Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Sedyastuti
Abstrak :
Krisis moneter yang berkepanjangan telah menyebabkan makin sulitnya ekonomi rakyat terutama dari golongan ekonomi rendah. Untuk mengantisipasi makin rendahnya kualitas pendidikan masyarakatnya, pemerintah bersama dengan Unicef mencoba melakukan suatu gebrakan. Gebrakan tersebut dibentuk dalam suatu kegiatan kampanye pemasaran sosial yang mencoba memotivasi keluarga yang kurang mampu yang memiliki anak usia sekolah (7-15 tahun ) untuk tetap menyekolahkan anaknya. Pelaksanaan kampanye dilakukan dengan dua cara yakni periklanan di media massa dan mobilisasi sosial. Tesis ini mencoba untuk menganalisis perencanaan konsep kreatif khususnya pesan-pesan yang dikembangkan melalui program perikalanan maupun mobilisasi sosial dengan metode evaluasi. Studi evaluasi ini pada dasarnya adalah menggunakan konsep penelitian sosial untuk menilai penyusunan konsep dan desain, implementasi dan manfaat program. Dalam pengumpulan datanya studi ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni dengan melakukan wawancara dengan para tokoh yang terlibat dengan kegiatan tersebut yaitu pihak Unicef. Hotline Adv dan Fortune Adv. Kampanye Pemasaran Sosial Aku Anak Sekolah sebagai suatu kampanye dapat dikatakan kurang fokus dalam perancangan pesan dan penetapan target sasaran. Hal ini disebabkan karena pembatasan problem periklanan dan tujuan kampanye yang kurang tepat. Hal lain adalah penggunaan banyak pesan (versi I dan Versi 11 ) dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama menjadikan program ini kelihatan tidak memiliki suatu persiapan yang matang. Perubahan versi I dan versi it menggambarkan telah terjadi pemborosan untuk biaya produksi film iklan dan penayangan. Waktu yang efektif untuk penayangan sebaiknya dilakukan pada masa liburan sekolah sehingga perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat diharapkan terjadi bulan Juli yaitu pada masa pendaftaran sekolah dan tidak berlarut-larut sampai bulan Januari. Suatu kampanye pemasaran sosial akan berhasil dengan baik jika komunikasi interpersonal berperan. Dalam kampanye ini peran interpersonal digantikan dengan mobilisasi sosial yang lebih difokuskan pada publisitas dan pelayanan di sekolah-sekolah. Peran komunikasi interpersonal diharapkan dapat diperankan oleh para petugas lapangan dalam upaya untuk mendapatkan informasi yang diberikan lewat media massa sehingga perubahan sikap dan tingkah laku atau pemantapan dapat terlaksana.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Mulyana
Abstrak :
Pemasaran sosial untuk program kesehatan telah banyak dilakukan, namun pemasaran sosial tentang program antenatal di Indonesia belum banyak dilakukan. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen yang berlokasi di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat dengan jumlah responden 122 ibu hamil melalui total sampling, Daerah intervensi adalah Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Cikajang sebagai daerah kontrol dengan jumlah responden masing-masing 61 ibu hamil. Intervensi yang dilakukan adalah Pemasaran Sosial program antenatal dengan sasaran primer ibu hamil dan sasaran snit-under; suami, mertua, kader Posyandu, dukun beranak dan ulama. Uji t pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah Pemasaran Sosial menunjukan adanya peningkatan yang bermakna dengan p = 0,0001. Uji t peningkatan pengetahuan antenatal dan sikap pelayanan antenatal antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna dengan p = 0,0001. Selain itu peningkatan pengetahuan antenatal berpengaruh terhadap peningkatan sikap pelayanan antenatal dan memiliki hubungan yang bermakna dengan p 0,000001. Pada kelompok intervensi setelah dilakukan Pemasaran Sosial antenatal terjadi perilaku pemeriksaan antenatal dengan nilai rata-rata 3,5 kali sedangkan kelompok kontrol nilai rata-rata 1,9 dan berdasarkan uji t terdapat perbedaan yang bcrmakna dengan p=0,0001. Untuk mcngetahui variabel-variabel yang berpcngaruh terhadap terjadinya perilaku dilakukan uji Regresi Logistic, dan diperoich hasil bahwa variabel daerah intervensi berhubungan bcrmakna dengan perilaku pemeriksaan antenatal (p<0,05) sedangkan variabel lain; pcngctahuan antenatal, sikap terhadap pelayanan antenatal, pekerjaan suami dan umur responden tidak memberikan efek terhadap perilaku pemeriksaan antenatal (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa Pemasaran Sosial antenatal dapat meningkatkan pengetahuan antenatal, meningkatkan sikap terhadap pelayanan antenatal dan mendorong terjadinya perilaku pemeriksaan antenatal. Pendekatan Pemasaran Sosial antenatal sangat efektifuntuk meningkatkan pengetahuan antenatal dan sikap terhadap pelayanan antenatal, juga memberikan dampak terhadap perilaku pemeriksaan antenatal, Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang peranan kelompok sekunder terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku antenatal serta unsur kelompok sekunder yang paling dominan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang antenatal serta terjadinya perubahan perilaku antenatal.
Operational Research of Antenatal Check in Posyandu by using Social Marketing Strategy in Garut Regency, West-JavaSocial marketing for health program has been conducted many times, but special social marketing for antenatal program in Indonesia has not been conducted as many as for health program. This research used quasi-exsperiment design, located in Garut Regency West-lava Province with 122 pregnant mothers as total sample. Intervention area was Kadungora Health Centre and Cikajang Health Center was control area, each 61 pregnant mother as respondents. Intervention held was social marketing about antenatal program with pregnant mothers as the primary target and the secondary target was husband, father/mother in law, Posyandu caller, traditional birth attendant and religious leader. The t-test of knowledge and attitude about antenatal care in intervention group, before and after social marketing, showed that there was significant increase with p-0,0001. The t-test konwledge and attitude increase , between intervention and control group, showed that there was a significant difference with p = 0,0001. Besides that, the increase of antenatal knowledge influenced the increase of attitude about antenatal care and there was a significant relationship berween knowledge and attitude about antenatal (p=0,000001). In intervention group, after social marketing had been conducted, there was 3,5 times for antenatal check practice compare to control group which was only 1,9 times. Based on the t-test, there was a significant difference (p = 0,0001). To understand the variables influenced practice, logistic regression analysis was used, and the result was that intervention area variable related significantly with the practice on antenatal check (p<0,05) while the other variables like knowledge, attitude, husband's occupation and respondent age did not influence the practice of antenatal check (p>0,05), It can be concluded that social marketing about antenatal can increase knowledge, attitude and motivate antenatal check. Antenatal social marketing approach is very effective to increase knowledge and attitude about antenatal, also influences practise about antenatal. Further research about the role of secondary group is needed to increase knowledge, attitude and practice about antenatal and to understand the secondary group element which is very dominant in increasing knowledge, attitude and practice about antenatal.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widjanarty
Abstrak :
Indonesia kini menghadapi tingkat epidemi HIV/AIDS yang sangat tinggi di Asia. Pencegahan paling efektif adalah pemakaian kondom secara konsisten. Departemen Kesehatan meluncurkan program sosialisasi kondom beberapa tahun yang lalu namun faktor budaya diakui menjadi kendala utama sehingga program tersebut tidak efektif. Akhirnya program ini di-outsource-kan kepada DKT, sebuah organisasi non profit yang berbasis di Amerika Serikat, untuk dilanjutkan. Sejak beroperasi tahun 1996, DKT Indonesia telah berhasil memperluas pasar kondom melalui program pemasaran sosial yang komponen utamanya adalah perubahan perilaku. Meluasnya pasar kondom dalam konteks ini berarti bahwa kondom dapat diakses secara luas dalam masyarakat umum maupun khalayak konsumen yang dituju. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mengkaji penerapan pemasaran sosial yang dilakukan oleh DKT Indonesia dalam mengubah perilaku khalayak konsumen guna memperluas pasar kondom dan mengkaji strateginya dalam menanggapi tantangan budaya yang dihadapinya dalam merubah perilaku guna memperluas pasar kondom. Berdasarkan sifat dari tujuan penelitian ini, yaitu mengkaji proses pemasaran sosial, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, termasuk browsing terhadap sejumlah situs internet, dan kliping koran. untuk mendapatkan data primer penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara dengan pihak-pihak terkait dari DKT Indonesia yaitu Country Director, Communication Manager dan Safes & Distribution Advisor. Keberhasilan DKT terletak pada strategi aplikasi bauran pemasaran komersil yang dipadukan dengan beberapa bauran pemasaran sosial, serta kekuatan distribusi non-konvensionalnya yang berhasil menjangkau khalayak konsumen yang tidak terjangkau oleh jalur distribusi resmi. Kegiatan kampanye perubahan sosial dilakukan dengan bekerjasama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tersebar di seluruh Indonesia, melakukan koordinasi dengan lembaga nasional dan asing yang bergerak dalam bidang yang sama, serta penerapan harga yang berpatokan pada pendapatan khalayak konsumen yang dituju. Strategi ini berhasil memperluas pasar kondom. Tetapi Survei Surveilans Perilaku yang dilakukan oleh Depkes dan BPS membuktikan bahwa tingkat perubahan perilaku, terutama pada kelompok yang berisiko masih belum memenuhi harapan sebagaimana ditargetkan dalam program pemasaran DKT. Tantangan budaya dan kesadaran yang rendah dalam khalayak konsumen yang telah ditanggapi dengan menggiatkan kegiatan kampanye sosial dan pendekatan personal oleh task force yang direkrut bersama dengan LSM masih perlu ditingkatkan lagi. DKT Indonesia perlu mengkaji kembali aplikasi pemasaran sosialnya dengan mempertimbangkan penerapan bauran politics dan policy guna memperkuat dukungan makro bagi programnya.
Indonesia is facing a crisis of concentrated HIV/AIDS epidemic at the highest level in Asia. The most effective prevention, consistent condom use, has been practiced worldwide and Indonesian Ministry of Health had initiated condom socialization programs couples of years ago with least success. The main impeding factor appeared to be cultural barriers, which adversely affected the program success. The government out sources the program to DKT, a non-profit organization based in the United States to take over the effort. Since its operation in Indonesia in 1996, the organization, assuming local name DKT Indonesia has been successfully expanding condoms' market through a social marketing program. The main component is behavior change. Expanded condoms' market means that everybody can access the product with ease. The objective of this thesis was to analyze DKT Indonesia's Social Marketing Implementation in changing behavior and expanding condoms' market, and to review its strategies in addressing the very cultural challenges in making those happen. Given such nature, for the objective of this thesis, the writer used qualitative approach. Secondary data was obtained through desk research, including browsing of a number of articles from the internet, and newspaper clipping. The primary data for the study was obtained from interviews with key persons of the organization in question namely the Country Director, Communication Manager and Sales & Distribution Advisor. The research proved that DKT's success lies on its strategies for applying the commercial marketing mix, combined with social marketing mix, strengthening the non-conventional distribution channel that managed to reach the unreachable. This turned to be fruitful. Condoms' market expanded. Social change campaign activities were matters of sustaining and expanding cooperation and coordination with Hugh number of NGOs nation-wide, maintaining coordination with foreign institutions that share the same concern, and consumers-based pricing. The strategies turned out to be effective in expanding condoms market. However, the Behavioral Surveillance Survey conducted by the Ministry of Health in cooperation with the National Bureau of Statistics and with the support of donors revealed that expected behaviors have not been fully adopted by target consumers of the Social Marketing Program. Cultural challenge and public low perception of risk have been addressed by promoting social campaign. At the same time, personal approach by task forces which have been recruited with focal NGOs need to be prioritized and intensified. On top of that, DKT as a social agent needs to review its social marketing application, with the inclusion of politics and policy in the marketing mix to gain macro-level support to the whole program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Shita Listya Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Pemasaran sosial adalah suatu strategi menyampaikan suatu produk sosial kepada masyarakat yang ditujukan untuk menghasilkan perubahan menuju pemahaman yang lebih baik mengenai suatu masaiah, sehingga mendorong tindakan yang diharapkan, dan memotivasi masyarakat untuk mengadopsinya sebagal suatu perilaku yang baru. Produk soslal tersebut biasanya merupakan solusi dari suatu permasalahan sosial, dan memenuhi needs and wants dari masyarakat.

Namun, pelaksanaan pemasaran sosial tidak mudah, dan sering menghadapi berbagal kendala dan tantangan. Penulis menerapkan pendekatan pemasaran sosial di dalam kampanye ?Kepedulian AIDS? yang dilakukan Yayasan Peita IImu (YPI) untuk mengidentifikasi kendala dan tantangan yang dihadapinya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan dua jenis metode penelitian, yaitu penelitian kepustakaan, dan penelitian lapangan.

AIDS adalah suatu penyakit yang fatal, belum ada obatnya, namun Sebenarnya dapat dicegah. Pencegahannya hanya dimungkinkan jika masyarakat memiliki informasi yang benar mengenal HIV/AIDS. Oleh karena itu, YPI memasarkan ?Kepedulian AIDS? sebagal suatu produk sosial.

Setelah melakukan analisis dan evaluasi, penulis menarlk kesimpulan Bahwa YPI telah berupaya menjalankan manajemen pemasaran soslal dengan penulis menemukan beberapa kendala YPI, misalnya keterbatasan dana dan sumber daya manusia, pernyataan misi yang kurang jelas, tidak menetapkan tujuan organisasi yang konkrit, dan sebagainya. Selain itu, YPI menemui tantangan birokratis dari Pemerintah, serta sikap diskriminatif dari masyarakat.

Mengingat semakin mendesaknya kebutuhan untuk membagikan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat, maka penulis memberi saran agar YPI membuat suatu pemyataan misi yang jelas, serta tujuan organisasi yang terarah; melakukan analisa SWOT yang komprehensif; mengupayakan efisiensi melakukan promosi yang Iebih gencar melalui sarana yang memungkinkan melaksanakan riset secara Iebih mendalam; meningkatkan hubungan komitmen dan jangka-panjang dengan pihak-pihak yang terkait dengan YPI; mendayagunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi kendala; Serta proaktif menyiapkan alternatif strategi untuk menghadapi tantangan Eksternal.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amida Syafa`ati
Abstrak :
Perusakan habitat hutan, pengalihan fungsi hutan yang berlebihan serta penangkapan dan penjualan ilegal satwa liar membuat semakin banyaknya satwa di Indonesia yang terancam punah atau bahkan benar-benar punah. Edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pelestarian satwa liar rnemainkan peranan panting dalam pelestarian satwa liar. Pusat Primata Schmutzer yang merupakan pusat konservasi primata dengan tujuan perlindungan dan pelestarian primata Indonesia, juga berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih menghargai dan peduli pada keindahan satwa liar Indonesia. Penelitian ini mencoba mengevaluasi program pemasaran sosial yang telah dilakukan Pusat Primata Schmutzer dalam menyampaikan informasi tentang satwa primata, memperkenalkan konsep keberadaan Pusat Primata Schmutzer yang lebih dari sekedar zoo tetapi lebih mengutamakan kesejahteraan serta konservasi satwa primata, serta upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian satwa primata. Outcome evaluation dengan mengukur peningkatan knowledge serta perubahan attitude dilakukan untuk menilai efektivitas program komunikasi Pusat Primata Schmutzer kepada pengunjung umum. Melalui perbandingan hasil kuesioner dari sampel pengunjung umum untuk mengukur knowledge dan attitude sebelum dan sesudah berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, penelitian ini menunjukkan bahwa program komunikasi yang dilakukan oleh Pusat Primata Schmutzcr mempunyai kontribusi dalam meningkatkan knowledge pengunjung dewasa maupun anak-anak. Peningkatan knowledge diharapkan akan mendorong perubahan sikap pengunjung Pusat Primata Schmutzer agar lebih menghargai pelestarian satwa primata bahkan lebih jauh diharapkan mendorong mereka untuk turut berperan serta dalam upaya konservasi satwa primata serta satwa liar lainnya. Dari hasil penelitian ternyata tidak terjadi perubahan attitude yang signifikan pada responden pengunjung dewasa. Attitude mereka sebetulnya sudah cukup positif, mereka bisa menerima konsep kesejahteraan dan konservasi satwa serta edukasi bagi pengunjung yang menjadi perhatian utama Pusat Primata Schmutzer, termasuk juga menerima dengan baik peraturan yang diterapkan bagi pengunjung serta sikap yang positif terhadap upaya pelestarian satwa primata. Tetapi masih ada beberapa hal yang perlu upaya untuk lebih ditingkatkan serta sate attitude yaitu pemanfaatan satwa primata untuk atraksi hiburan yang ternyata masih negatif tidak seperti apa yang diharapkan. Sementara itu untuk responden anak-anak, terjadi perubahan attitude setelah mereka berkunjung ke Pusat Primata Schmutzer, tetapi terbatas hanya pada beberapa hal saja seperti sikap terhadap peraturan dan edukasi tentang satwa primata di Pusat Primata Schmutzer, serta sikap untuk menjadi bagian dari upaya penyelamatan alarm Tetapi masih terdapat beberapa attitude yang masih lemah dan perlu upaya agar lebih positif serta attitude terhadap pemanfaatan satwa primata untuk atraksi hiburan yang masih negatif. PPS perlu mengupayakan perbaikan penyampaian inforinasi kepada pengunjung dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah, dengan melakukan perbaikan pesan di papan informasi atau perubikan inforrnasi di area binatang yang lebih fokus, sederhana, menarik, informatif sehingga mudah dimengerti oleh pengunjung dengan berbagai tingkat pendidikan. Selain itu diperlukan guidance untuk penyampaian informasi kepada anakanak yang dilakukan melalui program kunjungan sekolah. PPS sebaiknya juga lebih mempromosikan kegiatan seperti Kuliah Primata atau Program Sahabat Primata agar peningkatan knowledge pengunjung tidak hanya bersifat sementara. Untuk mendorong perubahan attitude, PPS dapat menyampaikan pesan yang mengarahkan pada attitude yang spesifik, pesan yang cukup kuat dan lebih fokus untuk membawa perubahan attitude. Selain itu juga memberikan informasi yang menyampaikan akibat atau hasil yang dirasakan bila manusia melestarikan satwa primata. Alternatif yang lain adalah dengan animal show tetapi tanpa mengeksploitir satwa primata. Pusat Primata Schmutzer perlu melakukan upaya yang terns menerus untuk mempengaruhi attitude bahkan diharapkan mampu mengubah behavior pengunjung terhadap pelestarian satwa primata. Kenyataan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke Pusat Primata Schmutzer dengan tujuan berekreasi, sedikit dari mereka yang sengaja datang untuk mendapatkan informasi dan pesan tentang konservasi, maka menjadi tantangan bagi Pusat Primata Schmutzer untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung yang dikemas dalam suasana hiburan dan rekreasi. Pemanfaatan berbagai media konwnikasi hendaknya dilakukan dengan lebih baik, dengan pesan yang lebih fokus, lebih menarik perhatian, pesan yang informatif bagi target adopter, sehingga mudah dipahami dan mampu mendorong perubahan sikap bahkan perilaku pengunjung PPS agar mereka lebih berperan dalam pelestarian satwa primata, bahkan diharapkan juga pelestarian satwa liar lainnya, serta pelestarian habitat mereka.
Destruction of forest habitat, conversion of forest function, hunting and illegal wildlife trade make more and more Indonesia's wildlife threatened with extinction or even totally disappeared. Education and public awareness can play an important role in conservation of wildlife. Schmutzer Primate Centre is a primate conservation center that aim to protect and conserve Indonesia's primate. Schmutzer Primate Center also would help to teach people to appreciate and care for the beautiful of Indonesia's wildlife. This study aims to evaluate the effectiveness of Schmutzer Primate Centre social marketing program to give information to the visitor about primate, introducing the concept of Schmutzer Primate Centre which more than a zoo but give priority to animal welfare and conservation, and also strive to increase public awareness of primate conservation. Outcome evaluation to measure increase in knowledge and change in attitude conducted to assess the communication program effectiveness of Schmutzer Primate Centre. Through comparing responses to questionnaires from pre- and post-visit samples, this study found that communication program has contribution in improving knowledge of adult visitors and children visitors. This increase in knowledge is expected encourage visitors to change their attitude to be more respectful of primate conservation and also expected encourage them to be the part of primate conservation and other wildlife conservation effort. In relation to attitude change, no significant changes were found in the attitudes of post-visit adult respondents as a result of communication program in the centre. Respondents had positive attitudes toward animal welfare and wildlife conservation in Schmutzer Primate Centre; they can accept the rule for the visitor in the centre, and positive attitudes toward primate conservation. But there are some matters which need effort to improve and respondents also hold a negative attitude towards exploiting primate for entertainment. This study found that attitude change did occur in children respondents as a result of communication program in Schmutzer Primate Centre, but limited to some matters. The program was effective in changing attitudes in post-visit children respondents relating to the rule for visitor in the centre, education about primate in the centre, and attitude towards the effort to save the environment. But the children also hold some negative attitudes and still need some efforts to change those attitudes, and one negative attitude towards exploiting primate for entertainment. Schmutzer Primate Centre needs to improve delivering effective message to visitors with low education level. Messages that presented in information board or in animal area should be focused, simple, attractive, clear, so that is easy to understood by visitors in any level of education. Schmutzer Primate Centre should also provide guidance program to deliver information to the children that can be done is zoo visit of school group. It is also recommended that Schmutzer Primate Centre need to promote the activities like Kuliah Primata or Sahabat Primata Program. Schmutzer Primate Centre needs to direct their interpretive messages toward changing specific attitudes. The messages should be strong and focused to bring about the desired changes in attitudes. In addition, it needs to give information about the impact if we save the primate. Other alternative is the use of animal show without exploit them can provide educational experiences to the visitors. It is recommended that Schmutzer Primate Centre need to do a continuous effort to influence people's attitude and behavior toward primate conservation. People come to Schmutzer Primate Centre for recreation and few of them come to be educated or to get information about conservation. It is Schmutzer Primate Center?s challenge, then, to provide them with educational experiences that are founded in entertainment. Schmutzer Primate Centre should utilize various communication media to deliver educational message to the visitors so it can improve people's conservation knowledge, enhanced environmental attitudes, and become part of the movement to save our natural heritage.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Esrom
Abstrak :
Pertanian Indonesia menghadapi berbagai problema yang cukup mengkhawatirkan, salah satunya adalah menurunnya minat kaum muda pedesaan untuk menekuni pertanian. Kaum muda menganggap pertanian identik dengan keterbelakangan, kekumuhan, kemiskinan, dan berbagai pencitraan negatif dan atribut inferior lainnya. Pada sisi lain, mayoritas petani terutama di Pulau Jawa sudah berusia tua di atas 50 tahun. Mayoritas rumahtangga petani hanya memiliki lahan di bawah 0,5 ha. Regenerasi pertanian perlu dilakukan dengan Cara melakukan pemasaran sosial pertanian bagi kaum muda pedesaan. Metode pertanian yang dipasarkan adalah pertanian alamiah yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa. Metode ini membuat biaya produksi pertanian lebih murah dibandingkan pupuk dan pestisida. Pertanian alamiah juga produktif di lahan sempit. Pertanian alamiah mempunyai keunggulan untuk dipasarkan dan diadopsi. Tulisan ini meneliti kelompok petani di Desa Paseh, Kecamatan Banjarmangu, Kabupateri Banjarnegara, Jawa Tengah. Kelompok petani ini sudah memulai mempraktikkan pertanian alamiah. Berdasarkan hasil penelitian itu, penulis merancang strategi pemasaran sosial yang dikombinasikan dengan strategi pengembangan komunitas (community development- CD) dan kewirausahaan bagi generasi muda pedesaan. Pertanian alamiah ini merupakan inovasi yang praktis, murah, produktivitas tinggi, ramah lingkungan, dan dapat diterapkan pada usaha petemakan, perikanan, dan tanaman. Dengan menggabungkan usaha pertanian alamiah dan kewirausahaan, kaum muda diharapkan tertarik menekuni dan memulai usaha bisnis pertaniannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan strategi social marketing, baik upstream maupun downstream, untuk mendorong upaya reformasi sepak bola Indonesia menjadi sepak bola industry. Penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan kerangka konsep kondisi memadai, keadaan pemicu, motivasi sosial, aksi perubahan (social marketing), dan perubahan sosial. Hasil penelitian menyarankan bahwa hanya strategi social marketing yang baik saja tidak cukup; harus ada dukungan dari pengadaan kondisi memadai, keadaan pemicu, dan motivasi sosial untuk dapat melakukan reformasi sepak bola Indonesia dan mencapai sepak bola industri yang berkesinambungan. ......The focus of this study is to recognize the utilization of social marketing strategy, both upstream and downstream, in the effort of Indonesia?s football reformation towards professional football industry. This is a qualitative research with following framework: enabling conditions, precipitating circumstances, societal motivations, actions (social marketing), and social change. The finding of this research reveals that a good social marketing strategy alone is not enough. There should be a great amount of support from enabling conditions, precipitating circumstances, and societal motivations to be able to do reformation in football and to achieve a sustainable professional football industry.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevi Larasati
Abstrak :
Pada era web 2.0, penggunaan internet berkembang pesat dibandingkan web 1.0. Perubahan ini mengacu kepada cara berkomunikasi pengguna internet yang tadinya dari satu sumber ke banyak pengguna berubah menjadi dari banyak sumber ke banyak pengguna. Perubahan ini mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pengguna dan pengembang aplikasi internet sampai lahirnya social media. Hal ini dibarengi dengan kemajuan teknologi komunikasi seperti seperangkat yang mendukung untuk mengakses social media. Sehingga pengguna social media merasa dapat melakukan aktivitas sosial tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Temuan ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, salah satunya adalah pemasaran. Oleh karena itu, munculah bidang disiplin ilmu baru yaitu social media marketing. Pengguna social media, dari mulai individu, UKM, sampai ke perusahaan-perusahaan besar menerapkan pemasaran melalui social media. Salah satu perusahaan, KASKUS, juga menerapkan social media marketing pada strategi komunikasi pemasaran nya. Sebagai situs jejaring sosial, KASKUS menggunakan jejaring lainnya yang terintegrasi dengan situs KASKUS, www.kaskus.co.id, sebagai salah satu strategi menghadapi semakin banyaknya pesaing di dunia jejaring sosial. Penerapan social media marketing ini digunakan KASKUS dengan harapan www.kaskus.co.id mampu bertahan menjadi market leader dalam bisnis situs jejaring sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan evaluasi proses sebuah studi kasus. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media marketing merupakan sarana komunikasi pemasaran yang cukup efektif khususnya dalam mencapai objectives yang telah ditentukan KASKUS. Hal ini berhubungan dengan teori New Wave Marketing beserta elemen-elemen social media marketing. ......In web 2.0 era, Internet usage activity improving from web 1.0. This improvement is changing the way of internet user to communicate, from one to many become many to many communication. This change have a significant impact for internet users and software developer. And finally social media is born. This improvement is following by technology of communication which is commnication device can be use for social media. There is no limitation to communicate using social media. Social media can be use for any dicipline science, one of them is marketing science. From that, social media marketing is born as new dicipline science. Social media users doing a marketing using social media marketing, starts from individual to big company. One of the company, KASKUS, also doing a social media marketing as its marketing communication strategy. As a social media networking, KASKUS use other social media integrated into www.kaskus.co.id, as one of their strategy to face the increasing number of competitors in social media networking, with so, www.kaskus.co.id could survive as a market leader. The study was conducted with qualitative methods using a case study evaluation process. Research shows that social media marketing is an effective tools to reach the objectives that has been determined by KASKUS. This is related to the theory of the New Wave Marketing and also the elements of social media marketing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T34803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Lukman Hakim
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh pendekatan rasa takut (rendah, sedang, tinggi) dan kesesuaian isi pesan terhadap budaya (dimensi individualis dan kolektifis), dan pengaruh terhadap penerimaan pesan dan kepatuhan perilaku peringatan kesehatan di bungkus rokok. Penelitian ini menggunakan pola faktorial 2 x 3, dengan menggunakan pola eksperimen dalam pengumpulan data. Peneliti mengumpulkan data dari mahasiswa sarjana Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia sebagai sampel untuk mewakili anak muda di Indonesia sebagai objek penelitian. Penelitian menggunakan konsep model U terbalik yang menggambarkan hubungan rasa takut dan kepatuhan perilaku dan meningkatkan penerimaan dan kepatuhan terhadap isi pesan yang berhubungan dengan budaya (dimensi individualis dan kolektifis). Hasil penelitian menunjukan bahwa model U terbalik terbukti sesuai dengan data empiris, tetapi tidak membuktikan peningkatan keefektifan penerimaan pesan dan kepatuhan perilaku. Walaupun pengaruh hubungan pesan terhadap budaya tidak terbukti, penemuan yang menarik di penelitian ini adalah data empiris menunjukan bahwa ada efek interaksi antara penggunaan rasa takut dan kesesuaian isi pesan dengan budaya. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan untuk kampanye pemasaran sosial yang efektif yang ditujukan untuk anak muda di Indonesia dengan menggunakan interaksi antara ketakutan dan kesesuaian pesan dengan budaya.
ABSTRACT
The purpose of this study is to investigate the effects of fear appeal (low, mild, and high) and message content congruency to culture (individualism and collectivism dimension), and its effect to message acceptance and behavioral compliance of health warnings in cigarette packages. The research is a 2 times 3 factorial design, using design experiment as a means of collecting data. The research collects cross sectional data, using bachelor students of economics faculty in the University of Indonesia as a sample to represent young people in Indonesia as a research object. The conceptual model uses inverted U shaped relationship between fear appeal and behavioral compliance and increased acceptance and compliance for congruent message content to culture (individualism and collectivism dimensions). The result shows that the inverted U model is proven by the empirical data, but the message congruency does not contribute to the increased effectiveness of message acceptance and behavioral compliance. Although the effect of message congruency to culture is not proven by the data, the most interesting finding of the research is how the empirical data shows that there is an interaction effect between the use of fear appeal and congruency of message content to culture. The findings from this research can be used for effective social marketing campaigns, aimed at young people in Indonesia, through the use of interaction of fear appeal and message congruency to culture.
2013
T35819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzul`afifah Arifin
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini membahas strategi pemasaran sosial yang diterapkan oleh Yayasan DeTara dalam melaksanakan pendidikan lingkungan. Pendekatan penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan jenis deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang digunakan oleh Yayasan DeTara dalam memasarkan produk pendidikan lingkungannya adalah melalui strategi dalam pengembangan produk, media promosi, membangun kemitraan dengan stakeholder terkait, mengembangkan personil di internal organisasi, menentukan tempat dan target adopter berdasarkan visi organisasi, menentukan harga Berdasarkan perencanaan biaya operasional kegiatan, dan membuat presentasi produk sebagai pendukung kegiatan dengan bahan ramah lingkungan. Namun demikian, strategi pemasaran sosial dalam kegiatan pendidikan lingkungan oleh Yayasan DeTara digunakan sebagai pendekatan langsung kepada penerima manfaat atau target sasaran, dan juga merupakan digambarkan sebagai pendekatan strategi secara tidak langsung terhadap keberlangsungan lembaga. Yayasan DeTara juga menemukan hambatan. Hambatan tersebut datang dari internal organisasi berupa kekurangan sumberdaya baik manusia maupun materi. Selain itu, Hambatan dari eksternal organisasi juga muncul yaitu adanya konflik kepentingan antar lembaga. Agar pelaksanaan pemasaran sosial yang dilakukan efektif, maka diharapkan Yayasan DeTara dapat lebih merinci bentuk segmentasi target adopter lebih spesifik.
ABSTRACT
The focus of this research is to describe implementation of social marketing strategy in environmental education by DeTara Foundation.This researsch uses a qualitative approach with descriptive type. The result shows that the strategy impelemented by DeTara Foundation are produk development, media promotions, build a partenership with related stakeholder, perseonnel developement in internal orgaization, focusing target adopter based on vision of organization, determining price of product based on operational budget estimation, provide a material presentation from environmental product. However, through this research, the social marketing stragety on environmental education used as direct approach towards beneficieries target and give indirect impact to sustainability of institution itself. In implementation of social marketing, DeTara Foundation also facing some challenges which came from internal and external organization. In order to make an effective implementation of social marketing, DeTara Foundation suggested to maximilize the fungtion of communication between related stakeholder and arrange a specific target adopter based on organization vision;The focus of this research is to describe implementation of social marketing strategy in environmental education by DeTara Foundation.This researsch uses a qualitative approach with descriptive type. The result shows that the strategy impelemented by DeTara Foundation are produk development, media promotions, build a partenership with related stakeholder, perseonnel developement in internal orgaization, focusing target adopter based on vision of organization, determining price of product based on operational budget estimation, provide a material presentation from environmental product. However, through this research, the social marketing stragety on environmental education used as direct approach towards beneficieries target and give indirect impact to sustainability of institution itself. In implementation of social marketing, DeTara Foundation also facing some challenges which came from internal and external organization. In order to make an effective implementation of social marketing, DeTara Foundation suggested to maximilize the fungtion of communication between related stakeholder and arrange a specific target adopter based on organization vision, The focus of this research is to describe implementation of social marketing strategy in environmental education by DeTara Foundation.This researsch uses a qualitative approach with descriptive type. The result shows that the strategy impelemented by DeTara Foundation are produk development, media promotions, build a partenership with related stakeholder, perseonnel developement in internal orgaization, focusing target adopter based on vision of organization, determining price of product based on operational budget estimation, provide a material presentation from environmental product. However, through this research, the social marketing stragety on environmental education used as direct approach towards beneficieries target and give indirect impact to sustainability of institution itself. In implementation of social marketing, DeTara Foundation also facing some challenges which came from internal and external organization. In order to make an effective implementation of social marketing, DeTara Foundation suggested to maximilize the fungtion of communication between related stakeholder and arrange a specific target adopter based on organization vision]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>