Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Ridwan Maksum
"Sebagai wilayah terdepan penyangga DKI Jakarta, Kotamadya Dati II Tangerang mempunyai beberapa fungsi, dan salah satu fungsi terpentingnya adalah sebagai wilayah pemukiman guna menampung sebagian dan kelebihan penduduk DKI Jakarta yang diperkirakan pada tahun 2000 akan berjumlah 23 juta jiwa sedangkan kemampuan maksimalnya adalah 12 juta jiwa. Berdasarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam Daerah Tingkat I Jawa Barat maka wilayah yang diarahkan sebagai wilayah pemukiman di Kotamadya Dati II Tangerang adalah Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Cipondoh. Saat ini pada wilayah-wilayah tersebut telah terdapat beberapa lokasi perumahan. Salah satunya adalah Per umahan Modernland Cipondoh seluas 770 ha yang dibangun oleh pengembang swasta.
Permasalahannya adalah: apakah perumahan yang ada di wilayah Kotamadya Tangerang telah memiliki fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang memadai sesuai dengan yang diamanatkan dalam perundang-undangan yang mengatur penyediaan fasos dan fasum yang harus ada dalam suatu perumahan; apakah fasos dan fasum yang tersedia cukup memadai bagi masyarakat penghuni perumahan.
Untuk itu, penelitian ini berusaha menjawabnya dengan metodologi tertentu. Data dan informasi dikumpulkan dengan mempergunakan berbagai tehnik sekaligus. Penggalian data sekunder merupakan sumber utama dalam studi ini, dan data tersebut akan dianalisis dengan mengg unakan analisis isi (content analysis). Untuk mendukung keakuratan data yang dikumpulkan melalui analisis isi akan digunakan pula mekanisme cross check, melalui wawancara berstruktur dengan pejabat-pejabat daerah, para pemukim, para developer, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dan studi ini dapat disimpulkan beberapa hal tentang penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Tangerang sebagai berikut: (1) Masih berorientasi tata ruang lama yang lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan kota Jakarta; (2) Tata ruang Tangerang kurang dapat menampung tuntutan dan perkembangan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum untuk warganya; (3) Integrasi tata ruang dengan hinterlandnya kurang menjadi orientasi utama; (4) Kurang mengutamakan kualitas dalam mengembangkan fasos dan fasum disaxnping masih sedikit dari sudut kuantitas; (5) Kurang adanya koordinasi antar instansi dalam mengembangkan fasos dan fasurn tersebut; (6) Lemahnya penganggaran mandiri dalam pengelolaan fasos dan fasum; (7) Rendahnya akses masyarakat andil dalam pengelolaan fasos dan fasum.
Adapun saran-sarannya adalah: (1) Pengembangan tata ruang baru ditindaklanjuti dengan action plan yang nyata dengan orientasi perkembangan internal kota Tangerang sendiri disamping hinterland-nya; (2) Integrasi tata ruang dengan Jakarta dilakukan sepanjang dilakukan dengan orientasi masa depan kota Tangerang sendiri; (3) Akomodasi tata ruang terhadap pegelolaan fasos dan fasum perlu ditingkatkan; (4) Kualitas dan kuantitas fasos dan fasum ditingkatkan; (5) Koordinasi antar intansi terkait dalam pengelolaan fasos dan fasum perlu ditingkatkan; (6) Pendanaan yang lebih mengutamakan visi dan mini pengelolaan fasos dan fasum; (7) Dibukanya akses masyarakat terhadap pengelolaan fasos dan fasum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Adjani
"The study aims to see if the presence of the audience, both physical and virtual while doing an easy task impacts individual performance. Participants included 30 university students recruited using the convenience sampling technique and divided into three conditions, namely no audience condition, physical audience condition, and virtual audience condition. Each condition consists of ten participants. Participants were asked to perform a letter inversion task within two minutes. The results showed that participants in both physical and virtual audience conditions felt more observed than participants in the no audience condition. However, there was no significant difference in how observed the participants feel between the physical and virtual conditions while doing the task. Moreover, the expected results of a difference in participants’ performance in the audience conditions as a function of social facilitation was not found in this study. Suggestions for future research are further discussed.

Studi ini bertujuan untuk melihat apakah kehadiran audiens fisik dan virtual saat melakukan tugas yang mudah mempengaruhi performa individu. Partisipan terdiri dari 30 mahasiswa yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan dibagi menjadi tiga kondisi yaitu kondisi tidak ada audiens, kondisi audiens dalam satu ruangan, dan kondisi audiens virtual. Setiap kondisi terdiri dari sepuluh peserta. Peserta diminta untuk membalik dengan benar sebanyak mungkin huruf di tabel dalam waktu dua menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dalam kondisi audiens fisik dan virtual merasa lebih teramati daripada peserta tanpa audiens. Namun demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengamatan peserta terhadap kondisi fisik dan virtual saat mengerjakan tugas. Selain itu, hasil yang diharapkan peserta untuk melihat perbedaan kinerja peserta dalam kedua kondisi audiens menjadi lebih baik dan melihat fasilitasi sosial yang tidak ditemukan dalam penelitian ini. Saran untuk penelitian selanjutnya diulas lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library