Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodd, E.F.
London : Macmillan, 1956
822.33 DOD t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Doren, Mark van
New York: Doubleday , 1955
822.33 DOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
Ringwood: Penguin Books, 1970
822.33 SHA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Catur Prasetyohadi
Abstrak :
This article uses concepts of magical realism by Wendy B. Faris to analyze Shakespeare's A Midsummer Night's Dream. We analyze elements of magical realism of the work in mapping discourses between the text and the real life. The chosen material object that published earlier than the theory we chose make this work contributes to describe the trace of the civilization development; event of in-betweeness of human consciousness. However, we have found that A Midsummer Night’s Dream is only a magical realism-like mode, since realism is dominant in the text as the trace of modernity. Meanwhile, the characteristics of Magical Realism that is postulated by Faris is in-between realism and fantasy as a trace of transition era; modern to postmodern.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parrott, Thomas Marc
New York: Charles Scribner's Sons, 1955
822.33 PAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
London Everyman Library 1996,
^LR 822.33 Sha r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rachmi
Abstrak :
ABSTRAK
Soneta-soneta William Shakespeare membahas berbagai tema. Tetapi ada satu hal yang mendasari sebagian besar soneta-sonetanya. Dalam hampir semua soneta-sonetanya, Shakespeare tidak pernah melepaskan tema dasarnya, yakni waktu dan pengaruhnya pada manusia serta ketidakberdayaan manusia dalam menghadapinya. Tujuan skripsi ini adalah untuk meneliti bagaimana Shakespeare menggunakan citraan melalui majas-majas untuk mengungkapkan keresahan, ketakutan dan kegelisahannya dalam menghadapi perjalanan waktu, dengan maksud agar diketahui konsep Shakespeare tentang waktu. Penelitian ini mengambil pendekatan intrinsik, yakni membahas soneta-soneta Shakespeare berdasarkan unsur-unsur dalam soneta itu sendiri, dengan menggunakan analisa deskriptif.

Dari 154 soneta Shakespeare, penelitian ini hanya membahas lima buah soneta saja, sebab dalam kelima soneta ini Shakespeare mengangkat tema waktu sebagai pembicaraan utama. Kelima soneta itu adalah soneta 5, 19, 60, 115, dan 123.

Dalam puisi, kata-kata memiliki peran sangat penting. la berperan sebagai penghubung antara pembaca dengan dunia intuisi penyair, dan yang utama adalah sebagai objek yang mendukung imaji. Dan dalam puisi, imaji merupakan salah satu alat yang penting, disamping simbol, majas atau kiasan, dan paradoks, yang digunakan seorang penyair untuk.mengemukakan gagasannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Shakespeare, dalam kelima sonetanya, menggunakan keempat alat pembentuk puisi di atas. la tidak menerapkannya secara terpisah, melainkan menjalin keempat unsur di atas sedemikian rupa sehingga keempatnya saling menunjang dalam menampilkan citra Waktu. Shakespeare banyak menggunakan majas metafora dan personifikasi yang saling terpaut. Selain itu, pilihan kata (diksi) Shakespeare menghasilkan pula paradoks dan ironi. Tapi majas utama yang mendasari soneta-sonetanya adalah majas simbol.

Dari penelitian penggunaan keempat alat pembentuk puisi oleh Shakespeare, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat empat citra Waktu yang utama dalam soneta-soneta Shakespeare. Pertama, Waktu sebagai suatu kekuatan yang tidak pernah berhenti bergerak. Kedua --dan ini merupakan ciri Waktu yang dominan -- Waktu sebagai seseorang yang dengan kejam merusak segala sesuatu di alam ini. Ketiga, Waktu berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi tanpa ada yang dapat melawannya. Dan keempat adalah citra Waktu yang sangat dekat dengan Kematian.

Dari kesimpulan di atas tampak bahwa Shakespeare memiliki suatu konsep tentang Waktu. Namun perlu diingat bahwa konsepnya ini ia ungkapkan melalui citraan, simbol serta majas-majas perbandingan yang ia gunakan, dan konsep ini tidak dinyatakan dengan jelas dan terumus dalam satu soneta saja, melainkan saling menunjang antara satu soneta dengan soneta lainnya.
1989
S14153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Diah Kusumawati
Abstrak :
Latar belakang penulis memilih judul tersebut adalah keingintahuan penulis atas kegagalan tokoh utama sebagai individu usia tua. Kegagalan bagi individu usia tua bagi kebanyakan manusia sering dikaitkan dengan kebijaksanaan. Dalam skripsi ini penulis ingin mencari tahu penyebab kegagalan tokoh utama selain faktor tersebut. Untuk mencari tahu kegagalan tersebut, penulis mengambil teori psikososial Erik. H. Erickson. Di dalam Teori Perkembangan Psikososial Manusia, Erik . H. Erickson mengatakan bahwa manusia mempunyai delapan tahap perkembangan yang harus dilalui dalam hidupnya. Kedelapan tahapan tersebut adalah tahap infant atau bayi, tahap anal muscular, tahap genital locomotor atau bermain, tahap latency atau sekolah, tahap remaja, tahap dewasa awal, tahap dewasa pertengahan, dan tahap dewasa akhir atau masa tua. Di setiap tahapnya, manusia mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Jika tugas tersebut tidak dilaksanakan, maka individu tersebut telah gagal melewati suatu tahap. Misalnya, individu usia tua mempunyai tugas mencapai integritas ego dalam tahap masa tua. Jika individu usia tua tidak mencapai integritas ego, maka dia akan dikatakan sebagai individu usia tua yang gagal. Oleh karena itu, penulis juga mencari tahu integritas ego dari tokoh utama yang berkaitan dengan faktor-faktor kegagalannya. Untuk mengetahui Raja Lear termasuk ke dalam kategori individu usia tua yang gagal atau berhasil, penulis menggunakan acuan Teori Perkembangan Manusia Hamachek. Teori Hamachek adalah teori psikososial perpanjangan dari teori Erik. H Erickson. Dalam teori tersebut, Hamachek membuat faktor-faktor yang menyebabkan seorang individu dikatakan gagal atau berhasil di satu tahap. Di tahap masa tua, Hamachek mengatakan keberhasilan individu usia tua ditentukan dengan adanya kualitas ego negatif, sikap bertanggungjawab, penerimaan kenyataan, penerimaan kematian, tidak mudah tertekan, beapresiasi terhadap kehidupan, optimistis, penyatuan dengan kehidupan dan kebijaksanaan. Penulis menganalisis bahwa penyebab kegagalan Raja Lear sebagai individu usia tua adalah adanya kualitas ego negatif seperti ketidakpercayaan, kebingungan identitas, rasa malu, rasa bersalah, dan inferioritas di dalam diri Raja Lear. Selanjutnya, pandangan Raja Lear terhadap kehidupan dan kematian juga negatif. Kematian bagi Raja Lear dianggap sebagai suatu beban yang berat. Sedangkan, sikap emosional Raja Lear menyebabkan dia mudah stress, putus asa, dan kecewa dalam tahap masa tuanya. Sikap kecewa tersebut menyebabkan Raja Lear berada dalam fase menyalahkan yang membuatnya bersikap tidak bijaksana. Analisis keseluruhan terhadap Raja Lear tersebut menunjukkan bahwa Raja Lear adalah individu usia tua yang telah gagal dalam tahap masa tuanya.Konsep
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dickens, Charles, 1812-1870
Hertfordshire: Wordsworth, 1994
808.33 Dic a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shakespeare, William, 1564-1616
London: Everyman's Library, 1996
822.33 SHA c I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>