Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradesta Mawardani
"Di era war of talent yang semakin sengit, penting bagi perusahaan untuk mengontrol tingkat turnover karyawan. Terdapat berbagai macam faktor yang menyebabkan intensi karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh quality of work life terhadap turnover intention dengan organizational embeddedness sebagai variabel mediasi. Konsep quality of work life diukur menggunakan lima dimensi yaitu compensation and benefits, career opportunities, work life balance, job characteristics, dan supervisor behavior. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarluaskan secara daring kepada karyawan tetap PT Bank Syariah Indonesia Tbk di kantor pusat DKI Jakarta. Data yang berhasil terkumpul sebanyak 103 responden dan dianalisis menggunakan PLS-SEM melalui software SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa quality of work life berpengaruh negatif dan tidak signfikan terhadap turnover intention. Sementara itu, quality of work life berpengaruh positif terhadap organizational embeddedness di mana dimensi career opportunities dan job characteristics memiliki pengaruh yang signifikan. Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa organizational embeddedness berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Namun, organizational embeddedness tidak memediasi hubungan antara quality of work life dengan turnover intention.

In the era of increasingly fierce war of talent, it is important for companies to control employee turnover rates. There are various factors that cause employees intention to leave the company. This study aims to analyze the effect of quality of work life on turnover intention with organizational embeddedness as a mediating variable. The concept of quality of work life is measured using five dimensions, namely compensation and benefits, career opportunities, work life balance, job characteristics, and supervisor behavior. This research uses a quantitative approach with data collection through questionnaires distributed online to permanent employees of PT Bank Syariah Indonesia Tbk at the head office of DKI Jakarta. The data collected were 103 respondents and analyzed using the PLS-SEM through SmartPLS software. The results of this study indicate that quality of work life has a negative and insignificant effect on turnover intention. Meanwhile, quality of work life has a positive effect on organizational embeddedness where the dimensions of career opportunities and job characteristics have a significant effect. Furthermore, this study also shows that organizational embeddedness has a negative and significant effect on turnover intention. However, organizational embeddedness does not mediate the relationship between quality of work life and turnover intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Dewi
"ABSTRAK
Keberhasilan pembangungan di Indonesia, khususnya dibidang kesehatan dan keluarga berencana ditandai dengan terjadinya penurunan angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur penduduk. Jumlah penduduk usia lanjut (60 tahun ke atas) akan terus meningkat yaitu dari 11,3 juta di tahun 1990 menjadi 17,8 juta di tahun 2005 dan terus meningkat menjadi 28,8 juta di tahun 2020.
Penduduk usia lanjut tentunya berbeda dengan penduduk usia muda. Para penduduk usia lanjut telah mengalami kemunduran fisik dan mental. Walaupun demikian di Indonesia pada umumnya penduduk usia lanjut masih dapat melakukan berbagai aktivitas dan masih banyak berperan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Bahkan penduduk usia lanjut di Indonesia masih banyak yang bekerja. Tampaknya kebutuhan ekonomi dan kondisi kesehatan menjadi alasan mengapa penduduk usia lanjut bekerja, disamping karakteristik sosialnya.
Penelitian ini menggunakan data SAKERTI 1993, yang mendefinisikan penduduk usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas. Selain mempelajari karakteristik sosial-ekonomi dan demografi penduduk usia lanjut (jenis kelamin, hubungan dengan kepala rumah tangga, status perkawinan, pendidikan, daerah tempat tinggal, pengeluaran dan kesehatan), dicari faktor penentu (faktor yang "mempengaruhi") bekerja diantara penduduk usia lanjut."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Kurniawan
"Salah satu tugas aparatur pajak adalah melakukan pemeriksaan yang bertujuan untuk memastikan apakah Wajib Pajak sudah melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan. Kinerja pemeriksaan yang dilakukan oleh para aparatur pemeriksa akan menentukan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yang lebih lanjut akan menentukan tingkat penerimaan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan yang diantaranya adalah budaya organisasi dan motivasi berprestasi.
Budaya organisasi adalah nilai-nilai, asumsi-asumsi dan keyakinankeyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh anggota organisasi yang meliputi: inisiatif individu, toleransi terhadap risiko, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identifikasi, sistem penghargaan, toleransi terhadap konflik, dan poly komunikasi. Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan, keinginan, dan tingkat kesediaan seseorang untuk mengeluarkan upaya dalam rangka mencapai prestasi terbaik yang diukur dengan indikator: tanggung jawab, pertimbangan terhadap risiko, umpan balik, inovatif, waktu penyelesaian tugas, dan ingin menjadi yang. Kualitas pemeriksaan pajak adalah kondisi dinamis yang mencerminkan upaya aparatur pajak dalam melakukan korespondensi, pemeriksaan kantor, dan pemeriksaan lapangan atas wajib pajak
Penelitian menggunakan desain korelasional dengan melibatkan 42 responden yang diambil teknik sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah teruji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi dan regresi yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa budaya organisasi dan motivasi berprestasi tergolong baik, sedangkan untuk kualitas pemeriksaan belum baik karena pada umumnya belum mencapai target yang ditetapkan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa budaya organisasi dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Budaya organisasi memberikan kontribusi sebesar 29%, motivasi berprestasi 42,3%, dan secara bersama-sama budaya organisasi dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi 44,2%. Dengan demikian kesimpulan penelitian ini adalah semakin baik budaya organisasi dan semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin baik kualitas pemeriksaan pajak, sebaliknya semakin buruk budaya organisasi dan semakin rendah motivasi berprestasi maka semakin buruk pula kualitas pemeriksaan pajak.
Budaya organisasi perlu ditingkatkan dengan mereduksi nilai-nilai yang kurang relevan untuk kebutuhan pengembangan organisasi dan karyawan yang harus didahulul oleh kegiatan riset secara intens dan series untuk menemukan nilai-nilai budaya yang usang dan berusaha mengidentifikasi nilai-nilai baru. Sementara motivasi berprestasi dapat ditingkatkan dengan perbaikan sistem pengembangan karir dan promosi yang lebih baik, obyektif dan adil. Untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini ada baiknya dilakukan penelitian lanjutan serupa dengan mengambil obyek yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh wilayah generalisasi yang lebih luas.

The one of tax auditor's tasks is to audit and to ensure whether taxpayers have paid their tax obligations correspond to the rule. The performance of auditing done by the auditors will determine the degree of taxpayer compliance in paying their tax obligations, which in turn will affect the degree of state receivable. This research was aimed to examine factors affecting the quality of tax auditing, in which two among many were organizational culture and achievement motivation.
Organizational culture defined as values, assumptions and confidences of the base felt together by organizational member which cover: individual initiative, tolerance to risk, integration, management support, observation, identify, appreciation system, tolerance to conflict, and communications pattern. Achievement motivation is motivation, desire, and storey, level readiness of someone to do the effort for the agenda of reaching the best achievement which measured with indicator: responsibility, consideration to risk, feed back, innovative, time solution of duty, and want to be the best. Quality of tax auditing is dynamic condition which expresses the effort tax auditor's in doing the correspondence, inspection of office, and inspection of field of taxpayer.
42 respondents were participated using census sampling. Questionnaires were used to collect data after testing their validity using Pearson Product Moment and reliability using Alpha Cronbach. Obtained data then were examined using correlation and regression technique with SPSS V. 12.
The results showed that organizational culture and the achievement motivation could be characterized as good, while for the quality of tax auditing not yet good, because generally they not yet reached specified goals. Hypotheses testing showed that organizational culture and achievement motivation had positive and significant influence toward the quality of tax auditing. Organizational culture gave 29% contribution, achievement motivation gave 42.3%, and both organizational culture and achievement motivation gave 44.2%. Thus, it could be concluded that the better organizational culture and the higher achievement motivation, the better the quality of tax controlling among tax controllers: and vice versa.
Organizational culture needs improving by decreasing obsolete values which are not relevant to the need of developing organization and employees. Intense and serious researches needed to discover obsolete values, and to identifying new values. Achievement motivation can be increased by improving career development system and better promotion, objectively and considering justice. To follow up this study, further similar researches using different objects and bigger sample size needed, so that generalization will be larger.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunis Farida O.T.
"Panti Sosial Pamardi Putra Khusnul Khotimah Jakarta (PSPP Khusnul Khotimah) merupakan salah satu panti sosial yang ditunjuk oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai tempat pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu (One Stop Centre). Keberhasilan PSPP Khusnul Khotimah dalam melaksanakan program terapi dan rehabilitasi terpadu ditentukan oleh kepuasan para klien (residenlorang yang mengikuti program terapi dan rehabilitasi) dalam menjalani program khususnya rehabilitasi sosial dalam upaya mengubah perilaku sosial akibat ketergantungan narkoba. Permasalahan kepuasan para klien yang merupakan indikator variabel yang secara implisit mengandung makna kepuasan pengguna jasa, maka dapat dijabarkan dalam penelitian ini dart dimensi pelayanan yang implisit didalamnya yaitu variabel tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy, yang merupakan kualitas pelayanan (Service Quality) menurut Servqual (Zeithami, Valerie A et.al; 1990).
Hasil pengungkapan permasalahan kualitas pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu bagi korban penyalahgunaan narkoba di PSPP Khusnul Khotimah Jakarta dengan menggunakan analisis faktor sehingga diperoleh faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu di PSPP Khusnul Khotimah Jakarta dengan tingkat kepuasan rata-rata masih di bawah 100% yaitu sebesar 91,32 %, yang berarti juga bahwa klien masih belum merasa puas. Adapun tingkat kepuasan klien menurut (1) dimensi tangibility dengan persentase tingkat kepuasannya sebesar 82,70%; (2) dimensi responsiveness dengan persentase tingkat kepuasannya sebesar 81,51%; (3) dimensi reliability dengan persentase tingkat kepuasannya sebesar 86,42%; (4) dimensi assurance dengan persentase tingkat kepuasannya sebesar 87,79%; dan (5) dimensi empathy dengan persentase tingkat kepuasannya sebesar 80,55%. Adapun faktor yang yang sangat berpengaruh terhadap pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadi di PSPP Khusnul Khotimah Jakarta meliputi faktor Jaminan Petugas, faktor Kehandalan Petugas, faktor Fisik, faktor Sikap Tanggap dan Perhatian Petugas.
Faktor yang sangat dominan mempengaruhi pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu di PSPP Khusnul Khotimah adalah faktor jaminan petugas yang meliputi rasa aman dan bebas kekerasan dalam pelayanan, keterampilan dan kerampuan petugas dalam pelayanan dan membantu mengatasi masalah klien serta pengetahuan petugas dalam menangani klien.
Dengan demikian upaya untuk mengatasi permasalahan pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu di PSPP Khusnul Khotimah dititikberatkan pada peningkatkan kemampuan SDM dalam memberikan pelayanan, yang dilakukan melalui pendidikan formal, maupun pendidikan dan latihan teknis. Kemudian meningkatkan ketrampilan petugas melalui pembinaan, magang dan studi banding serta mengadakan pertemuan koodirnasi antar petugas dalam pemecahan masalah klien. Hingga mengikutsertakan petugas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PSPP Khusnul Khotimah kepada petugas dengan pengarahan dan pembinaan melalui pertemuan rutin, mingguan dan bulanan. Dengan demikian upaya tersebut perlu di dukung dengan peningkatan secara terpadu dan menyeluruh serta komprehensif guna meningkatkan pelayanan terapi dan rehabilitasi terpadu di PSPP Khusnul Khotimah.

PSPP Khusnul Khotimah representing one of the social residential which showed by BNN as therapy service place and rehabilitate inwroughtly ( One Stop Centre). Efficacy of PSPP Khusnul Khotimah in executing therapy program and rehabilitate inwrought determined by satisfaction all client ( residen I one who follow therapy program and rehabilitate) in experiencing program specially rehabilitate social in the effort altering social behavior of effect depended narkoba. Problems of Satisfaction all client representing variable indicator which implicitly contain meaning satisfaction [of] service user, hence can be formulated in this research from service dimension which is implisit in it that is tangibility variable, reliability, responsiveness, assurance, and empathy, representing the quality of service (Service Quality) according to Servqual (Zeithami, Valerie A, et. al; '1990).
Result of problems expression of is quality of therapy service and rehabilitate inwrought to victim abuse of drugs in PSPP Khusnul Khotimah Jakarta by using factor analysis is so that obtained by factor influencing the quality of therapy service and rehabilitate inwrought in PSPP Khusnul Khotimah Jakarta with storey, level satisfaction of mean still below/under 100% that is equal to 91,32 %, connoting that client still not yet lick lips. As for storey;level satisfaction of client according to (1) tangibility dimension with percentage mount its satisfaction equal to 82,70%; ( 2) responsiveness dimension with percentage mount its satisfaction equal to 81,51%; ( 3) reliability dimension with percentage mount its satisfaction equal to 86,42%; ( 4) assurance dimension with percentage mount its satisfaction equal to 87,79%; and ( 5) empathy dimension with percentage mount its satisfaction equal to 80,55%. As for factor very having an effect on to therapy service and rehabilitate paddy in PSPP Khusnul Khotimah Jakarta cover Guarantee Officer factor, Mainstay Officer factor, Physical factor, Attitude factor Listen carefully and Attention of Officer.
Very dominant factor influence therapy service and rehabilitate inwrought in PSPP Khusnul Khotimah is officer guarantee factor covering security and is free of hardness in service, and skill ability of officer in service and assist to overcome the problem of client and also knowledge of officer in handling client
Thereby strive to overcome problems of therapy service and rehabilitate inwrought in PSPP Khusnul Khotimah at ability of HRH in giving service, which is through formal education, and also technical practice and education. Later; Then improve skilled of officer through construction, study and magang compare and also perform a meeting of coordination between officer in client trouble-shooting. Till involve officer in fundamental duty execution and PSPP Khusnul Khotimah function to officer with construction and guidance through routine meeting, weekly and monthly. Thereby the effort requires to in supporting with improvement inwroughtly and totally comprehensive to and also utilizes to improve therapy service and rehabilitate inwrought in PSPP Khusnul Khotimah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Salim
"Tesis ini bertujuan menganalisis hubungan komponen-komponen quality of work life dengan turnover intention perawat dan bidan pelaksana Rumah Sakit Tugu Ibu. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif secara cross-sectional pada 143 perawat dan bidan pelaksana. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan uji statistik menggunakan chi-square dan regresi logistik menggunakan SPSS versi 20. Pemodelan multivariat dengan menggunakan metode enter.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kontribusi variabel-variabel quality of work life terhadap turnover intention perawat dan bidan pelaksana. Saran untuk Rumah Sakit Tugu Ibu berdasarkan hasil penelitian adalah memperkuat rasa bangga terhadap institusi, menerapkan program manajemen risiko klinis, mempertahankan kekeluargaan dan toleransi dalam komunikasi organisasi, memberikan kompensasi yang seimbang sesuai model jenjang karir perawat klinis menurut Depkes RI, mempertahankan fasilitas refreshing, meningkatkan pengelolaan sistem jaminan kesehatan dan pensiun, serta meningkatkan dan mengevaluasi kepuasan kerja.

The aim of this study is to analyse the correlation between the components of quality of work life with the nurse and midwives turnover intention at Tugu Ibu Hospital. Quantitative Cross-Sectional methods was used on 143 nurses and midwives sample. Univariate, bivariate, and multivariate data analyses were used using Chi-Square and regression logistic statistical test with SPSS version 20. Enter method was assessed for multivariate modeling.
The result shows that there are contributions from quality of work life variables to nurse and midwife turnover intention. Suggests we give for Tugu Ibu Hospital based on the thesis result are strengthening the sense of pride in the institution, implementing clinical risk management program, maintain sense of kinship and tolerance in communication, balance compensation based on Depkes RI nurse career path, maintain refreshing facility, improve the management of health insurance and pension, improve and evaluate job satisfaction regularly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Hasnita
"Tesis ini membahas hubungan antara komponen kualitas kehidupan kerja (quality of work life) dengan kinerja bidan puskesmas di wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya penurunan kinerja bidan pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional.
Teori yang digunakan untuk melihat kualitas kehidupan kerja bidan adalah teori Cascio (2013) yang terdiri dari sembilan komponen yaitu keterlibatan pegawai, kompensasi yang adil atau seimbang, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, pengembangan karir, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah dan komunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen QWL yang signifikan berhubungan dengan kinerja adalah keterlibatan pegawai sekaligus komponen QWL yang paling kuat hubungannya dengan kinerja bidan puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar bidan sebagai tenaga kerja yang profesional harus bekerja sesuai dengan peraturan dan standar operasional yang berlaku. Puskesmas sebagai tempat kerja harus memperhatikan semua komponen QWL yang berhubungan dengan kinerja bidan dan Dinas Kesehatan sebagai pembuat kebijakan harus melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, memenuhi kebutuhan kesehatan dan keselamatan kerja di puskesmas serta melakukan reward and punishment terhadap kinerja pegawai.

This thesis studies the relationship between component of quality of work life to the performance of midwife clinics in Central Bangka regency in 2013. This research was conducted because researchers saw a decrease in performance midwife in 2012. This study is an observational study with cross-sectional design.
Theory is used to see the quality of work life midwife is the theory Cascio (2013) which consists of nine components: employee participation, job security, save environment, pride, career development, wellness, conflict resolution and communication.
The results showed that a significant component of QWL is related to the employee participation and become the most powerful component of QWL do with performance midwife clinic.
Based on the research results, the researchers suggested that midwives as professional workforce to work in accordance with the regulations and standards applicable operational. Health centers as workplaces should pay attention to all components of QWL related to the performance of the Department of Health as a midwife and policy makers must undertake monitoring and evaluation on a regular basis, to meet the needs of health and safety in the clinic and do reward and punishment on employee performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawarwati Hariyono Putri
"Tesis ini membahas pengaruh quality of work life, perceived organization culture, kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap intention to quit di sepuluh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara-Kementrian Keuangan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain survey menggunakan instrumen kuesioner kepada seluruh pelaksana di 10 KPPN. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kepuasan kerja, komitmen organisasional, dan salah satu dimensi quality of work life yaitu work life balance memiliki pengaruh negatif yang signifikan dengan intention to quit. Dengan R2 sebesar 34,1% menunjukkan sebanyak 34,1% intention to quit dapat dijelaskan oleh variabelvariabel tersebut diatas. Sehingga penelitian ini dapat menyarankan perlunya melakukan pembenahan kebijakan terkait aspek-aspek yang menjadi sumber kepuasan dan kenyamanan work life balance pegawai. Misalnya saja terkait kepastian pola dan lama penugasan di daerah. Selain itu perlu adanya programprogram yang dapat meningkatkan komitmen pada organisasi.

This thesis examines the effects of quality of work life, perceived organization culture, job satisfaction, and organizational commitment to intention to quit at big 10 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara - Kementerian Keuangan. This research is quantitative research design using questionnaire survey approach. The result of regression analysis find that job satisfaction, organizational commitment, and one dimension of the quality of work life, work life balance are negatively influence. R2 score, 34,1% means that 34,1% of intention to quit variability can be explained by those variables. Hence this research may suggest KPPN Management in particular and Ditjen Perbendaharaan in general to reform and develop the policies that support employee's work life balance and satisfaction. For example, management can set up the duration and the pattern of assignment. Moreover they can develop programs that can increase commitment to the organization.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamela Indrajati Suryoputro
"[ABSTRAK
Turnover dari Yakult Ladies di Indonesia merupakan suatu problem bagi manajemen PT Yakult Indonesia Persada. Akibat dari turnover mencakup hilangnya pekerja yang berbakat dan bertambahnya biaya rekrutment dan pelatihan dalam bentuk uang dan waktu. Kebanyakan studi terdahulu mengkaji turnover intention dari full-time employees. Studi ini menggunakan pendekatan yang berbeda dengan mengkaji turnover intention dari Yakult Ladies sebagai independent workers. Studi ini menggunakan work-life balance, psychological climate, dan customer orientation, sebagai variabel-variabel yang dapat memprediksi turnover intention. Work-life balance terbagi atas tiga dimensi, yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Psychological climate terbagi atas enam dimensi, yaitu supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, dan challenge. Studi ini menemukan bahwa hanya beberapa atau tidak semua dimensi dari work-life balance dan psychological climate merupakan faktor yang relevan mempengaruhi turnover intention dari Yakult Ladies. Faktor tersebut adalah work interference with personal life dan personal life interference with work, yang merupakan dimensi dari work-life balance, dan juga recognition dan self-expression, yang merupakan dimensi dari psychological climate. Peningkatan work-interference with personal life, personal life interference with work, dan self-expression akan memperkuat turnover intention; sedangkan peningkatan recognition akan mengurangi turnover intention

ABSTRACT
Turnover of Yakult Ladies in Indonesia has become an issue for management of PT Yakult Indonesia Persada. Consequences of turnover include the loss of talented workers as well as the added expense of recruitment and training in terms of money and time. Previous studies mostly examine turnover intention of full-time employees. This study takes a different approach by examining the turnover intention of Yakult Ladies as independent workers. This study uses work-life balance, psychological climate, and customer orientation, as predictors of turnover intention. Work-life balance is composed of three dimensions, which are work interference with personal life, personal life interference with work, and work/personal life enhancement. Psychological climate is divided into six dimensions, which are supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, and challenge. This study found that several, but not all dimensions of both work-life balance and psychological climate are relevant factors affecting Yakult Ladies‟ turnover intention. Those factors are work interference with personal life and personal life interference with work, which are the dimensions of work-life balance, and also recognition and self-expression, which are the dimensions of psychological climate. Increased work interference with personal life, personal life interference with work, and self-expression will increase turnover intention; whereas increased recognition will reduce turnover intention., Turnover dari Yakult Ladies di Indonesia merupakan suatu problem bagi manajemen PT Yakult Indonesia Persada. Akibat dari turnover mencakup hilangnya pekerja yang berbakat dan bertambahnya biaya rekrutment dan pelatihan dalam bentuk uang dan waktu. Kebanyakan studi terdahulu mengkaji turnover intention dari full-time employees. Studi ini menggunakan pendekatan yang berbeda dengan mengkaji turnover intention dari Yakult Ladies sebagai independent workers. Studi ini menggunakan work-life balance, psychological climate, dan customer orientation, sebagai variabel-variabel yang dapat memprediksi turnover intention. Work-life balance terbagi atas tiga dimensi, yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Psychological climate terbagi atas enam dimensi, yaitu supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, dan challenge. Studi ini menemukan bahwa hanya beberapa atau tidak semua dimensi dari work-life balance dan psychological climate merupakan faktor yang relevan mempengaruhi turnover intention dari Yakult Ladies. Faktor tersebut adalah work interference with personal life dan personal life interference with work, yang merupakan dimensi dari work-life balance, dan juga recognition dan self-expression, yang merupakan dimensi dari psychological climate. Peningkatan work-interference with personal life, personal life interference with work, dan self-expression akan memperkuat turnover intention; sedangkan peningkatan recognition akan mengurangi turnover intention]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmmad Arrofi Chatramanderaj
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai gambaran tingkat persepsi work-life balance pada
pejabat diplomatik dan konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Work-life balance secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah keadaan ideal
dimana seseorang dapat memenuhi segala tuntutan maupun kebutuhannya baik
work -hal lain yang terkait) dan (hal-hal di luar
kehidupan kerja, seperti keluarga, rekreasi, serta hal lain yang tidak terkait dengan
karir). Penelitian dilakukan pada 244 Diplomat Indonesia (n=244), baik yang
bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Diplomat Indonesia memiliki tingkat persepsi work-life
balance yang sedang. Terdapat perbedaan tingkat persepsi work-life balance yang
signifikan pada Diplomat Indonesia berdasarkan usia, lama bekerja, dan
berdasarkan jumlah penempatan. Metode kualitatif dengan wawancara terhadap
10 informan dilakukan untuk memperkaya hasil penelitian. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi instrumen untuk membantu
meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan Biro Kepegawaian Kemlu RI dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan manajemen SDM pada profesi
Diplomat, misalnya, dalam mengambil keputusan mengenai fasilitas atau
kebijakan yang menunjang kualitas hidup pegawai di lingkungan Kemlu RI.

ABSTRACT
This thesis discusses the work-life balance of diplomatic and consular officers at
the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. Work-life balance
simply defined as an ideal state in which a person can meet all the demands and
needs within the work sphere (career and other matters related) and life sphere
(things outside of work life, such as family, recreation, and other things that are
not related to career). The study was conducted at 244 Indonesian Diplomats (n =
244), both of which served in the country and abroad. The results of this study
indicate that Indonesian diplomats have fair perceived level of work-life balance.
There are differences in the level of perception of work-life balance that is
significant in Indonesian diplomats based on age, years of service, and based on
the number of placements. Qualitative methods by interview with 10 informants is
conducted to enrich the research. The results obtained from this study are
expected to be an instrument to help improve the quality of performances and
services of Employment Bureau of Ministry of Foreign Affairs in making
decisions relating to the human resources management, for example, in making
decisions regarding the facilities or policies that support the quality of life of
employees in the Ministry of Foreign Affairs., This thesis discusses the work-life balance of diplomatic and consular officers at
the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. Work-life balance
simply defined as an ideal state in which a person can meet all the demands and
needs within the work sphere (career and other matters related) and life sphere
(things outside of work life, such as family, recreation, and other things that are
not related to career). The study was conducted at 244 Indonesian Diplomats (n =
244), both of which served in the country and abroad. The results of this study
indicate that Indonesian diplomats have fair perceived level of work-life balance.
There are differences in the level of perception of work-life balance that is
significant in Indonesian diplomats based on age, years of service, and based on
the number of placements. Qualitative methods by interview with 10 informants is
conducted to enrich the research. The results obtained from this study are
expected to be an instrument to help improve the quality of performances and
services of Employment Bureau of Ministry of Foreign Affairs in making
decisions relating to the human resources management, for example, in making
decisions regarding the facilities or policies that support the quality of life of
employees in the Ministry of Foreign Affairs.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Syahputra
"Penelitian ini membahas tentang hubungan komponen quality of work lifedengan kinerja perawat di bagian keperawatan Rumah Sakit Budi KemuliaanBatam Era Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2015.Metodologi penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitianini untuk melihat hubungan antara sembilan komponen variabel independenQuality of Work Life yaitu: keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa amanterhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi,pengembangan karir, fasilitas, penyelesaian masalah dan komunikasi dengankinerja perawat di Bagian Keperawatan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Responden berjumlah 100 perawat.Karakteristik responden dari umur terbanyak usia 20-29 tahun 40 dan30-39 tahun 39, pendidikan rata-rata D3 keperawatan 87, status pegawaiterbanyak adalah pegawai tetap 88 dan lama bekerja terbanyak diatas3 tahun 59. Analisis bivariat dengan Chi Square dan uji korelasiSpearman didapatkan hubungan yang signifikan dengan kinerja perawatadalah komponen keterlibatan karyawan, kompensasi dan keselamatan lingkungankerja. Analisis lanjut regresi logistik didapatkan komponen yang mempunyai hubungan signifikan adalah keterlibatan karyawan, kompensasi, rasa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, pengembangan karir.

This Research assess the relationship between Quality Of Work Life QWL components and the performance of nurses in the Budi KemuliaanHospital Batam Era National Health Insurance 2015.Research metodology quantitative, cross sectional design. These QWLcomponents are employee participation, compensation, job security, workenvironment safety, a sense of pride in the institution, career development,facilities, conflict resolution and communication.Respondents were amounted to 100 nurses. The age of majority of respondents is 20 29 years 40 and 30 39 years 39 average education is Diploma of nursing 87, the statusof most employees are permanent employee 88 and working periode isover 3 years 59. Bivariate analysis with Chi Square and Spearmancorrelation test found a significant relationship between components ofemployee participation, compensation and work environment safety with thenurses performance. Further multiple logistic analysis found asignificant relationship between components of employee participation,compensation, job security, work environment safety and career development withthe performance of nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>