Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Laksamana
Abstrak :
Dalam studi ini dilakukan pemodelan terhadap proses supply chain yang ada di PT.YMNI. Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui perilaku sistem dalam berbagai kondisi dan variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhinya. Karena luasnya cakupan permasalahan yang ada dalam sistem supply chain, model yang dikembangkan dalam studi ini dibatasi pada proses internal di organisasi PT. YMNI, di luar itu merupakan exogenous variable. Model yang ada kemudian divalidasi secara structural maupun numeric. Tes perbandingan rata-rata dilakukan dengan T-test menunjukkan hasil simulasi model dan data aktual tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Korelasi Pearson juga menunjukkan adanya hubungan yang relatif kuat antara hasil simulasi dan data aktual. Kesalahan simulasi terhadap data aktual diukur dengan parameter MAE, MAPE dan MAEIMEAN serta pengukuran dengan Theil's inequality statistic menunjukkan secara umum model mampu merepresentasikan sistem yang sebenarnya. Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai suatu variabel terhadap perilaku sistem secara keseluruhan. Uji ini dilakukan dengan Cara mengubah nilai beberapa variabel dan mengamati perilaku sistem yang terjadi akibatnya. Secara umum dalam tahap ini akan dilihat apakah perubahan suatu variabel akan menyebabkan perubahan perilaku sistem secara signifikan atau tidak. Lebih jauh juga tipe perubahan juga diamati disini. Secara umum perubahan yang diakibatkan oleh beberapa variabel yang diuji tidak menyebabkan perubahan pola perilaku sistem. Hasil studi memperlihatkan perubahan yang terjadi kebanyakan bersifat numeric dan terdapat satu kasus yang memperlihatkan policy sensitivity yang memperlihatkan perubahan asumsi dalam pengambilan keputusan. Analisis kebijakan dengan menggunakan scenario planning menunjukkan penurunan delay, pengurangan stock product, control terhadap reject rate pada parts dengan tetap menjaga stock parts untuk merespon peningkatan produksi yang mendadak ternyata mampu meningkatkan kinerja sistem secara umum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Rahman Fakhruddin
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pemilihan pemasok pada perusahaan layanan jasa konstruksi bangunan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang dikombinasikan dengan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Terdapatnya beberapa permasalahan yang disebabkan oleh pemasok pada saat mengerjakan proyek, menyebabkan perusahaan mengalami keterlambatan dalam mengerjakan proyeknya. Oleh sebab itu perlu dilakukannya pemilihan pemasok terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian terdiri atas pengiriman, pelayanan, kualitas, harga, manajemen, fleksibilitas, reputasi perusahaan, dan kemampuan produksi. Metode AHP digunakan untuk menentukan bobot dari tiap kriteria. Hasil pembobotan dari AHP kemudian dilanjutkan ke perhitungan menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan pemasok terbaik. Hasil pemasok terbaik adalah pemasok 2 dengan bobot 0.8867. ......This study discusses the selection of supplier in building construction service companies using the method Analytical Hierarchy Process (AHP) combined with Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). There are several problems caused by supplier while working on a project, causing the company to experience delays in carrying out its projects. Therefore, it is necessary to select the best supplier according to the criteria desired by the company. The criteria used in the study consisted of delivery, service, quality, price, management, flexibility, company reputation, and production capability. The AHP method is used to determine the weight of each criterion. The result of weighting from AHP then proceed to the calculation using the TOPSIS method to determine the best suppliers. The best suppliers results are supplier 2 with a weight of 0.8867.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Afriani
Abstrak :
Tesis ini mempelajari tentang identifikasi penawaran dan permintaan aggregat di Indonesia dengan menggunakan decomposition scheme, dimana gunjangan penawaran dan permintaan aggregat tidak mempunyai korelasi satu sama lain. Dengan mengaplikasikan teknik dari Blanchard dan Quah yaitu model bivariate structural VAR, studi ini menunjukan bahwa impulse response sebagai efek dinamis dari gunjangan struktural pertumbuhan riil PDB dan tingkat pengangguran. Pada studi ini menggunakan pengangguran siklis yang diperoleh melalui Hodrick-Prescott Filter.

Selain itu, untuk menemukan sumber dari guncangan penawaran dan permintaan aggregat, guncangan tersebut dihubungkan dengan beberapa indikator ekonomi seperti nilai tukar rupiah terhadap US dollar, harga minyak mentah dunia, US riil PDB, dan indeks harga saham S&P 500 dengan menerapkan analisis Granger causality dan korelasi contemporary. Hasil yang didapat adalah guncangan penawaran dan permintaan aggregat mempunyai korelasi yang rendah terhadap variabel yang diobservasi, kecuali hasil antara guncangan penawaran dan permintaan dengan harga minyak dunia, dan juga hubungannya dengan kurs mata uang rupiah terhadap US dollar yang mempunyai korelasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan variabel lainnya.
This study examines the issues of aggregate supply and demand identification in Indonesia using a decomposition scheme, where the aggregate supply and demand shocks are uncorrelated. By applying the technique of Blanchard and Quah within a bivariate structural VAR model, this study shows the impulse responses as the dynamic effects of structural shocks from real GDP growth and unemployment rate. In this study, it uses cyclical unemployment obtained by using the Hodrick- Prescott Filter.

Moreover, in order to find the sources of aggregate supply and demand shocks, those shocks are associated with several economic indicators such as exchange rate, oil price, US real GDP, and the S&P 500 stock index employing Granger causality analysis and contemporary correlation. From the result, aggregate supply and demand shocks have low correlation with the variable that is observed, except between supply, demand shocks and oil price, and also exchange rate that has quite high correlation if it is compared with the other variable
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahayu
Abstrak :
Hubungan manajemen pemasok adalah salah satu kegiatan terkait rantai pasokan yang paling penting bagi sebagian besar perusahaan yang bekerja dengan banyak pemasok. Pembelian dan manajemen persediaan berpengaruh signifikan terhadap keunggulan kompetitif perusahaan pembeli. Purchasing Portfolio Matrix (PPM) - Supplier Portofolio Matrix (SPM) memungkinkan pembuat keputusan untuk mensegmentasikan pemasok berdasarkan karakteristik pemasok dan hubungannya dengan perusahaan pembeli. Segmentasi pemasok menggunakan segmentasi gabungan PPM-SPM dalam industri manufaktur Indonesia yang diamati untuk dapat mengelola hubungan pemasok. Penelitian ini mengusulkan pendekatan integratif yang mencakup variabel supplier risk, profit impact, kemauan pemasok, dan kemampuan pemasok sebagai kriteria dimensi untuk segmentasi pemasok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Best-Worst Method (BWM) untuk memperoleh bobot kriteria evaluasi pemasok, Hasil penelitian ini adalah rekomendasi strategi manajemen hubungan dengan supplier yang sesuai untuk setiap segmen pemasok.
The supplier management relationship is one of the most crucial supply chain-related activities for most firms working with multiple suppliers. Purchasing and supply management significant influence on the competitive advantages of a buying company. Purchasing Portfolio Matrix (PPM)-Supplier Portfolio Matrix (SPM) framework allows decision-makers to segment suppliers based on supplier characteristics and their relationship with the buying company. Supplier segmentation use combined PPM-SPM segmentation in the Indonesian manufacturing industry observes to be able to manage supplier relationships. This paper proposes an integrative approach that includes variables regarding supplier risk, profit impact, supplier willingness, and supplier capabilities as dimensions criteria for segmenting suppliers. The method used in this study is the Best-Worst Method (BWM) to obtain the weight of supplier evaluation criteria. The results of this study are the evaluation of relationship management strategies with suppliers that are appropriate for each supplier segment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhillah Fairuzzahira
Abstrak :
ABSTRAK
Pemasok (supplier) adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya di mana perusahaan mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan tetapi juga sumber informasi yang dapat membantu perusahaan. Loyalitas dari pemasok (supplier loyalty) adalah kunci penting dalam produktivitas perusahaan. Fokus pada bagaimana pemasok dapat loyal pada manufaktur dengan hubungan pembeli-pemasok (buyer-supplier relationship) sebagai mediasi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan faktor-faktor penting dalam buyer-supplier relationship untuk mencapai loyalitas pemasok, yaitu komunikasi, pembayaran, logistik dan kepercayaan.

Sampel diambil dari pemasok bahan baku yang melakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengukuran dalam bentuk beberapa pertanyaan yang didistribusikan kepada 112 responden yang mewakili masing-masing perusahaan. Penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan struktural berbasis komponen atau varians dimana dalam mengolah data menggunakan partial least square (Smart-PLS) yang merupakan metode Variance Based SEM.

Analisis data telah dilakukan dari tahap konseptualisasi model untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil analisis dapat menunjukkan bagaimana peran mediasi dilakukan oleh hubungan pembeli-pemasok dalam komunikasi, pembayaran, logistik, kepercayaan, dan hubungan loyalitas pemasok. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari tiga belas hipotesis yang diuji, tujuh hipotesis diterima dan enam hipotesis ditolak.
ABSTRACT
Supplier is a very valuable asset, not only where the company gets the raw materials needed but also sources of information that can help the company. Loyalty from suppliers is an important key in company productivity. Focus on how supplier can be loyal to a manufacture with buyer-supplier relationship as mediation. This study aims to model the important factors in buyer-supplier relationship (BSR) to achieve the supplier loyalty, there are communication, payments, logistics and trust.

Sampling are taken from supplier of raw material conducting by using questionnaires as an measurement instrument in the form of several questions distributed to 112 respondents representing each company. This research uses component or variance based structural equation modeling where in processing data using partial least square (Smart-PLS) version 3.0 PLS (Partial Least Square) is a method of Variance Based SEM.

Data analysis has been carried out from the conceptualization stage of the model to testing the research hypothesis. The results of the analysis can show how the mediating role carried out by buyer-supplier relationships in communications, payments, logistics, trust and supplier loyalty relationships. From the results of testing the hypothesis shows that of the thirteen hypotheses tested, seven hypotheses were accepted and six hypotheses were rejected.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Basit Rizal Fahmy
Abstrak :
Keterbatasan pasokan listrik dari PLN karena lokasi geografis yang terpencil dan jauh, menyebabkan beberapa BTS mengandalkan generator diesel sebagai pembangkit listrik utama.Sehingga, biaya pembangkit listrik di BTS tersebut sangat besar karena transportasi bahan bakar ini berbiaya tinggi. Studi ini menganalisis model hibridisasi Sistem Fotovoltaik dan Biodiesel dari minyak sawit untuk mendapatkan pembangkit listrik yang memiliki keandalan tinggi, biaya energi rendah dan emisi rendah untuk supplai listrik BTS di daerah terpencil yang terletak di Desa Sungai Ketupak Ogan Komering Ilir-Sumatera Selatan (Latitude 3o19.9S dan Longitude 105o38.9E). Dari hasil simulasi, diperoleh bahwa pembangkit listrik offgrid yang optimum untuk BTS Sungai Ketupak adalah hibrid antara PV, baterai, dan genset dengan kapasitas masing-masing sebesar 6,59 kWp, 4,8 kWh, dan 5 kW. ......The lack of electricity supply from PLN due to the remote and far geographical location, Some of the BTS rely on diesel generators as the main power plant. So, the cost of electricity generation in the BTS is immense because of the transportation of these fuels high cost. Therefore, efficient use of diesel fuel requires a renewable model of energy-based power generation by utilizing the natural potential around the area.This study analyzes the hybridization model of Photovoltaic System with Palm oil Diesel (POD) to get power plants that have a high reliability, low energy costs and low emissions for powering BTS in remote area located at an Sungai Ketupak Village of Ogan Komering Ilir-South Sumatera (Latitude 3o19.9S and Longitude 105o38.9E). The simulation results show the optimum power plant at BTS offgrid Sungai Ketupak is a hybrid between PV, batteries, and generators with capacity 6.59 kWp,4.8 kWh, and 5 kW respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Affandi
Abstrak :
Studi ini mengkaji perencanaan jangka panjang sistem kelistrikan interregional untuk studi kasus Jawa-Sumatera hingga tahun 2050. Perencanaan ditentukan berdasarkan optimasi biaya paling rendah dalam model TIMES. Model tersebut mempertimbangkan disparitas yang tinggi antar wilayah seperti kebutuhan listrik, infrastruktur pembangkit listrik, dan sumber daya energi. Ada dua puluh tujuh teknologi pembangkit listrik dan tiga teknologi penyimpanan energi yang dikompetisikan dalam model ini, pemodelan juga meninjau pola operasi pembangkit dan peran penyimpanan energi per jam untuk setiap regional. Terdapat dua skenario didalam pemodelan yaitu Current Policy (CP) yaitu tanpa trading listrik antara Jawa dan Sumatera dan Electricity Trading (TRD) yaitu dengan trading listrik melalui transmisi interkoneksi HVDC Jawa dan Sumatera dengan penerapan skema phase-out pembangkit batubara sesuai perencanaan PLN. Hasil penelitian menunjukkan portofolio pembangkit listrik untuk skenario CP dan TRD di Jawa dan Sumatera didominasi oleh pembangkit gas. Skenario TRD menghasilkan peningkatan 70% kapasitas terpasang di Sumatera dan penurunan 23% kapasitas terpasang di Jawa, rata-rata 1,96 TWh listrik diekspor setiap jam ke Jawa, penurunan biaya produksi listrik untuk Jawa dari 9,11 cUSD/kWh menjadi 7,37 cUSD/kWh dan Sumatera dari 6,59 cUSD/kWh menjadi 5,73 cUSD/kWh, peningkatan penetrasi energi terbarukan 41% khususnya utility-scale solarPV di Sumatera 19% dan penurunan emisi dari 401 gCO2/kWh menjadi 322 gCO2/kWh serta membutuhkan kapasitas transmisi 44 GW dengan biaya investasi 33.784 MUSD pada tahun 2050 untuk menyalurkan listrik dari Sumatera ke Jawa. ......This study assesses inter-regional electricity system's long-term planning for case study of Jawa-Sumatera until 2050. The planning is determined based on least-cost optimization in the TIMES model. The model considers a high disparity between regions such as electricity demand, power generation infrastructure and energy resources. There are twenty seven technology power generations and three energy storage technologies competed in this model, the modeling also reviews the pattern of generating operations and the role of energy storage on an hourly for each region. In the modelling there are two scenarios, namely Current Policy (CP) without electricity trading between Jawa and Suamtera and electricity trading (TRD) scenarioby electricity trading through HVDC interconnection with the implementation of the coal power plant phase-out scheme according PLN planning. The results show power generation portfolio for CP and TRD scenario in Jawa and Sumatera is dominated by gas-based power plant. TRD scenario results an increase of 70% installed capacity in Sumatera and a decrease of 23% installed capacity in Jawa, an average of 1.96 TWh of electricity is exported every hour to Jawa, a decrease in electricity production cost for Jawa from 9,11cUSD/ kWh to 7,37cUSD/kWh and Sumatera from 6,59cUSD/kWh to 5,73cUSD/kWh, an increase in renewable energy penetration 41% especially utility scale PV in Sumatera 19% and a reduction in emissions from 401 gCO2/kWh to 322 gCO2/kWh and required transmission capacity 44 GW with investment cost 33.784 MUSD in 2050 to distribute electricity from Sumatera to Jawa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Afif
Abstrak :
Manajememen rantai pasok yang berkelanjutan merupakan pola baru yang muncul baru ini di industri dan perusahaan. Proses pengadaan barang merupakan salah satu faktor kunci untuk efisiensi dalam praktek SCM. Partnertship merupakan salah satu strategi pengadaan barang untuk jenis barang strategic item. Faktor sukses partnership harus ditentukan untuk menghindari hal yang membahayakan status keuangan dan operasional perusahaan. Penelitian supplier partnership saat ini berfokus kepada pemilihan penentuan kriteria dan sustainable supplier selection yang bersifat umum. Saat ini masih terbatas penelitian faktor sukses supplier partnership yang berfokus kepada strategic item pada Industri pertambangan Batubara. Sedangkan pengadaan pertambangan batubara memiliki karakteristik tersendiri dan adanya regulasi terkait pengadaan barang. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menentukan kategori barang yang termasuk strategic item dan merancang faktor sukses supplier partnership. Faktor utama yang diteliti adalah General, Financial, production, Reputation, Synergies, dan Sustainable. Penelitian dilakukan menggunakan metode Kraljic untuk menentukan kategori barang yang termasuk strategic item. Untuk merancang faktor sukses supplier partnership menggunakan metode Hybrid Multi Critetria Decision Making. Integrated Fuzzy AHP-Fuzzy TOPSIS digunakan untuk menentukan bobot faktor sukses supplier partnership dan melakukan perangkingan supplier terhadap faktor yang digunakan ......Sustainable supply chain management is a new pattern in industry and companies. The procurement process is one of the key factors for efficiency in SCM practices. A partnership is one of the procurement strategies for strategic items. The success factors of the partnership must be determined to avoid things that endanger the financial and operational status of the company. The current supplier partnership research focuses on the selection of general criteria and sustainable supplier selection. Currently, there is still limited research on the success factors of supplier partnerships that focus on strategic items in the coal mining industry. Meanwhile, the procurement of coal mining has its characteristics, and there are regulations related to the procurement of goods. Therefore, this research was conducted to determine the categories of goods included in the strategic items and to design the success factors of supplier partnerships. The main factors studied are General, Financial, production, Reputation, Synergies, and Sustainable. The research was conducted using the Kraljic method to determine the categories of goods included in the strategic items. Design a supplier partnership success factor using the Hybrid Multi-Criteria Decision Making method. Integrated Fuzzy AHP-Fuzzy TOPSIS is used to determine the weight of the success factors of supplier partnerships and to rank suppliers on the factors used.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Fitriyana Herman
Abstrak :
Maldistribusi tenaga kesehatan terutama di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) menjadi perhatian dunia karena keengganan tenaga kesehatan untuk tinggal dan bekerja di DTPK. World Health Organization (WHO) merekomendasikan retensi tenaga kesehatan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan di DTPK. Di dalam manajemen sumber daya manusia, retensi merupakan output pemeliharan sumber daya manusia (SDM), artinya bagaimana mempertahankan SDM yang kompeten untuk tetap bekerja dalam periode waktu yang maksimum. Salah satu cara yang dipakai untuk meretensi SDM adalah dengan pemberian insentif, baik berupa material maupun non material. Penelitian ini dilakukan pada program penugasan khusus tenaga kesehatan di DTPK yang dilaksanakan pada bulan September 2011 di Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi dan Kota Jayapura Provinsi Papua. Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam terhadap berbagai informan yang kompeten yaitu dari Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. Data sekunder menggunakan data hasil pemetaan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan tahun 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa insentif bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi retensi tenaga kesehatan penugasan khusus di DTPK. Faktor kebijakan pemerintah lebih menentukan retensi tenaga kesehatan di DTPK. Pemerintah belum memiliki kebijakan khusus tentang retensi tenaga kesehatan. Untuk memenuhi ketersediaan tenaga kesehatan khususnya di DTPK, pemerintah menggunakan strategi mutasi dan rotasi serta menyelenggarakan program-program yang sifatnya temporarly dan tidak sustainable seperti pengadaan tenaga kesehatan Pegawai Tidak Tetap (PTT), Penugasan Khusus, dan tenaga kesehatan kontrak atau honorer. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan kajian-kajian tentang kebijakan retensi tenaga kesehatan. ......Maldistribusi of health workers especially in the Rural, Border and Islands area (DTPK) became the world's attention due to the reluctance of health workers to live and work in DTPK. World Health Organization (WHO) recommends retention of health workers as part of efforts to increase the availability of health workers in DTPK. In the human resource management, retention is the output of human resources (HR) maintenance, which is how to maintain competent human resources to keep working within a maximum period of time. One way used to retaining HR is by providing incentives, either material or non material. The research was conducted on a special assignment program of health workers in DTPK held on September 2011 in Keerom District, Sarmi District and Jayapura city, province of Papua. In this study the data used consists of primary data and secondary data. Primary data obtained by conducting interviews conducted with a range of competent informants of the Provincial Health Office, District Health Office and Center for Health Human Resources Planning and Utilization of Ministry of Health. Secondary data using mapping data from health workers conducted by the Center for Health Human Resource Planning and Utilization, Ministry of Health in 2010 Republic of Indonesia. The results showed that the incentive is not a major factor influencing the retention of health workers on special assignment in DTPK. Factors determining government policy over retention of health workers in DTPK. Governments do not yet have specific policies regarding the retention of health personnel. To meet the availability of health workers especially in DTPK, the government uses mutation and rotation strategies and organizing programs that are temporarly and not sustainable as the procurement of non-permanent employee health workers (PTT), Special Assignment, and health workers or temporary contracts.Therefore, governments need to do studies of health personnel retention policies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Multi Purnomo
Abstrak :
Penelitian terdahulu menemukan pengembangan wisata kuliner akan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha bermodal kecil jika dikembangkan di pedesaan atau di tempat yang dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Penelitian ini dilakukan di kota dan tidak dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Ruang wisata akan menjadi produksi ruang yang bercirikan kontestasi dan selalu dimenangkan oleh pemodal besar. Makanan lokal merupakan daya tarik wisata yang akan membangun ruang wisata bagi pedagang bermodal kecil. Diajukan argumen, penambahan makanan lokal sebagai daya tarik wisata kuliner akan menjadi kekuatan pembentuk ruang lokal, ruang untuk pelaku usaha bermodal kecil penjual makanan lokal. Penelitian menggunakan analisis dialektika triadik conceived-perceived-lived produksi ruang Lefebvre, konsumsi dalam wisata Urry, pemetaan spasial kota dan survey online konsumsi pengunjung pada 1259 responden. Hasil penelitian menunjukkan Lefebvre gagal menjelaskan mengapa ruang wisata kuliner dominan tidak menghasilkan konsumsi dominan dan Urry gagal menjelaskan mengapa konsumsi dominan tidak menjadi ruang wisata dominan. Penambahan makanan lokal berhasil membangun ruang quasi dominan sebagai segmen dari ruang dominan. Penelitian ini mengajukan untuk memposisikan kembali pelaku usaha bermodal kecil sebagai kelompok yang tidak selalu setara dan kemungkinan makanan lokal sebagai komoditas bagi pedagang makanan lokal. Dua hal yang menyebabkan penambahan makanan lokal dalam produksi ruang wisata kuliner hanya membangun ruang quasi dominan dan gagal membangun ruang lokal.  .....Previous research has found that culinary tourism development will be providing opportunities for small capital entrepreneurs if it is developed in rural areas or in places that were specifically designed as culinary tourism destinations. This research was conducted in a city that is not specifically designed as a culinary tourism destination. The tourism space establishment will be a production of space characterized by contestation and always won by big capital entrepreneurs. Local food is a tourist attraction that will build a tourist space for traders with small capital. The argument is local food addition as a culinary tourism attraction would be a strength to forming local space, space for small-capital entrepreneurs to sell local food. This research used triadic dialectic analysis of conceived-perceived-lived production of space by Lefebvre, consumption in tourism by Urry, city spatial mapping, and an online survey of visitor consumption on 1259 respondents. The results showed that Lefebvre failed to explain why the dominant culinary tourism space did not produce dominant consumption and Urry failed to explain why dominant consumption did not become the dominant tourism space. Local food consumption has succeeded in building a quasi-dominant space as a dominant space segment but failed to build a local space. This study proposes to reposition small capital entrepreneurs as always an equal group and local food possibility for being a commodity in tourism. Those two things were causing the local food addition in tourism production space was only succeeded to build a quasi-dominant space and failed to prove a local space.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>