Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana H. Sofyan
Abstrak :
Tesis ini merupakan suatu kajian tentang agama dan pengobatan dengan meneliti secara khusus kebudayaan suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah, yang bermukim di kota Palangkaraya. Kebudayaan yang diteliti adalah pengobatan tradisional suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Data temuan yang didapat menunjukkan adanya 2 sifat umum dari pengobatan ini, yaitu : Pertama pengobatan tradisional yang dilakukan dengan upcara menurut agama Kaharingan, dimana para pengobat adalah juga para pemuka agama ini yang merupakan pemimpin kelompok, sementara pasiennya terdiri pemeluk agama Kaharingan dan juga pemeluk agama lainnya. kedua, pengobatan tradisional yang dilakukan oleh orang-orang yang mendapatkan keahlian itu dengan cara belajar dan mewarisinya dari generasi pendahulunya. Pengobatan jenis ini dapat dibagi atas klasifikasi menurut prakteknya yaitu : 1. Dengan menggunakan ramuan tumbuh-tumbuhan 2. Dengan menggunakan ramuan dan melakukan pengurutan serta pembacaan mantra 3. Dengan menggunakan mantra dan ramuan 4. Dengan menggunakan mantra dan melakukan peniupan kearah bagian tubuh yang sakit. Pada kedua jenis pengobatan ini terdapat adanya suatu keterkaitan, yaitu kesamaan konsep dalam melakukan pengobatan, konsep tentang penyakit serta konsep tentang alat-alat pengobatan yang digunakan, yaitu kesemuanya berdasarkan konsep kosmologi serta konsep nilai atau teologi agama Kaharingan. Konsep nilai, konsep teologi serta konsep kosmologi agama Kaharingan melekat erat pada masyarakat ini dan mampu bertahan ditengah-tengah perubahan sehingga nilai-nilai kepercayaan, ke Tuhanan serta kosmologi agama Kaharingan tetap dipercaya meskipun masyarakat sudah memeluk agama yang baru, yaitu Kristen dan Islam. Kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang sangat erat dengan agama ini menjadi kuat pula. Pengobatan tradisonal yang dipraktekkan saat ini merupakan pengobatan asli yang sudah dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur agama baru, yaitu Islam. Penggunaan agama Islam sebagai alat legitimasi, merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sifatu, Wa Ode
Abstrak :
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis fenomena sosial-budaya masyarakat Muna yakni praktek perawatan tradisional anak balita dalam rangka mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap relative tingginya tingkat kematian anak balita pada masyarakat Muna Sulawesi Tenggara. Tujuan studi tersebut dilandasi oleh fenomena masih luasnya praktek perawatan kesehatan tradisional anak balita di daerah tersebut. Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Wasolangka yang dipilih secara purposive dari Kecamatan Parigi Kabupaten Muna. Dari populasi keluarga di Kelurahan wasolangka, dipilih keluarga yang termasuk kategori PUS yang masih melahirkan anak dan masih mempunyai anak balita yang terlibat langsung dalam perawatan anak balita. Kategori keluarga PUS diperoleh melalui sensus, hasilnya distratifikasi menurut lamamnya PUS, masing-masing strata dipilih sebesar sepuluh persen secara acak sehingga diperoleh jumlah sebesar 28 responden keluarga. Selain itu ditambah empat orang tokoh masyarakat (dukun) beranak dan pengobat tradisional yang dianggap memahami permasalahan perawatan tradisional sehingga diperoleh total responden sebesar 32 keluarga. Studi ini menggunakan pendekatan holistik dengan metode pengumpulan data adalah metode wawancara sebagai instrumen utama, disamping metode observasi partisipasi terhadap keluarga dan Puskesmas serta kuesioner sebagai instrumen pelengkap. Hasil studi ini menunjukkan bahwa masih relative tingginya tingkat kematian anak balita di Kelurahan Wasolangka lebih banyak disebabkan faktor sosial-budaya dari pada faktor eksternal/teknis medic. Menurut kepercayaan masyarakat bahwa semua penyakit harus diobati oleh pengobat tradisional sebelum diobati secara modern. Pengobat tradisional bukan hanya dukun, tetapi orang yang dipandang terhormat di dalam masyarakat. Disarankan agar perlakuan, pengaturan, pemberian bantuan pembagunan kesehatan disesuaikan dengan faktor sosial budaya masyarakat Muna. Disamping itu perlu peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas; (b) tingkat pengetahuan dan keterampilan para petugas kesehatan, yang berhubungan dengan peningkatan pola kerja lama antara pengobatan tradisional dan pengobatan di Puskesmas.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis kaya dengan berbagai spesies flora. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang relatif sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan modern, termasuk pelayanan keluarga berencana. Menyadari keadaan ini, pemerintah melalui GBHN 1993 mencantumkan pengembangan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional umumnya secara empiris. Termasuk penggunaan Kayu Kasai (Tristania Sumatrana Hiq.) untuk obat kontrasepsi. Untuk itu diperlukan pendekatan ilmiah guna membawa obat tradisional ke dalam pelayanan kesehatan formal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kayu Kasai terhadap fertilitas mencit betina. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok berpola faktorial. Faktor pertama yaitu dosis: 600, 900, dan 1200 mg/kg bb. Faktor kedua adalah lama pencekokan 10 hari dan 20 hari. Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Ekstrak Tristania sumatrana Hiq. (Kayu Kasai) menyebabkan penurunan yang sangat bermakna terhadap berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, tersier, Graaf, korpus luteum, dan fetus hidup. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap jumlah resorbsi. Antara pencekokan dengan rentangan dosis 600, 900, dan 1200 mg/kg bb tidak menyebabkan perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: berat ovarium, jumlah folikel tersier, Graaf, korpus luteum, fetus hidup. Tidak terjadi perbedaan peningkatan yang bermakna terhadap folikel atresia, kecuali pada dosis 600, 1200 mg/kg bb terjadi perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: jumlah folikel primer dan sekunder. Pencekokan selama 10 hari dibandingkan dengan 20 hari menunjukkan pengaruh: penurunan yang sangat. bermakna terhadap jumlah folikel tersier. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap: jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap: berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, Graaf, korpus luteum, fetus hidup, dan resorbsi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono Notosiswoyo
Abstrak :
Tesis ini mengkaji masalah pengobatan tradisional khususnya pengobatan tradisional patah tulang. Objek penelitian adalah tempat pengobatan tradisional patah tulang sistem Cimande yang ada di Desa Cimande Kabupaten Sukabumi dan Cilandak Jakarta Selatan. Kajian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif (kualitatif). Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara : (1) wawancara mendalam yang babas dan berpedoman, ditujukan kepada para informan yang terdiri dari para pasien pengobatan tradisional patah tulang Sistem Cimande, penyembuhnya dan para tokoh masyarakat serta petugas kesehatan. Ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan penelitian ini; (2) pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang proses dan pola perawatan atau penyembuhan tradisional patah tulang Sistem Cimande yang dilakukan oleh pengobatnya; (3) Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk memeriksa kandungan bahan kimia yang terdapat pada minyak Cimande. Ini dilakukan oleh petugas laboratorium Sekolah Tinggi Analis Kimia Bogor di sekolah tersebut; (4) Pemeriksaan radiologi untuk memeriksa basil penyembuhan pengobatan tradisional patah tulang Cimande. Hasil bagian ini antara lain meliputi : (1) Pengobatan tradisional patah tulang Sistem Cimande sampai saat ini masih banyak diminati, hal ini karena faktor sosial, faktor budaya, faktor ekonomi, faktor psikologis dan faktor kepraktisan; (2) Ada pengobat tradisional patah tulang Sistem Cimande yang dalam proses pengobatannya telah mengadopsi unsur-unsur medis modern seperti penggunaan obat-obat paten yang sering digunakan di kedokteran.; (3) Para pengobat tradisional patah tulang Sistem Cimande meskipun mereka tidak memiliki ijazah atau diploma pengobatan, tetapi kemampuan mereka mengobati patah tulang atau sejenisnya diakui dengan baik oleh para pasiennya atau masyarakat; (4) Keahlian pengobatan tradisional patah tulang atau sejenisnya pada umumnya didapat secara turun-temurun dari generasi sebelumnya; (5) Pasien patah tulang yang berobat ke tempat pengobatan tradisional ini pada umumnya sembuh tetapi tidak sempurna artinya tulang yang patah tidak dapat kembali pada kedudukan semula. Sedangkan cedera tulang yang dapat disembuhkan umumnya terbatas pada tulang anggota gerak atas dan bawah, tulang pinggul, tulang rusuk dan tulang rahang bawah; (6) Minyak Cimande yang menjadi ciri khusus pengobatan tradisional ini menurut hasil analisa dari para ahli kimia terdiri dari campuran minyak kelapa, air tebu dan minyak wijen dengan P.H.= 4,2 dan mengandung asam lauran 45%, sedang sisanya yaitu asam oliat, asam palmilat, asam linoliat dan asam stearat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezzy.R.
Abstrak :
Berkembangnya pelaku usaha pengobatan tradisional di kota-kota besar seperti Jakarta mengharuskan pemerintah untuk perlu melakukan pengawasan dalam aktititas tersebut. Salah satu bentuk dad pengawasan pemerintah me1aluiSuku Dinas Pelayanan Kesehatan acialah memberikan izin usaha kepada mereka. Kasus di wilayah ke1ja Suku Dinas Yankes Jakarta Barat memperlihatkan kecenderungngan rcndahnya minat pengobat tradisional tersebut untuk mengurus izin pengobat tradisional mereka.Minat pengobat tradisional untuk mengurus izin ini berhubungan dengan kepuasan pelanggan. Menurut Supranto, (2001) kepuasan pelanggan >90% akan meningkatkan minat seseorang untuk datang kembali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan perizinan pengobat tradisional serta upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan guna mempcrbaiki mutu layanan perizinan pengobat tradisional pada Suku Dinas Pelayanan Keschatan Jakarta Barat. Menggunakan 5 dimensi servqual Parasuraman, (1990) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan perizinan pengobat tradisional, sebelumnya dilakukan elaborasi konsep dan elaborasi dikalangan pengobat tradisional dengan cara wawancara mendalam pada pengobat tradisonal yang belum dan telah mendapat izin serta Focus Group Discussion (F GD) pada pengobat tradisional yang telah mendapatkan izin. Hasilnya disarikan kedalam bentuk kuesioncr yang digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap kuantitatif dengan mempergunakan desain cross seclional pada pelanggan perizinan Sudin Yankes Jakarta Barat yang mengurus izin pacla tahun 2004, dengan pengambilan sampel secara purposiif Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2005. Dari pcnelitian ini diperoleh gambaran tingkat kepuasan pelanggan perizinan dengan menggunakan cut of poinl 83,l8% (median) (<83,l7% tidak puas, >83,l8% puas) didapatkan 50,5% responden menyatakan puas, sedangkan 49,5% respoden menyatakan tidak puas. Pada uji sattistik yang dilakukan, 4 dimensi ser-vqual berhubungan dengan kepuasan pelanggan secara keselumhan yaitu reliability responsiveness, asasurance. dan empathy. Sedangkan dimensi yang sangat mempengamhi kepuasan pelanggan secara keseluruhan adalah assurance. Karakteristik responden yang berhubungan dcngan total kepuasan secara umum adalah umur, pendidikan, pekeljaan, jenis pengobatan tradisional, sedangkan pada uji multivariate karakteristik yang paling dominan mempengaruhi total kepuasan adalah pekezjaan. Permasalahan yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan ini karena belum adanya standarisasi dari prosedur pcngurusan izin pengobat tradisional, proses pengurusan yang berbelit dan belum tersosialisasinya peraturan dari Depkes tentang pentingnya izin pengobat tradisional bagi seluruh pengobat tradisional yang melakukan usaha pelayanan, serta belmn terjalinnya kerja sama lintas sektoral dcngan instansi terkait. Untuk itu Suku Dinas Pelayanan Kesehatan harus mernbuat proscdur dan alur proses perizinan, segera melakukan sosialisasi terhadap pengobat tradisional yang belum mempunyai izin, menjalin kerja sama lintas sektoral serta membuat kotak saran. Belum semua petugas Sudin Yankes Jakarta Barat bersikap customer oriented, dikarenakan mereka beranggapan pengobat tradisional lah yang membutuhkan mereka. Sudin harus dapat merubah sikap tersebut. ......The growing of business on traditional medication big cities such as Jakarta has imposed the Government, in this case is the Health Agency, to control the business. A possible form of controlling mechanism is through requiring the business practitioners to get a working license. It is fotmd that the practitioners from the West Jakarta Yankes Sub-Service tend to reluctant or have no interest to administer their business in order to get a license. The interest of those traditional medication practitioners to have a license is related to what is called as customer satisfaction. According to Supranto (2001), customer satisfaction is signiiicantly (90%) related to whether one will re-order a product or service. This research aims to investigate the satisfaction level of traditional medication practitioners as customers of licensing services provided by the Health Service Agency of West Jakarta. This study has used five dimension of servqual (Parasuraman, 1990) adjusted with the costumer needs and expectation. Prior to this survey, an elaboration of the concept as realized by those traditional medical practitioners has been undertaken through a circumstantial interview involving those who have already such a license and those who do not have. Then, to understand further a focus group discussion (FGD) participated by those who have already such a license has been also arranged. The findings of the two steps have been then formulated to become a set of questionnaire for the survey. The survey employs cross sectional design in which the population is those practitioners who come to get a license during the year of 2004. Samples participated in this survey that is undertaken August to October 2005 have been selected through a purposive sampling method. This research through a statistical test with 4 dimensions of servqual related to consumer satisfaction reliability, responsiveness, assurances, and empathy has found that by using cut off point 83.18% (median), in which <83.l7% not satisfied, >83.18% satisfied, 50.5% respondents are satisfied while 49.5% not satisfied. Meanwhile, the dimension that is related very significantly to consumer satisfaction is assurance. The respondents characteristics that are related to total satisfaction are education, occupation, traditional medication kinds while the most dominant characteristic that affects the total satisfaction in a multivariate test is occupation. It has been found that problems related with the customer satisfaction are having no standardized procedure on licensing mechanism, not yet socialized Depkes regulation about the importance of traditional medication license for all practitioners, and also no cross-sectoral cooperation with related institute. Therefore Sudin Yankes is required to develop procedure and licensing process plot, to undertake immediately such socialization involving those practitioners not yet havelicense, and to introduce a cross sectoral cooperation. Another finding is it has been not yet all of Sudin Yankes officials of West Jakarta are costumer oriented people because they belief that those who are in needs of the licensing services are them, the traditional medication practitioners. Certainly, this attitude should be changed. The findings of this research are useful for Sudin Yankes of West Jakarta in order to improve its licensing services so that all the traditional medication practitioners could be registered and will run Kepmenkes RI No. 1076/Menskes/SK/VII/2003 to protect public malpractices.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library