Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shavira Sekar Narindrani
Abstrak :
Kepuasan hidup merupakan salah satu variabel penting yang dapat memengaruhi banyak faktor dalam tahapan perkembangan remaja. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kepuasan hidup adalah hubungan dengan saudara kandung. Hubungan saudara kandung dianggap krusial dalam tahap perkembangan remaja meskipun masih terabaikan dalam penelitian dan praktik psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara siblings relationship (affection, hostility dan rivalry) dengan kepuasan hidup remaja awal. Peneliti juga ingin melihat hubungan antara data demografis yang terkait dengan siblings relationship yaitu birth order dan jarak usia. Responden penelitian terdiri dari 102 remaja awal berusia 10-15 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Siblings Relationship Inventory dan Satisfaction with Life Scale adapted for Children. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang positif antara dimensi affection dan hostility dengan kepuasan hidup remaja awal namun tidak terdapat hubungan pada dimensi rivalry. Peneliti menemukan birth order hanya memiliki hubungan dengan dimensi rivalry dan tidak ada hubungan dengan dimensi affection dan hostility. Peneliti tidak menemukan hubungan antara jarak usia dengan seluruh dimensi siblings relationship. ......Life satisfaction is one of the important variables that can influence many factors in the stages of adolescent development. One of the factors that can affect life satisfaction is the relationship with siblings. Sibling relationships are considered crucial in the developmental stage of adolescence although they are still neglected in psychological research and practice. This study aims to determine the relationship between siblings relationship (affection, hostility and rivalry) and life satisfaction in early adolescents. Researchers also want to see the relationship between demographic data related to siblings relationships (birth order and age gap). Respondents consisted of 102 early adolescents aged 10-15 years. The measuring instruments used are Siblings Relationship Inventory and Satisfaction with Life Scale adapted for Children. The result of simple regression analysis shows that there is a significant positive relationship between the dimensions of affection and hostility with life satisfaction in early adolescents, but there is no relationship in the dimension of rivalry. Researcher found that birth order only had a relationship with siblings rivalry and no relation with siblings hostility and rivalry. Researcher did not find any relationship between age gap and every dimension in siblings relationship.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Lince
Abstrak :
ABSTRAK
Saudara kandung (sibling) dari anak penyandang disabilitas fisik dan atau intelektual merupakan anak yang rentan terhadap berbagai masalah baik fisik, psikis maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman sibling dari anak penyandang disabilitas fisik dan atau intelektual. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, jumlah partisipan 8 orang, usia 9-23 tahun. Analisis data menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan enam tema penelitian yaitu: 1) Mengenal kecacatan yang dialami saudara kandungnya, 2) penerimaan sibling terhadap kecacatan saudara kandungnya, 3) sibling sebagai pengasuh saudara kandungnya yang cacat, 4) hubungan keseharian sibling dan saudara kandungnya, 5) respon lingkungan terhadap sibling dan kecacatan saudara kandungnya, 6) harapan sibling terhadap saudara kandungnya yang cacat. Pengalaman sibling merupakan bagian penting dan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan asuhan yang berpusat pada keluarga. Berdasarkan temuan tema pada penelitian ini perawat diharapkan dapat meningkatkan asuhan yang berpusat pada keluarga dengan melibatkan orang tua secara penuh, termasuk sibling
ABSTRACT
Siblings of children with physical and/ or intellectual disabilities are children are susceptible to a variety of problems, either physical, psychological or social. The purpose of this study is to explore in depth experience sibling of a child with disabilities or physical and intellectual. Fenomology a qualitative research approach, the number of participants 8 people, age range 9-23 years. Analysis of the data using Colaizzi method and produces six research themes are: 1) Know the disability experienced by siblings, 2) acceptance sibling against sibling disability, 3) sibling as caregiver siblings with disabilities, 4) and sibling relationships siblings daily, 5 ) response to the environment and disability sibling, 6) expectation disabled sibling against sibling. Sibling experience is an important part that can be used as a reference for family-centered care. Based on the findings of this research theme in nurse
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fasya Farah Hernawan
Abstrak :
Penelitian ini mengenai remaja yang memiliki saudara kandung penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Latarbelakangnya karena kehadiran anak penyandang ASD dalam keluarga umumya menjadi fokus perhatian dari orang tua, dibandingkan saudara kandungnya yang memasuki masa remaja dan sedang mengalami perubahan besar-besaran dalam kehidupan yang sebenarnya membutuhkan perhatian besar. Menjadi penting untuk meneliti bagaimana resiliensi, sebagai kemampuan remaja mengelola kesulitan atau stress, pada remaja yang memiliki saudara kandung penyandang ASD agar menjadi jelas dan tidak terabaikan pemenuhan hak-hak asasi dan kebutuhan mereka. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini dilaksanakan pada September 2022 sampai dengan Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara bersama empat informan yang merupakan saudara kandung dari siswa di Lembaga Bimbingan Individu Autistik Lentera Asa dan tiga orang tua serta observasi di rumah masing-masing informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah yang dialami oleh semua informan adalah munculnya emosi sebagai remaja dan tanggung jawab atas saudara kandung penyandang ASD. Sementara itu, masalah lain yang juga dialami meliputi perbedaan perlakuan dari orang tua, relasi yang terbatas dengan lingkungan, juga remaja merasa tidak nyaman karena penyandang ASD sedang dalam masa perkembangan seksual. Remaja informan yang paling sedikit mengalami masalah adalah informan H yang jarak usianya paling jauh dengan saudara kandung penyandang ASD. Dari tujuh dimensi resiliensi, semua informan berkembang dengan relatif baik pada dimensi regulasi emosi, analisis kausal, dan empati. Lalu, dimensi pengendalian impuls masih harus dikembangkan pada informan F. Sementara itu, informan Z masih harus mengembangkan kemampuan resiliensi dalam dimensi optimisme, efikasi diri, dan reaching out. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa rekomendasi yang meliputi (1.) Untuk Lembaga Bimbingan Individu Autistik Lentera Asa, dapat menjadi referensi untuk melanjutkan program Sibling & support system hingga pada tahap implementasi dan menjadi landasan topik dalam forum tahunan orang tua murid; (2.) Untuk remaja yang memiliki saudara kandung penyandang ASD, sebaiknya mengembangkan resiliensi pada diri masing-masing dengan cara memperdalam informasi akan materi terkait melalui berbagai sumber, bergabung dengan komunitas pendukung, juga meminta bantuan ketika melakukan hal-hal yang berisiko negatif; (3.) Untuk orang tua, sebaiknya membantu remaja mengembangkan resiliensinya dengan mendekatkan diri, mempelajari isu-isu keluarga dengan ASD, serta membantu remaja mengakses bantuan professional jika diperlukan; dan (4.) Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti terkait sumber resiliensi keluarga penyandang ASD dan meneliti juga terkait dampak perkembangan seksual penyandang ASD terhadap anggota keluarga lainnya. ......This study discusses the problems experienced by adolescents who have siblings with Autism Spectrum Disorder (ASD). This research is motivated by conditions where the presence of children with ASD in the family is the focus of attention from parents. On the other hand, when siblings enter their teenage years, they are also going through major life changes that require big attention. In this case, resilience as the ability of adolescents to manage adversity or stress becomes very important. This study uses a qualitative approach by collecting data through interviews with four informants who are siblings of students at Lembaga Bimbingan Individu Autistik Lentera Asa and three of their parents, also observations at the homes of each informant. The results of this study indicate that the problems experienced by all informants are the emergence of emotions in adolescents and responsibility for siblings with ASD. Meanwhile, other problems that are also experienced are the differences in treatment from parents, limited relationships with the environment, also teenagers feel uncomfortable because the siblings with ASD are in a period of sexual development. Adolescents who experienced the fewest problems were informant H who was the farthest in age from siblings with ASD. Of the seven dimensions of resilience, all informants developed relatively well on the dimensions of emotion regulation, causal analysis and empathy. Then, the impulse control dimension still has to be developed in informant F. Meanwhile, informant Z still has to develop resilience skills in the dimensions of optimism, self-efficacy, and reaching out. Based on the results of the research, there are several recommendations which include (1.) For Lembaga Bimbingan Individu Autistik Lentera Asa, it can be a reference for continuing the Sibling & support system program up to the implementation stage and become the basis of the topic in the annual parent-student forum; (2.) For adolescents who have siblings with ASD, to develop resilience in each of them by deepening information on related topic through various sources, joining a support community, also asking for help when doing things that have a negative risk; (3.) For parents, it is better to help adolescents develop their resilience by getting closer to themselves, studying family issues with ASD, and helping adolescents to access professional help if needed; and (4.) For further research, it can examine the sources of resilience in families with ASD and also examine the impact of sexual development of people with ASD on other family members.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Nisa`il Jannah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara sibling relationship dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9 SMP. Pengukuran sibling relationship dilakukan dengan alat ukur Lifespan Sibling Relationship Scale milik Riggio yang dimodifikasi oleh Mirah 2014. Pengukuran adaptabilitas karir menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale milik Savickas Porfeli 2012. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product momen. Partisipan penelitian ini berjumlah 291 orang yang merupakan siswa kelas 9 SMP Negeri di Depok dan Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara sibling relationship dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9 SMP r=0,294 dan p. ......This research was conducted to get the correlation between sibling relationships and career adaptability upon 9th grade junior high school students. The sibling relationships were measured by using Lifespan Sibling Relationship Scale which is constructed by Riggio and then modified by Mirah 2014. Meanwhile, the career adaptability was measured by using Career Adapt Abilities Scale modified by Savickas and Profeli 2012. This is research using pearson product moment correlation. There were 291 participants of this research who were 9th grade junior high school students in Depok and Jakarta. The research shows that there are positive and significant relations between sibling relationship and career adaptability in 9th grade junior high school students r 0,294 and p.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Nabila Anjani
Abstrak :
Theory of mind (ToM) adalah kemampuan individu memahami keadaan mental diri dan orang lain yang berkaitan dengan tingkah laku prososial anak. Penelitian mengenai ToM banyak dihubungkan dengan kemampuan bahasa sebab bahasa berperan sebagai kognisi sosial. Penelitian lainnya melihat faktor saudara kandung juga diduga dapat memengaruhi ToM anak. Saudara kandung dapat menjadi sosok sebaya dalam berinteraksi, memahami intensitas emosi satu sama lain, dan membantu dalam pemahaman sosial-kognitif. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan bahasa dengan ToM (Bigelow et al., 2021) dan mengaitkan saudara kandung dengan ToM (Leblanc et al., 2017; Zhang et al., 2021; Hou et al., 2022), tetapi hasil penelitian bervariasi. Penelitian-penelitian tersebut menduga saudara kandung dapat menjadi teman berinteraksi sosial anak dan dapat menguatkan atau justru melemahkan kemampuan bahasa anak yang nantinya memengaruhi ToM-nya. Penelitian ini pun dilakukan atas dasar tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian korelatif dengan pengujian analisis regresi linear sederhana untuk melihat hubungan antara kemampuan bahasa dan ToM dan simple moderation berbasis regresi dengan bootstrapping untuk melihat peran saudara kandung terhadap hubungan kemampuan bahasa dan ToM anak. Partisipan penelitian merupakan 117 anak berusia 4–7 tahun di Jabodetabek yang diperoleh melalui convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran saudara kandung diketahui memoderasi (menguatkan pengaruh) kemampuan bahasa terhadap ToM secara signifikan (b = 0,19, SE = 0,07, t = 2,45, p = 0,01, 95% confidence interval [CI] [0,03, 0,35]). Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meninjau interaksi ketiga variabel ini dalam partisipan dari disadvantage family, melihat secara spesifik aspek saudara kandung, serta melihat bentuk kualitas interaksi saudara kandung dengan anak. ......Theory of mind (ToM) is the ability of an individual to understand the mental states of oneself and others, which is related to children's prosocial behavior. Research on ToM was often linked to language abilities, as language played a role in social cognition. Other studies explored the impact of sibling factors on children's ToM. Siblings could serve as peers in interaction, understanding each other's emotional intensity, and contributing to social-cognitive understanding. Previous research had associated language with ToM (Bigelow et al., 2021) and linked siblings to ToM (Leblanc et al., 2017; Zhang et al., 2021; Hou et al., 2022), but research findings varied. These studies suggested that siblings could become social interaction companions for children and might either strengthen or weaken a child's language abilities, subsequently influencing their ToM. This research was conducted on this basis. This study was correlational, employing simple linear regression analysis to examine the relationship between language ability and ToM. Additionally, simple regression-based moderation with bootstrapping was performed to observe the role of siblings in the relationship between language ability and children's ToM. The research participants were 117 children aged 4–7 years in Jabodetabek obtained through convenience sampling. The results indicated that the presence of siblings significantly moderated (strengthened the influence of) language ability on ToM (b = 0,19, SE = 0,07, t = 2,45, p = 0,01, 95% confidence interval [CI] [0,03, 0,35]). Further research was needed to examine the interaction of these three variables in participants from disadvantaged families, specifically looking at aspects of siblings, and assessing the quality of sibling interactions with the child.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library