Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dibyo Susanto
Abstrak :
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Geofisika pada umumnya dan ilmu Seismologi pada khususnya tidak dapat lepas dari kemampuan alat ukur yang diperlukan sehingga untuk menunjang kemajuan ilmu tersebut maka perkembangan instrumentasi seismologi mutlak diperlukan, bahkan dalam hal ini menjadi pemicu secara imbal balik dimana kemajuan dalam bidang instrumentasi memicu kemajuan ilmu seismologi atau demikian sebaliknya. Instrumentasi yang dibuat untuk mendeteksi getaran gempabumi telah mengalami beberapa tahap perubahan dan perkembangan, dikenal dengan nama seismograph, pada awalnya hanya dipakai untuk mencatat adanya getaran yang timbul karena adanya gerakan-gerakan dari lapisan bumi sedangkan bentuk tampilannya sangat sederhana sebagai instrumentasi yang bersifat konvensional dan analog, sedangkan TDS-303S merupakan instrumen yang merepresentasikan perkembangan alat ukur modern berbasis digital dengan berbagai macam aplikasi untuk penyajian data kegempaan ( Seismisitas ) dan pemroses data hingga menghasilkan parameter-parameter gempabumi seperti magnitude, epicenter, kedalaman gempabumi dan lain-lain. Penggunaan seismograph TDS-303S dalam pengukuran seismisitas yang dilakukan di Jogyakarta memberikan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan dimana hasil analisa data mengindikasikan lokasi yang sesuai dengan fakta di lapangan yang merupakan jalur patahan sedangkan nilai rata-rata kesalahan adalah 0,5 yang menjadi nilai akurasi alat TDS-303S. ...... The development of Geophysics science particulary in the Seismology field can not be separated from the ability of gauges that necessary to support the advancement of the science of seismology . Instrumentation development is absolutely necessary, even in this case, which lead to advances in the advancement in the science of seismology or vice versa. Instrumentation that designed to detect earthquake vibrations untill now has undergone several stages of change and development. Instrumentation in seismology that called seismograph, at the begining was used only to make recording the movement of the earthsphere and the displayed in simply graph as records while the appearence was very simple as the conventional instrumentation and analog, while recently., TDS-303S is an instrument that represents the development of modern measuring devices based on digital with a wide range of applications for the presentation of seismic data (seismicity) and processing datas to generate the earthquake parameters such as earthquake magnitude, epicenter, depth of earthquakes and others. The use of TDS-303S seismograph in seismicity measurements conducted in Yogyakarta provide results that can be justified where the location of the data analysis indicated in accordance with the facts that the epicenters lied on the fault line, while the average error is 0.5 that can be determined as the value of the accuracy of the TDS -303S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Bhudy Prabowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benyamin Heryanto Rusanto
Abstrak :
Seismometer mempunyai karakteristik seperti frekuensi natural, konstanta damping, bandwidth frekuensi dan sensitivitas. Nilai dari besaran-besaran tersebut berpengaruh dalam pengolahan data seismik, terutama parameter gempa bumi seperti magnitudo, olah karena itu diperlukan kalibrasi sehingga dihasilkan pengukuran yang valid. Kalibrasi seismometer adalah kalibrasi untuk mendapatkan nilai sensitivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai paramater seismometer yaitu sensitivitas yang tertelusur ke satuan international, dengan merancang sistem kalibrasi seismometer secara relatif maupun absolut. Perancangan sistem kalibrasi dilakukan baik secara hardware maupun software. Pada hardware dirancang sistem low noise digitizer dengan ADC beresolusi 16 bit, sedangkan untuk pengolahan dan analisa data kalibrasi digunakan software builder LabVIEW. Dari data hasil kalibrasi tiga lokasi yang berbeda, kalibrasi relatif menggunakan signal sinus 1 Hz di dapat bahwa sensitivitas seismometer TDV-23S mempunyai nilai sebesar 1217,28 ± 3,42 V/m/s atau 0,25 % untuk nilai ketidakpastiannya pada setiap komponen dan nilai konstanta damping 0,49. ...... Seismometers have characteristics, such as natural frequencies, damping constants, frequencies bandwidth, and sensitivities. The values of the characteristics have very influential in determine of earthquake magnitude. Therefore, calibration of seismometers is needed to obtain validated measurement. This research is aimed to design calibration system either relative or absolute, in order to obtain the sensitivity value that traceable to international units. The calibration system design is done in hardware and software. On the hardware, is designed low noise digitizer system with 16 bit resolution, for the processing and calibration data analysis is used LabVIEW Software Builder. The calibration test data from this research are seismic signals which are recorded from three different locations. Results from testing on the entire seismic signals show that relative calibration which is used sine signal of 1 Hz, gives 1217,28 ±3,42 V/m/s sensitivity of TDV-23S seismometer is obtained, or uncertainty of each component of 0,25% and the damping constant of 0.49.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
Abstrak :
Pemeliharaan prediktif pada stasiun pengamatan gempa bumi dan tsunami menjadi sangat penting sebagai kualitas kontrol atau pengendalian mutu. Saat ini penentuan kualitas stasiun pengamatan gempa bumi dan tsunami dilakukan secara pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif dimana seorang pakar akan melakukan pemeliharaan secara berkala ataupun melakukan pemeliharaan apabila keadaan stasiun pengamatan gempa bumi dan tsunami mengalami kerusakan total. Pada penelitian ini pemeliharaan prediktif dilakukan pada seismometer dua stasiun yang berdekatan dengan menganalisis dalam domain frekuensi. Data yang digunakan adalah sinyal seismik pada rekaman seismometer tiga komponen (North-South, East-West, Z-Vertical) pada jaringan stasiun pengamatan gempa bumi dan tsunami. Rancangan penelitian ini yaitu rekaman sinyal seismik pada dua stasiun diubah dalam domain frekuensi menjadi power spectral density kemudian dilakukan cross spectral density dan mendapatkan nilai koherensi dari cross spectral density. Kemudian nilai tersebut menjadi feature untuk machine learning dan label untuk machine learning diberikan oleh pakar dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Evaluasi dengan model machine learning berbasis data koherensi cross spectral density pada fault detection seismometer berdasarkan machine learning yang dipakai adalah random forest dan xgboost dengan memiliki akurasi 0,89 dan 0,91. Selain itu, waktu training untuk permodelan xgboost lebih cepat daripada random forest. ......Predictive maintenance of earthquake and tsunami observation stations is very important for quality control. Currently, the determination of the quality of earthquake and tsunami observation stations is carried out by preventive maintenance and corrective maintenance, where an expert will perform regular maintenance or perform maintenance if the earthquake and tsunami observation station is completely damaged. In this research, predictive maintenance is carried out on the seismometers of two adjacent stations by analyzing in the frequency domain. The data used are seismic signals in three-component seismometer recordings (North-South, East-West, Z-Vertical) in the earthquake and tsunami observation station network. The design of this research is that seismic signal recordings at two stations are converted in the frequency domain into power spectral density, then cross spectral density is carried out and the coherence value of the cross spectral density is obtained. Then the value becomes a feature for machine learning and the label for machine learning is given by experts from the Meteorology Climatology and Geophysics Agency. Evaluation with machine learning models based on cross spectral density coherence data on seismometer fault detection based on machine learning used is random forest and xgboost with an accuracy of 0.89 and 0.91. In addition, the training time for xgboost modeling is faster than random forest.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giusti, Gary G.
New York: TAB Books, 1995
551.22 GIU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library