Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Bari Saifuddin
"

Pada saat ini kita berada pada tahun terakhir Pelita V. Dalam waktu yang tidak seberapa lama lagi kita akan segera memasuki masa Pembangunan Jangka Panjang Kedua (Bangkajang II), yaitu periode 1993-2018. Sebagaimana telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat lndonesia. Ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan batiniah saja, tetapi juga memerlukan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan di antara keduanya. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur dari kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah tersebut. Dalam Pelita-pelita lalu arah dan kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk mewujudkan perbaikan kualitas manusia dan kehidupan masyarakat. Dalam Bangkajang II mendatang tema sentral pembangunan bidang kesehatan akan tetap dipertahankan, yaitu upaya peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan. Tidak berlebihan kiranya bila saya kemukakan bahwa keberhasilan pembangunan bidang kesehatan merupakan indikator yang paling mudah diterima dan dirasakan oleh masyarakat.

Dalam konteks menyambut era Bangkajang lI tersebut, perkenankan saya menyampaikan beberapa pokok pikiran yang saya beri judul “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia melalui Upaya Kesehatan Wanita". Melalui uraian ini saya ingin mengajak hadirin sekalian, khususnya para dokter spesialis obstetri dan ginekologi, untuk memikirkan peran apa yang dapat kita sumbangkan dalam upaya mencapai tujuan nasional tersebut.

Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas manusia. Pertama, Indeks Mutu Hidup atau Physical Quality of Life Index (POLI). Kedua, Human Development Index (HDI) yang dikembangkan oleh UNDP, Ketiga, Social Development Index (SDI) yang sedang dikembangkan oleh Bappenas.2 Derajat kesehatan selalu merupakan salah satu unsur ketiga indikator tersebut, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan merupakan kontributor penting bagi kualitas manusia.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat sehingga setiap warga negara dapat menikmati derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam kebijakan dasar pembangunan kesehatan, tercapainya kemampuan hidup sehat memerlukan arah dan kebijaksanaan pembangunan yang menempatkan masalah kualitas manusia dalam kaitannya dengan kecenderungan perkembangan sosial ekonomi, pertumbuhan penduduk, penurunan fertilitas, penurunan morbiditas, dan penurunan mortalitas. Peningkatan kualitas manusia merupakan bagian tidak terpisahkan dari masalah pengendalian kependudukan.

"
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0117
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Domar, Alice D.
"At Harvard Medical School's Division of Behavioral Medicine, Alice Domar, Ph.D., has developed singular, scientifically sound mind-body methods for women and demonstrated their effectiveness with groundbreaking research. Thus, Healing Mind, Healthy Woman offers a new repertoire of therapeutic methods to two broad groups of women: those who wish to protect and enhance their health, and those who are suffering with specific health problems.Healing Mind, Healthy Woman first describes a spectrum of techniques for stress management and wellness for all women.Each chapter contains stories of women who have achieved remarkable success in Dr. Domar's programs. Healing Mind, Healthy Woman inspires readers with the message that they can use the mind-body connection to seize control of their health and well-being."
New York: Henry Holt and Company, 1996
613.042 DOM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Witz, Anne
London: Routledge, 1992
305.550 941 WIT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mukherjee, Sujata
"This book analyses the interface between medicine and colonial society through the lens of gender. Based on hitherto unused primary sources the work traces how since almost the beginning of the nineteenth century the growth of hospital medicine in Bengal created a space, albeit small, for providing Western health care to female patients. It observes that, unlike in the colonial setup, before the advent of hospital medicine women were treated mostly by female practitioners of indigenous therapies who had commendable skill as practitioners. The book also explores the linkages of growth of medical education for women and the role of the Indian reformers as well as British administrators in this process. The manuscript tackles several crucial questions including those of racial discrimination, reproductive health practices, sexual health, famines and mortality, and the role of womens agencies and other organizations in popularizing Western medicine and health care. Thus this work, explores the different processes which contributed towards the shaping of the discursive domain of medicine with a bearing on womens health as well as highlights different dimensions of empirical developments. In the process it enriches our understanding of colonialism, gender, and politics of medicine in the nineteenth and twentieth century in a novel way."
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20469708
eBooks  Universitas Indonesia Library