Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radina Aryanti Putri
Abstrak :
Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang dominan pada siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode Multistage Sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 156 siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016 dengan responden yang memberikan informasi penelitian yaitu ibu dari siswa tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2016. Data penelitian diperoleh melalui angket, formulir FFQ, dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Chi-square dan uji T-independent, sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,2% siswa mengalami stunting dan terdapat perbedaan proporsi bermakna antara stunting menurut ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, sanitasi dan kebersihan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, suplementasi vitamin A, status imunisasi, pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi (protein, vitamin A, zat besi, dan seng). Kemudian, dari hasil analisis regresi logistik didapatkan suplementasi vitamin A sebagai faktor dominan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat melakukan perbaikan gizi siswa sekolah dasar baik melalui pemantauan status gizi berkala, muatan gizi di sekolah, perbaikan sanitasi dan lingkungan. Selain itu, sekolah dapat mendukung kinerja pemerintah melalui program sekolah sehat dan edukasi terhadap orang tua siswa. ......Stunting is a condition of chronic malnutrition that can lower the cognitive abilities and learning achievement of the primary school children. This study aim to reveal the dominant factor of stunting among the first grade primary school children in North Jakarta 2016.This study uses cross-sectional design with multistage sampling method. The samples are 156 primary school children in North Jakarta 2016 and respondents who provide the research information are mother of that primary school children. The study was conducted in March-June 2016. Data of this research collected by questionnaires, FFQ form, and anthropometric measures. Test used for bivariate analysis was Chi-square test and independent T-test, whereas multivariate analysis with multiple logistic regression. Results of this research showed that 19,2% students were stunting. There are statistically differences proportion of stunting based on exclusive breastfeeding, history of infectious diseases, sanitation and hygiene, health service utilization, vitamin A supplementation, immunization status, nutrition care pattern, mother knowledge of nutrition, family income. and frequency of frequency of consumption food sources nutrition (protein, vitamin A, iron, and zinc). Then, the logistic regression analysis showed that that vitamin A supplementation as a dominant factor of stunting. Based on the results, Indonesian Department of Health and Indonesian Department of Education should improve the nutrition of primary school children through periodic monitoring of nutritional status, increase children knowledge, and improve the sanitation and environment. In addition, the school can support the government's performance through the healthy schools program and educate parents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Aulia Rahman
Abstrak :
Cakupan vitamin A di Provinsi Papua pada tahun 2019 hanya mencapai 31,7% dan merupakan salah satu provinsi dengan angka cakupan paling rendah di Indonesia. Angka cakupan tersebut juga jauh di bawah standar UNICEF, yakni 80%. Rendahnya cakupan vitamin A bisa disebabkan beberapa faktor yang bervariasi pada tiap kabupaten/kota Provinsi Papua. Analisis spasial dilakukan untuk melihat sebaran serta korelasi antara faktor determinan dengan angka cakupan vitamin A. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang penggunakan pendekatan analisis spasial dan korelasi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistika dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2019.  Hasil analisis spasial cakupan vitamin A menunjukkan bahwa sejumlah 16 kabupaten/kota tergolong baik, 12 kabupaten tergolong sedang, dan 1 kabupaten tergolong buruk. Sedangkan analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan cakupan vitamin A dengan topografi wilayah dan tingkat pendidikan, serta tidak berhubungan dengan rasio tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan jumlah penduduk yang bekerja. Perlu adanya perhatian khusus terhadap sarana transportasi bagi wilayah dataran tinggi dan penyesuaian edukasi kesehatan bagi penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggali faktor lain terkait cakupan vitamin A di Provinsi Papua. ......Vitamin A coverage in Papua Province in 2019 only reached 31.7% and is one of the provinces with the lowest coverage rates in Indonesia. The coverage figure is also far below the UNICEF standard, which is 80%. The low coverage of vitamin A can be caused by several factors that vary in each district/city of Papua Province. Spatial analysis was carried out to see the distribution and correlation between the determinants and the coverage rate of vitamin A. This research is a quantitative study that uses a spatial analysis approach and correlation. The data used is secondary data from the Central Bureau of Statistics and the Papua Provincial Health Office in 2019. The results of the spatial analysis of vitamin A coverage show that a total of 16 districts/cities are classified as good, 12 districts are classified as moderate, and 1 district is classified as poor. Meanwhile, correlation analysis shows that there is a relationship between vitamin A coverage and regional topography and education level, and it is not related to the ratio of health workers, health facilities, and the number of working people. There needs to be special attention to transportation facilities for highland areas and adjustment of health education for people with low levels of education. Further research is needed to explore other factors related to vitamin A coverage in Papua Province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Sanjaya
Abstrak :
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang terjadi sebagai akibat dari buruknya asupan makan anak, kejadian infeksi yang berulang, dan tidak adekuatnya stimulasi psikosoial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional, menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 210 anak yang diambil dengan teknik multistage random sampling dari 12 Posyandu pada 6 kelurahan dari 3 kecamatan di Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran panjang badan anak dan melakukan wawancara dengan responden. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 16,2 anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat mengalami stunting. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat adalah suplementasi vitamin A OR=3,62; 90 CI 1,144-8,939 dan tingkat pendidikan ibu OR=2,40; 90 CI 1,167-4,885. Hasil analisis multivariat dengan analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa suplementasi vitamin A merupakan faktor dominan dari kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat tahun 2017 setelah dikontrol oleh variabel capaian MAD, praktik pemberian kolostrum, dan tingkat pendidikan ibu OR=4,00; 90 CI 1,402-11,436. Berdasarkan hasil penelitian, saran untuk pihak Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Barat adalah perlu dilakukan assessment untuk mengetahui mengapa anak yang masih berusia kurang dari 6 bulan sudah diberikan susu formula, cakupan mendapatkan suplementasi vitamin A harus ditingkatkan hingga mencapai 100, perlu dilakukan penyediaan alat antropometri panjang badan yang baku untuk setiap Puskesmas dan Posyandu, dan perlu dilakukan pelatihan mengenai prosedur yang baik dan benar dalam mengukur panjang badan anak; saran untuk pihak Puskesmas dan Posyandu adalah perlu dilakukan pemantauan status gizi berdasarkan indeks PB/U setiap 3 bulan sekali, perlu dilakukan pelatihan prosedur panjang badan kepada kader, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai praktik pemberian makan yang tepat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi anak; saran untuk peneliti lain adalah penelitian perlu dilakukan pada skala yang lebih besar baik dari sisi jumlah sampel maupun wilayah, penggunaan variabel capaian minimum dietary diversity, minimum meal frequency, dan minimum acceptable diet sebaiknya digunakan secara berhati-hati dan pengukurannya dilakukan 2-3 kali pada hari yang berbeda, serta perlu dilakukan 24-hour dietary recall untuk mengetahui keadekuatan asupan makan anak. ......Stunting is the impaired growth and development that children experience as the result of poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurrence among children aged 6 23 months in West Jakarta Region in 2017. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 210 children taken with a multistage random sampling technique from 12 Posyandu on 6 administrative villages of 3 sub districts of West Jakarta region. Data collection was done by measuring children's length and conduct interviews with respondents. The result showed prevalence of stunting was 16,2. The Chi Square analysis showes that vitamin A supplementation OR 3,62 90 CI 1,144 8,939 and mother's education level have a significant association with stunting OR 2,40 90 CI 1,167 4,885. Furthermore, binomial logistic regression shows that vitamin A supplementation as a dominant factor of stunting occurrence among children aged 6 23 months in West Jakarta Region in 2017 after controlled by other variables minimum acceptable diet, colostrum feeding, and mother's education OR 4,00 90 CI 1,402 11,436. Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan in West Jakarta region are to conduct an assessment on why children aged less than 6 months already given the formula milk, to increase the scope of vitamin A supplementation up to 100, to provide a golden standard anthropometric measurements for each Puskesmas and Posyandu, and to train Puskesmas workers on how to measure children's length with proper dan right procedure second, the suggestions for Puskesmas and Posyandu in West Jakarta are to monitor children's nutrition status based on indices height for age every 3 months, to train Posyandu workers about how to measure children's length with proper dan right procedure, and to educate the community about appropriate feeding practice and child health care finally, the advice for researchers are research needs to be done on a larger scale both in the number of samples and research location, the use of minimum dietary diversity, minimum meal frequency, and minimum acceptable diet as independent variables should be used in a careful way and the measurement of these variables need to be done 2 3 times on the different days in addition, 24 hour dietary recall method need to be done to assess children's dietary intake adequacy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Wildan Saputra
Abstrak :
Stunting adalah masalah gizi kurang yang terjadi selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan HPK namun memiliki dampak kepada penurunan kualitas hidup seseorang kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Selatan tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan selama bulan April-Juli 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner dan didapatkan sampel sebesar 221 anak dari 19 posyandu terpilih yang terdapat pada 6 wilayah puskesmas terpilih di Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukan prevalensi stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Selatan sebesar 13,1. Hasil analisis bivariat mendapat terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit infeksi OR=2,249, suplementasi vitamin A OR=5,304, tingkat pendidikan ibu OR=2,446, tingkat pendapatan keluarga OR=2,298, jumlah anggota keluarga OR=2,649, dan urutan kelahiran anak OR=3,125. Selain itu, hasil analisis regresi menemukan bahwa suplementasi vitamin A pada 6 bulan terakhir OR=5,744 merupakan faktor dominan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Selatan tahun 2017 setelah di kontrol variabel minimum meal frequency, riwayat penyakit infeksi, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga, dan urutan kelahiran anak. Peneliti menyarankan pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan suplementasi vitamin A serta mengedukasi orang tua mengenai praktik pemberian ASI dan MP-ASI yang benar dan lebih mempromosikan mengenai program keluarga berencana. ......Stunting is a malnutrition that occurs during the first 1000 days periode but has an impact to the decline in the quality of human life in the future. This research was aimed to analyze the risk factors of Stunting in children aged 6 ndash 23 months in South Jakarta in 2017. This research used primary data with cross sectional study design conducted during April July 2017. Data were analyzed by chi square test and logistic binary regression. Data collection was done through the Questionnaire interview and obtained a sample of 221 children from 19 selected posyandu in 6 regions selected health centers in South Jakarta. The results showed the prevalence of stunting in children aged 6 23 months in South Jakarta is 13.1. The study found that the risk factors for stunting in children aged 6 ndash 23 months in South Jakarta is infectious disease OR 2,249, vitamin A supplementation OR 5,304, mother rsquo s education OR 2,446, family income OR 2,298, family size OR 2,649, and birth order OR 3,125. In addition, the results of regression analysis found that vitamin A supplementation in the last 6 months OR 5,744 was the dominant factor of the incidence of stunting in children aged 6 23 months in South Jakarta in 2017 after being controlled with minimum meal frequency, infectious disease, mother education, family income, and the order of child birth. Researchers recommend the government to increase coverage of immunization and vitamin A supplementation and to educate parents about breastfeeding practices and proper weaning food and also to promote more about family planning programs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library