Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Ratnaning Pamungkas
"Penelitian pada 4 lokasi di area PT United Tractors Tbk. yang terdiri atas Warehouse Head Office, Yard Marketing, Workshop Jakarta dan UTR menunjukkan indeks WBGT Indoor antara 28.56°C sampai dengan 30.84°C dan indeks WBGT Outdoor antara 29.77°C hingga 29.88°C. Setelah dilakukan analisis indeks WBGT, beban kerja dan pola kerja berdasarkan Permenakertrans No. 13 Tahun 2011, didapatkan hasil bahwa dari 115 responden yang menjadi subyek penelitian, 25 responden (21.7%) termasuk kelompok berisiko mengalami pajanan tekanan panas. Sebanyak 110 responden (95.7%) merasakan temperatur lingkungan tempat mereka bekerja adalah panas serta 79.1% responden merasa tidak nyaman (terganggu) dengan kondisi tersebut. Seluruh responden yang menjadi subyek penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda. Jenis keluhan yang sangat sering (setiap hari) dirasakan oleh responden adalah banyak mengeluarkan keringat (64.3%) dan merasa cepat haus (43.5%) sedangkan jenis keluhan yang tidak pernah dirasakan oleh pekerja adalah rasa ingin pingsan (90.4%) dan kram/kejang otot perut (82.6%).

The research is conducted in 4 locations: Warehouse Head Office, Yard Marketing, Workshop Jakarta and UTR. The result of environmental monitoring showed that the WBGT indoor index range from 28.56°C until 30.84°C and WBGT outdoor from 29.77°C until 29.88°C. The measurement results of WBGT index, workload and work rate are being analyzed and compared with Permenakertrans No. 13 Tahun 2011. The comparison result showed that 25 respondent (21.7%) are including into risky group due to exposure of heat stress. 110 out of 115 respondents (95.7%) feel that their workplace is hot and 79.1% respondents feel uncomfortable with that hot conditions. Besides that, many subjective complaints due to exposure of heat stress are experienced by the workers with different frequency. The subjective complaints that experienced everyday by the workers are excessive sweating (64.3%) and quickly feel thirsty (43.5%), beside that the complaints that never being experienced by the workers are collapse (90.4%) and muscle abdominal cramps (82.6%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djenta Saha
"Kegiatan pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang berpusat pada pasien (Patient Centre). Kegiatan Asuhan Keperawatan merupakan Sub Sistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberi bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan (atau meninggal dengan rasa damai), yang mereka lakukan tanpa bantuan bila ia mempunyai kekuatan, kemauan dan pengetahuan, semuanya dilaksanakan sedemikian rupa untuk membantu pasien mandiri secepat mungkin. Kebutuhan pasien akan bantuan dari perawat berfluktuasisesuai dengan kondisi mereka, hal ini berpengaruh pada jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk melaksanakan asuhan keperawatan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pasien akan asuhankeperawatan informasi beban kerja berdasarkan klasifikasi pasien sangat di perlukan. Penelitian ini melakukan pengukuran beban kerja menggunakan dua metode yaitu "Workload Index" (WLI) dan "Workload Shed' (WLS). Hasil pengukuran disimpulkan bahwa kedua alat ukur mempunyai keselarasan yang tinggi untuk mengukur beban kerja perawat, sehingga kedua-duanya dapat digunakan di Rumah Sakit PGI Cikini atau Rumah Sakit yang serupa. Pengukuran menggunakan "Workload Sheer (WLS) lebih mudah digunakan untuk Rumah Sakit PGI Cikini, karena pengukuran langsung disesuaikan dengan ketentuan Rumah Sakit. Disarankan menggunakan informasi pengukuran beban kerja untuk memantau kecukupan tenaga perawat dan terpenuhinya kebutuhan pasien akan asuhan keperawatan.

The activities of health care is basically patient centre. The nursing activities was the sub system of the whole health care, tend to give aide to the patients for health care or remedial/healing (or die in peace). The patient do without any assistant or support if he or she willing to do and understand to his position as a nurse. Everything done in such away to give aide to the patients for self supported in a short time. The need of patient for nurses aide is very fluctuate according to their conditions. This will relate to the total nurses needed for running/implement the nursing activities. to fulfill the expectation of the patients for nursing activities, its needed some information about the workload of the nurses based on patient's classification. This study measured the nurse Workload using two methods, named Workload Index/WLI and Workload Sheet/WLS. from the measurement we concluded that both methods has the highly harmony to measure the nurse Workload, so both of methods suggested to use in the PGI Cikini Hospital, Jakarta and or similar hospitals. Measurement method with WLS much more easy for hospital practitioner at PGI Cikini Hospital, because it measured the hour used for nursing and the proportion of nurses in every shift is adjusted to the rule and regulation of the hospital. Its suggested to used informations drawn from the measurement for monitoring the Workload matched to the nurses required and the fulfillment of the patients need of nursing services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Istianingrum
"Badan Penelitian dan pengembangan Hak Asasi Manusia adalah salah satu Unit Eselon 1 yang berada di bawah naungan Departemen Hukum dan HAM RI mempunyai peran strategis dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu unsur pelayanan pemerintah kepada masyarakat luas dengan memberikan perlindungan, penegakan dan penghormatan HAM.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan tersedianya SDM yang berkualitas diharapkan Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dituntut untuk selalu bersikap dan menjunjung tinggi profesionalisme dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Oleh sebab itu, pegawai Balitbang HAM merasa tertantang untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat melalui penelitian, seminar, lokakarya serta sosialisasi tentang berbagai hal yang menyangkut Hak Asasi Manusia serta meningkatkan kinerja pegawainya agar lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari, mengetahui,menjelaskan dan mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja pegawai Badan penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Departemen Hukum dan HAM R.I. Teknik pengambilan data dengan menyebarkan kuaesioner dan wawancara serta data kepustakaan.
Berdasarkan analisis faktor yang dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) variabel awal, kemudian setelah dikelompokkan menjadi 17 (tujuh belas) variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu : (1). Konflik Peran; (2). Sistem Kerja; (3) Pengalaman; (4). Disiplin Kerja; (5). Motivasi; (6). Metode Kerja; (7). Harapan; (8). Produktivitas; (9). Sikap dalam. bekerja; (10). Kepuasan Kerja; (11). Budaya Organisasi; (12). Komunikasi; (13). Pelatihan; (14) Pendidikan; (15). Kompetensi; (16). Kompensasi dan (17). Komunikasi.
Hasil Penelitian setelah diadakan dengan uji regresi ditemukan 4 (empat) variabel yang mempengaruhi secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Departemen Hukum dan HAM R.I. Sedangkan variabel sistem kerja, pengalaman, disiplin kerja,motivasi, harapan, produktivitas, kepuasan kerja, budaya organisasi, pelatihan, pendidikan, kompetensi, kompensasi dan kemampuan belum berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
Adapun pemecahan persoalan dari ke 4 (empat) variabel yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah dengan lebih menekankan pada peningkatannya, sedangkan untuk yang 13 (tigabelas) variabel yang belum berpengaruh secara signifikan pada kinerja pegawai tersebut adalah akan diteliti lebih lanjut dan dapat dilihat dari berbagai aspek sudut pandanf yang ada pada penelitian selanjutnya.

The Office of Research and Development of Human Rights is one of the units in the echelon I in the Department of Law and Human Rights. It has a strategic role in applying its function as one of the government services to the public by giving protection, enforcement, and respecting the human rights.
To do its function and duty, the office must be supported by suitable facilities and good human resources. If it is fulfilled, the government officers are expected to be professional and service the public well.
For that reason, the officers in the office demand to give the best services through research, seminar, and socialization about human rights, to increase their performance.
This research aims to find factors which influence the officer's performance, identify and describe the factors that influence it, and identify and know the factors which strongly influence it. To collect needed data, questionnaires are distributed among the officers.
Base on the factorial analysis, there are 30 initial dimensions which are categorized into 17 components, such as conflict of role, working system, experience, discipline of work, motivation, working method, expectation, productivity, attitude, job satisfaction, culture of organization. Communication, training, education, competency, compensation, and capacity.
The result shows that there are 4 determined variables which influence the performance, which are conflict of role, working method, attitude, and communication. Meanwhile, the variables of working system, experience, discipline, motivation, expectation, productivity, satisfaction, culture of organization, training, education, competency, and capacity are not too influential on the performance.
To solve the problem of those four variables, it must be focused of how to fix and increase it. Meanwhile other 13 variables which are not influential will be explored further.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yuladiana
"Salah satu upaya peningkatan kinerja pegawai yang dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dalam berbagai aspek kemampuan dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan balk teknis maupun manajerial serta peningkatan motivasi, yang pada akhirnya secara keseluruhan diharapkan akan mampu memberikan perubahan sikap mental kearah positif, yang merupakan permasalahan pokok dalam upaya peningkatan kinerja pegawai.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kecederungan belum optimalnya kinerja pada Direktorat Industri Agro -- Direktorat Jendearl Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Penyebab antara lain latar belakang pendidikan, disiplin dan tanggung jawab pegawai yang relatif masih rendah.
Tujuan penelitian ini untuk 1) Melihat hubungan antara kemampuan dengan kinerja 2) Melihat hubungan antara motivasi dengan kinerja.
Adapun penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan riset lapangan dan dikomparasikan dengan riset pustaka, sehingga data yang diperoleh dianalisis dengan teknik regresi umum dengan menggunakan jasa computer serf Program Statistik (SPS - 2000) edisi Sutrisno Hadi.
Populasi pada penelitian ini berada di Iingkungan Direktorat Industri Agro - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, berjumlah 56 orang pegawai. Oleh karena jumlah populasinya kecil maka semua populasi dijadikan sampel. Jadi, sampel pengukuran dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Direktorat Industri Agra - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan berjumlah 56 orang pegawai.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Kemampuan berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja (r= 0,655, P = 0,000), 2) Motivasi berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja (r= 0,784, P = 0,000).
Hasil penelitian menunjukkan 1) Kemampuan berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja (r= 0,655, P= 0,000), 2) Motivasi berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja (r= 784, p=0,000).
Kemampuan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja, semakin tinggi kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dan semakin kuat motivasi yang ada pada pegawai, maka semakin tinggi kinerja. Sebaliknya semakin kurang kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dan semakin kurang motivasi, maka semakin rendah kinerjanya. Hal ini juga berarti juga berarti kemampuan dan motivasi dapat mempengaruhi kinerja.

One of the efforts to improve the employee's work is by developing the abilities which include the pints of technical, management and motivation. A better and totally performance of these aspects will contribute on extend alteration on the new rebirth of a positive attitude. This, finally, is the main subject in improving the employee's work.
This research is based on the minimum rate of employee's work at Direktorat Industri Agro - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasif Hutan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. For such this case, the causal factors are in the circle of employee's low rate educational background, discipline and responsibility in doing their duties.
The purposes of the research are as follow a) to observe the correlation between ability and employee's work b) to observe the correlation between motivations on their affect to employee's work which then examined in separately.
The method used in this research is the design of Descriptive Quantitative, on the form of practical research. after the comparison process of both practical and books research, data are analyzed by applying the general Regression Technique (Teknik Regresi Umum) on Computer Program for the Specific use of Statistic Program Series (SPS - 2000), Sutrisno Hadi's edition.
The 56 employees at Direktorat Industri Agra - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan are population on this study. The small number of employee at this institution is the reason for determining the whole population as research sample. Therefor, the 56 employees at Direktorat Industri Agra - Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan are choose as sample.
The result of the research 1) The ability is positively and significantly correlated with employee's work (r= 0,655, P = 0,000) 2) Motivation is positively and significantly correlated with employee's work (r= 0,784, P = 0,000).
The result also indicate 1) The ability is positively and significantly correlated with employee's work (r= 0,655, P= 0,000) 2) Motivation is positively and significantly correlated with employee's work (r= 784, p=0,000).
The ability and motivation effect on employee's work. It means, the higher ability and motivation on employee's performance, the higher employee's work they have. On the contrary, the less ability and motivation performed, the less employee's work they have. At the summary, It is definitely understandable that ability and motivation effect on employee' work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enni Juliani
"Beban kerja yang tinggi pada perawat pelaksana dapat menyebabkan keletihan, kelelahan yang berakibat pada menurunnya perilaku caring, yang dapat dilihat dari hilangnya empati dan respon kepada klien, kemunduran dalam penampilan kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat pelaksana dan pelaksanaan perilaku caring yang dipersepsikan oleh klien di ruang rawat inap lantai Jantung RS Husada Jakarta.
Penelitian ini merupakan jenis deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang melibatkan 24 perawat pelaksana dan 24 klien di ruang rawat inap lantai Jantung RS Husada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan observasi.
Hasil analisis univariat menunjukkan klien mempersepsikan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana dengan kategori rendah yaitu 54,2%. Beban kerja lebih dari standar waktu optimum produktif (80%) terutama pada shift pagi 95,13% diikuti shift sore 93,45% dan shift malam 71,58% serta rata-rata dari ketiga shift ini adalah 86,2%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik klien dengan persepsi terhadap pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana. Hasil uji t independen menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana (p value ,004).
Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai masukan bagi manajemen keperawatan rumah sakit Husada untuk mengkaji kembali ketenagaan perawat perlaksana baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sistem atau metode penugasan. Menempatkan caring menjadi inti dari praktik keperawatan dengan terus meningkatkan pengajaran dan sosialisasi konsep caring dalam praktek keperawatan melalui pelatihan-pelatihan kepada perawat yang memberi pelayanan keperawatan kepada klien.

High workload in staff nurse would have stimulated their fatigue and engendered loss of empathy, inadequate caring behavior, and poor work performance. Caring behavior was indispensable and central part of the nursing practice. The aim of this study was to recognize the relationship between staff nurses` workload and their caring behavior practice based on the clients` perception in Cardiology in client department Husada Hospital Jakarta.
The research was a descriptive correlation study with cross sectional approach. The samples were 24 staff nurses and 24 clients in Cardiology in client department, Husada Hospital Jakarta. The research instrument were a questionnaire and an observation sheet.
The result showed that client's perception on staff nurses caring behavior were low (54,2%). Meanwhile, the work load more than productive optimum standart (80%): the workload of day shift nurses was higher (95,13%) than evening shift (93,45%) and night shift (71,58%). The average workload was 86,2%. From the statistical analysis demonstrated that were was a significance relationship between staf nurses? workload and their caring behavior practice based on the clients? perception in cardiology in client department Husada Hospital Jakarta (p value= 0.004, α=0.05). Meanwhile, characteristic respondents had no relationship with the clients perception on the application of caring behavior among nurses. It could be inferred there was no interaction among confounding factors and only staff nurses? workload brought about their caring behavior practice in cardiology in client department Husada Hospital Jakarta.
It was recommended yhat the hospital management should appraised the nursing workforce quantitatively and qualitatively. It was also suggested that caring behavior should be put into the core of nursing practice by way of caring concept couching and socialization continuously to the staff nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fredna J.M. Robot
"ABSTRAK
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat penting diketahui, dalam mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Asuhan keperawatan merupakan beban kerja utama perawat dan menjadi fokus dari semua aktifitas perawat dapat dilaksanakan dengan baik, bila jumlah tenaga perawat tercukupkan. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui beban kerja perawat pelaksana, diketahui kebutuhan jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Desain penelitian menggunakan deskritif analitik untuk mengobservasi kegiatan perawat pelaksana dengan menggunakan metoda work sampling. Sampel penelitian adalah pekerjaan perawat pelaksana rawat inap yang dilakukan selama shift berlangsung baik shift pagi, shift sore maupun shift malam, total sebanyak 330 sampel. Instrumen penelitian menggunakan format observasi kegiatan perawat pelaksana, dengan panduan klasifikasi jenis kegiatan perawat. Penetapan waktu dan perawat yang diamati menggunakan teknik random sampling dengan interval waktu lima menit. Hasil analisis kegiatan terbanyak dari perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B adalah kegiatan keperawatan langsung 46,67%, dengan pencapaian waktu kegiatan 843 menit dari total waktu 2380 menit. Kebutuhan perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B dengan kapasitas 29 tempat tidur dan BOR rata-rata 90,1% dengan hasil beban kerja dihitung berdasarkan formula standar Dep.Kes, hasilnya ruangan ini kelebihan 3 perawat dari jumlah yang ada sebanyak 27 perawat. Rekomendasi: Manajemen Keperawatan Dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia perlu mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan. Diperlukan evaluasi kembali uraian tugas perawat dalam mengoptimalkan waktu kerja perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Charles Rusli
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masri
"ABSTRAK
PT. ADM-ENGINE PLANT adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi beberapa komponen Iokal dan perakitan terhadap mesin Daihatsu. Jenis produksi dan perakitan yag dilakukan terdiri dari dua jenis mesin, yaitu mesin diesel dan mesin bensin.
Jalur perakitan mesin diesel merupakan salah satu jalur perakitan yang ada selain untuk mesin mobil berbanan bakar bensin. Pada jalur ini PT.
ADM sedang mengalami kesuiitan daiam pemenuhan target produksinya selain dari adanya permintaan dari PT. ADM Management untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Dari sekian banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakteroapainya pemenuhan target produksi adalah beban kena yang dilakukan daiam jalur perakitan tidak seimbang. Akibat dari ketidakseimbangan tadi menyebabkan terjadinya inefisiensi produksi, seperti : bottlenecks, wating time, dan idle time. Permasalahan seperti inilah yang sebenarnya harus segera ditanggulangi.

Guna mengurangi ketidakseimbangan beban kerja, maka diperlukan suatu penyeimbangan ulang dari elemen-elemen kerja kedaiam stasiun kerja agar diperoleh waktu standar tiap stasiun kerja yang seimbang.
Salah satu metode penyeimbangan beban kerja yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode bobot posisi peringkat. Dalam meiakukan penyeimbangan dengan metode bobot posisi peringkat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran terhadap elemen-elemen kerja dalam proses perakitan.
2. Melakukan perhitungan waktu standar dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan kelonggaran.
3. Membuat diagram preseden untuk mengetahui keterkaitan antara satu eiemen kerja dengan elemen kerja lainnya.
4. Menghitung nilai bobot posisi dari setiap elemen kerja dengan melihat dari diagram preseden yang teiah digambarkan.
5. Menempatkan elemen kerja kedalam stasiun kerja diurut dari elemen kerja yang mempunyai bobot terbesar sampai elemen Rena yang mempunyai bobot terkecil. Elemen kerja dengan bobot terbesar ditempatkan pada stasiun kenja pertama 6. Menghitung nilai ehsien dan tundaan seimbang.
Dengan mengikuti pola diatas maka setiap stasiun kerja akan memiliki waklu siklus yang sama, sehingga kejadian seperti tidak tercapainya target produksi dapat ditanggulangi. Selain itu dengan metode ini perusahaan dapat membuat stasiun kerja sesuai dengan target produksi yang diminta.
Efisiensi yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan sangat menentukan sekali keberhasilan perusahaan dalam mencapai kapasitas produksi yang telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakai ata pasar kendaraan bermotor.

"
1996
S36645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raldina Asdyanti
"Skripsi ini membahas hubungan beban kerja mental dengan kinerja karyawan pada departemen Contract Category Management di Chevron Indoasia Business Unit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja mental dengan kinerja karyawan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan teknik total sampling terhadap seluruh karyawan departemen contract category management yang berjumlah 34 responden.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uji korelasi spearman menunjukkan bahwa beban kerja mental dengan kinerja karyawan memiliki hubungan yang signifikan dengan arah hubungan yang negatif dan kategori kekuatan hubungan sedang. Hubungan negatif menandakan bahwa semakin tinggi beban kerja mental akan semakin rendah kinerja karyawan.

The focus of this study is the relationship between mental workload with employees performance at department contract category management, Chevron IndoAsia Business Unit. The purpose of this study is to understand the relationship between mental workload with performance among employees. This study using quantitative approach with survey method that use total sampling technique to all of department Contract Category Management employees which held to 34 respondents.
The result of this study that use rank spearman correlation test showed mental workload had significant negative corelation with employee performance with middle strengnthness. The negative correlation means the higher mental workload is the lower performance will be showed by employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>