Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulikarmen
Abstrak :
Di Indonesia TB Paru saat ini masih merupakan penyakit yang secara bermakna menimbulkan kesakitan dan kematian yang sangat tinggi. WHO memperkitakan di Indonesia pada setiap tahunnya terjadi 533.000 penderita bam TB Paru dengan sekitar 140.000 kematian karena TB Paru. Berdasarkan laporan menunjukan bahwa cakupan penemuan penderita baru TB Paru masih sangat rendah sehingga dipandang perlu untuk rnengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan rendahnya cakupan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan penemuan penderita baru TB Paru di PRM dan PPM di kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka dan Indramayu propinsi Jawa Barat periode Januari -Juni 20002. ...... TB is reported as the disease significantly causes morbidity and mortality extremely high in Indonesia. World Health Organization predict that 583.000 new sufferer of TB in Indonesia arise every year followed by mortality cases approximately 140.000 cases. Recently it is predicted that within 100.000 of Indonesia population found approximately 130 new sufferer ofTB and positive BTA. Based on Report shows that the coverage of TB new sufferer finding is Very low, furthermore it is viewed to find related factor of low coverage.The objective of the study is to find related factor -to the TB new sufferer coverage at PRM and PPM in Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka and lndramayu District, West Java Province, January to June 2002.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernirita
Abstrak :
The succesful of TB patient treatment most depends on patient compliance in treatment process in term of medication regurally, cure, and repeated laboratorium confirmation test. Failer in treatment could lead into multi drug resistant. Hence, monitoring patient contracting the disease in early stages can help to predict that dotb motivator roles very important. The focus of this study is to understanding the influence of Muhammadiayh Aisyiyah TB motivator activities in the patient compliance in treatment process at early stages. This study takes place at koja and cilincing sub district, North Jakarta starts from januari 2009 to mei 2010. The research method is using restrosfective cohort. The subject of study group divides into two groups. One group accompanied with TB motivators and another without TB motivators. The subject comes from the same register. Sample selected by total sampling with a total of 110 patiens. Data analysis was descriptive, bi-variate, stratification and causal model by multivariate. Exellent TB motivators in TB treatment process have a bigger proportion (77,9%) than fair TB motivator (57,14%). Each motivator has a relationship with compliance for example promoting, counseling, PMO, and motivator assistance. Multivariate analysis result gives an information the relationship between motivator role and high compliance treatment after controlling confounding variables such as age and knowledge. An excellent motivator has 2,11 times to increase compliance compare with fair motivator (95% CI 0,87 ? 5.11).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Adian, Author
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru juga dapat menginfeksi bagian lain dari tubuh pasien, salah satunya adalah jaringan tulang belakang, yang disebut dengan penyakit TB tulang belakang. Salah satu obat anti tuberkulosis adalah Isoniazid (INH), yang mempunyai tantangan terbesar pada kepatuhan pasien meminum obat selama terus-menerus dalam suatu waktu tertentu. Pada penelitian ini, digunakan tiga variasi berbeda untuk menentukan formulasi hidrogel bermuatan INH, yaitu persentase asam malat, loading INH, dan jumlah siklus freeze-thaw, dan perhitungan dilakukan dengan optimasi Response-Surface Methodology (RSM). Didapatkan hasil bahwa rilis INH dirilis maksimal dengan formulasi asam malat 10%, loading OAT sebanyak 5%, dan siklus freeze-thaw sebanyak 4 kali siklus. Formulasi rilis terkecil didapatkan dengan asam malat sebanyak 6%, loading OAT sebanyak 15%, dan siklus freeze-thaw sebanyak 2 kali siklus. Formulasi rilis maksimal dapat dicapai hingga 67%, dan formulasi rilis minimal dapat dicapai sebesar 46%. Variabel yang paling signifikan diantara variabel lainnya adalah loading INH didalam matriks hidrogel. Matriks ini diharapkan dapat menjadi solusi rilis berkelanjutan bioimplant untuk penyakit TB tulang belakang.
Tuberculosis, also known as TB, is a lung disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis bacteria that infected the lungs can also infect other parts of the patient's body, one of which is spinal tissue, which is called spondilitis tuberculosis. One of the anti-tuberculosis drugs is Isoniazid (INH), which has the biggest challenge to the patient's compliance with taking medication continuously for a certain time. In this study, three different variations were used to determine the hydrogel formulation containing INH, namely the percentage of malic acid, INH loading, and the number of freeze-thaw cycles, where the calculation was done by Response-Surface Methodology (RSM). The results showed that the release of INH was released to the maximum with the formulation of malic acid 10%, OAT loading by 5%, and the freeze-thaw cycle by 4 times. The smallest release formulation was obtained with 6% malic acid, 15% OAT loading, and the freeze-thaw cycle by 2 times. The maximum release formulation can be achieved up to 67%, and the minimum release formulation can be achieved at 46%. The most significant variable among other variables is INH loading in the hydrogel matrix. This matrix is hoped to be a sustainable bioimplant release solution for spinal TB disease.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research aims to assess the relationship between the environmental health of hause,nutrient status and infection source with the incidence of pulmo tuberculosis disease. ....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pengendalian tuberkulosis telah meningkatkan angka kesembuhan dan menyelamatkan banyak jiwa, tetapi kurang berhasil menurunkan insiden tuberkulosis. Oleh karena itu, pengendalian tuberkulosis menekankan pada kebijakan determinan sosial karena determinan sosial secara langsung dan melalui faktor risiko tuberkulosis berpengaruh terhadap tuberkulosis. Hasil telaah literatur menunjukkan bahwa stratifikasi determinan sosial me- nyebabkan clustering tuberkulosis, berupa pengelompokkan penderita tuberkulosis menurut lokasi geografis yang secara statistik signifikan. Pengetahuan tentang clustering sangat bermanfaat dalam pengendalian tuberkulosis, khususnya untuk menurunkan insiden tuberkulosis karena dapat memberikan informasi tentang lokasi populasi yang berisiko. Selain itu, telaah literatur menunjukkan bahwa implementasi analisis spasial memerlukan dukungan sumber daya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, se- belum analisis cluster berbasis spasial dapat diterapkan, perlu didukung oleh penelitian yang menunjukkan kesiapan sumber daya dan efektivitas biaya.

Tuberculosis control has increased cure rate and saved million people, but has less success in reducing tuberculosis incidence. Therefore, tuberculo- sis control needs to put more emphasis on social determinants policy, since social determinants directly or through tuberculosis-risk factors affect tuberculosis. Literature reviews show that stratification of social determi- nants will cause tuberculosis clustering, a grouping of tuberculosis patients according geographical area that is statistically significant. Knowledge on the clustering is very useful to support tuberculosis-control program, espe- cially for reducing tuberculosis incidence through highlighting the area of vulnerable population. On the other hand, literature reviews also show that implementation of spatial analysis requires adequate resources. Therefore, before tuberculosis cluster analysis can be implemented routinely, it should Pentingnya Analisis Cluster Berbasis Spasial dalam Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia The Importance of Spatial-Based Cluster Analysis for Tuberculosis Control in Indonesia Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani* Lutfan Lazuardi** Yodi Mahendradhata*** Hari Kusnanto** be supported by researches that indicate resources readiness and cost effectiveness.
Lampung: Universitas Lampung, Fakultas Kedokteran, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rokhmah
Abstrak :
Saat ini, fokus utama dari pelayanan kesehatan masih bertumpu pada aspek medis yang sangat kurang memperhatikan isu sosial termasuk gender yang merupakan penyebab utama kesenjangan bidang kesehatan di masyarakat kita. Tuberkulosis adalah penyakit yang menyebabkan ke- matian di seluruh dunia. Gender berperan sebagai salah satu determinan penyakit tuberkulosis meliputi penemuan kasus, diagnosis, dan proses pengobatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perspektif gender pen- capaian Program Tuberkulosis Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) meliputi penemuan, diagnosis pasien, dan hasil pengobatan di Rumah Sakit Paru Jember, tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik menggunakan data sekunder yang berasal dari Laporan Program Tuberkulosis DOTS Tahun 2010. Populasi adalah pen- duduk yang menderita tuberkulosis yang mendapat pelayanan dalam program DOTS. Sedangkan, sampel dari penelitian ini adalah pasien yang telah didiagnosis tuberkulosis oleh dokter, mendapatkan pelayanan di Poli Paru Rumah Sakit Paru Jember pada tahun 2010. Data yang terkumpul di- analisis secara diskriptif dengan perspektif gender. Hasil penelitian me- nunjukkan bahwa dalam proses penemuan pasien tuberkulosis, perem- puan lebih tinggi dari laki-laki. Tetapi dalam proses diagnosis pasien tuberkulosis dan hasil pengobatan pasien tuberkulosis, laki-laki jauh lebih tinggi dari perempuan. Kondisi ini disebabkan karena stigma pada perem- puan serta akses dan kontrol perempuan yang rendah terhadap pengelola- an sumber daya untuk kesehatan. Komitmen pemerintah dan masyarakat yang sensitif gender diperlukan dalam intervensi program tuberkulosis DOTS pada masa yang akan datang.

Nowadays main focus of health care remains in medical aspect and lack on social issue include gender identities which are being main cause of the health gap in our society. Tuberculosis is a disease caused mortality in the worldwide. The role of gender as a determinant of health status, including all aspects of tuberculosis, from case finding, diagnosis, and treatment result of tuberculosis patient. The objective of this research was an analysis of gender perspective the reach of Tuberculosis Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) program from case finding, diagnosis, and treatment result of tuberculosis patient in Lung Hospital of Jember in 2010. This research was descriptive analytic method used secondary data from the report of Tuberculosis DOTS program at 2010. The population of this re- search is people with Tuberculosis have accessed services from DOTS program. The sample of this research are man and woman patient, have been diagnosed as tuberculosis patient by doctor, getting services in Lung Poly in Lung Hospital of Jember in 2010. Collected data are analyzed descriptively with a gender perspective. The result of this research shows that in tuberculosis patient finding process, woman is higher than man, but in the diagnosis and treatment result of tuberculosis patient, man is higher than woman. This condition was caused by woman had stigma and low access and control in managing resources for health. Gender sensitivity commitment by government and society is needed to the intervention both in tuberculosis DOTS program applying in the future.
Universitas Jember, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, 2013
03-17-960055496
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Aditama
Abstrak :
Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia mengalami banyak kemajuan, bahkan hampir mendekati target Millenium Development Goals (MDGs), yakni 222 per 100.000 penduduk. Namun, angka penemuan kasus tuberkulosis (TB) di Jawa Tengah hingga 2008 mencapai 48%, kurang 22% dari standar yang ditetapkan WHO (70%). Angka penemuan kasus terendah adalah di Kabupaten Boyolali yang pada periode 2004 ? 2008 mengalami penurunan dari 24,60% menjadi 20,0%. Angka kesembuhan TB paru 66,67% belum mencapai target (85%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program penanggulangan TB paru dari aspek input, proses, dan output di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Penelitian observasional ini dilakukan di semua kelompok pelaksana program, yaitu mencakup 29 puskesmas, dinas kesehatan, dan rumah sakit. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil dengan target yang ditetapkan departemen kesehatan. Secara kuantitas dan kualitas, pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) di Kabupaten Boyolali serta pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi telah berjalan baik.
Tuberculosis control in Indonesia has a lot of progress. Indonesia is even closer to the Millennium Development Goals (MDGs), which is 222 per 100,000 population for TB patient ratios but the TB case detection rate in Central Java until 2008 reach 48% is still 22% less than WHO standard set is 70%, the lowest case detection ratein Boyolali (20%). In the last 5 years which decreased 24.60% (in 2004) to 20.0% (in 2008) and a new pulmonary TB cure rate 66.67% (target 85%). This study aims to determine the implementation of the TB control program of the aspects of lung input, process, and output in Boyolali district in Central Java province in 2009. Types of observational studies in all groups: 29 health centers program implementers, department of health, and hospitals. Descriptive analysis by comparing the results with the Ministry of Health target. Implementation of the program in Kabupaten Boyolali Program Pencegahan dan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) in quantity and quality as well as technical guidance and supervision of the implementation of the already well underway.
[Place of publication not identified]: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh Jurusan Kesehatan Lingkungan Banda Aceh, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarman
Abstrak :
Penderita tuberkulosis yang telah selesai pengobatan namun tidak melaksanakan periksa ulang dahak pada fase akhir pengobatan jumlahnya mencapai 117 orang (20% dari total penderita). Pengawas Minum Obat (PMO) mempunyai tugas untuk mengingatkan penderita agar melaksanakan periksa ulang dahak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran PMO dengan kepatuhan periksa ulang dahak pada fase akhir pengobatan. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol. Kasus adalah penderita tuberkulosis paru basil tahan asam (BTA) positif berumur > 15 tahun yang telah selesai mendapatkan pengobatan kategori 1 dan tidak melakukan periksa ulang dahak pada bulan kelima atau akhir pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel confounder yaitu penyuluhan petugas dan pengetahuan penderita berhubungan bermakna dengan kepatuhan periksa ulang dahak pada fase akhir pengobatan penderita tuberkulosis dewasa. Hasil multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa peran PMO yang kurang baik berisiko sebesar 3,013 kali untuk menyebabkan penderita tidak patuh periksa ulang dahak pada fase akhir pengobatan dibandingkan dengan penderita yang memiliki peran PMO baik (95% CI = 1,615-5,621) setelah dikontrol variabel penyuluhan petugas dan pengetahuan penderita.
Patients with tuberculosis who had completed treatment but did not do sputum rechecking at the end of treatment phase reached 117 people (20% of total patients). The drug consumption supervisor has a duty to remind the patient to carry out sputum rechecking. This study aims to determine the correlation role of drug consumption supervisor with the compliance sputum rechecking at the end of treatment phase. The design study is case-control. Cases are positive pulmonary tuberculosis patients aged > 15 years who had completed a treatment category 1 and did not recheck the sputum at month 5 or the end of treatment. The results showed that statistically vari-able confounder knowledge of extension workers and patients correlated significantly with the compliance sputum rechecking at the end of treatment phase of adult tuberculosis patients. The results of multivariate showed logistic regretion that drug consumption supervisor?s role is less well having 3,013 times the risk of causing the patient not adherent to recheck the sputum at the final phase of treatment compared to patients whose drug consumption supervisor role well (95% CI = 1,615 to 5,621) after the controlled variable extension officers and the knowledge of the patient.
Dinas Kesehatan Kabupaten Oku Timur Sumatera Selatan, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tohirin
Abstrak :
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular mematikan yang sampai saat ini masih menjadi perhatian masyarakat dunia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2013, sekitar 9 juta orang menderita tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal dunia. Penyakit ini menyerang berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya adalah Tangerang, Banten. Berdasarkan data Puskesmas di Kota Tangerang, jumlah kasus suspect TB paru pada tahun 2015 sebanyak 7.455 kasus, sedangkan jumlah kasus baru BTA (+) yang ditemukan sebanyak 1.005 orang, dan jumlah kasus lama TB paru sebanyak 661 orang. Sedangkan menurut jenis kelamin, ditemukan sebanyak 1.017 kasus pada laki-laki dan 649 kasus pada perempuan. Persoalan inilah kemudian yang mendorong Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA menurunkan para mahasiswa melalui program dakwah lapangan. Mahasiswa melakukan edukasi terhadap masyarakat seputar penyakit TB dan menggalang dana untuk membantu para penderita TB
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnins Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1996
616.995 24 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>