Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tribuana Tungga Dewi
Abstrak :
Berita dalam industri penyiaran adalah program yang semestinya independen dan ada dengan tujuan menjadi media bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang sebenarnya. Tetapi, sejak berubahnya struktur industri pertelevisian di Indonesia, peran negara yang sebelumnya sangat dominan menjadi melemah. Bagi sebagian orang perubahan struktur ini dianggap sebagai hal positif. Tetapi nyatanya apa yang kita saksikan di layar kaca, terutama televisi swasta, tak ubahnya sebagai produk dan perpindahan dominasi. Jika sebelumnya dominasi berada di tangan pemerintah, maka saat ini dominasi tersebut beralih ke tangan industri periklanan. Kehadiran televisi-televisi baru di Indonesia pasca orde baru, membawa angin segar bagi pemirsa dan pengamat media. Dalam suasana reformasi diharapkan akan muncul kebebasan dari kungkungan penguasa yang akhirnya akan membebaskan media untuk menyalurkan informasi ke khalayaknya. Untuk itulah menjadi menarik mengamati keberadaan program berita di stasiun televisi Trans TV, salah satu stasiun televisi yang muncul pasca orde baru. Benarkah angin segar akan bertiup dalam dunia pemberitaan pada khususnya dan dunia pertelevisian pada umumnya? Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa wacana kritis, yaitu tipe penelitian analisa wacana yang terutama mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketidakadilan (inequality) muncul, direproduksi, dan dikonfrontasikan melalui teks dan pembicaraan dalam konteks sosial-politik. Pada tingkatan teks, peneliti akan melakukan analisa isi dari beberapa tayangan berita Trans TV, pada dimensi discourse practice pengumpulan data akan dilakukan dengan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan tim redaksi Berita Trans Petang selama beberapa waktu. Sedangkan dalam dimensi sosiokultural, peneliti akan melakukan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang terjadi dalam ruang redaksi televisi swasta baru, dan dalam skala yang lebih luas, yaitu konteks sosiokultural tidaklah semenyegarkan yang diprediksi banyak orang. Usaha mengejar rating yang lebih tinggi adalah motivasi utama proses pengemasan produk pemberitaan. Di samping itu, masalah kejaran tengat waktu, rutinitas organisasi, dan dominasi kelas penguasa tetaplah menjadi penentu proses produksi pemberitaan yang hasilnya dapat kita saksikan di layar kaca. Hanya saja jika dahulu pemerintahlah yang memegang kendali, saat ini industri periklananlah yang mengontrol apa yang layak dan tidak layak ditayangkan. Batas-batas antar divisi dalam organisasi televisi makin mengabur, ini menyebabkan divisi pemberitaan bukanlah lagi -suatu divisi independen yang memberikan fakta dan informasi umum bagi khalayaknya. Melainkan sekedar kepanjangan tangan dari usaha pemenuhan kebutuhan khalayak yang diasumsikan sebagai khalayak potensial oleh industri periklanan. Jika khalayak tidak menyukai idealisme pemberitaan yang dianut maka dengan mudahnya mereka dapat memindahkan saluran ke stasiun lain. Dengan demikian tak heran jika rating adalah yang paling penting untuk industri pertelevisian saat ini. Oleh sebab itu, setiap tayangan berita wajib dibuat untuk memenuhi kegemaran pemirsa yang dianggap sebagai pembeli potensial oleh pengiklan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Syafruddin
Abstrak :
Penelitian dalam tesis ini membahas mengenai inisiatif dari masyarakat pemirsa televisi untuk melakukan pengawasan terhadap materi siaran televisi. Sebagaimana diketahui dunia pertelevisian Indonesia sampai saat ini belumlah memiliki peraturan perundangan yang pasti. Pedoman-pedoman yang ada sementara ini antara lain beberapa Surat Keputusan Menteri Penerangan RI, tidak hanya membingungkan pemirsa, tetapi juga dianggap "kabur" dan "meraba-raba" oleh para pengelola stasiun televisi dan praktisi media profesional. Situasi seperti ini dikhawatirkan dapat membawa akibat paling merugikan bagi pemirsa, sebagai pihak yang posisinya "paling lemah", karena diasumsikan hanya menerima saja apa yang disajikan media. Ternyata melalui penelitian ini dapat terbukti bahwa pemirsa televisi cukup perduli terhadap kegiatan ekspos media komunikasinya. Pemirsa televisi tentu saja menginterpretasikan simbol-simbol yang muncul pada tayangan televisinya. Makna dari interpretasinya itu kemudian menghantarkannya untuk memberikan tanggapan terhadap pengelola stasiun atau praktisi media,- antara lain dengan cara mengirim surat pembaca ke media cetak. Dan bisa pula melalui ungkapan pendapat mereka ketika media cetak misalnya mewawancarai atau mencari pendapat pemirsa. Sesuai dengan pendekatan interaksionisme simbolik yang dipilih dalam penelitian ini, unit analisis yang dilakukan adalah melalui "Analisis Tema Fantasi" yang semula dikembangkan Robert Bale dan Ernest Borman, serta "Analisis Dramaturgi" Keneth Burke; mencakup pemeriksaan terhadap serangkaian unsur: karakter dramatislagent, aksilplot, scene (setting, properti, sosiokultural), dan agen-agen "sanctioning'%"agency". Peneliti memeriksa tema fantasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam kasus tertentu, dengan metode kualitatif, serta melakukan perbandingan pula dengan implementasi peraturan etika yang ada seperti berbagai Kode Etik yang berlaku sementara ini di Indonesia dan berbagai belahan dunia lain (sebagai bagian dari agen "sanctioning, atau "agency"). Penemuan utama dari tesis adalah kenyataan bahwa dalam banyak hal pengawasan media yang disampaikan oleh pemirsa dalam bentuk feedback di media cetak telah mampu menyadarkan atau membuka peluang bagi pihak-pihak lain untuk menyadari unsur-unsur dramaturgi dan tema-tema fantasi yang barangkali selama ini membawa makna yang berbeda bagi mereka atau cenderung mereka abaikan. Ini membuktikan bahwa pengawasan itu sendiri pada hakikatnya bernilai efektif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhablisyah
Abstrak :
Fenomena TV religius adalah hal yang baru sejak Ar Rahman Channel memulai siaran perdananya pada Bulan Agustus 2002. Hal yang menarik dalam proses siaran TV ini adalah karena Ar Rahman Channel merupakan TV satelit yang dapat ditangkap hanya dengan menggunakan parabola tanpa dipungut iuran apapun. Di satu sisi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebagai TV komersial namun sisi lain adalah kewajiban moral untuk melayani masyarakat muslim Indonesia ( sebagai TV komunitas). Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif dengan pendekatan Studi kasus dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi berperan serta selama kurang lebih 1 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pra-produksi Program OBSESI di Ar Rahman Channel, dengan menggunakan konsep Rutinitas Media seperti yang dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese. OBSESI merupakan salah satu program yang akan diproduksi oleh Ar Rahman Channel. Program ini merupakan hasil diskusi dari kru produksi dengan manajemen. Di dalam setiap diskusi untuk membahas program ini, orang-orang yang terlibat saling memberikan pandangannya. Interaksi diantara kru menjadi menarik mengingat setiap kru memiliki latar belakang yang berbeda dilihat dari latar belakang agama, budaya, pengalaman setiap anggota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan Undang-undang Penyiaran No. 32 tahun 2002, dimana sebuah TV religius seharusnya masuk dalam kategori TV Komunitas. Jika pada kenyataannya mengandalkan pemasukan dari iklan maka stasiun TV yang bersangkutan bisa memilih untuk menjadi TV berlangganan. Rutinitas yang diterapkan Ar Rahman Channel selama ini belum memiliki prosedur yang baku. Kegiatan operasional dilakukan tanpa adanya pereneanaan yang jelas, umumnya pekerjaan dilakukan secara mendadak. Konflik dalam perencanaan program ini kerap terjadi ketika ide-ide dari kru produksi berbenturan dengan kepentingan perusahaan lain, terutama masalah finansial dan manajemen yang tidak transparan.
Religious television phenomenon is the latest thing happened in this country since Ar Rahman Channel begun to broadcast in May 2002. The most interesting part of this event is the system not being included in the newest convention. Ar Rahman channel is satellite television which broadcast their program through satellite, people could freely received the program by using the satellite and digital receiver. Surprisingly, they don't have to pay anything but the antenna. The event don?t suite to the Indonesia broadcasting law, No. 32/2002. As a religious TV Ar Rahman shouldn't taking any advantages by they?re broadcast by selling the advertising, this regulation automatically different with Ar Rahman Channel marketing system. This research is using Qualitative methods and using descriptive case study approach. All the information had gathered for a year by participant observatory. The aim of the research is to describe about the process of pre-production of OBSESI - Program by using Media Routinely Concept (Shoemaker and Reese) OBSESI is one of the programs, which will be produced by Ar Rahman Channel. This program basically came from production and programming discussion. In every situation all crew have been involved to express their mind. Obviously their idea is being influenced by their experienced, educational and cultural background, religious background, etc. The result of the research shows that Ar Rahman had broke the rules of Indonesian Broadcast Regulation (W NO. 321 2002), which as a religious broadcast Ar Rahman could choose to be a community or cable television. Ar Rahman Channel Routinely activities have not been implemented legally trough organization regulation. The operational activity was done without a well planning decision. Conflicts in producing this program often occur since the production team no Ionger trust the management, especially in financial system.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waskito Wikantyasa
Abstrak :
Perkembangan DVB sebagai standard global untuk penyiaran televisi digital melalui satelit telah menghasilkan aplikasi Direct To Home (DTH). Aplikasi DTH yang bersifat open system ini, dengan ditunjang oleh kemampuan interoperability, fleksibilitas dan aspek komersial telah membawa dampak penggunaan bandwidth secara lebih efisien dan dapat memberikan layanan siaran multi program ke pelanggan dengan murah dan mudah. Fenomena ini harus disikapi oleh para operator Pay TV yang saat ini sedang menghadapi dampak gbobalisasi dan era liberalisasi yang penuh persaingan. PT. Broadband Multimedia sebagai market leader dalam bisnis Pay TV di Indonesia haruslah merumuskan strategi perusahaan yang tepat dan bersikap adaptif terhadap perkembangan aplikasi DTH ini untuk mempertahankan dan memenuhi keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu dalam tesis ini dilakukan kajian formulasi strategi perusahaan dan analisis perencanaan bisnis DTH Pay TV dengan melihat aspek pasar, aspek teknik, aspek organisasi dan menajemen serta aspek keuangan yang bertujuan memberikan masukan kepada manajemen PT. Broadband Multimedia dalam menetapkan strategi pengembangannya. Dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal (dengan metode matrik IE dan matrik QSP) diperoleh kesimpulan : PT. Broadband Multimedia harus menetapkan strategi intensif pengembangan pasar dengan cara mengembangkan bisnis DTH Pay TV. Dari analisis aspek pasar didapatkan jumlah pelanggan Pay TV saat ini hanyalah sekitar 4,3 % dari jumlah keluarga kelas A di Indonesia, dan proyeksi jumlah pelanggan yang akan dicapai unit bisnis dalam 10 tahun adalah 347.465 pelanggan. Untuk kriteria desain teknik, sistem DTH akan mengacu pada standar DVB-S dengan menggunakan satelit Palapa C-2. Dalam menjalankan bisnis DTH ini, akan dibentuk suatu unit bisnis Baru yang terbagi atas 5 divisi yaitu Top Management, Technical & Operation Division, Accounting and Finance Division, Sales & Marketing Division dan HRD, Legal & General Affairs Division. Sedangkan berdasarkan perhitungan kriteria investasi, didapatkan hash : NPV : Rp 28. 527.499.701; IRR 23,08%; PI : 23,08%; ARR : 125,44%; dan PP : 6 tahun 2 bulan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa bisnis DTH Pay TV ini sanget layak untuk dikembangkan oleh PT. Broadband Multimedia. Dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan saldo dan arus kas, berturut-turut dari faktor yang paling sensitive adalah jumlah pelanggan pada tahun pertama, perubahan nilai tukar US Dollar terhadap rupiah, tarif langganan Paket 2 dan Paket 3, pertambahan jumlah pelanggan per tahun, tarif langganan Paket 1, pajak pendapatan, komisi penjualan, marketing budget dan initial charge.
The improvement of DVB as a global standard for digital television broadcasting via satellite has resulted the Direct To Home application. The DTH application is an open system which is supported by capabilities of interoperability, flexibility and commercial aspect, has had effect of the using bandwidth efficiently, and given multi channel broadcast services to end user cheaper and easier. Pay TV operators, who are at this moment facing the effect of globalization and liberalism era which full of competition, have to react against this phenomenon. PT. Broadband Multimedia Tbk. as the market leader in the Pay TV business in Indonesia should formulate the exact company strategy and adaptive to DTH application improvement in' order to survive and achieve the wants, the hopes and the needs of the consumers. With regard to previous idea stated, this thesis' will observe company's strategy formulation and analyze the DTH Pay TV business plan by observing the market aspect, the technical aspect, the organization and management aspect, and also the financial aspect which purpose to give input to PT. Broadband Multimedia management to come to a decision of their development strategy. By analyzing the internal and external environment (using IE 8 QSP Matrix Methods) the conclusion is PT Broadband Multimedia has to implement the market development strategy intensively by developing the DTH Pay TV business. From market aspect view, the number of Pay TV subscribers in Indonesia in 2003 is approximately only 4.3% of the number of class A family in Indonesia, and the projection of the subscriber number will be reached in ten years is 347,465 subscribers. For the technical design criteria, the DTH system will refer to DVB-S standard by using Palapa C-2 Satellite. For running this DTH Pay business, a new business unit will be performed which consist of five divisions : Top Management, Technical and Operation Division, Accounting and Financial Division, Sales and Marketing Division, and HRD, Legal & General Affairs Division. Based on the investment criteria calculation, the results are the NPV : Rp 28. 527.499.701; the IRR : 23,08%; the PI : 23,08%; the ARR : 125,44%; and the PP : 6 years & 2 months. The results indicate that the DTH Pay TV business is very feasible to be developed by PT. Broadband Multimedia. The factors which influent to the changes of the cash flow- the sequence from the most sensitive factor- among others: the subscriber number in the first year, the exchange rate of USD to Rupiah, the monthly fee of Package 2 and 3, the increasing of subscriber number per year, the monthly fee of Package 1, income tax, selling commission, marketing budget and initial charge.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Dety Abrita
Abstrak :
Studi ini mengeksplor mengenai anteseden dan keefektifan penerapan Ambidextrous Strategy (AS) sebagai prediktor sustainabilitas perusahaan (FS). Dalam model penelitian, AS dihipotesiskan dipengaruhi oleh Kompleksitas Kognisi Organisasional (OCC), Environmental Dynamism (ED), dan moderasi ED terhadap OCC. Studi ini mengangkat Industri Penyiaran Televisi FTA sebagai obyek penelitian dengan tren konvergensi media dan digital TV sebagai konteks ED. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square-Path Modelling (PLS-PM). Metode ini dipilih karena (1) Minimnya jumlah sampel penelitian (2) Model yang relatif kompleks dengan adanya higher-order latent, dan, (3) Kesesuaian dengan tujuan penelitian. Hasil dari penelitian ini mendukung hipotesis bahwa OCC dan ED berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan Ambidextrous Strategy. Namun, ED ternyata melemahkan hubungan antara OCC dengan AS dan pengaruhnya tidak terbukti signifikan. Penerapan Ambidextrous Strategy terbukti efektif memprediksi sustainability stasiun televisi dalam tren konvergensi media dan digital TV.
This study aims to explore the antecedents of Ambidextrous Strategy (AS) and its practices as the predictor of firm sustainability. Organizational Cognitive Complexity (OCC) and Environmental Dynamism (ED) are hypothesized as the antecedents of AS. Furthermore, relationship between OCC and AS is also tested using ED as moderator variable. The study covers only Free To Air TV Broadcating Industry and explores the issues of media convergence and digital TV as the context of ED. Data are processed using Partial Least Square-Path Modelling (PLS-PM). PLS-PM is chosen because of : (1) small sample size (2) relatively complex model with higher order latents, and, (3) appropriate with the objectives of the study. The results of the study partially support all the hypothesises, which, OCC and ED has positive significant effects on Ambidextrous Strategy practices. ED as moderator is surprisingly weaken the relationship between OCC and AS but the moderating effect is not statistically significant. The practice of AS is statistically significant affecting FS, therefore, AS is a good predictor of FS.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naratama
Jakarta: Grasindo, 2004
384.55 NAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Permadi Indrajaya
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
384.55 DOD b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Iqbal
Abstrak :
Analisis Situasi: Kepedulian terhadap tumbuh kembang anak semakin meningkat di kalangan ibu saat ini. Mereka semakin peduli dengan informasi tumbuh kembang anak dan juga tidak lagi langsung percaya dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Sayangnya, meski memiliki potensi yang besar, permintaan informasi ini belum dapat dipenuhi oleh siaran televisi yang ada saat ini. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype: Manfaat dari pengembangan prototype ini adalah memberi pengetahuan seputar tumbuh kembang anak baik perkembangan dunia tumbuh kembang anak, penanganan masalah tumbuh kembang anak, dan pemahaman mengenai mitos-mitos tumbuh kembang anak. Tujuannya adalah untuk memberikan alternatif acara dan memenuhi kebutuhan informasi tumbuh kembang anak bagi khalayaknya. Prototype yang Dikembangkan: Disajikan secara ringan, menghibur, serta informatif, Smart Mom Smart Kid akan hadir dengan tayangan visual yang dinamis serta dekat dengan khalayaknya yaitu wanita berusia 22-40 tahun. Program ini akan diisi berbagai rubrik, mulai dari pengenalan masalah, solusi, hingga tips-tips praktis tumbuh kembang anak. Evaluasi: Pre-test media menggunakan kuisioner yang disebarkan ke 50 khalayak terbatas untuk memperoleh kritik dan saran dari penonton. Evaluasi internal berupa rapat redaksi tim produksi inti, sedangkan evaluasi eksternal menggunakan hasil rating Lembaga Riset AGB Nielsen dan penyebaran kuisioner pada khalayak terbatas. Anggaran: - Anggaran pembuatan prorotype Rp 315.000,00 - Rencana anggaran produksi program di Jabodetabek Rp 3.000.000,00 - Rencana anggaran produksi program di luar Jabodetabek Rp 13.260.000,00 - Perkiraan laba maksimal di Jabodetabek Rp 397.000.000,00 - Perkiraan laba maksimal di luar Jabodetabek Rp 386.740.000,00 - Rencana anggaran evaluasi Rp 6.280.000,00 ......Situation Analysis: The awareness of mothers upon their children?s growth and development increases these days. They put more attention on information about childhood growth and development, and also putting aside myths given by the society. Unfortunately, despite this huge potential of information needs, tv station rarely accommodates such demands in their current programs. Benefit and Goals of The Developing Prototype: The benefit from developing prototype is to give a knowledge of child growth and development, including newest information of child growth and development, solution to child growth and development problem, and clarification to child growth and development myth. The goals are to give alternate program and to fulfill the need for child growth and development information for its audiences. The Developing Prototype: Presented in a light, entertaining, yet informative way, Smart Mom Smart Kid will give a dynamic picture and familiar visual setting for its audiences, which are female at the age of 22-40 years. This program will also present various rubrics, such as problem introduction, problem solution, and also a practical tips. Evaluation: Pre-test media will use questionnaires which spread to 50 limited audiences. Internal evaluation which is a weekly production meeting with the core production team and external evaluation by discussing the rating result from AGB Nielsen Media Research and also by spreading 50 questionnaires to limited audiences. Budget Plan: - Prototype production budget is Rp 315.000,00 - Budget plan for program production in Jabodetabek is Rp 3.000.000,00 - Budget plan for program production outside Jabodetabek is Rp 13.260.000,00 - Maximum profit estimation for inside Jabodetabek production is Rp 397.000.000,00 - Maximum profit estimation for outside Jabodetabek production is Rp 386.740.000,00 - Budget plan for evaluation is Rp 6.280.000,00
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Dalu Maharso
Abstrak :
Analisis Situasi: Kreativitas adalah hal yang penting dewasa ini. Anak-anak yang kreatif memiliki kualitas yang lebih baik. Pendidikan kreativitas adalah hal yang harus dilakukan sekarang ini. Salah satu caranya adalah dengan kreativitas seni. Program "Kreasi Anak Kreatif" akan mengajak anak-anak melihat berbagai jenis kreasi seni yang memiliki nilai kreativitas. Dengan begitu, program ini mampu menumbuhkan kreativitas anak-anak. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype: Manfaat bagi khalayak: memancing kreativitas anak melalui berbagai kreasi seni yang dimunculkan dalam program ini. Manfaat bagi pengelola: mendatangkan keuntungan finansial. Tujuan: secara sosial membangkitkan minat anak terhadap kreasi seni dan memancing kreativitas anak. Secara ekonomis mendatangkan keuntungan finansial bagi stasiun televisi. Prototype yang Dikembangkan: Program ini berjudul "Kreasi Anak Kreatif", formatnya adalah TV Magazine. Program ini mengangkat kreasi seni yang memiliki nilai kreativitas. Rencana tayang di Trans 7 setiap hari Jumat pukul 15.00 WIB. Durasi program 30 menit. Target khalayak primer anak-anak usia 9-12 tahun, target khalayak sekunder anak usia 6-8 tahun, di atas 12 tahun, dan orang tua dari keluarga SES A, B, C. Evaluasi: Pre-Test dilakukan dengan metode kuesioner terhadap 60 siswasiswi sekolah dasar sesuai dengan kriteria responden riset khalayak. Evaluasi dilakukan setelah penayangan program. Metode yang digunakan antara lain evaluasi internal (tim produksi) dan evaluasi eksternal (khalayak). Anggaran: a. Jumlah total anggaran pembuatan prototype: Rp 547.000,00 b. Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 4.370.000,00 (Jabodetabek) dan Rp 13.655.000,00 (luar Jabodetabek) c. Jumlah perkiraan pendapatan (slot iklan): Rp 2.283.190.000,00 (Jabodetabek) dan Rp 2.162.485.000,00 (luar Jabodetabek) d. Jumlah anggaran evaluasi: Rp 700.000,00 ......SITUATION ANALYSIS: Creativity is the most important thing these days. Creative children tend to have better quality among children their age. Thus, creative education is a concern of today?s education. One of the ways that can be done is to engage children into art. As a TV program, "Kreasi Anak Kreatif" will take children to see many types of art creation which have elements of creativity. Therefore, this program is able to develop and nurture children?s creativity. Advantages and Purposes of Prototype Development: Advantages for society: to take out children?s creative potential through various art creation show in this program. Benefit for developer: to obtain profit for the station. Purposes: socially to rise children?s interest for art creation and take out their creative potential. Economically to give financial profit for the TV station. Developing Prototype: This program is called "Kreasi Anak Kreatif", a TV Magazine. It talks about art creation which have crative value. Planned to be broadcasted on Trans 7 TV station every Friday at 03.00PM. The program runs for 30 minutes. The primary target audience is children of 9-12 years-old. Secondary target audience is children of 6-8 yearsold, above 12 years-old, and parents from family of SES A, B, C. Evaluation: Pre-Test is conducted by questionnaire to 60 elementary school students. The criteria is the same as respondents for audience research. Evaluation is conducted after the program is aired. The method is internal evaluation (production team) and external evaluation (audience). Budgeting: Budget for prototype development: Rp 547.000,00 Budget for program production: Rp 4.370.000,00 (Jabodetabek) and Rp Rp 13.655.000,00 (outside Jabodetabek) Estimated total income (TVC): Rp 2.283.190.000,00 (Jabodetabek) and Rp 2.162.485.000,00 (outside Jabodetabek) Budget of evaluation: Rp 700.000,00
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>