Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Karlina Ayu Putri Dhahana
Abstrak :
Paylater merupakan layanan kredit cicilan dan termasuk ke dalam fintech sektor pembayaran. Saat ini PayLater telah menjadi sebuah tren dikarenakan memungkinkan konsumen melakukan pembelian dengan cara mengangsur dan membayarnya di masa mendatang serta mudah untuk diakses oleh siapapun. Namun pada kenyataanya kemudahan akses serta kepercayaan pada produk fintech tidak hanya memberi manfaat namun juga membawa kecenderungan masyarakat untuk berutang. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan Paylater dan bagaimana dampaknya terhadap financial well-being dari pengguna fitur tersebut. Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang mencakup 355 responden. Pengolahan data dilakukan dengan model Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengestimasi hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa Performance Expectancy, Facilitating Conditions dan Financial Literacy berpangaruh positif secara signifikan terhadap Adoption of Paylater. Selain itu dapat diketahui bahwa Adoption of Paylater dapat memediasi pengaruh Performance Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions secara negatif dan signifikan terhadap Financial Well-being sedangkan Financial Literacydapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Well-being. Namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari Social Influence dah Habit terhadap Adoption of Paylater serta Habit terhadap Financial Well-being.
......Paylater is an instalment credit service and is a part of the fintech payment sector. Currently Paylater has become a trend because it allows consumers to make purchases by instalments and pay for them in the future. This feature has been known for its ease of use and can be easily accessed by anyone. However, in reality the ease of access and trust in fintech products do not only provide benefits but also bring people's tendency to go into debt. Therefore, the purpose of this study is to determine the factors that influence a person to use Paylater and how it impacts the financial well-being of its users. This is a quantitative research where the data used is primary data which includes 355 respondents. Data processing was carried out using the Structural Equation Modeling (SEM) model to estimate the relationship between variables. The results of the study show that Performance Expectancy, Facilitating Conditions and Financial Literacy have a significant positive effect on Paylater Adoption. In addition, it can be seen that Paylater Adoption can mediate the effect of Performance Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions negatively and significantly on Financial Well-being, while Financial Literacy can have a positive and significant impact on Financial Well-being. However, no significant effect was found from Social Influence and Habits on Paylater Adoption and Habits on Financial Well-being.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Delvi Olimpia
Abstrak :
Profesi auditor penuh tantangan dengan karakteristik tugas yang kompleks. Audit dimasa pandemi diprediksi dapat berpengaruh pada subjective well-being dan kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan subjective well-being terhadap kinerja. Analisis data dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM). Data diperoleh dari 262 auditor di Badan Pemeriksa Keuangan. Penelitian ini berfokus pada pengaruh faktor-faktor tuntutan pekerjaan berupa work family conflict dan sumber daya psikologis berupa perceived organizational support dan ego-resiliency terhadap subjective well-being serta konsekuensinya terhadap job performance pada auditor. Hasil analisis model penelitian ini menunjukkan adanya peran mediasi penuh subjective well-being dalam mentransmisikan pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap kinerja. Lebih spesifik dijelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara work family conflict, perceived organizational support, dan ego-resiliency terhadap subjective well-being. Dimana work family conflict terbukti dapat menurunkan subjective well-being dan kinerja auditor. Sedangkan, perceived organizational support dan ego-resiliency dapat meningkatkan subjective well-being dan kinerja auditor. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan bagi organisasi dalam meningkatkan subjective well-being yang akan memberikan manfaat untuk organisasi.
......The auditor profession is full of challenges with complex task characteristics. Auditing during a pandemic can predictably affect subjective well-being and auditor performance. The purpose of this study is to explore the subjective relationship to performance. Data analysis was performed using Structural Equation Modeling (SEM). Data were obtained from 262 auditors at the Audit Board. This study focuses on the influence of job demand factor in the form of work-family conflict and job resources in the form of perceived organizational support and ego-resiliency to subjective well-being and their consequences on job performance in auditors. The results of this research indicate that there is a full mediating role of subjective well-being in transmitting the influence of each of these factors on job performance. More specifically, it is explained that there is a significant influence between work-family conflict, perceived organizational support, and ego- resiliency to subjective well-being. Work family conflict is proven to reduce subjective well-being and auditor performance. Meanwhile, perceived organizational support and ego resilience can improve subjective well-being and auditor performance. This study aims to support support for organizations in improving subjective well-being that will provide benefits to organizations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ilham Caesara Ekhananda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh empat tipe employee well-being berdasarkan model circumplex, yaitu work engagement, job satisfaction, burnout, dan workaholism, terhadap turnover intention. Penelitian ini juga melihat peran moderasi dari religiosity terhadap pengaruh work engagement dan turnover intention. Fokus penelitian ini adalah karyawan generasi Y di perusahaan swasta, karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan generasi Y memiliki kecenderungan untuk memiliki turnover intention yang tinggi. Penelitian dilakukan kepada karyawan generasi Y perusahaan swasta di Jakarta. Analisa data menggunakan Structural Equation Model pada AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job satisfaction memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan kepada turnover intention, dan burnout serta workaholism memiliki pengaruh yang positif dan signifikan kepada turnover intention. Namun, tidak ditemukan pengaruh work engagement terhadap turnover intention serta peran moderasi religiosity pada pengrauh work engagement terhadap turnover intention. Sehingga, organisasi perlu memperhatikan kesejahteraan karyawannya dan melakukan tindakan untuk meningkatkan kepuasan kerja, mengurangi burnout yang dialami karyawan dan menghindarkan karyawan dari menjadi workaholik untuk mengurangi kemungkinan turnover intention.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library