Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Febiyanto
Abstrak :
Sebagian besar kecelakaan di jalan angkut batubara perusahaan pertambangan PT. X pada tahun 2016 melibatkan supir operator truk angkut batubara yang penyebab utamanya adalah tindakan tidak aman dari supir. Tindakan tidak aman ini dipengaruhi oleh persepsi risiko yang dimiliki oleh supir. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan melihat profil persepsi risiko supir operator truk angkut batubara terhadap faktor penyebab kecelakaan di PT. X tahun 2017. Pengukuran profil persepsi risiko menggunakan 6 dimensi psikometri, yaitu kesukarelaan terhadap risiko, kesegeraan akibat, pengetahuan tentang risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan keparahan akibat. Data dikumpulkan dari 121 partisipan yang berasal dari 6 perusahaan jasa pertambangan kontraktor PT. X yang melakukan kegiatan pengangkutan batubara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan supir operator truk angkut batubara di PT. X memiliki persepsi risiko yang baik pada 5 dimensi dari 6 dimensi psikometri yang diukur, sehingga secara umum profil persepsi risiko supir adalah baik. Penelitian ini juga menunjukkan usia memberikan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata persepsi risiko dimensi pengetahuan tentang risiko, ketakutan, dan keparahan akibat. Sedangkan lama masa kerja dan asal perusahaan tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata persepsi risiko.
Most of the accidents on PT. X's coal haul roads in 2016 involve coal haul truck drivers whose main cause is the unsafe act of the drivers. This unsafe act is influenced by the risk perception that the driver has. This study aims to analyze and see the profile of the risk perception of coal haul truck drivers to the factors that cause accidents in PT. X year 2017. Measurement of risk perception profile using 6 dimensions of psychometric, namely voluntariness of risk, immediacy of effect, knowledge about risk, control over risk, common dread, and severity of consequences. Data were collected from 121 participants from 6 mining service contractors PT. X who conducted coal hauling activities. The results of this study indicate that the coal hauling truck drivers in PT. X has a good risk perception on the 5 dimensions of the six dimensions of the measured psychometry, so that in general the risk perception profile of the driver is good. The study also showed age to have significant differences in the risk perception's mean value of knowledge about risk, common dread, and severity of consequences. While the work experience and the origin of the company does not provide a meaningful difference in the mean value of risk perception.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Asih Murniati
Abstrak :
Pengukuran fatigue dilakukan sebagai data dasar untuk melihat profil fatigue sopir di sebuah perusahaan jasa ekspedisi. Sebanyak 52 sopir diukur selama 10 menit menggunakan Psychomotor Vigilance Task-192 (PVT-192). Dari hasil rata-rata waktu reaksi, responden memiliki profil fatigue normal dan signifikan sebesar 0,046 terhadap jarak berkendara yang berpola negatif. Ada 1 sopir yang fatigue dan 18 sopir merasakan kantuk setelah mengantar muatan. Kegiatan promosi dan preventif tetap perlu dilakukan berkala seperti edukasi dan pemeriksaan kesehatan berkala. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan bagi sopir yang fatigue.
Fatigue measurement was performed as baseline to see fatigue profile on drivers at an expedition service company. A total of 52 drivers were measured for 10 minutes using Psychomotor Vigilance Task-192 (PVT-192). From the mean reaction time, respondents had normal and significant fatigue profiles of 0.046 on the driving distance with the negative pattern. There was one fatigue driver and 18 sleepiness drivers after dropping off the load. Promotion and preventive activities need periodically (education and medical checks up). Curative and rehabilitative programs for drivers had fatigue.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuristiawan Khairul Muslim
Abstrak :
ABSTRAK
Gangguan non-auditory merupakan salah satu efek yang disebabkan oleh terpajan kebisingan selain gangguan auditory. Perbedaannya adalah jika pada gangguan auditory efeknya terjadi pada organ pendengaran, gangguan non-auditory efeknya berkaitan dengan respon tubuh salah satunya peningkatan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 30 orang pengemudi truk mixer sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer pengukuran kebisingan area dan dosis pajanan personal serta pengisian kuesioner untuk variabel umur, masa kerja, penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT), gejala gangguan fisiologis, gangguan psikologis, dan gangguan komunikasi. Hasil penelitian secara statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur pekerja dengan gejala gangguan fisiologis (p = 0,605), gangguan psikologis (p = 0,439), dan gangguan komunikasi (p = 1,000) dan antara masa kerja dengan gejala gangguan fisiologis (p = 0,301), gangguan psikologis (p = 1,000), dan gangguan komunikasi (p = 0,114). Pengendalian enjinering dan pemberian APT menjadi salah satu cara untuk mengurangi pajanan kebisingan.
ABSTRACT
Non-auditory effects are one of the effects caused by exposure to noise in addition to auditory effects. The difference is that if the auditory interference effect occurs in the organ of hearing, non-auditory effects disorders associated with body responses, one of them is an increase in blood pressure. This study design is using analytic study with cross sectional approach involving 30 people mixer truck drivers as research subjects. The data collected in this study is derived primarily from noise measurement in the area and personal noise dose as well as filling out the questionnaire for age, working period, the use of protective ear equipment (APT), physiological symptoms, psychological disorders, and disruption of communications. The results showed that there was no statistically significant relationship between workers age with physiological disturbances (p = 0.605), psychological disorders (p = 0.439), and communication disorders (p = 1.000) and between working period with physiological disturbances (p = 0.301), psychological disorders (p = 1.000), and communication disorders (p = 0.114). Engineering control and provision of APT are some of the ways to reduce the noise exposure.
2015
S61058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenna Yolanda
Abstrak :
Kelelahan pada pengemudi adalah salah satu penyebab utama kecelakaan di jalan raya. Pengemudi truk skid-tank LPG adalah salah satu pekerjaan yang berisiko mengalami kelelahan karena memiliki durasi kerja yang panjang, durasi mengemudi yang panjang dan faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ndash; faktor risiko kelelahan seperti shift kerja, durasi mengemudi, durasi lembur, situasi jalan, kuntitas tidur, waktu terjaga, dan commuting time pada pengemudi truk skid-tank LPG PT. X tahun 2017. Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner The Checklist of Individual Strengts sebagai instrumen untuk mengukur kelelahan. Sebanyak 87 pengemudi truk skid-tank LPG PT. X diwawancarai pada Maret 2017. Hasil analisis univariat menunjukkan 24,1 pengemudi mengalami kelehan. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna ?=0,05 antara durasi mengemudi nilai p=0,046 dan waktu terjaga nilai p=0,017 terhadap kelelahan. Pengemudi yang mengalami kelelahan memiliki durasi mengemudi dan waktu-terjaga yang lebih panjang dibandingkan pengemudi yang tidak menalami kelelahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa durasi mengemudi dan waktu-terjaga yang panjang berhubungan dengan meningkatnya risiko kelelahan pada pengemudi truk skid-tank LPG. Tindakan perbaikan diperlukan untuk mengendalikan jam kerja yang panjang dan kualitas dan kuantitas tidur yang buruk untuk memperbaiki derajat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
Driver fatigue is one of the main causes of road accident. Truck driver is one of many job that susceptible experiencing fatigue because of the long work hour, long driving hour, and other factors. This study is aimed to analyze fatigue risk factors such as work shift, driving hours, overtime duration, road condition, sleep quantity, time ndash awake, and commuting time among LPG skid tank truck driver at PT. X 2017. This study design is cross sectional and using The Checlist of Individual Strength as instrument for measuring fatigue. Total 87 LPG Skid Tank Drivers are interviewed during March 2017. Univariate analysis results shows that 24,1 of driver experienced fatigue. Bivariate analysis results shows that driving duration p value 0,046 and time ndash awake p value 0,017 are signifantly associated with driver fatigue. The drivers that experiencing fatigue has longer driving duration and longer time ndash awake than the drivers that was not. This study suggests that long driving duration and time awake are associated with increased risk of fatigue. Corrective action is needed to manage excessive work hours and poor sleep to improve safety and health at the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhon Martua Malau
Abstrak :
Kelelahan pengemudi truk menjadi faktor risiko penting di sebagian besar kecelakaan lalu lintas. Statistik menunjukkan kelelahan pengemudi truk menyumbang sekitar 10-15% dari kecelakaan lalu lintas jalan. Kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengemudi truk yang kelelahan delapan kali lebih tinggi daripada pengemudi truk yang cukup istirahat. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), dari tahun 2015- 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 4,87 persen per tahun. Korlantas POLRI mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2019 sebanyak 116.411. Jumlah tersebut naik 6,59 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan 109.215 kejadian. Kecelakaan mobil barang menempati posisi ketiga dengan jumlah kecelakaan 5,02 persen atau sekitar 5,822 kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli – Oktober 2021 di PT.X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 64 pengemudi truk. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 89% responden mengalami fatigue sedang dan 11% responden mengalami fatigue tinggi. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan antara kualitas tidur, durasi kerja dan beban lingkungan kerja dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p<0,05). Sedangkan faktor individu berupa usia dan kebiasaan merokok, kuantitas tidur, serta faktor beban mental berupa beban kerja, jadwal kerja diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p>0,05). ......Fatigue is a significant factor regarding safety issues such as transportation incident. Statistics show truck driver fatigue accounts for about 10 to 15% of serious road traffic accidents. The likelihood of a traffic accident occurring in an exhausted truck driver is eight times higher than for a well rested truck driver. According to the Badan Pusat Statistik (2019), During the 2015-2019 period, the number of traffic accidents in Indonesia increased by an average of 4.87 percent per year. Korlantas POLRI recorded the number of accidents throughout 2019 as many as 116,411. The number is up 6.59 percent compared to 2018 with 109,215 events. Accidents on truck cars occupy the third position based on the type of vehicle with the number of accidents 5.02 percent or about 5,822 incidents. Therefore, this study aims to describe the level of fatigue and the factors associated with complaints of fatigue on truck drivers. This research was conducted in July – October 2021 at PT. X as a company engaged in the transportation sector. This research is a quantitative research with a cross sectional study design. The sample in this study were 64 truck drivers. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 89% of respondents experienced moderate fatigue and 11% of respondents experienced high fatigue. From this research, it is also known that there is a relationship between sleep quality, duration of work and work environment load with complaints of fatigue in machinists (p <0.05). While individual factors in the form of age and smoking habits, sleep quantity and mental burden factors in the form of workload, work schedules are known to have no relationship with fatigue complaints among drivers (p>0.05).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syfa Rizkiyani
Abstrak :
Data kecelakaan pada jenis angkutan mobil barang cukup tinggi dengan jumlah 21.335 kecelakaan pada tahun 2013. Perilaku berkendara supir truk ekspedisi dapat dipengaruhi oleh persepsi risiko berkendara. Persepsi risiko berkendara adalah penilaian subjektif untuk mengidentifikasi faktor risiko yang meliputi pemeriksaan potensi bahaya di lingkungan lalu lintas, pemeriksaan kemampuan pengemudi dan kendaraan, termasuk kemampuan untuk mengatasi risiko yang mungkin akan terjadi serta seberapa besar perhatian individu akan konsekuensinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel pembentuk persepsi risiko yaitu pengetahuan tentang keselamatan berkendara, pengendalian kemudi saat berkendara, kekinian risiko berkendara, dan potensi dampak risiko berkendara. Sedangkan persepsi risiko berkendara yang merupakan kumulatif dari variabel pembentuk risiko juga berhubungan dengan perilaku berkendara. Didapatkan P Value = 0,000 dan OR sebesar 36, yang berarti supir truk ekspedisi yang memiliki persepsi risiko buruk berpeluang 36 kali untuk tidak berperilaku selamat dalam berkendara.
Accident data on the type of freight cars is quite high with the number 21.335 accidents in 2013. Driving behavior can be influenced by perceptions of risk driving on truck driver expedition. Driving risk perception is an objective assessment to identify risk factors that include the examination of potential hazards in the traffic environment, driver, and vehicle inspection capabilities, including the ability to cope with the risks that might occur and how large the individual attention of the consequences. The results showed that there was a significant relationship between the variables forming the perception of risk that knowledge about the safety of driving, the steering control when driving, driving risks present, and the potential impact of the risk of driving. While driving risk perception of variables forming a cumulative risk is also associated with driving behavior. The result show P Value = 0.000 and OR (odd ratio) 36, which means an expedition truck drivers who have poor risk perception likely 36 times for not behaving safely in driving.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rowland, Hugh, 1962-
London: Orion, 2010
388.324 092 ROW t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library