Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arianto Suthan
Abstrak :
This study is a replication of the previous studies of Cahan et.al (2005), mainly confined to validate the role of diversification on voluntary disclosure in the context of international setting. The study examines whether a firm’s level of voluntary disclosure varies with its level of global diversification. It examines whether firms characterized by operation that is more global and financing combat information asymmetry and agency costs arising from weater globalization, by providing greater voluntary disclosure. Global diversification of operations is measure by factor-analyzing foreign shareholdings and foreign debt and global diversification of financing is measure by factor-analyzing foreign sales and foreign subsidiaries. Using a sample of 288 firms from 31 countries selected from Fortune's 2008 Global 500 list and Francis et al. (2008) disclosure index, the study find that companies which have more globalize operations and financing provide higher levels of voluntary disclosure. ......Tesis ini berkenaan dengan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Cahan et al (2005), yang bertujuan untuk menvalidasi peranan atas diversifikasi terhadap pengungkapan sukarela dalam perspektif internasional. Penelitian ini membahas apakah tingkat pengungkapan sukarela dari perusahaan bervariasi dengan tingkat diversifikasi globalnya. Diversifikasi global dari kegiatan operasional di ukur dengan analisis faktor atas kepemilikan saham di luar negeri dan hutang di luar negeri, dan diversifikasi global dari kegiatan pendanaan di ukur dengan analisis faktor atas penjualan di luar negeri dan anak perusahaan di luar negeri. Dengan 288 sampel perusahaan dari 31 negara yang dipilih berdasarkan daftar Fortune's 2008 Global 500, dan dengan menggunakan disclosure-index dari Francis et al. (2008), penelitian ini menyimpulkan bahwa perusabaan dengan tingkat operasional dan pendanaan global yang lebih besar menyediakan tingkat yang lebih tinggi pula atas pengungkapan sukarelanya.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26999
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zhang Chunxia
Beijing China: Baiwanzhuang Street, 2009
SIN 361.27 ZHA v (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
Abstrak :
Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement. ......Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998. The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajri Vidi Astuti
Abstrak :
Penelitian ini akan menjelaskan mengenai bagaimana komunitas masyarakat sipil dalam pengawalan kebijakan yang menjalankan peran enabling, coordinating, dan change facilitating. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus pengawalan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi – Cikeas (KP2C) terhadap Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 07 Tahun 2007 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair, khususnya mengenai fenomena pencemaran Kali Bekasi yang terjadi tahun 2016 – 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa melalui peran enabling, coordinating, dan change facilitating yang dilaksanakan oleh KP2C sebagai komunitas masyarakat sipil ternyata memiliki pengaruh dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sipil untuk mengawal Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2007 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair, meskipun KP2C masih memiliki kendala dalam hal penegakan hukum terhadap industri-industri yang melanggar. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sipil juga menjadi aktor yang bisa diperhitungkan dalam pengawalan kebijakan selain dari political maupun business society. Ditemukan pula dalam penelitian ini bahwa pada tingkat lokal, hubungan komunitas masyarakat sipil dengan pemerintah tidak selalu dalam model oposisi, namun juga dapat bersifat cooperation dan menjadi mitra dari pemerintah dalam menangani pencemaran Kali Bekasi tahun 2016 – 2019. ......This research will explain about civil society community in escorting the policies that carry out the role of enabling, coordinating, and change facilitating. This study uses a qualitative method with a case study of Komunitas Peduli Sungai Cileungsi – Cikeas (KP2C) in conducting escort to the Bekasi City Regional Regulation Number 07 of 2007 concerning Permit for Liquid Waste Disposal, specifically regarding to the Bekasi River pollution phenomenon that occurred in 2016 - 2019. The purpose of this study is to show that through the role of enabling, coordinating, and change facilitating carried out by KP2C as a civil society community, it turns out that KP2C also has an influence in increasing civil society participation in guarding Regional Regulation Number 07 of 2007 concerning Permit for Liquid Waste Disposal, even though KP2C still has problems in terms of law enforcement against violating industries. It was also found in this study that at the local level, the relationship between the civil society community and the government is not always in the opposition model, but also can be cooperative in nature and become a partner of the government in dealing with the pollution of Bekasi River in 2016 - 2019.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clinton, Bill
London: Arrow Books, 2008
361.7 CLI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clinton, Bill
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2010
361.7 CLI gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual. ......The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: National Volunteer &​ Philanthropy Centre and Beaumont Pub., 2004
361.370 95 IMA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arifki
Abstrak :
Tulisan ini membahas tentang gangguan (disrupsi) yang terjadi pada Partai Golkar di Pemilu 2019 sejak dibentuknya relawan Golkar-Jokowi (Gojo). Pengaruh relawan Gojo terhadap rekrutmen politik tidak berdampak langsung karena Gojo dibentuk tidak berdasarkan perintah partai. Gojo mempengaruhi rekrutmen Partai Golkar sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan caleg. Relawan Gojo memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan bakal caleg Golkar dengan instrumen relawan. Sedangkan terhadap perubahan kampanye Partai Golkar, relawan Gojo memberikan dampak karena Golkar lebih kreatif memanfaatkan media sosial dengan memanfaatkan dukungan terhadap Jokowi. Dengan adanya Relawan Gojo maka kampanye-kampanye Partai Golkar lebih cepat dan dinamis, karena tidak lagi melalui jenjang organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep disrupsi Francis Fukuyama dan konsep pelembagaan Samuel P. Huntington. Temuan dari tulisan ini, lahirnya Gojo di Partai Golkar awalnya mendapatkan respon negatif dari beberapa kader karena menjadi hal baru di internal partai. Namun, pergerakan Gojo mampu memperkenalkan Golkar lebih cepat dan lebih baik dari infrastruktur kekuasaan yang sudah ada. Dari perubahan yang dibuat oleh Gojo terhadap rekrutmen dan kampanye Partai Golkar. Perubahan terhadap pola kampanye lebih terlihat dibandingkan rekrutmen politik. ...... This paper discusses the disturbances that have occurred to the Golkar Party in the 2019 Election since the formation of the Golkar-Jokowi (Gojo) volunteers. The influence of Gojo volunteers on political recruitment did not have a direct impact because Gojo was formed not based on party orders. Gojo influenced the recruitment of the Golkar Party before the General Elections Commission (KPU) determined the candidates. Gojo volunteers use social media to introduce prospective Golkar candidates with volunteer instruments. As for the changes to the Golkar Party's campaign, Gojo volunteers had an impact because Golkar was more creative in using social media by taking advantage of support for Jokowi. With the Gojo Volunteers, the Golkar Party's campaigns are faster and more dynamic, because they no longer pass through the organizational level. This study uses a qualitative method with a case study approach. The concepts used in this research are the disruption concept of Francis Fukuyama and the institutionalization concept of Samuel P. Huntington. The findings from this paper, the birth of Gojo in the Golkar Party initially received a negative response from several cadres because it was a new thing within the party's internal structure. However, the Gojo movement was able to introduce Golkar faster and better than the existing power infrastructure. From the changes made by Gojo to the recruitment and campaign of the Golkar Party. Changes to campaign patterns are more visible than political recruitment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Normagupita
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kegiatan sukarela luar negeri Korea sebagai wadah pertukaran budaya yang dilakukan oleh mahasiswa Korea dan mengenai kebudayaan Korea yang diperkenalkan melalui kegiatan tersebut dengan studi kasus Pacific Asia Society Youth Corps PYC . Penelitian ini menggunakan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr untuk membahas latar belakang upaya pertukaran budaya Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan studi kasus dengan pengambilan data utama melalui observasi dan wawancara. Para sukarelawan PYC terpilih adalah pemuda yang memiliki latar belakang yang sesuai untuk memperkenalkan budaya Korea. Sebagai institusi pelaksana, Pacific Asia Society PAS memberikan pelatihan dan pengarahan kepada sukarelawan. Selain itu, sukarelawan juga diberikan kesempatan untuk mempersiapkan bahan ajar secara mandiri sebelum keberangkatan ke negara tujuan. Kebudayaan yang diperkenalkan PYC adalah 5 pilar budaya Korea, yaitu Hangeul, Hanguk Eumak, Hanji, Hanbok, dan Hansik.

ABSTRACT
This study discusses about Korean international volunteer activity as a cultural exchange institution done by Korean university students and about the cultural forms that has been introduced trough the activity with the case study of Pacific Asia Society Youth Corps PYC . The research is using soft power s concept by Joseph S. Nye Jr to discuss the background of Korea s cultural exchange effort. This study is based on descriptive qualitative and case study with primary data that has been collected trough observation and interview. PYC s selected volunteers are those who have background that is suitable for cultural exchange. As the organizer, Pacific Asia Society PAS gives couching and guidelines for the volunteers. Volunteers are also given chances to prepare the teaching materials before being dispatched to the destination countries. Cultures that has been introduced in PYC are 5 pillars of Korean culture, there are Hangeul, Hanguk Eumak, Hanji, Hanbok, and Hansik.
2017
S70177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>