Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Teks berisi uraian tentang perbedaan pahatan wayang kulit gaya Surakarta dan Yogyakarta. Naskah diterima dari G.P.H. Tejakusuma, pada tanggal 15 Agustus 2602 (1942 Masehi) (h.l). Keterangan penulisan/penyalinan tidak disebutkan dalam teks. Naskah ketikan ini kemungkinan sama dengan MSB/W.3.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.45-G 187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan salinan naskah KBG 610. Berisi tiga teks seni pertunjukan Jawa. Ketiga teks tersebut adalah: 1. Kawruh Padhalangan berisi uraian cara pembuatan wayang kulit purwa dan wayang gedhog; nama tokoh-tokoh wayang yang digambar beserta seluruh sejarahnya sejak jaman Prabu Jayabaya. Teks ini diakhiri dengan uraian tentang wanda yang dipakai dalam tradisi wayang Surakarta. 2. Tatacara dalang dalam mempergelarkan pertunjukan wayang Lampahan Pandhu Krama. Teks ini menguraikan secara terperinci langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang dalang dalam mempertunjukkan lampahan tersebut. 3. Kawruh Topeng. Teks ini menguraikan tatacara pembuatan topeng, bahannya, jumlah tokoh dan nama-namanya dalam pertunjukkan topeng, dan sejarahnya. Pengarang, atau penyusun teks ini adalah R. Sutaprawira, Bupati Tegal, yang menyusunnya sekitar tahun 1906. Sebagian teks (Kawruh Padhalangan) diambil dan Serat Sastramiruda, sedangkan bagian lainnya ditulis oleh Sutaprawira sendin (Pandhu Krama), atau oleh P.A. Kusumayuda (Kawruh Topeng). Menurut keterangan pada h.i, naskah ini disalin oleh staf Pigeaud sekitar tahun 1929, rangkap dua. Satu salinan disimpan oleh Pigeaud (kini koleksi FSUI ini), dai satunya dikirim kepada J.L. Moens.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.7-A 6.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan alih aksara ketikan dari naskah MSB/WY.7 (Kawruh Padhalangari), karya M. Lagutama, gubahan pertama, bertarikh 1929. Teks berisi ilmu dalang, antara lain: syarat-syarat pokok menjadi dalang, kepandaian dalang, pengetahuan tentang gamelan dan gendhing, perlengkapan untuk pagelaran wayang, sesajen, kewajiban seorang dalang, sejarah wayang, dan sebagainya. Naskah disalin pada tahun 1934, di Panti Boedaja Yogyakarta, atas perintah Pigeaud. Untuk salinan lain (tembusan karbon) lihat MSB/W.8 dan LOr 6692. Bandingkan pula gubahan Lagutama tahun 1932 dengan judul yang sama, terdapat padaFSUI/WY.11.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.9-G 125
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan salinan ketikan dari naskah KBG 567. Teks dipetik dari Uger Padhalangan yang dipergunakan di Kraton Surakarta, sudah diterbitkan di surat kabar Sasadara dalam bahasa krama, sekitar tahun 1909. Kemudian dibuat seperti percakapan, dengan menggunakan bahasa ngoko, serta diberi gambar-gambar wayang yang menjelaskan sangkala memet untuk sekolah Jawa. Keterangan penyalinan naskah ini tidak diketahui secara pasti. Untuk salinan lainnya, lihat FSUI/WY.13. Naskah terdiri dari beberapa teks, yaitu: 1. Teks Kawruh Padhalangan, sama dengan MSB/W.12. Menurut keterangan, teks ini merupakan petikan dari Serat Sasadara (h.1-11). 2. Pratelanipun Gambar Ringgit Purwa (h.12-14). Teks berisi penjelasan tentang wanda wayang purwa. Berdasarkan catatan yang dibuat Pigeaud, naskah ini dikumpulkan oleh Prawiradipura di Yogyakarta. Bandingkan FSUI/WY.2. 3. Wandanipun Ringgit Wacucal (h. 16-23). Berisi uraian tentang wandaning wayang purwa pada wayang-wayang peninggalan Raden Riya Tandakusuma. 4. Pratelan Wandanipun Ringgit Wacucal (h.24-27). Deskripsi bentuk wayang purwa berdasarkan catatan yang dibuat oleh Pigeaud. Teks diperoleh Pigeaud dari G.P.H. Tejakusuma, di Yogyakarta. 5. Wayang Purwa Cirebon (h.28-33). Dalam teks terdapat catatan dari Pigeaud yang menyebutkan naskah ini dinamai oleh dalang tua Sebat dari Babakan Ponjong (Cirebon Timur). Kritik dan tambahan dari dalang Adiguna dari desa Sanasewu Yogyakarta. 6. Pratelan Namaning Topeng (h.35-47). Teks berisi catatan dari Jayadipura dan D. Mardiguna, Yogyakarta, tentang topeng-topeng gaya Yogyakarta. Bandingkan FSUI/WY.7, bagianketiga.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.10-G 186
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
M. Lagutama
Abstrak :
Naskah ini ditulis oleh seorang dalang bernama Lagutama yang bertempat tinggal di kampung Badran, Jurutanen, Lawiyan, Surakarta. Naskah induk disusun pada tahun 1929 dengan diberi judul Kawruhing Dhalang (lihat MSB/W.7). Naskah asli tersebut kemudian dibuatkan salinannya atas permintaan Pigeaud. Naskah salinan tersebut masing-masing adalah: MSB/W.8, FSUI/WY.9, PNRI/G 125 (?), naskah-naskah ini disalin tahun 1929; dan FSUI/WY.12, LOr 6692, dan MSB/W.6, disalin tahun 1932. Isi teks ini secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Riwayat dalang Lagutama dan penulisan naskah (buku). 2. Susunan/daftar ilmu pengetahuan pedalangan yang dipaparkan dalam naskah/buku. 3. Pengetahuan dan pengenalan bermacam-macam jenis wayang Jawa yang dibuat oleh para wali, berjumlah 4 buah. 4. Pembagian/klasifikasi yang terdapat dalam boneka wayang purwa, berdasarkan laki-laki/perempuan, raja/bukan raja, bentuk mata, posisi kaki, dan wanda. 5. Cara menata wayang di dalam kotak maupun wayang yang akan dipakai untuk pertunjukan kesenian. 6. Cara mengatur perangkat gamelan sebagai pengiring pertunjukan wayang. 7. Daftar nama-nama segala sesuatu yang diperlukan untuk syarat sesaji. 8. Gendhing-gendhing yang dipergunakan dalam pergelaran wayang. 9. Sikap dan aturan yang harus dilakukan oleh para dalang di dalam menunaikan tugasnya. 10. Tatacara memainkan cempala dan keprak beserta fungsinya. 11. Keterangan bermacam-macam suluk dalam patet nem, sanga, dan manyura. 12. Tatacara memegang cempurit dan bentuknya. 13. Pengetahuan mengenai sabetan dan tanceban wayang. 14. Contoh beberapa macam suluk (pathetan, ada-ada, dan sendhon) beserta cakepan atau syairnya. 15. Tatacara memakai/mengenakan pakaian Jawa«njuk seorang dalang. 16. Lakon Mintaraga atau Arjunawiwaha dalam bentuk jangkep. 17. Keterangan mengenai makna masing-masing peralatan yang dipergunakan dalam pertunjukan wayang.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.11-NR 215
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
M. Lagutama
Abstrak :
Naskah ini merupakan alih aksara dari naskah FSUI/WY.11. Penyalinan dilakukan staf Panti Boedaja pada tahun 1932, di Yogyakarta. Lihat deskripsi naskah WY.11 tersebut untuk keterangan selanjutnya. Bandingkan MSB/W.6 dan LOr 6692 untuk eksemplar lain naskah ketikan ini.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.12-HA 52a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Seperti halnya FSUI/WY.10, naskah ini merupakan salinan ketikan dari naskah KBG 567. Lihat deskripsi WY. 10 tersebut untuk keterangan selanjutnya.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.13-A 11.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks ini berisi uraian tentang sejarah terjadinya blencong. Kisah dimulai dengan kepergian Arjuna yang merasa kesal kepada Hyang Guru, karena predikatnya sebagai lelananging jagad hendak digantikan oleh Dewaka Simpar. Mereka kemudian terlibat peperangan, Arjuna berubah menjadi telaga Simadirda setelah terkena tusukan pusaka trisula pemberian Hyang Guru. Atas pertolongan Kresna, Arjuna diubah kembali ke dalam ujudnya semula. Sementara itu, Dewi Sumbadra, Dewi Srikandi, dan Dewi Supraba berniat mencari suami mereka. Setelah bertemu, Arjuna lalu menceritakan tentang terjadinya blencong yang bersudut tiga, yang mempunyai makna sama dengan kayon atau gunungan. Naskah ini merupakan salinan ketikan dari sebuah naskah induk yang diterima Ir. Moens dari dalang Sentolo (Widiprayitna?) pada tahun 1934, di Yogyakarta. Penyunting menduga bahwa naskah induk itu sekarang tersimpan di Leiden, berciri LOr 10.925 (1). Penyalinan dikerjakan staf Pigeaud pada bulan Maret 1934, sebanyak empat eksemplar. FSUI menyimpan dua diantaranya, yaitu A 34.01a (ketikan asli) dan A 34.0 lb (tembusan karbon); salinan ketiga ialah LOr 10.925 (2). Hanya ketikan asli yang dimikrofilm.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.57-A 34.01a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sajid
Abstrak :
Buku ini menguraikan mengenai sejarah wayang beber mulai dari masa Majapahit hingga masa Kartasura. Dibahas pula mengenai beberapa lampahan wayang beber.
Solo: Reksa Pustaka, 1980
BKL.0166-SJ 10
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini berisi teks Lokapala yang dipadu dengan sejarah pakem wayang purwa. Dari kolofonnya teks ini merupakan versi Sindusastra yang ditulis tahun 1829. Diawali dengan sejarah pangiwa dan panengen, penggambaran kerajaan Lokapala. Dilanjutkan dengan pertempuran antara raja-raja Maespati dengan Rahwana. Raja-raja Maespati banyak yang tewas menyebabkan Raja Maespati marah kemudian bertiwikrama berubah menjadi raksasa bernama Arjunasasrabahu, lalu pertempuran Arjunasasrabahu dengan Rahwana. Pada bagian akhir pertempuran Subali dengan Sugriwa yang dimenangkan oleh Subali. Pengarangnya adalah R. Ng. Sindusastra, tahun 1757. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dandanggula; 2. Sinom; 3. Dandanggula; 4. Kinanti; 5. Asmaradana; 6. Pangkur; 7. Dandanggula; 8. Asmaradana; 9. Kinanti; 10. Sinom; 11. Dandanggula; 12. Durma; 13. Asmaradana; 14. Durma; 15. Pangkur; 16. Asmaradana; 17. Pangkur; 18. Sinom; 19. Asmaradana; 20. Pangkur; 21. Sinom; 22. Dandanggula; 23. Durma; 24. Pangkur; 25. Dandanggula; 26. Pangkur; 27. Durma; 28. Asmaradana; 29. Durma; 30. Sinom; 31. Pangkur; 32. Dandanggula; 33. Asmaradana; 34. Durma; 35. Pangkur; 36. Dandanggula; 37. Durma; 38. Asmaradana; 39. Pangkur; 40. Durma; 41. Dandanggula; 42. Durma; 43. Pangkur; 44. Sinom; 45. Sinom; 46. Durma; 47. Pangkur; 48. Asmaradana; 49. Durma; 50. Pangkur.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.8-KS 91
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>