg/ml, 1250 µg/ml, 2500 µg/ml, 5000 µg/ml and CHX 2% then examined by the colony forming unit and MTT assay methods.
Results: Obtained results from both test carried out that the optimum concentration which has an antibacterial effect along with 2% CHX is concentration of 625 µg/ml.
Conclusion: Secang wood extract solution has an antibacterial effect on E. faecalis bioflim clinical isolates that are comparable to CHX 2%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>