Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Bagoes Galistan
"Di balik kondisi yang penuh duka saat pandemi, ada gejala diantara para mahasiswa yang membuat mereka merasa ada tekanan untuk menjadi produktif. Dalam tulisan ini saya mencoba menelusuri pengaruh neoliberalisme yang memicu hasrat para mahasiswa berusaha untuk memiliki kegiatan yang produktif di tengah pandemi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman-pengalaman mahasiswa tingkat akhir tentang produktivitas dengan melakukan wawancara dan observasi digital terhadap akun media sosial informan. Dari penelitian ini saya menemukan, perasaan tertekan yang dirasakan para mahasiswa untuk menjadi produktif hadir karena pengaruh neoliberal yang membuat persepsi mereka tentang diri dan lingkungannya penuh dengan persaingan dan ketidakpastian. Pengaruh neoliberal memicu para mahasiswa untuk berpikir dengan logika neoliberal dan memperlakukan diri sendiri layaknya bisnis agar dapat bersaing dengan bisnis lainnya.

Despite the miserable conditions amidst the pandemic, there's a phenomenon among university students that make them feel pressured to be productive. In this paper, I try to explore the influence of neoliberalism that triggers the desire of students to find productive activities during a pandemic. This research was conducted through a qualitative approach to explore the experiences of final-year students about productivity by conducting interviews and digital observations of informants' social media accounts. From this research, I found that the pressure to be productive is mainly caused by neoliberal influences that shift their perception of themselves to be full of competition and uncertainty. Neoliberal influence triggers students to think with neoliberal logic and treat themselves as a business to compete with other businesses."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Hardyawardani
"Tingkat pendidikan di Jepang dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan. Masyarakat menuntun agar anak-anak mereka mencapai tingkat pendidikan tinggi, misalnya universitas. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka orang tua berusaha memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, dengan cara memasukkan anak mereka ke sekolah yang baik. Di dalam sekolah mereka diberikan pelajaran dan tugas sekolah dengan tujuan agar mereka dapat masuk ke universitas yang baik pula karena menjamin kehidupan mereka nanti. Akibatnya mereka mendapat tekanan dari sekolah dan orang tua. Tekanan-tekanan tersebut menyebabkan anak menjadi cenderung melakukan tindak kekerasan, seperti melukai guru mereka sendiri, apalagi bila mereka gagal dalam ujian masuk universitas, ada anak yang melakukan bunuh diri. Tekanan tersebut juga berdampak positif bila anak berhasil masuk universitas. Status sosial keluarganya menjadi naik dengan sendirinya. Di dalam kehidupan dalam kampus, mereka dapat melakukan kegiatan bermanfaat, seperti kegiatan ekstrakurikuler. Di dalam kegiatan tersebut, anak dapat menemukan identitas diri mereka. Mereka dapat mencurahkan segala ketertarikan mereka akan suatu hal. Selain itu, anak juga dapat melakukan kerja paruh waktu yang hasilnya dapat digunakan untuk membantu orang tua mereka atau untuk bersenang_-senang. Pokok permasalahannya adalah tekanan sosial pada masa sekolah menyebabkan mahasiswa Jepang cenderung lebih merasa bebas dalam menjalani kehidupan kemahasiswaan. Dengan tujuan penulisan untuk mengetahui penyebab mahasiswa Jepang cenderung merasa bebas dari tekanan sosial dan pengaruhnya terhadap kehidupan mahasiswa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanni
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat konflik interpersonal yang dialami oleh karyawan
wanita belum menikah yaitu tuntutan sosial untuk menikah dan hubungannya
dengan tuntutan kerja dan burnout. Penelitian dilakukan pada 1150 karyawan
wanita belum menikah di Jabodetabek dengan rentang usia 25 hingga 35 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan sosial untuk menikah sebagai
stres luar organisasi memperkuat hubungan antara tuntutan pekerjaan dan burnout
dengan persamaan regresi Y = 56,26 + 0,77X + 0,24M + 0,01 XM.

ABSTRACT
This research examine interpersonal conflict that unmarried women have, it is
social pressure to get married and it?s relationship with job demands and burnout.
Data are collected from 1150 unmarried women employee in Jabodetabek in the
age of 25 until 35. Result shows that social pressure to get married has positive
correlation that strengthen the relationship between job demand and burnout with
regression equation Y = 56,26 + 0,77X + 0,24M + 0,01 XM."
2016
S65416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library