Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erni Zainuddin
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
T58785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Widjaja
Abstrak :
Tesis ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang membahas pemanfaatan ultrasonografi tiroid dalam deteksi dini kelainan tiroid  pada kehamilan. Abnormalitas penanda tiroid pada kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan janin. Rekomendasi dari American Thyroid Association tahun 2017 menganjurkan deteksi kelainan tiroid pada kehamilan berisiko. Biaya pemeriksaan penanda tiroid relatif mahal. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisis apakah pemanfaatan ultrasonografi dapat digunakan sebagai alternatif dalam rancangan alur prosedur deteksi dini kelainan tiroid pada kehamilan. Metoda penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Uji yang dilakukan adalah uji validitas dengan analisis sensitivitas dan spesifisitas, kesesuaian dengan pendapat pakar, dan analisis biaya. Hasil dari penelitian ini didapatkan 20 responden ibu hamil berusia 30-39 tahun, 12 orang trimester dua dan 8 orang trimester tiga, dengan faktor risiko terbanyak riwayat keluarga kelainan tiroid, didapatkan hasil USG abnormal 12 (60%) dan penanda tiroid abnormal 11 (55%). Analisis validitas menunjukkan sensitivitas sebesar 100 % dan spesifisitas sebesar 88,89 %, dengan prediktif negatif 100%. Pada analisis biaya ditemukan selisih pembiayaan sebesar Rp. 150.500,00 dibanding alur deteksi yang lama. Hal-hal yang dapat menimbulkan bias dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang kurang, terdapat sejumlah sampel (3 reponden; 15%) yang diambil pada waktu yang tidak seragam, ada sebagian sampel (5 sampel; 25 %) yang dikerjakan oleh laboratorium lain, dan faktor intrinsik peneliti sendiri pada saat pengerjaan ultrasonografi. Sensitivitas yang baik dan nilai prediktif negatif dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan ultrasonografi tiroid mungkin dapat menjadi pilihan bagi rancangan alur prosedur alternatif deteksi dini kelainan tiroid pada kehamilan. Direkomendasikan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan jumlah sampel lebih besar, keseragaman pengerjaan sampel, dan melakukan pengujian keragaman interpretasi ultrasonografi oleh dua pakar sebelum penelitian untuk menyingkirkan bias, untuk selanjutnya dapat diajukan kepada pemangku kebijakan sehingga pemanfaatan ultrasonografi tiroid dapat menjadi alur prosedur alternatif deteksi dini kelainan tiroid pada kehamilan dalam panduan praktek klinis di rumah sakit. ......This thesis the first in Indonesia, discusses the utilization of thyroid ultrasound in early detection of thyroid disorders in pregnancy. Abnormalities of thyroid function in pregnancy can affect fetal development. Recommendations from the American Thyroid Association in 2017 recommend periodic thyroid screenings for pregnant woman whom at risk of thyroid disorders. The cost of thyroid examinations is relatively expensive. The purpose of this study was to analyze whether the utilization of ultrasound can be used as an alternative pathway in the design of early detection procedures for thyroid disorders in pregnancy. The method of this research is qualitative descriptive.The analysis is using validity tests with sensitivity and specificity analysis, conformity with expert opinion, and cost analysis. The results of this study were obtained by 20 respondents of pregnant women aged 30-39 years, 12 people in the 2nd trimester and 8 people in the 3rd trimester, with the most risk factors for a family history of thyroid disorders, with abnormal ultrasound results of 12 (60%) and abnormal thyroid markers 11 (55%). Validity analysis showed sensitivity and specificity 100% and 88.89% respectively, with 100% negative predictive value. There is a financing difference of Rp. 150,500.00 compared to the current pathway. The bias in this study could be because of the lack of the number of samples, there are 3 blood sampling (15%) taken at the different schedule time, there are 5 samples (25 %) sent to other laboratories, and intrinsic factors during capturing ultrasound figures. The good sensitivity and negative predictive value of the study concluded that the utilization of thyroid ultrasound may be an option for the design of alternative procedures for early detection of thyroid disorders in pregnancy. It is recommended in further researchers to conduct studies with a larger number of samples, to design the samples as homogeneous as possible, and conduct diversity testing of ultrasound interpretation by two experts before the study begin, to keep out the biases, and further be submitted to stakeholders so that the utilization of thyroid ultrasound could be a pathway of alternative procedures for clinical practice guidelines of early detection of thyroid disorders in pregnancy in hospitals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T57270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendri Dewita Danarti
Abstrak :
ABSTRAK
TUJUAN: Mengetahui bahwa USG transperineal dapat memprediksi keberhasilan persalinan pervaginamLATAR BELAKANG: Penurunan kepala yang tidak maju merupakan salah satu parameter untuk memprediksi partus tak maju atau partus macet, yang pada akhirnya memerlukan persalinan dengan seksio sesaria. Ketidakakuratan penentuan penurunan kepala janin dapat menyebabkan partus macet sering ditegakkan yang akan meningkatkan angka persalinan seksio sesaria. Dibutuhkan metode baru yang dapat memprediksi keberhasilan persalinan dengan tingkat kemungkinan tinggi atau rendah untuk kesuksesan persalinan pervaginam. Penentuan penurunan kepala yang tepat pada saat fase aktif sangat dibutuhkan, dan penggunaan ultrasonografi intrapartum sebagai alat bantu diagnostik sangat dibutuhkan. Dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan ultrasonografi transperineal intrapartum akurat dalam menilai sudut kemajuan dan jarak kepala ndash; perineum sehingga dapat memprediksi keberhasilan persalinan pervaginam.DESAIN DAN METODE: Penelitian ini merupakan uji prognostik dengan desain Kohort yang berlangsung pada bulan Maret hingga Mei 2016 di RSU Daerah Karawang. Dengan kriteria inklusi adalah perempuan hamil aterm, presentasi kepala dan janin tunggal hidup yang sedang dalam persalinan kala I aktif, dan yang menjadikan kriteria eksklusi adalah malpresentasi, disproporsi kepala-pelvik, pengakhiran kehamilan dengan seksio sesaria pada saat pemantauan dengan indikasi bukan karena persalinan macet. Subyek penelitian sebanyak 323 orang, dilakukan pemeriksaan ultrasonografi transperineal, dilakukan pengukuran jarak kepala-perineum dan sudut kemajuan pada saat fase relaksasi diantara kontraksi dan dipastikan kandung kemih kosong. Sebelumnya telah dilakukan uji kesesuaian antar observer. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney, dan dicari masing ndash; masing titik potong optimal menggunakan ROC. Dari berbagai titik potong dilakukan analisis bivariat, seleksi variabel dimasukkan dalam analisis multivariat bila p < 0,25 , dan kualitas hasil dilihat dari nilai Area Under Curve AUC .HASIL: Sebanyak 306 subyek melahirkan spontan dan 13 subyek melahirkan berbantu alat. 4 subyek 1,3 melahirkan dengan seksio sesaria. Didapatkan titik potong untuk jarak kepala ndash; perineum adalah 43,5 mm, sensitivitas 91 , spesifitas 78 , sebanyak 89 lahir pervaginam dan dengan Area Under Curve untuk memprediksi persalinan pervaginam adalah 82 IK 95 , 69 - 95 p < 0.01 . Sedangkan titik potong sudut kemajuan sebesar 1070 dengan sensitifitas 80 , spesifitas 97 sebanyak 75 lahir pervaginam dan dengan Area Under Curve 96,4 IK 95 , 87- 99 p < 0.01 untuk memprediksi persalinan pervaginam.KESIMPULAN: Jarak kepala ndash; perineum dan sudut kemajuan dapat memprediksi keberhasilan persalinan pervaginam
ABSTRAK
Aim To evaluate the use of transperineal ultrasound in order topredict the successfulness of vaginal deliveryDesign and Methodology This is a prognostic study usingcohort design conducted in Karawang district hospital withinMarch until May 2016. Inclusion criteria include termpregnancy, singleton live head presentation, active phase oflabor. Using transperineal ultrasound, fetal head perineumdistance, and angle of progression within relaxation phasebetween contraction was being calculated. Analysis was carriedout using Mann Whitney test, and optimal cut off was foundusing ROC.Result s There are 306 subjects was delivered vaginally. Cutoff for fetal head perineum distance as a predictor of vaginaldelivery is 43,5 mm sensitivity 91 , specificity 78 , withArea under curve is 82 95 CI 69 95 , p 0,01 whileangle of progession is 1070 sensitivity 80 , specificity 97 ,with Area under curve is 96,4 95 CI 87 99 , p 0,01 .Conclusion Fetal head perineum distance and angle ofprogression can predict the successfulness of vaginal delivery.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Nur rachmanto
Abstrak :
Diabetes melitus (DM) merupakan kondisi yang mendorong perkembangan dan progresi penyakit arteri perifer (PAP). Short Chain Fatty Acid (SCFA) memiliki peran dalam modulasi sistem imun yang merupakan komponen penting dalam patogenesis dari aterosklerosis. Peran SCFA dalam regulasi kadar glukosa dan aterosklerosis memiliki kemungkinan penggunaan SCFA sebagai upaya mencegah PAP pada pasien DM Tipe 2. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara SCFA dengan parameter ultrasonografi pada pasien diabetes melitus tipe 2 tanpa penyakit arteri perifer ekstremitas bawah Metode: Sebuah penelitian potong lintang pada pasien diabetes melitus tanpa PAP pada selama Februari 2023 s/d Mei 2023 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Seluruh pasien dilakukan ultrasonografi pada ekstremitas bawah untuk menilai diameter, volume flow, peak systolic value, gelombang spektral, dan plak. Kemudian dialukan pemeriksaan SCFA dari feses Hasil: Terdapat 39 pasien yang diikutsertakan pada penelitian ini. Pada penelitian ini ditemukan korelasi positif sedang antara diameter SFA dengan propionat persen (r= 0,408; p= 0,025), terdapat korelasi negatif antara PSV CFA dengan total SCFA (p= 0,007), korelasi positif antara valerat persen dengan PSV PTA (r= 0,375; p= 0,041) dan PSV DPA (r= 0,379; p= 0,039), terdapat korelasi antara VF DPA dengan total SCFA (p =0.025), dan korelasi antara VF PTA dengan total SCFA (p=0,006) dan asetat absolut (p=0,038). Hasil ini dapat dipengaruhi oleh antropometri, jenis kelamin, kadar kolesterol, tekanan darah dan kadar gula darah pasien Kesimpulan: Terdapat potensi hubungan antara kadar SCFA dengan parameter ultrasonografi ekstremitas bawah. Perlu penelitian lebih lanjut dengan desain kohort dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mengevaluasi efek sebab-akibat terkait hubungan SCFA dengan parameter-parameter klinis dan ultrasonografi pasien DM tanpa PAP. ......Diabetes mellitus (DM) is a condition that promotes the development and progression of peripheral arterial disease (PAD). Short Chain Fatty Acid (SCFA) has a role in modulating the immune system in the pathogenesis of atherosclerosis. The role of SCFA in the regulation of glucose levels and atherosclerosis has the possibility of using SCFA as an effort to prevent PAD in Type 2 DM patients. Therefore, this study aims to find out the relationship between SCFA and ultrasound parameters in type 2 DM patients without lower extremity peripheral artery disease. Methods: A cross-sectional study of DM patients without PAD from February 2023 to May 2023 at Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. All patients underwent ultrasonography of the lower extremities to assess diameter, volume flow, peak systolic value, spectral waves, and plaques. Then a SCFA examination of the stool is carried out Results: There were 39 patients included in this study. This study found a positive correlation between SFA diameter and propionate percent (r= 0,408; p= 0,025), there was a negative correlation between PSV CFA and total SCFA (p= 0,007), a positive correlation between valerate percent and PSV PTA (r= 0,375 ; p = 0,041) and PSV DPA (r = 0,379; p = 0,039), there is a correlation between VF DPA and total SCFA (p = 0,025), and a correlation between VF PTA and total SCFA (p = 0,006) and absolute acetate (p =0.038). These results can be influenced by anthropometry, gender, cholesterol levels, blood pressure and blood sugar levels of the patient. Conclusion: There is a potential relationship between SCFA levels and lower extremity ultrasound parameters. Further research is needed with a cohort design with a larger number of samples to evaluate the causal effect related to the relationship between SCFA and clinical and ultrasound parameters of DM patients without PAP.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Hanna Theresia Olivia
Abstrak :
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) semakin banyak menarik perhatian sebagai pelarut alternatif ramah lingkungan pengganti pelarut organik konvensional yang toksik dan berbahaya bagi lingkungan. NADES tidak volatil, memiliki solubilitas tinggi, toksisitas rendah, dan selektivitas yang dapat diatur. Pada penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan metode NADES-UAE dengan biomarker yaitu eurikumanon. Eurikumanon merupakan senyawa utama yang terdapat pada tanaman akar pasak bumi dan memiliki efek farmakologis. Sebagai metode pembanding dilakukan ekstraksi refluks dengan pelarut metanol. Adapun NADES yang dipakai merupakan campuran antara kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dengan tiga gula poliol sebagai donor ikatan hidrogen yaitu gliserol, xilitol, dan sorbitol. Optimasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor yang dioptimasi untuk kondisi ekstraksi meliputi waktu ekstraksi dan persen penambahan air. Kadar eurikumanon diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan fase gerak asam format 0,1% : asetonitril (90:10 v/v), laju alir 1,0 mL/menit, dan panjang gelombang 254 nm. Kolin Klorida-gliserol merupakan NADES terbaik untuk mengekstraksi eurikumanon dibandingkan kolin klorida-xilitol, dan kolin klorida-sorbitol. Kadar eurikumanon tertinggi diperoleh yaitu sebesar 16,90 mg/g pada waktu ekstraksi 50 menit dan penambahan air 50%. Hasil penetapan kadar eurikumanon dengan ekstraksi NADES-UAE yaitu sebesar 16,90 mg/g berbeda signifikan dengan hasil penetapan kadar dengan ekstraksi refluks sebesar 0,1002 mg/g. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa NADES kolin klorida-gliserol dapat menarik senyawa eurikumanon dari akar pasak bumi.
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) are increasingly attracting attention as an environmentally friendly alternative to conventional organic solvents that are toxic and harmful to the environment. NADES is not volatile, has high solubility, low toxicity, and adjustable selectivity. In this study, extraction was carried out by the NADES-UAE method with a biomarker, namely eurycomanone. Eurycomanone is the main compound found in pasak Bumi roots and has many pharmacological effects. As a comparison method, reflux extraction uses metanol as a solvent. The NADES used is a mixture of choline chloride as a hydrogen bond acceptor with three polyols sugar as hydrogen bond donors, namely glycerol, xilitol, and sorbitol. The optimization of the extraction method uses the Response Surface Methodology (RSM). Optimized factors for extraction conditions include extraction time and percents water addition. Eurycomanone levels were measured using High Performances Liquid Chromatography (HPLC) with a 0.1% formic acid phase: acetonitrile (90:10 v / v), a flow rate of 1.0 mL/min, and a wavelength of 254 nm. Choline Chloride-glycerol is the best NADES for extracting eurycomanone. Optimal conditions for obtaining the highest eurycomanone levels are at 50 minutes extraction time and 50% water addition with levels of 16,90 mg/g. The results of the determination of eurycomanone levels by NADES-UAE extraction 16,90 mg/g were significantly different from reflux extraction 0.1002 mg/g. This research concludes that NADES choline chloride-glycerol can attract eurycomanone compounds from the pasak Bumi roots.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Dyanti Lestari
Abstrak :
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) telah dikembangkan sebagai pelarut alternatif dari pelarut organik karena memiliki sifat tidak toksik, ramah lingkungan, biodegradable, preparasi mudah, dan harga terjangkau. Senyawa eurikumanon merupakan kandungan tertinggi yang ditemukan di akar tanaman pasak bumi (Eurycoma Longifolia Jack) yang memiliki banyak kegunaan seperti pengobatan aprodisiak, antimalarial, antioksidan dan lainnya. Pada penelitian ini ekstraksi senyawa eurikumanon dari akar pasak bumi dilakukan dengan metode Ultrasound-Assisted Extraction menggunakan NADES kombinasi kolin klorida-Gula (glukosa, fruktosa, dan sukrosa). Optimasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor yang dioptimasi untuk kondisi ekstraksi meliputi persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Analisis kadar senyawa eurikumanon dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan fase gerak larutan asetonitril:asam format 0,01% (10:90 v/v), laju alir 1,0 mL/menit dan dideteksi pada panjang gelombang 254 nm. Kolin klorida-glukosa merupakan NADES terbaik untuk mengekstraksi eurikumanon dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh eurikumanon dengan kadar tertinggi yaitu pada penambahan air 60% dan waktu ekstraksi 60 menit dengan kadar eurikumanon sebesar 12,28 mg/g. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES kolin klorida-gula dapat menarik senyawa eurikumanon dari akar pasak bumi. Hasil ekstraksi yang diperoleh dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode sokhletasi sebesar 0,23 mg/g. Kadar senyawa eurikumanon yang diperoleh dengan metode UAE-NADES lebih tinggi.
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) has been developed as an alternative to organic solvents because they are non-toxic, environment-friendly, biodegradable, easy to produce, and have a low cost. Eurycomanone is the highest compound found in pasak bumi roots (Eurycoma Longifolia Jack) that has many pharmacological effects susch as antimalarial, antioxidant, and aphrodisiac. In this research, the extraction of eurycomanone compounds from the pasak bumi roots was carried out by Ultrasound-Assisted Extraction method using NADES of choline chloride-sugar (glucose, fructose, and sucrose) based. The optimization of the extraction method was done using Response Surface Methodology (RSM). Optimized factors for extraction conditions include the water percentage and extraction time. The analysis of eurycomanone compound was performed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with a mobile phase of acetonitrile:0,01% formic acid (10:90 v/v), the flow rate of 1,0 mL/min and detected at a wavelength of 254 nm. Choline chloride-glucose showed the highest result for extracting eurycomanone compared to other types of NADES. The optimal conditions are obtained at 60 minutes of extraction time, and 60% percent of water gives the highest level of eurycomanone with 12,28 mg/g. Based on this research, it can be concluded that NADES choline chloride-sugar could attract eurycomanone compounds from the pasak bumi roots. The extraction results were compared to extraction using soxhletation methods with 96% ethanol, the level of eurycomanone detected at 0,23 mg/g. NADES solvents produced higher levels of eurycomanone compounds.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rohmana
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Penilaian diameter trakea praanestesia merupakan hal yang sangat penting dalam memilih ukuran diameter pipa endotrakea tanpa kaf yang sesuai, untuk meminimalisi penggunaan alat bantu jalan napas yang berlebihan dan risiko trauma jalan napas. Rumus yang paling umum digunakan saat ini di RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam memprediksi ukuran diameter pipa endotrakea tanpa kaf pada pasien pediatrik adalah rumus Cole [ usia dalam tahun/4 4 mm]. Rumus Cole memiliki kekurangan yaitu tidak memperhitungkan perbedaan perkembangan fisik dan ras pada pasien pediatrik, sehingga kurang menggambarkan diameter trakea secara aktual. Metode baru untuk memprediksi diameter pipa endotrakea adalah dengan menggunakan teknik ultrasonografi. Pengukuran ultrasonografi memiliki kelebihan mampu memprediksi diameter pipa endotrakea tanpa kaf secara aktual, tidak dipengaruhi oleh perkembangan fisik anak dan ras.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik komparatif untuk membandingkan ketepatan pengukuran ultrasonografi dengan rumus Cole dalam memprediksi ukuran diameter pipa endotrakea tanpa kaf pada pasien pediatrik ras Melayu usia 1-6 tahun di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Setelah mendapatkan persetujuan izin etik dari Komite Etik Penelitian FKUI-RSCM, didapatkan sampel sebanyak 60 subjek. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS dan McNemar.Hasil: Didapatkan proporsi ketepatan pengukuran ultrasonografi dalam memprediksi diameter pipa endotrakea tanpa kaf pada pasien pediatrik ras Melayu usia 1-6 tahun di RSUPN Cipto Mangunkusumo sebesar 95 , sedangkan proporsi ketepatan prediksi berdasarkan rumus Cole hanya sebesar 51,7 populasi. Prediksi diameter pipa endotrakea tanpa kaf berdasarkan pengukuran ultrasonografi secara statistik signifikan lebih tepat dibandingkan prediksi diameter pipa endotrakea berdasarkan rumus Cole p
ABSTRACT
Background Preanesthesia measurement of the diameter of the trachea remains important step to select the appropriate tube size. This aims to minimalize the use of exagerate breathing support and airway trauma. In Cipto Mangunkusumo Hospital, Cole formula is commonly used to predict the uncuffed endotracheal tube size in pediatric patients. However, this formula does not measure the difference in race and physicial development in pediatric patients. Recent method to predict the uncuffed endotracheal tube size is by using ultrasound. Ultrasound is able to predict the actual size for the uncuffed endotracheal tube regardless the race and physical development. Method This was a comparative analytic observational study to compare the accuracy of ultrasound measuremnt in comparison with Cole formula to predict the uncuffed endotracheal tube size in pediatric patients among Malay race age 1 6 years old in Cipto Mangunkusumo Hospital. Following the approval from the Ethical Committee, there were 60 samples obtained. Data were analysed by using SPSS and Mc Nemar test. Result The proportion of ultrasound accuracy to predict the size of the uncuffed endotracheal tube among pediatric patients was 95 , while proportion of Cole formula accuracy was only 51.7 . This reslt was statistically significant p
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Deborah Anasthasia
Abstrak :
Latar belakang: Subepidermal low echogenic band (SLEB) adalah gambaran USG berupa area hipoekhoik pada lapisan dermis, tepatnya subepidermal, yang merupakan suatu proses elastosis sebagai penanda dari photoaging. Tujuan: Menilai perbedaan rasio ketebalan SLEB dengan dermis antara kelompok perempuan pra dan pascamenopause dengan menggunakan USG general purpose frekuensi 18 MHz. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang komparatif menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengukuran langsung di pipi kanan dan kiri dengan menggunakan USG general purpose frekuensi 18 MHz. Data sekunder diperoleh dari penelitian sebelumnya. Hasil: Rerata usia subjek pramenopause sebesar 29,6 tahun dan rerata usia subjek pascamenopause sebesar 55,7 tahun. Rerata tebal dermis dan rerata tebal SLEB didapatkan lebih tebal pada kelompok pramenopause dibandingkan kelompok pascamenopause. Rasio SLEB – dermis pada kelompok pramenopause didapatkan lebih tebal dibandingkan kelompok pascamenopause. Kesimpulan: Rasio tebal SLEB terhadap tebal dermis pada kelompok pramenopause didapatkan lebih tebal dibandingkan pada kelompok pascamenopause. USG general purpose dapat digunakan dalam menilai tebal dermis dan tebal SLEB, namun diperlukan studi lebih lanjut dalam menilai faktor – faktor lain yang mempengaruhi rasio tebal SLEB terhadap tebal dermis. ......Background: Subepidermal low echogenic band (SLEB) is an ultrasound image in the form of a hypoechoic area in the dermis layer – subepidermal, to be precise, which is an 2 elastotic process as a marker of photoaging. Objective: Assessing difference in ratio of SLEB to dermis thickness between the premenopausal and postmenopausal groups using the 18 MHz general-purpose ultrasound frequency. Method: This research is a comparative cross-sectional stuy using primary data and secondary data. Primary data were obtained through direct measurements on the right and left cheeks using general purpose ultrasound with a frequency of 18 MHz. Secondary data was obtained from previous studies. Result: The mean age of premenopausal subjects was 29.6 years and the average age of postmenopausal subjects was 55.7 years. The mean dermis thickness and mean SLEB thickness were found to be thicker in the premenopausal group than the postmenopausal group. The SLEB – dermis ratio in the premenopausal group was found to be thicker than the postmenopausal group. Conclusion: The ratio of SLEB thickness to dermis thickness in the premenopausal group was found to be thicker than in the postmenopausal group. General purpose ultrasound can be used in assessing dermis thickness and SLEB thickness, but further studies are needed in assessing other factors that affect the ratio of SLEB thickness to dermal thickness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wuwus Ardiatna
Abstrak :
Ultrasound merupakan salah satu modalitas citra yang masih digunakan untuk mendeteksi dini kelainan ginjal. Proses diagnosa abnormalitas pada ginjal pada umumnya masih menggunakan pendekatan morfologi atau istilah radiologi untuk mendeskripsikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakterisasi citra medis hasil ultrasound ginjal normal dan abnormal. Statistical Moment Descriptor merupakan teknik yang digunakan untuk mengkarakterisasi berdasarkan distribusi spasial piksel ultrasound B-mode. Teknik yang digunakan adalah dengan menghitung besarnya rerata, standar deviasi, skewness, kurtosis, entropi, median, dan rentang, serta dimensi ginjal pada region of interest ROI dari tiga area, yaitu area ginjal penuh, kortek, dan renal pelvis, dari total 50 data pasien dengan ginjal normal abnormal. Hasil yang diperoleh menunjukkan sebaran nilai piksel area penuh citra ginjal normal untuk parameter rerata 69 12,83, standar deviasi 41,77 5,66, skewness 0,87 0,28, kurtosis 4,12 0,88, entropi 6,02 0,27, nilai piksel median 75 15,77, range 253 3,18, sedangkan untuk citra ginjal abnormal sebaran nilai piksel dengan parameter rerata 103 31,96, standar deviasi 35,76 7,62, skewness 0,62 0,68, kurtosis 5,43 2,02, entropi 5,74 0,50, nilai piksel median 100 34,43, dan range 254 0. Parameter yang sangat signifikan berbeda terhadap nilai rerata dengan menggunakan uji t adalah standar deviasi, median, rentang, rerata, kurtosis, untuk entropi secara statistik berbeda signifikan, sedangkan skewness, secara statistik tidak begitu signifikan berbeda.
Ultrasound is one of the image modality that is still used for detect early kidney abnormalities. Morphological approach or radiology terms are still being used to describe it. The purpose of this research is to characterize normal and abnormal kidney medical ultrasound image. Statistical Moment Descriptor is a techniques that we used to characterize spatial pixels distribution of B Mode by define mean, standard deviation, skewness, kurtosis, entropy, median, range, and dimensions in three region of interest`s, full kidney, cortical, and renal pelvis area, from 50 total patients. The results obtained is that pixel values distribution of full normal kidney area for mean 69 12.83, standard deviation 41.77 5.66, skewness 0.87 0.28, kurtosis 4.12 0, 88, entropy 6,02 0,27, median 75 15,77, and range 253 3,18, for abnormal kidney, mean 103 31,96, standard deviation 35, 76 7.62, skewness 0.62 0.68, kurtosis 5.43 2.02, entropy 5.74 0.50, median 100 34.43, and range 254 0. Standard deviation, median, range, mean and kurtosis differences are considered to be very statistically significant by the t test, entropy is considered as significant, and skewness is considered to be not statistically significant.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>