David Christian Senewe
Abstrak :
Hadirnya media sosial di era digital saat ini telah memberikan kita berbagai kecanggihan dan kemudahan. Namun, itu tidak memberi kita ruang untuk menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan di era digital ini merupakan banalitas keseharian yang inotentik. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menyingkap banalitas keseharian yang ditunjukkan dalam penggunaan media sosial, yang dianalisis menggunakan perspektif filosofis dari Martin Heidegger. Perspektif Heidegger terkait Dasein dalam pembacaanya sebagai Digi-sein di dunia digital menunjukkan adanya permasalahan eksistensial dalam bentuk modus keberadaan inotentik manusia yang ditunjukkan oleh kelupaan akan eksistensi diri, larut dalam cara berada orang-orang lain, dikontrol oleh waktu objektif, dan mengobjekkan juga diobjekkan oleh teknologi. Untuk membebaskan diri dari hal tersebut, Heidegger menawarkan sikap otentik dan kesadaran reflektif yang ditunjukkan oleh pengambilan jarak, mencandra keseharian, dan sikap merelakan dengan tetap fokus pada eksistensi diri dan tetap waspada akan banalitas keseharian serta sifat destruktif teknologi.
......The presence of social media in the current digital era has given us various sophistications and conveniences. However, this does not give us space to realize that the activities carried out in this digital era are an inauthentic everyday banality. Therefore, the author aims to reveal the everyday banality shown in the use of social media, which is analyzed using the philosophical perspective of Martin Heidegger. Heidegger's perspective regarding Dasein in its reading as Digi-sein in the digital world shows the existential problems in the form of humans' inauthentic mode of existence which is shown by forgetting one's own existence, being dissolved in other people's ways of being, being controlled by objective time, and objectifying also being objectified by technology. To free oneself from this, Heidegger offers an authentic attitude and reflective awareness which is shown by taking distance, taking everyday life into account, and an attitude of letting go by remaining focused on self-existence and remaining alert to the banality of everyday life and the destructive nature of technology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library