Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deasy Eka Saputri
"Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri. Apabila tidak diobati dan tidak dikontrol, hipertensi bisa mengakibatkan kematian disebabkan oleh komplikasi. Kematian pada penderita hipertensi paling sering terjadi karena stroke, gagal ginjal, jantung, atau gangguan pada mata. Pada tekanan darah tinggi, jantung memompa darah ke tubuh dengan tekanan yang luar biasa tingginya, salah satu sebabnya adalah karena stres emosional. Peningkatan tekanan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai kecenderungan stres emosional yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007, dengan variabel kovariat: umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, kecukupan serat, aktifitas fisik, Indek Masa Tubuh (IMT), Diabetes Melitus (DM), pengeluaran perkapita dan daerah tempat tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riskesdas 2007, yang akan dilaksanakan dari bulan Maret 2010 sampai Juni 2010. Data dianalisis dengan analisis satu variabel, analisis dua variabel dan analisis multivariabel dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007 adalah 33,9% sedangkan prevalensi stres sebesar 12,1%. Ada hubungan yang bermakna antara stres dengan hipertensi setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, IMT, DM dan pengerluaran perkapita serta dikontrol pula oleh adanya interaksi umur dan stres yang berinteraksi negatif (antagonism), dimana umur mengurangi efek dari stres terhadap terjadinya hipertensi. Dengan proporsi hipertensi yang disebabkan adanya interaksi tersebut sebesar 3,2%. Upaya pencegahan hipertensi dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap stres, yaitu dengan berolahraga, relaksasi mental (rekreasi), melakukan curhat atau berbicara pada orang lain, selalu menumbuhkan emosi yang positif serta memperdalam ibadah dan agama. Perlunya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala bagi penduduk yang berumur 40 tahun keatas dan screening kasus hipertensi oleh pengelola program pengendalian penyakit hipertensi yang diutamakan pada kelompok umur 40 tahun keatas.

High blood pressure (hypertension) is an increase in arterial blood pressure. If left untreated and uncontrolled, hypertension can lead to death caused by complications. Mortality in patients with hypertension most often occurs because of stroke, kidney failure, heart disease, or disorders of the eye. In high blood pressure, heart pumps blood to the body with exceptional high pressure, one reason is because of emotional stress. Increased blood pressure will be greater in individuals who have a high tendency of emotional stress.
The purpose of this study is to determine the relationship of stress and hypertension in the population in Indonesia in 2007, with kovariat variables: age, sex, occupation, marital status, education, cigarette consumption, alcohol consumption, adequacy of dietary fiber, physical activity, Body Mass Indeks (BMI), Diabetes Mellitus (DM), expenditure percapita and area of residence. This research is an analytical cross sectional study design using secondary data from Riskesdas 2007, which will be implemented from March 2010 until June 2010. Data were analyzed with one variable, two variable analysis and multivariable analysis with multiple logistic regression.
The results of this study showed that the prevalence of hypertension in the population in Indonesia in 2007 was 33.9% while the prevalence of stress by 12.1%. There is significant correlation between stress and hypertension after controlled by other variables such as age, marital status, educational level, BMI, DM and expenditure percapita and also controlled by the interaction of age and stress that the negative interaction (antagonism), in which age reduces the effects of stress against the occurrence of hypertension. With the proportion of hypertension caused by the interaction of 3.2%. Hypertension prevention efforts conducted by the intervention to stress, that is with exercise, mental relaxation (recreation), to vent or talk to other people, always cultivate positive emotions and deepening of worship and religion. The need to conduct periodic measurements of blood pressure for the population aged 40 years or older and screened in cases of hypertension by hypertensive disease control program managers who focused on the age group 40 years and older.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Demas Giovanni
"Studi cross-sectional ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari asosiasi antara stres kerja dan hipertensi pada pekerja pabrik spare parts. Studi ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari medical check-up dari sebuah pabrik spare parts pada tahun 2008.Beberapa faktor risiko dianalisa bersama dengan stres kerja, dan hasil analisa dibahas. Dari 77 total subjek pada studi ini, hanya 4 subjek memiliki hipertensi, dan diantara mereka, tiga terpapar oleh stres sedang-berat, sementara satu terpapar pada stres ringan. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa asosiasi antara stres kerja dan hipertensi adalah tidak signifikan.

This Cross-sectional study was conducted in order to learn the association between occupational stress in causing hypertension on spare parts manufacturer workers. This study was done by using secondary data from a medical check-up of a spare parts manufacturer in year 2008. Several risk factors were analyzed along with occupational stress and results were discussed. Out of 77 subjects in this study, only 4 subjects were having hypertension, and among them, three were exposed to moderate-severe stressors while another subject was exposed to mild stressor. The result of this study shown no significant association between occupational stress and hypertension on spare parts manufacturer workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Febriani
"Hipertensi telah menjadi penyakit tidak menular yang secara global paling banyak diderita. Diperkirakan sekitar 40% penduduk di deluruh dunia mengalami hipertensi. Stres emosional merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Pada individu usia produktif sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja sehingga sangat rentan untuk terpapar stres kerja yang dalam waktu berkepanjangan akan berdampak pada kesehatan para pekerja. Supir merupakan satu dari sepuluh jenis pekerjaan dengan tingkat stres okupasional yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kejadian hipertensi pada pekerja yang berstatus sebagai supir pribadi di perusahaan armada transportasi, PT Prima Armada Raya DKI Jakarta. Desain studi cross-sectional dilakukan pada 229 pekerja yang berstatus aktif selama Mei -Juni 2021. Stres kerja dinilai dengan menggunakan kuisioner Survey Diagnosis Stres (SDS) 30 yang bertujuan menilai beberapa komponen seperti ambiguitas peran, konflik peran, overload beban kerja kuantitatif, overload beban kerja kualitatif, pengembangan karir dan tanggung jawab terhadap orang lain. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan hipertensi (PR 8.345 (95% CI: 1.010-68.946; p-value: 0,049) setelah dikontrol oleh variabel kovariat yaitu usia, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, tingkat aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga dan obesitas. Program pemantauan kesehatan berkala dan manajemen stres kerja penting untuk dilakukan sebagai inteervensi dalam mencegah timbulnya hipertensi akibat stres kerja. Penelitian lanjutan pada jenis profesi lain mungkin perlu dilakukan.

Hypertension has become the most common non-communicable disease globally. It is estimated that around 40% of the world's population has hypertension. Emotional stress is one of its modifiable risk factors. In productive age individuals, most of their time is spent at work so they are very vulnerable to being exposed to occupational stress which in a prolonged period will have an impact on the health of workers. A driver is one of ten types of work with high level of occupational stress. This study aims to determine the association of occupational stress with hypertension in workers who are private drivers in a transportation fleet company, PT Prima Armada Raya DKI Jakarta. The cross-sectional study design was conducted on 229 workers who were active during May-June 2021. Work stress was assessed using a Stress Diagnosis Survey (SDS) 30 questionnaire which aims to assess several components such as role ambiguity, role conflict, quantitative-work overload, qualitative-work overload., career development and responsibility towards others. The results of multivariate analysis showed that there was a statistically significant relationship between work stress and hypertension (PR 8.345 (95% CI: 1.010-68.946; p-value: 0.049) after being controlled by covariate variables, namely age, smoking habits, alcohol consumption, level of physical activity, history of family hypertension and obesity. Periodic medical check-up programs and work stress management are important as interventions in preventing the occurrence of hypertension due to occupational stress. Further research on other types of professions may need to be done. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library