Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kingery, W.D.
New York : Collier Macmillan, 1986
738.2 KIN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Watie Moerany
Abstrak :
Kajian sejarah mengenai Soekarno telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti, seperti Adams (1966), Dahm (1966), Legge (1972), Solichin Salam (1981), Giebels (1999), Ayub Ranoh (1999). Masing-masing kajian tersebut cenderung mengungkap dimensi kesejarahan Soekarno dari sisi politik, kepemimpinan kharismatik, kenegarawanan dan tokoh pergerakan nasionali. Sedangkan kajian yang mengarah ke dimensi lain, seperti dimensi kesenian belum banyak dilakukan. Padahal justru pada dimensi inilah sosok Soekarno menampakkan cita dan citranya sebagai manusia yang menyimpan aneka bakat, pengagum keindahan, pemerhati kesenian dan pencipta seni. Keberbakatan dan keberminatannya pada dunia seni sudah menggejala sejak usia muda hingga akhir hayatnya. Kecintaannya pada karya seni (khususnya lukisan dan patung) semakin menemukan momentum yang tepat ketika diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (1945) hingga kejatuhannya (1967). Selama masa kepresidenannya, telah tercatat hampir 3000 karya seni rupa, meliputi lukisan, patung, porselin dan kriya. Ribuan koleksi tersebut dibukukan dalam tiga jilid buku susunan Dullah, pelukis Istana Presiden (1950-1960), dan lima jilid buku, susunan Lee Man Fong, pelukis Islam Presiden (1961-1966). Ribuan koleksi yang bernilai historis itu keberadaannya tersebar di Istana Merdeka, Istana Negara, Istana Bogor, Istana Batu Tulis, Gedung Agung Jogjakarta, Istana Tampak Siring. Khusus di Istana Bogor, tercatat 479 lukisan dan 155 patung, terdiri dari 28 patung batu, 21 patung kayu, 75 patung perunggu, dan 31 patung marmer. Keberadaan koleksi tersebut hingga kini masih dalam status kurang jelas, yaitu antara milik pribadi Soekarno atau sudah dihibahkan menjadi koleksi negara (state collection). Hal ini disebabkan antara lain situasi akhir pemerintahan Presiden Soekarno yang chaos, hingga akhirnya ia meninggalkan Istana tanpa membawa barang-barang milik pribadinya. Selain itu juga tidak ada wasiat dan Presiden Soekarno secara tertulis (eksplisit) tentang penghibahan karya seni yang telah dikoleksinya. Dan hingga kita juga belum ada payung hukum yang memberikan status jelas tentang koleksi tersebut. Ribuan koleksi lukisan dan patung tersebut, diperoleh dart berbagai upaya Soekarno, karena dilandasi minat dan apresiasi Soekarno yang tinggi pada karya seni. Pengoleksian karya seni itu dilakukan dengan cara membeli langsung ke seniman pembuatnya, barter, atau merupakan hadiah dari sejumlah seniman maupun sahabat-sahabatnya dari luar negeri. Sebagian besar koleksi lukisannnya cenderung berkaitan dengan perasaan romantisnya pada alam, kecantikan wanita, kebudayaan dan kisah perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan koleksi patungnya paling banyak berupa wanita telanjang (mrde). Ia pada dasarnya memang pengagum visi keindahan Mooi Indie (Hindia Belanda Jelita), yaitu suatu faham keindahan atau seni yang cenderung mengekploitasi eksotika panorama alam dan kehidupan manusia di Hindia Belanda. Koleksi Soekarno baik secara tekstual (estetis) maupun kontekstual menggambarkan perkembangan dunia seni rupa mulai abad ke-20 hingga era pemerintahan Soekarno. Dari koleksi tersebut terbaca bahwa sebelum era Soekarno, perkembangan seni rupa berkaitan dengan perkembangan sosial, politik dan kultural, baik pada zaman kolonial Belanda (1900-1942) dan Jepang (1942-1945). Pada zaman kemerdekaan dan sesudahnya, perkembangan seni rupa berkaitan dengan situasi perjuangan dan semakin gencarnya perdebatan wacana seni rupa, baik dalam tataran ideologis dan praksis. Di samping itu, berkat motivasi Soekarno sebagai seorang patron yang sangat berpengaruh, mulai tumbuh medan sosial seni rupa, yaitu pendidikan formal, sanggar, galeri dan kolektor. Dilihat dari tujuan dan manfaatnya, secara praktis, penelitian ini memberikan kontribusi pada usaha pendokumentasian, pemeliharaan, penampilan, perlindungan dan penyelamatan benda-benda seni bernilai sejarah. Dari segi teoritis, kontribusinya terletak pada penelusuran sejarah pengoleksian lukisan dan patung yang dilakukan oleh Presiden Soekarno dan menempatkan koleksi tersebut dalam perspektif sejarah seni rupa Indonesia. Penelitian ini didesain sebagai penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analitik. Sumber primer diperoleh dari buku Koleksi Lukisan dan Patung Presiden Soekarno, buku inventaris lukisan dan patung di Istana Bogor, artefak (lukisan dan patung) di Istana Bogor. Sumber sekunder berupa sejumlah tulisan-tulisan pendek dan risalah seputar informasi Soekarno dan seni, yang dipublikasikan di berbagai media massa dan diterbitkan secara khusus. Sumber-sumber lain yang mendukung diperoleh dari buku sejarah seni rupa Indonesia dan diperkuat hasil wawancara dengan informan kunci yang dinilai mengetahui seputar sejarah seni rupa Indonesia dalam kaitannya dengan Soekarno sebagai patron, kolektor atau maesenas seni rupa Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursidah
Abstrak :
Musim merupakan fenomena alam yang menarik untuk dianalisis, karena musim berpengaruh besar dalam kehidupan manusia, terutama pada masyarakat yang mengalami empat musim. Setiap musim, dengan berbagai perubahan keadaan alam yang dibawanya (seperti cuaca), memberi makna pada kehidupan lahir dan batin manusia. Musim pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi para penyair. Seperti halnya dalam sajak-sajak J.C. Bloem (1887-1966), musim muncul secara produktif. Tidak hanya sebagai gambaran alam, tapi jugs mengandung banyak makna, baik menyangkut kehidupan secara umum maupun kehidupan batin aku lirik secara khusus. ?Musim' dalam sajak-sajak J.C. Bloem, merupakan hal yang menarik untuk dianalisis. Empat sajak J.C. Bloem: "Lentewind", "Verandering", "In memoriam", dan "Troost des donkers" dan bundel puisinya Het verlangen (1921) menjadi bahan penelitian tesis ini. Masing-masing sajak mewakili musim semi, panas, gugur dan dingin. Permasalahan yang diajukan adalah: bagaimana bentuk kebahasaan dan kesastraan keempat sajak tersebut?, aspek kehidupan apa terungkap dari setiap sajak sebagai persepsi umum tentang musim dan sebagai persepsi sang penyair sendiri?, dan apakah ada keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan setiap sajak dengan tema musim yang terkandung? Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah meneliti aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan setiap sajak, kemudian meneliti aspek musim yang ada di setiap sajak dan makna musim secara umum dan spesifik bagi aku lirik, terakhir akan diteliti keterkaitan bentuk sajak dan tema musim yang dikandungnya. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi umum tentang musim tidak selalu berlaku sama bagi individu aku lirik. Setiap musim bagi aku lirik membawanya pada pemikiran tentang usia tua dan kematian. "Musim gugur" mewarnai kehidupan aku lirik pada musim-musim yang lain. Keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak tersebut dengan tema musim terletak pada kemampuan aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak itu dalam mengungkapkan pergolakan batin aku lirik dalam berinteraksi dengan musim.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rezansyah Tangguh Prasetya
Abstrak :
Capaian bauran energi terbarukan Indonesia tahun 2019 sebesar 10,2 GW masih dibawah target RUEN yaitu sebesar 13,9 GW, dimana Photovoltaic (PV) Rooftop hanya menyumbang 0,19% (19,57 MW). Guna mempercepat penggunaan PV Rooftop, perlu diterapkan Tarif Premium PV Rooftop oleh PT. PLN. Untuk menerapkan tarif premium tersebut dilakukan penelitian guna mendapatkan besaran tarif premium beserta penerapannya. Dalam penerapan Tarif Premium, pelanggan akan memiliki PV Rooftop On-Grid dengan sistem pembayaran cicil melalui penambahan tarif Rupiah per Kwh, namun Energi Lebih (Kwh Ekspor) tidak dihitung sebagai pengurang tagihan listrik hingga berakhirnya masa kontrak. Dalam penelitian digunakan metode Kuantitatif dan Kualitatif. Metode Kuantitatif yaitu dengan melakukan perhitungan untuk mendapatkan 3 skema Tarif Premium yang dapat ditawarkan kepada pelanggan golongan tarif R2. Sedangkan metode Kualitatif melakukan survey kepada pelanggan PT. PLN Distribusi Jakarta dengan golongan tarif listrik R2 untuk melihat ketertarikan pelanggan terhadap PV Rooftop serta pilihan atas penawaran Tarif Premium. Pada hasil penelitian menunjukan bahwasanya 61% pelanggan tarif R2 di Jakarta tertarik menggunakan PV Rooftop namun terkendala dengan tingginya investasi awal. Sementara itu skema 2 menjadi pilihan dari responden dengan durasi kontrak 13 tahun untuk daya 3.500VA dan 4.400VA, 8 tahun untuk daya 5.500VA dengan Tarif Premium berkisar mulai dari RP.1.444/Kwh hingga Rp.3.232/Kwh. Dengan asumsi 61% pelanggan Tarif R2 di Jakarta menggunakan Tarif Premium, maka dapat meningkatkan kapasitas pemakaian PV Rooftop minimal sebesar 175 MW. Dilain sisi, penggunaan PV Rooftop oleh pelanggan PT.PLN dapat menyebabkan pengurangan pendapatan PT.PLN sebesar 44%. Hal ini terjadi karena energi lebih (Kwh Ekspor) dari PV Rooftop dihitung sebagai variable pengurang dalam tagihan bulanan pelanggan PT.PLN. ......The renewable energy mix achievement in 2019 was 10,2 GW still under the national target which is 13,9 GW, where PV Rooftop only contribut-ed for 0,19% (19,57 MW). In order to accelerate the use of PV Rooftop, a Premium Tariff of PV Rooftop need to be implemented by PT. PLN. To set the Premium Tariff a research needed to be conducted to obtain the total of Premium Tariff and its implementation. In the implementa-tion, customers will have the PV Rooftop with installment payments, however the excess energy that produced by PV Rooftop stated in Kilo-watt Hour (Kwh) does not count as a reduction in the electricity bills until the end of the contract duration. In this research used quantitative and qualitative methods. Quantitative method, a calculation conducted to obtain the Premium Tariff that can be offered to customers. Whereas the qualitative is conducted a survey to see the customer interest on PV Rooftop and the selection of the Premium Tariff offer. In the research results showed 61% customers of R2 (PLN Rate) in Jakarta are interest-ed to use PV Rooftop however constrained by high initial investment. Meanwhile, scheme 2 is the choice of respondents with a contract duration of 13 years for the capacity power 3.500 VA, 8 years for 5.500 VA with the Rates ranging from IDR 1.444/Kwh to IDR 3.232/Kwh. With the assumption that 61% customers of R2 Rate in Jakarta used Premi-um Tariff, it can increase the usage capacity of PV Rooftop minimum 175 MW. On the other hand the use of PV by customers of PT.PLN will lead to a reduction in PT PLN's revenue by 44%. This condition will happened when the exceed energy (Kwh Ekspor) is calculated as a deduction variable in the monthly billing of PT. PLN customers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fauzan Wicaksono
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai karakteristik akustik ruang studio sebagai tempat bermain dan merekam musik yang ditampung dalam bangunan ruko. Jenis bangunan ini memiliki karakteristik: ruang yang terbatas, lokasi yang ramai, dan dinding yang bersentuhan dengan bangunan yang bersebelahan. Desain akustik yang diterapkanpun harus menyesuaikan dengan karakteristik tersebut. Aspek yang perlu dipertimbangkan adalah: pengaturan reverberation time, isolasi bunyi, dan penataan ruang dalam studio. Karakter akustik ruang studio dianalisis menggunakan pengamatan langsung ke lapangan dan penghitungan rumus reverberation time dan STL. Studi ini juga akan membahas mengenai perbaikan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pengalaman akustik dalam studio untuk bermain dan merekam musik. Hasil studi ini diharapkan akan pentingnya perencanaan desain akustik dalam studio musik ruko ......This study discusses the acoustical characteristics of a Music Studio as a space for playing and recording music in a “ruko” building. This type of building has a few characteristics: limited space, crowded location, and connected boundaries with it’s neighboring buildings. The acoustic design that needs to be applied has to adapt to these characteristics. The aspects considered are: reverberation time, noise isolation, and space configuration inside the studio itself. The acoustical characteristics of the studio is analyzed with a field study and reverberation time and STL calculations. This study will also discuss applicable improvements to the quality of acoustical experience in the studio as a space for playing an recording music. This study shows the importance of acoustical design planning for “Ruko” music studios.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Shambala Publication, 1999
746.662 BAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Massachusetts: MIT Press, 1998
720.943 9 ARC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lauer, David A., 1955-2011
Boston: Thomson Learning, 1995
745.4 LAU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hughes, Robert
New York: Alfred A. Knopf, 1997
709.73 Hug a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jeong, Chan-Ju
Abstrak :
Buku ini ditulis oleh Jeong, Chan-Ju, berisi tentang kumpulan cerpen karya biksu Budha yang memberikan semangat, kebahagiaan, dan teladan kesederhanaan dalam kehidupan.
Seoul: Yeolimwon, 2010
KOR 895.730 8 JEO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>