Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pekerjaan rumah mempakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yang dikerjakan siswa di rumah, dan diharapkan siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Pemberian tugas belajar kadang-kadang bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Disisi lain, siswa yang merniliki atribut sebagai seorang remaja, yang mempunyai tugas perkernbangan pada usianya ditambah banyaknya konflik atau stress yang timbul baik dari faktor intemal atau ekstemal, memiliki persepsi yang berbeda pula mengenai pekerjaan rumah. Dengan demikian untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak dapat dilihat dari persepsi masing-masing kelompok yaitu guru dan siswa. Tuiuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan persepsi guru dan siswa SLTP (remaja awal) tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak Sampei yang digunakan adalah guru dan siswa SLTP kelas 3 di wilayah kelurahan Kalibaru, Tanjung priok dan pemilihan sampel dilakukan 'secara acak (sampel random sampling).
Pengurnpulan data diiakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demograti dan data tentang persepsi guru dan siswa. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deksriptif perbandingan. Setelah data diuji dengan menggunakan uji dua arah dan menggunakan rumus statistik mmpaired student t test dengan derajat kebebasan 0.05 dan degree of freedom n1+ n2 -2, didapatkan hasil nilai t = 0.33 sehingga nilai ini berada pada area terima Ho, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedan yang bermakna antara persepsi guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5110
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arica Majdalimahkhairunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah crowding dan perceived threat COVID-19 memengaruhi travel intention pada generasi milenial Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between subject design. Partisipan merupakan generasi milenial Indonesia berusia 22 - 40 tahun (N= 160, 98 perempuan dan 62 laki-laki) yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat stimulus high crowding dan kelompok yang mendapat stimulus low crowding. Pengujian menggunakan analisis statistik two-way ANOVA untuk melihat perbedaan pengaruh dari variabel crowding dan variabel perceived threat COVID-19 terhadap variabel travel intention. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat travel intention yang signifikan antara kedua variasi kelompok crowding. Lebih lengkapnya variasi low crowding memiliki pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan travel intention dibandingkan dengan high crowding pada generasi milenial Indonesia, namun tidak ditemukan adanya peningkatan travel intention dari pengaruh crowding dan perceived threat COVID-19 pada generasi milenial Indonesia.

This study aims to test whether crowding and the perceived threat COVID-19 affect travel intention in Indonesia's millennial generation. This research is experimental research between-subjects design. Participants are Indonesian millennials aged 22 - 40 years (N = 160, 98 women and 62 men) who were divided into two groups, namely the group that received high crowding stimulus and the group that received low crowding stimulus. The test used a two-way ANOVA statistical analysis to see the difference in the effect of the crowding and the perceived threat COVID-19 on the travel intention. The results of this study found that there are significant differences in the level of travel intention between the two variations of the crowding group. Furthermore, low crowding variations have a greater influence on increasing travel intention compared to high crowding in the Indonesian millennial generation, but no increase in travel intention was found from the influence of crowding and the perceived threat COVID-19 in the Indonesian millennial generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Lesmana
"Stres adalah sekumpulan reaksi tubuh terhadap stimuli yang mengancam keseimbangan dan dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Beberapa cara untuk mengukur besarnya stres antara lain melalui pengisian kuesioner dan pengukuran kadar kortisol. Kuesioner Stress in Children didesain untuk mengukur besar stres anak usia 9-12 tahun. Kortisol adalah hormon penanda stres yang bisa didapat melalui saliva. Stres disebutkan sebagai etiologi utama bruxism. Bruxism adalah gerakan involunter berupa menggesekkan atau menggeretakkan gigi dan prevalensinya di anak-anak besar. Penelitian ini bertujuan membandingkan kadar kortisol saliva anak stres yang bruxism dengan non bruxism usia 9-11 tahun.
Desain penelitian analitik deskriptif potong lintang. Untuk mengukur kadar stres digunakan kuesioner Stress in Children yang diisi subyek. Untuk mendiagnosa bruxism digunakan kriteria diagnostik American Academy of Sleep Medicine AASM yang diisi oleh orang tua subyek dan pemeriksaan klinis keausan gigi. Saliva diambil pada setiap subyek sebanyak 5 mL untuk pengukuran kadar kortisol di laboratorium. Analisa statistik dengan uji T menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna p 0,05 . Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara anak stres yang bruxism dengan non bruxism sehingga stres bukanlah etiologi utama bruxism dalam kelompok penelitian ini.

Stress defined as a set of body's reactions to stimuli that threaten its equilibrium and can occurs in adults or children. There are some methods to measure stress magnitude for example filling the stress questionnaire or measuring cortisol level. Stress in Children Questionnaire designed to measure stress magnitude in children aged 9 12 years. Cortisol is a stress hormone that can collected from saliva. Stress was suspected as the major cause of bruxism. Bruxism is involuntary excessive grinding or clenching during the nonfunctional movements of the masticatory system and the prevalence in children is high. The aim of the study is to compare salivary cortisol level between bruxism and non bruxism stress children aged 9 11 years.
The study design was analytic descriptive cross sectional. To measure stress level, subjects filled Stress in Children Questionnaire. To diagnose bruxism, questionnaire based on American Academy of Sleep Medicine AASM was filled by subject's parents followed by clinical assestment of tooth wearness. Amount of 5 mL saliva was collected from each subject. Statistical analysis with Independent T Test showed no significant difference between two groups p 0,05 . It was concluded that there is no significant difference between cortisol level of stress children with bruxism and non bruxism, so stress is not the major etiology of bruxism in this population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rickard, Jenny
Jakarta: Grasindo, 2000
613.79 RIC r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Prakartini
"Anak yang terdiagnosis tumor otak menyebabkan orang tua mengalami reaksi psikologi, sosial dan spiritual akibat pengobatan dan perawatan yang panjang dan lama. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman psikososial dan spiritual pada orang tua yang memiliki anak dengan tumor otak. Penelitian kualitatif deskriptif dilakukan terhadap 11 orang tua dari anak-anak penderita tumor otak di sebuah rumah sakit pusat kanker di Jakarta, Indonesia dan dilakukan secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan lima tema yakni 1) beragam respon orang tua saat awal-awal diagnosis; 2) tantangan besar dalam menjalani pengobatan dan perawatan anak; 3) kedekatan dengan Yang Maha Kuasa dan dukungan spiritual; 4) munculnya harapan dan dukungan dari berbagai pihak; 5) keihklasan dan terus berupaya untuk kesembuhan anak. Peran tenaga kesehatan dan khususnya perawat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan psikologi, sosial dan spiritual yang dibutuhkan orang tua selama menjalani pengobatan dan perawatan anak dan langkah selanjutnya berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.  

Children diagnosed with brain tumors causes parents to experience psychological and spiritual reactions due to long and lengthy treatment and care. This research aims to explore the psychosocial and spiritual experiences of parents who hava children with brain tumors. Qualitative descriptive research was conducted on 11 parents of children with brain tumor at a cancer center hospital in Jakarta, Indonesia and carried out purposive sampling. Data was collected through semi-structured interviews and analyzed using Colaizzi method and produced five themes, namely 1) various parental responses at the beginning of the diagnosis; 2) big challenges in undergoing treatment and caring for children; 3) closeness to the Almighty and spiritual support; 4) the emergence of hope and support from various parties; 5) sincerity and continuing efforts for the child’s recovery. The role of health workers and especially nurses is needed to identify the  psychological, social and spiritual needs that parents need while undergoing treatment and child care and the next step is to collaborate with all related parties in effort to meet these needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliana
"Banyaknya stresor yang dihadapi oleh anak jalanan di SMP Master Kota Depok mengakibatkan beragam tingkat stres dan strategi koping yang digunakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, tingkaat stres, dan strategi koping anak jalanan di SMP Master Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik total sampling dan analisis data univariat. Instrumen penelitian tingkat stres yang digunakan yaitu Perceived Stres Scale PSS . Instrument strategi koping menggunakan Ways of Coping Questionnaire, sedangkan instrumen pola asuh menggunakan Parenting Style Questionaire. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 anak dari kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 SMP Master Kota Depok. Hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas anak jalanan di SMP Master Kota Depok 88 mengalami stres tingkat sedang. Adapun jenis strategi koping yang sering digunakan adalah Emotional Focused Coping 60 . Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi untuk perawat agar dapat agar dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalisasi stresor dan menangani stres dengan strategi koping yang tepat.

The number of stressor faced by street children in Master Junior High School Depok led to different stress level and coping strategies. This study aims to identify characteristics, stress levels, and coping strategies of street children in Master Junior High School Depok. The research design used is simple descriptive using total sampling technique and univariat analysis of data. Stress Perceived Stress Scale research instrument PSS is obtained from mind garden website. For coping strategy tools use Ways of Coping Questionnaire, while parenting instruments use Parenting Style Questionaire Robinson. Respondents in this study are 60 children from 1st class, 2nd class, and 3rd class of Master Junior High School Depok. The results of this study illustrate the majority of street children in Junior High School Depok 88 experience moderate stres. The type of coping strategy that is most often used by street children in Junior High School Depok is emotional focused coping 60 . This study recommend nurses to be able to work together with the school to facilitate activities that could minimize stressor and handle stres with appropriate coping strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Anggraini
"Parent involvement adalah bagian dari elemen family centered care yang terdapat pada elemen partisipasi. Parent involvement merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif orang tua dalam perawatan. Orang tua menjadi orang pertama yang berperan penting dalam perawatan anak ketika sakit. Namun perawatan anak di PICU dapat mengubah peran orang tua karena sistem pembatasan kunjungan sehingga dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada orang tua.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh parent involvement dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap stres dan kecemasan orang tua di PICU. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre and posttest yang melibatkan masing-masing 20 responden untuk kelompok kontrol dan intervensi. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian ini menggunakan uji T-Independent untuk melihat adanya perbedaan rerata antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Hasil uji statsitik T-Independent diketahui bahwa parent involvement dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak berpengaruh signifikan terhadap stres orang tua (p<0,001) dan juga berpengaruh signifikan terhadap kecemasan orang tua (p = 0,002).
Penelitian ini merekomendasikan penerapan parent involvement dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak agar dapat meringankan stres dan kecemasan orang tua di PICU.

Parent involvement is part of the family-centered care element contained in the participation element. Parent involvement is a form of active participation of parents in care. Parents are the first people who play an essential role in caring for children when sick. However, child care in the PICU can change the role of parents because of the visit restriction system that can cause stress and anxiety for parents.
The purpose of this study was to identify the influence of parent involvement in fulfilling children's basic needs on the stress and anxiety of parents in the PICU. This study used a quasi-experimental pre and post-test design involving 20 respondents each for the control and intervention groups. The selection of respondents was carried out using consecutive sampling techniques.
The results of this study used the T-Independent test to see that there was a mean difference between the intervention group and the control group. The results of the T-Independent statistical showed that parent involvement in fulfilling children's basic needs has a significant effect on parental stress (p <0.001) and also has a significant effect on parental anxiety (p = 0.002).
This study recommends implementing parental involvement in fulfilling the basic needs of children to relieve parents' stress and anxiety in PICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library