Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Rahmad Permata
"Bandara Soekarno-Hatta adalah Bandara Internasional yang terletak kota di Tangerang dengan pergerakan penumpang sebanyak 52.446.618 penumpang pada tahun 2011 atau naik 15,43% dari tahun 2010. Namun Bandara Soekarno-Hatta tersebut belum memiliki akses yang memadai sehingga mengakibatkan sering terjadinya kemacetan pada akses menuju bandara pada jam-jam sibuk. Untuk mengurangi terhambatnya perjalanan menuju bandara maka akan dibangun kereta api. Dalam penetapkan tarif kereta api perlu mengetahui kemampuan membayar (Ability to Pay) dan kemauan membayar (Willingness to Pay) pengguna jasa kereta api. Metode pengumpulan data dengan melakukan survey terhadap penumpang dibandara. Pengukuran Ability To Pay (ATP) menggunakan metode household budget dan Willingness to Pay (WTP) menggunakan metode state preference. Hasil penelitian yaitu estimasi nilai rata-rata ATP sebesar Rp.128.986,- dan nilai rata-rata WTP sebesar Rp.23.195,- dengan 80% responden bersedia membayar lebih untuk peningkatan keselamatan.
Soekarno-Hatta Airport is an International Airport located in Tangerang. The movement of passengers in this airport is around 52,446,618 passengers in 2011, or increased 15.43% from 2010. Unfortunately, Soekarno-Hatta airport does not have adequate access in which it can cause traffic jams on the access to airport especially at rush hours. For that reason, railway access to the airport will be built in order to solve the airport access problem. Relating to the train fare, it is necessary to know the ability to pay and willingness to pay of the train passengers. Survey to the airport passengers is conducted as the research method for this study. The writer employs household budget method to measure Ability To Pay (ATP) and state preference method to measure Willingness to Pay (WTP). The study finds that estimate of average value for ATP is IDR 128.986,- and estimate of average value for WTP is IDR 23.195,- in which 80% of respondents are willing to pay more for safety improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31812
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Gema Dwireka Hakim
"Laporan magang ini berisi mengenai siklus pendapatan dan pencatatan Interline Ticket PT Garuda Indonesia Tbk pada Divisi WAP. PT Garuda Indonesia Tbk merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang transportasi udara yang memiliki beberapa divisi. Salah satunya adalah divisi WAP yang menangani akuntansi pendapatan, yang didalamnya menangani transaksi penjualan interline ticket. Interline ticket itu sendiri adalah transaksi penjualan tiket dalam dunia penerbangan yang melibatkan dua atau lebih maskapai yang berbeda. Siklus pendapatan meliputi pemesanan tiket, pembayaran, pengakuan pendapatan dan pencatatan jurnal. Berdasarkan hasil kerja, pencatatan akuntansi atas penjualan interline ticket sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan siklus pendapatan berjalan dengan efisien.
This internship report contains the Revenue Cycle and and Journal Entries on interline ticket PT Garuda Indonesia Tbk at WAP division. PT Garuda Indonesia Tbk is a service company specializing in air transport has several divisions. One is WAP division, the division that handles revenue accounting, which also handles transactions interline ticket sales. Interline ticket itself is ticket sales transaction in the aviation world that involve two or more different airlines. The revenue cycle includes ticket booking, payment, revenue recognition and journal entries. Based on the results of the work, generally accepted accounting principles in Indonesia and revenue cycle running efficiently."
Depok: Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabilla Nur Anisah
"Kartu tiket elektronik pada moda transportasi Kereta Rel Listrik Commuter Line mulai diberlakukan tahun 2013 untuk mengganti model pembayaran tiket secara manual. Terdapat dua buah jenis kartu tiket elektronik yang berlaku, yaitu Tiket Harian Berjaminan dan Tiket Multi Trip. Implementasi produk teknologi yang masih baru bagi masyarakat Indonesia ini tidak pelak menimbulkan berbagai masalah dalam pelaksanaannya, seperti kesulitan pembayaran uang jaminan maupun proses pembacaan kartu pada mesin yang tidak lancar. Penelitian ini pun berupaya memberi rekomendasi saran implementasi produk teknologi kartu elektronik yang sesuai dengan perilaku masyarakat Indonesia dalam mengadopsi produk teknologi sehingga akan meminimalisasi masalah yang timbul saat dilakukan implementasi produk serupa di masa datang. Pada penelitian ini, dilakukan analisis faktor yang berhubungan dengan proses adopsi masyarakat Indonesia terhadap produk teknologi baru menggunakan Technology Adoption Model (TAM) oleh Davis (1989) dan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat perlu kondisi fasilitas infrastruktur yang memadai untuk dapat merasakan kemudahan penggunaan kedua jenis kartu, sehingga mereka mampu menarik manfaat dari produk teknologi ini. Khusus jenis kartu Tiket Harian Berjaminan, intensifikasi uji coba produk serta penyederhanaan sistem pembayaran mampu meningkatkan manfaat yang diterima pengguna kartu Tiket Harian Berjaminan. Untuk kedua jenis kartu. semakin tinggi manfaat yang dirasakan penumpang dari penggunaan suatu produk teknologi, maka intensi penggunaan produk juga akan meningkat."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54489
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Singgih Rahadi
"Skripsi ini membahas proses inovasi layanan sistem e-ticketing pada pelayanan kereta commuter di Jabodetabek. Layanan sistem e-ticketing merupakan inovasi yang dibangun dan dikembangkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek sebagai jawaban atas permasalahan pelayanan transportasi publik perkotaan. Namun pelaksanaan dianggap tidak siap dengan munculnya berbagai permasalahan pada pelaksanaannya. Penelitian ini dilakukan secara Post Positivist dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses inovasi yang terjadi dalam layanan sistem e-ticketing terdapat tiga tahap. Tahap pemunculan ide dimana ide inovasi berasal dari tuntutan masyarakat, Pemerintah, dan juga keadaan layanan yang tidak tersistem. Tahap penerimaan, melalui kerjasama dengan PT. Telkom namun tidak ada peran signifikan dari Pemerintah, Tahap implementasi, Strategi Implementasi bertahap membutuhkan adaptasi budaya dan perilaku pengguna.
This thesis discusses the process of innovation service system of e-ticketing service on commuter line in Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) area. E-ticketing system is an innovation that was builtand developed by PT. KAI Commuter Jabodetabek as an answer to urban public transport services problems. But the implementation is not considered ready with the emergence of various problems in its implementation. This research is done in Post Positivist with a descriptive approach. The result of this research indicate that there are there stages in the innovation process that occurs in the system e-ticketing service. First stage is is the appearance of service innovation ideas, that comes from the demands of society, the government, and also the unsystematic service. Second stage is acceptance, through a partnership with PT. Telkom but no significant role of Government. The last one is the implementation stage of a phased implementation strategy, requires adaptation of culture and user behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55242
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tri Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi konsumen dalam membeli tiket kereta api melalui media online. Faktor-faktor yang diteliti meliputi: Perceived Usefulness, Perceived Easy of Use, Web Interface, dan Security. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dipilih berdasarkan purposive judgement sampling. Hasil yang didapat dari survei tersebut sebanyak 107 responden di Jakarta dan sekitarnya dengan data yang valid dan cukup reliabel untuk dianalisis. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesa menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perceived Easy of Use, Web Interface, dan Security memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Behavioural Intention (intensi) konsumen untuk membeli tiket kereta api secara online. Sedangkan, faktor Perceived Usefulness tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi Behavioural Intention konsumen untuk menggunakan jasa moda transportasi kereta api dengan cara pembelian online ticketing.
This study aims to analyze the factors that influence consumer intentions to buy a train ticket through the online media. Factors examined included: Perceived Usefulness, Perceived Easy of Use, Web Interface, and Security. The research was conducted by field survey, by distributing questionnaires to the respondents who were selected based on purposive judgment sampling. The results of the survey were 107 respondents in Jakarta and surrounding areas with the data valid and reliable enough to be analyzed. The analysis model used to test the hypotheses using multiple regression analysis. The results of this study indicate that Perceived Easy of Use, Web Interface, and Security has a significant influence on Behavioural Intention of consumers to buy train tickets with online media. Meanwhile, Perceived Usefulness factor has no significant influence Behavioural Intention for consumers to use the services of railway transportation by way of purchasing online ticketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55171
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sianturi, Shellina Ruth Hotmaria
"Calo tiket konser berperan sebagai perantara dalam transaksi jual beli tiket konser kerap kali menimbulkan isu yang signifikan. Calo tersebut memanfaatkan tingginya permintaan tiket konser, yang tidak sebanding dengan ketersediaan tiket, untuk menjual tiket dengan harga yang tidak wajar, jauh di atas harga asli tiket. Dalam praktiknya, tidak sedikit konsumen yang terdorong untuk menggunakan jasa calo demi mendapatkan tiket konser yang mereka inginkan. Ironisnya, terdapat calo yang menggunakan perangkat lunak (software) berupa bot untuk membeli sebanyak mungkin tiket, yang pada akhirnya hal tersebut menghalangi aksesibilitas tiket kepada konsumen secara langsung. Akibatnya, konsumen sering kali terpaksa membeli tiket konser melalui calo dengan harga tiket yang tidak masuk akal. Eksistensi calo yang demikian menimbulkan risiko kerugian yang signifikan bagi konsumen. Hingga kini, Indonesia belum memiliki pengaturan spesifik mengenai calo tiket konser, berbeda dengan Australia yang telah memiliki aturan khusus mengenai calo tiket. Dengan penggunaan metode doktrinal, diteliti mengenai pengaturan dan tanggung jawab terkait penggunaan jasa calo dalam transaksi jual beli tiket konser di Indonesia dan Australia. Dari hasil penelitian ini, dapat dipahami bahwa pengaturan calo tiket di Indonesia belum memadai, dan belum sepenuhnya memberikan kepastian hukum bagi konsumen. Maka dari itu, sangat diperlukan kajian mendalam mengenai penyusunan aturan yang lebih tegas dan spesifik mengenai calo tiket konser beserta pertanggungjawabannya di Indonesia, sehingga dapat memberikan pelindungan hukum yang lebih optimal bagi konsumen dalam transaksi jual beli tiket konser di Indonesia.
Concert ticket scalpers act as intermediaries in buying and selling concert tickets, which often raises significant issues. These scalpers take advantage of the high demand for concert tickets, which is not proportional to the availability of tickets, to sell tickets at unreasonable prices, far above the original ticket price. In practice, quite a few consumers are encouraged to use the services of scalpers to get the concert tickets they want. Ironically, there are scalpers who use software in the form of bots to buy as many tickets as possible, which ultimately hinders the accessibility of tickets to consumers directly. As a result, consumers are often forced to buy concert tickets through scalpers at unreasonable ticket prices. The existence of such scalpers poses a significant risk of loss for consumers. Until now, Indonesia does not have specific regulations regarding concert ticket scalpers, in contrast to Australia which has special regulations regarding ticket scalpers. By using doctrinal methods, the regulations and responsibilities related to the use of scalpers services in buying and selling concert tickets in Indonesia and Australia are researched. From the results of this research, it can be understood that the regulation of ticket scalpers in Indonesia is inadequate and does not fully provide legal certainty for consumers. Therefore, an in-depth study is needed regarding the preparation of stricter and more specific regulations regarding concert ticket scalpers and their responsibilities in Indonesia, so that they can provide more optimal legal protection for consumers in buying and selling concert ticket transactions in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faishal Muhammad
"
ABSTRAKCommuter Vending Machine (C-VIM) adalah jawaban dari PT. Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) terhadap meningkatnya kebutuhan atas transportasi kereta commuter line. Mesin ini hadir dan mulai menggantikan loket konvensional di stasiun. Implementasi mesin C-VIM bertujuan untuk memperkenalkan teknologi self-service kepada para pengguna jasa commuter line. Namun, hal ini menimbulkan permasalahan ketika pengguna tidak terbiasa menggunakan mesin C-VIM dan menimbulkan adanya antrean. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi user experience penggunaan mesin penjual tiket kereta commuter line. Evaluasi dilakukan dengan memberikan skenario task sesuai dengan fitur yang ditawarkan mesin C-VIM. Metode yang digunakan meliputi performance metrics, kuesioner System Usability Scale (SUS), dan kuesioner Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS). Berdasarkan hasil penelitian, mesin C-VIM memiliki penilaian usability yang belum baik sehingga dilakukan redesain tampilan menggunakan metode Activity Relationship Chart (ARC). Hasil penelitian ini adalah penilaian user experience, rekomendasi, dan desain tampilan mesin C-VIM yang dapat meningkatkan usability pengguna
ABSTRACTCommuter Vending Machine (C-VIM) is the answer from PT. Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) to the increase of commuter line train transportation needs. The machine come and starting to substitute the conventional ticket windows. The purpose of C-VIM implementation is to introduce self-service technology to the commuter line user. Instead this implementation causing problems when the user is not accustomed to using the machine. The intention of this research is to evaluate user experience after using commuter vending machine. The evaluation is done by giving task scenario according to the feature offered by the machine. Methods used in this research are usability performance metrics, System Usability Scale (SUS) questionnaire, and Questionnaire for User Interface Satisfaction. Results indicate that C-VIM has a relatively low usability score, so interface redesign was proposed using Activity Relationship Chart (ARC). The output of this research are user experience evaluation, reccomendation, and interface design to increase the user usability."
2016
S63323
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indira Deviena Putri
"Maraknya digitalisasi penjualan tiket dan penggunaan media sosial yang luas menjadikan penipuan tiket konser secara daring sebagai isu yang tak kunjung selesai. Prevalensi kasus tersebut malah semakin meningkat dengan adanya tren pelaksanaan konser musik di Indonesia. Didasari oleh pendekatan kualitatif, studi ini mengeksplorasi pengalaman viktimisasi yang dilalui oleh para pengguna media sosial ketika mereka melalui penipuan tiket konser. Dengan melakukan wawancara dengan sepuluh pengguna media sosial yang merupakan korban dari penipuan tiket konser, temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pengalaman dan dampak viktimisasi antara korban. Di atas itu, hasil dari wawancara yang dilakukan dengan Kominfo dan Polda Metro Jaya menemukan bahwa sudah terdapat beberapa langkah pencegahan yang dilakukan oleh negara. Namun, pernyataan dari para subjek penelitian menunjukkan bahwa implementasi dari segala upaya tersebut masih menghadapi berbagai hambatan.
The digitalization of ticket sales and the widespread use of social media have made online concert ticket fraud a persistent issue. The prevalence of these cases has increased with the rising trend of music concerts in Indonesia. Based on a qualitative approach, this study explores the experiences of victimization experienced by social media users when they go through concert ticket fraud. By conducting interviews with ten social media users who were victims of concert ticket fraud, the findings of this research show that there are differences in the experiences and impacts of victimization between victims. On top of that, the results of interviews conducted with Kominfo and Polda Metro Jaya found that there had been several preventive steps taken by the state. However, statements from research subjects show that the implementation of all these efforts still faces various obstacles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nada Iqbal
"Penulisan ini menganalisis kasus kartel tiket pesawat di Indonesia yang dilakukan oleh 7 maskapai penerbangan yaitu Garuda Group, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air, Lion Mentari, Wings Abadi, dan NAM Air dalam Putusan KPPU No. 15/KPPU-I/2019, bahwa dalam putusan tersebut memutuskan ketujuh maskapai tersebut telah melakukan pelanggaran Pasal 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 yang melakukan perjanjian bersama-sama dalam menetapkan harga tiket pesawat di Indonesia didukung dengan adanya bukti ekonomi dan bukti komunikasi. Dalam penulisan ini membahas mengenai penerapan pembuktian tidak langsung dalam Putusan KPPU No. 15/KPPU-I/2019 dan kesesuaian penerapan pembuktian tidak langsung menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, bahwa dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada hasil putusan Majelis Komisi yang hanya memberikan sanksi laporan tertulis saja kepada ketujuh maskapai terlapor dan tidak memberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang semestinya memberikan efek jera kepada pelaku yang melakukan pelanggaran ketentuan Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dan penulis juga memfokuskan pada pembahasan mengenai peraturan mengenai pembuktian tidak langsung yang belum diatur lebih lanjut di Indonesia sehingga terdapat ketidakyakinan hukum. Berdasarkan hasil penelitian terdapat saran dari penulis yaitu perlu adanya aturan lebih lanjut mengenai pembuktian tidak langsung dan perlunya menerapkan sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
This writing analyzes the airline ticket cartel case in Indonesia carried out by 7 airlines, namely Garuda Group, Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, Batik Air, Lion Mentari, Wings Abadi, and NAM Air in KPPU Decision No. 15/KPPU-I/2019, that the decision determined that the seven airlines had violated Article 5 of Law No. 5 of 1999 which entered into a joint agreement to determine airline ticket prices in Indonesia, supported by economic evidence and communication evidence. In this writing, the author discuss the application of indirect evidence in KPPU Decision No. 15/KPPU-I/2019 and the suitability of applying indirect evidence according to Law No. 5 of 1999, that in this research the author focuses on the results of the Commission Council's decision which only gave written report sanctions to the seven reported airlines and did not provide sanctions in accordance with statutory regulations which should provide a deterrent effect to perpetrators who violate the provisions of the Law. Law Prohibiting Monopoly Practices and Unfair Business Competition and the author also focuses on discussing regulations regarding indirect evidence which have not been further regulated in Indonesia so there is legal uncertainty. Based on the research results, there is a suggestion from the author, namely the need for further regulations regarding indirect evidence and the need to apply sanctions in accordance with statutory regulations."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library