Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI, 2003
R 371.22025 INF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hariyanto
Jakarta: BNI, 2004
R 371.22025 BAM d I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hariyanto
Jakarta: BNI, 2004
R 371.22025 BAM d II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006
R 371.22025 INF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Anwar
"ABSTRAK
Bantuan Siswa Miskin BSM merupakan program pemerintah Indonesia dalam rangka mengalihkan subsidi bahan bakar minyak ke sektor yang lebih produktif. BSM bertujuan untuk mengurangi beban rumah tangga miskin akibat kenaikan bahan bakar bersubsidi dan juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selama ini besarnya dampak BSM terhadap kualitas pendidikan belum pernah diteliti secara kuantitatif. Untuk mengisi gap penelitian tersebut, studi ini dilakukan dengan dua tujuan: 1 mengetahui dampak BSM terhadap tingkat partisipasi sekolah siswa miskin dan 2 mengetahui dampak BSM terhadap kualitas belajar siswa miskin yang diukur melalui kemampuan berhitung numeracy skill . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah panel Fixed Effect with Propensity Score Matching. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari Indonesia Familiy Life Survey IFLS periode 4 dan 5. Setelah mengontrol pendidikan orang tua, usia, pengeluaran keluarga dan domisili penduduk, peneliti menemukan bahwa BSM signifikan dalam meningkatkan probabilitas siswa miskin untuk bersekolah sebesar 30 dan memiliki numeracy test score yang lebih tinggi 3,1 poin dibandingkan siswa yang tidak menerima BSM.

ABSTRACT
Bantuan Siswa Miskin BSM is one of Indonesian rsquo s government program that shifted energy subsidy to more productive sector. The purpose of BSM is to alleviate households burden in education to cope with increasing of subsidized fuel and to increase the quality of education. The impact of BSM had not been researched by quantitative approach. To fill the research gap in quantitative impact evaluation on BSM, this study aims to know 1 Impact of BSM in school participation 2 Impact of BSM for quality of education, that represented by numeracy skill. This research use Fixed Effect with Propensity Score Matching method. This research use data from fourth and fifth wave Indonesia Familiy Life Survey IFLS . With the control of parent rsquo s education, age, household expenditure and domicile, this research found significant effect of BSM to increase school participation by 30 and numeracy test score by 3,1 points higher between treated and control group. "
2017
S68443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farhan
"

Penelitian mengenai pengaruh bantuan pendidikan terhadap luaran tertentu masih jarang dibahas di Indonesia. Penelitian terkait bantuan pendidikan di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Cameron(2009) untuk melihat pengaruh Jaringan Pengaman Sosial(JPS) dalam menahan laju drop out(DO). Studi yang pernah dilakukan terkait bantuan pendidikan menemukan hubungan positif jumlah bantuan terhadap partisipasi perguruan tinggi. Penelitian lain menemukan hubungan negatif bantuan terhadap pengurangan probabilitas drop out. Penelitian ini melihat pengaruh adanya bantuan pendidikan terhadap luaran pasar kerja dalam bentuk upah dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey(IFLS). Akibat efek dari bantuan ke upah terhubung secara tidak langsung dengan upah maka perlu adanya variabel antara yaitu lama tahun bersekolah(LTS). Penelitian ini menggunakan data cross-section dinamis dengan menggabungkan data pada dua gelombang IFLS 4 dan IFLS5. Metode regresi yang digunakan adalah Two Stage Least Square(TSLS) untuk menjabarkan efek Indirect dari bantuan terhadap upah terhadap LTS dan LTS terhadap upah. Hasil estimasi menunjukkan setiap anak yang menerima bantuan memiliki lama tahun bersekolah lebih tinggi sebesar 0.90-0.99 tahun dibanding non-penerima. Setiap kenaikan 1 tahun LTS berasosiasi dengan peningkatan upah sekitar 6.3-7.8%. Sehingga bantuan pendidikan mempengaruhi upah sebesar 5,67%-7,23%. Bagaimanapun masalah utama dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil, inclusion error pada penerima bantuan, dan bias pada penduduk yang berdomisili di Kota dan Pulau Jawa.

 



Research concerning effect of student aid to certain outcomes rarely come to academic discourse in Indonesia. One of the first research on said topic was carried by Cameron(2009) who investigate the effect of Jaringan Pengaman Sosial(JPS) in decreasing drop out rate after Asian Crisis in 1998. Other study that investigated effect of student aid found positive correlation between aid grant and college participation; and negative association between aid and probability to drop out from college. This research investigated effect of student aid on labor market outcome in term of wage. Due to indirect effect of aid to wage, thus we need intermediary variable represented by year of schooling. I utilized IFLS 4 and IFLS 5 data with dynamic-cross section approach. I employed two stage least square to break down the effect of aid on year of schooling and effect of year of schooling on wage. I found for each person who received aid on 2007 have higher year of schooling compare to their non-recipient counterpart around 0.90-0.99 year. For each 1 year increase in year of schooling correlated with increase of wage around 6.3-7.3%. Thus student aid has affected wage around 5,67%-7,23%. However, the main issue of this research were limited and small sample, inclusion error in it aid receipient, and domicile bias of Java and Urban.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risqa Amanda
"Mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah kerap menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan kampus, meskipun telah mendapatkan dukungan melalui kebijakan afirmatif seperti program beasiswa. Kondisi ini mencerminkan adanya kerentanan psikososial yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka, terutama pada fase perkembangan krusial sebagai mahasiswa yang sedang berada pada tahap emerging adulthood. Pada fase ini, individu sedang berada dalam proses pencarian jati diri, membangun relasi sosial yang bermakna, serta menetapkan arah hidup ke depan. Dalam konteks tersebut, penting bagi mahasiswa untuk memiliki kesejahteraan subjektif, yaitu sejauh mana individu merasa puas terhadap hidupnya dan sering merasakan emosi positif dibandingkan emosi negatif. Persepsi terhadap dukungan sosial menjadi penting karena dapat menumbuhkan rasa aman, diterima, dan terhubung dengan lingkungan. Sementara itu, efikasi diri menggambarkan keyakinan seseorang atas kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan. Minimnya kedua faktor tersebut dapat membuat mahasiswa dari keluarga kurang mampu cenderung memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dan efikasi diri dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2025. Instrumen yang digunakan meliputi Skala Kesejahteraan Subjektif, Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan General Self-Efficacy Scale (GSES). Penelitian ini melibatkan 181 mahasiswa penerima KJMU di Universitas Indonesia sebagai sampel. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan bantuan Microsoft Excel dan SPSS untuk memperoleh gambaran serta hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat kesejahteraan subjektif dan dukungan sosial dalam kategori tinggi, sementara efikasi diri dalam kategori sedang. Analisis dengan uji Somers’ D menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan kesejahteraan subjektif (D = .299, p < .001), begitu pula dengan efikasi diri (D = .255, p < .001). Meskipun kekuatan hubungan berada pada kategori lemah, hasil ini tetap menunjukkan bahwa baik dukungan sosial maupun efikasi diri memainkan peran penting dalam mendukung kesejahteraan subjektif mahasiswa. Temuan ini menegaskan bahwa persepsi akan adanya dukungan sosial yang memadai serta keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup mahasiswa, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyelenggara beasiswa untuk tidak hanya memberi bantuan finansial, tetapi juga intervensi psikososial, serta mendorong riset lanjutan untuk kesejahteraan mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

Students from low-income families often face challenges in adapting to campus life dynamics, even with the support of affirmative policies such as scholarship programs. This condition reflects a psychosocial vulnerability that may affect their quality of life, especially during a critical developmental stage, emerging adulthood. At this stage, individuals are in the process of identity exploration, building meaningful social relationships, and setting the direction of their future lives. In this context, subjective well-being becomes crucial. It refers to the extent to which individuals feel satisfied with their lives and frequently experience positive rather than negative emotions. Social support plays an important role by fostering a sense of security, acceptance, and connection to the surrounding environment. Meanwhile, self-efficacy reflects a person’s belief in their ability to face challenges and achieve goals. The lack of these two factors may lead students from low-income families to experience lower levels of subjective well-being compared to their peers. This study aims to identify the relationship between social support and self-efficacy with the subjective well-being of Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) scholarship recipients at Universitas Indonesia (UI). The research employed a quantitative approach with a cross-sectional design, conducted from February to May 2025. The instruments used included the Subjective Well-Being Scale, the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the General Self-Efficacy Scale (GSES). A total of 181 KJMU recipient students at Universitas Indonesia participated in the study. The collected data were analyzed using Microsoft Excel and SPSS to obtain an overview and to examine the relationships between the variables. The results showed that most students had high levels of subjective well-being and social support, while self-efficacy was at a moderate level. Analysis using Somers’ D test indicated a positive relationship between social support and subjective well-being (D = .299, p < .001), as well as between self-efficacy and subjective well-being (D = .255, p < .001). Although the strength of these relationships was categorized as weak, the findings demonstrate that both social support and self-efficacy play an important role in supporting students’ subjective well-being. These findings emphasize that having a strong sense of self-efficacy and perceiving adequate social support are essential in enhancing the quality of life among university students, particularly those from underprivileged backgrounds. The results are expected to serve as a basis for designing more inclusive and responsive psychosocial support policies and practices for scholarship recipients."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[United States]: Nelnet, 2007
378NEL001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Kehm, Barbara M.
Bcharest: Wittenberg and Bucharest, 1999
378.38 KEH h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nurjanah
"Saat ini depresi sebagai salah satu penyumbang masalah kesehatan mental utama di dunia. Gangguan kesehatan mental dan kemiskinan seperti lingkaran setan karena kesehatan mental buruk menyebabkan hilangnya produktivitas dan kemisikan dapat menyebabkan kesehatan mental memburuk. Bantuan tunai dapat menjadi kebijakan yang menyasar kondisi ekonomi rumah tangga miskin yang nantinya berdampak pada kesehatan mental. Penelitian ini mencoba melihat dampak bantuan tunai bersyarat bidang pendidikan yaitu program Bantuan Siswa Miskin (BSM) terhadap kesehatan mental orang tua yang dilihat dari potensi gejala depresi. Dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dan metode Propensity Score Matcing, hasil menunjukkan bahwa program BSM signifikan mengurangi potensi gejala depresi orang tua terutama Kepala Rumah Tangga yang anaknya menerima BSM. Penelitian ini menunjukkan bahwa program intervensi terhadap kebutuhan dasar human capital untuk anak dapat memberikan efek peningkatan kesehatan mental orang tua.

Currently, depression is one of the main contributors to mental health problems in the world. Mental health disorders and poverty are like a vicious circle because poor mental health causes loss of productivity and poverty can cause mental health to deteriorate. Therefore, cash transfers can be a policy that targets poor households' economic conditions, which will impact mental health. This study tries to look at the impact of conditional cash transfers in education, the Poor Student Assistance (BSM) program, on parents' mental health as seen from the potential for symptoms of depression. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 and the Propensity Score Matching method, the results show that the BSM program significantly reduces parents' potential for depression symptoms, especially household heads whose children receive BSM. Thus, this study shows that an intervention program for basic human capital needs for children can increase the mental health of parents."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>